Menulis
adalah pemecahan masalah (Hyland, 2009:80).
Perkataaan Ken Hyland tersebut kaitannya dengan tugas membuat sebuah
argumenatatif esai adalah dimana mahasiswa terkadang atau bahkan sering merasa bingung
tentang “Finish line” atau target akhirnya.
Jadi setiap permasalahan
yang berhasil kita selesaikan akan melatih kita dalam menyelesaikan masalah berikutnya
dengan lebih sempurna. Tulisan memang tidak ada yang sempurna, maka
fungsi dari menulis dapat dikatakan sebagai pedoman untuk menyempurnakan
tulisan yang selanjutnya. Itulah yang
dimaksud menulis sebagai sebuah pemecahan masalah.
Menulis adalah generatif (dapat mereproduksi) (Hyland,
2009:80). Menulis memang mustahil tanpa
adanya sebuah ide. Bahkan menulis akan
memunculkan sebuah ide dan ide tersebutlah yang kemudian akan dieksplorasi
lebih mendalam sehingga menjadi sebuah tulisan.
Pengalaman penulis pribadi ketika ide awal sebelum proses menulis
didapatkan akan tetapi kemudian ide tersebut tertutupi dengan ide yang lebih
menarik ketika proses menulis dilakukan itu adalah bukti ide akan muncul dengan
sendirinya asalkan jara-jemari tidak pernah bosan menggoyangkan pena di atas
kertas.
Menulis adalah rekursif, yaitu penulis terus-menerus meninjau
dan memodifikasi teks-teks mereka (Hyland, 2009:80). Dalam paaragraf sebelumnya yang menyebutkan
bahwa menulis adalah sebagai sesuatu yang bersifat generate, yaitu ide muncul
dan lalu di eksplorasi, maka menulis sebagi rekursif adalah langkah selanjutnya. Langkah rekursif lebih pantas disebut sebagai
langkah mengeksekusi ide-ide yang bermunculan tersebut. Meskipun teks tidak ada kesempurnaan, akan
tetapi setiap penulis akan berusaha semaksimal mungkin guna mendapatkan tulisan
yang sesuai harapannya. Maka tidak aneh
menulis adalah rekursif.
Menulis adalah kolaborasi (Hyland, 2009:80). Tidak akan ada kendaraan bermotor jika tidak
ada bahan bakarnya dan tidak ada bahan bakar jika tidak ada kendaraan
bermotornya. Ilustrasi tersbut selaras
dengan apa yang dikatan Hyland bahwa menulis tidak akan bisa berdiri sendiri,
itu semunya membutuhkan sebuah kolaborasi.
Kolaborasi tersebut salah satu yang paling utama adalah dengan reading
(membaca). Hal ini dikarenakan menulis
akan Nampak mustahil tanpa adanya ide-ide dan pengetahuan. Pengetahuan tersebut akan berkelas ketika
mengetahui berbagai macam sumber dengan membaca tentunya.
Menulis adalah sesuatu yang membawa perkembangan, penulis
tidak harus dievaluasi hanya pada produk akhir mereka, tetapi pada perbaikan
yang mereka dapatkan (Hyland, 2009:80).
Memang benar sekali pendapat Hyland ini, karena setiap individu memiliki
keahlian yang berbeda yang pastinya di pengaruhi oleh faktaor-faktor yang
berbeda pula, seperti lingkungan, keluarga, teman, dan bahkan riwayat
pendidikannya. Jadi proses menulis
adalah perbaikan dari waktu ke waktu, maka dari itu penilaian harusnya ditilik
dari tingkat perbaikannya. Seperti
contoh Budi berada di tingkat B dan Rino berada di tingkat C. Kemudian ada sebuah kelas writing dan Rino
akhirnya dapat meningkat pada level B sedangkan Budi tetap di level B tanpa
kemajuan. Maka Rino lah yang mendapat
nilai tertinggi sesungguhnya.
Selanjutnya
akan ada sedikit penjelasan mengenai Papua terutama Freeport itu sendiri. PT
Freeport Indonesia sudah mengajukan perpanjangan kontrak di Indonesia. Kontrak
perusahaan tambang raksasa asal Amerika Serikat (AS) ini akan habis pada tahun
2021. Namun pemerintahan Indonesia menolak permintaan tersebut karena
perpanjangan kontrak baru dapat dilakukan pada tahun 2019 nanti. Sesuatu yang harus digarisbawahi adalah
Indonesia hanya mendapatkan sedikit income dari perusahaan yang tiap tahun
mendapatkan lebih dari jutaan US Dollars ini.
Indonesia hanya mendapatkan 5% saja.
Sungguh mengkhawatirkan. Jadi mungkin
nasionalisasi adalah jalan dimana Indonesia dapat mendapatkan income besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic