CRITICAL
REVIEW
Sebuah
artikel yang berjudul “Speaking Truth to Power with
Books” yang ditulis oleh Howard
Zinn adalah sebuah artikel yang membahas bahwa menulis merupakan suatu kegiatan
yang dapat merubah dunia. Dengan sebuah tulisan, kita dapat merubah pemikiran
masyarakat. Buku merupakan sumber ilmu pengetahuan, barang siapa yang gemar
membaca buku maka dia pun akan mendapatkan pengetahuan yang luas tentang suatu
ilmu pengetahuan tersebut. Tujuan dari artikel tersebut adalah jika dengan
menulis dan banyak membaca berbagai buku, seorang individu akan mampu menjadikan buku sebagai akses untuk mengubah hidup seseorang dengan mengubah kesadaran
individu tersebut. Kesadaran masyarakat akan menulis dan membaca buku itu akan memiliki efek pada perubahan
dunia.
Tulisan
yang baik itu seperti okestra. Tiap tanda baca memainkan nada dan ritme. Tiap kata
disusun seperti nada yang saling melengkapi. Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan
menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai
(Tarigan, 1986:15). Menurut Djago Tarigan menulis berarti mengekpresikan secara
tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan (Sumarno, 2009:5).
Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008:141) menulis merupakan keterampilan
yang sukar dan kompleks. M. Atar Semi (2007:14) dalam bukunya mengungkapkan
pengertian menulis adalah suatu
proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan
Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif
produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa. Berdasarkan pendapat tersebut,
dapat dipahami bahwa menulis merupakan
kegiatan berupa penuangan ide/gagasan dalam bentuk tulisan sehingga dapat
dibaca dan dipahami oleh si pembaca. Dengan menulis,
seseorang dapat mengabadikan pengetahuannya melalui sebuah tulisan.
Buku adalah kumpulan kertas
atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan
berisi tulisan
atau gambar.
Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Membaca adalah suatu cara untuk
mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.
Membaca melibatkan pengenalan simbol
yang menyusun sebuah bahasa.
Membaca dan mendengar
adalah dua cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat
dari membaca dapat termasuk hiburan,
khususnya saat membaca cerita fiksi
atau humor.
Membaca adalah modal menulis, seperti dikatakan Pater Bolsius (dosen Belanda), “If you don’t read, you don’t write” (Jika engkau
tidak [punya kebiasaan] membaca, engkau tidak bisa menulis). Seorang penyair
Inggris juga pernah berujar, “One learns to write by
reading good books, as one learns to talk by hearing good talkers”. (Seorang belajar menulis dengan membaca buku-buku
yang baik, seperti halnya dia belajar bicara dengan mendengarkan pembicara yang
baik). . Prof. Robert Pinckert (Guru Besar PT di AS) mengatakan, “Writing is thinking. If you can’t think you can’t write.
Learning to write is learning to think”. (Menulis
adalah berpikir. Kalau Anda tidak berpikir, Anda tidak bisa menulis. Belajar
menulis berarti belajar berpikir).
Dibandingkan berbicara,
menyimak, maupun membaca, menulis memang memiliki kelebihan tersendiri. Dengan
menulis, seseorang dapat mengungkapkan sesuatu yang tak terucapkan,
mencerminkan kedalaman pikiran, dapat dibaca berulang-ulang, mudah diduplikasi,
berdaya sebar tinggi, dan abadi melampui zaman. Melihat hal-hal yang bisa
dilakukan dengan menulis, seorang penulis dapat meraih manfaat dalam kegiatan
menulis ini, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
1. Melatih
kemampuan berpikir. Otak ibarat sebuah pedang, semakin diasah akan semakin
tajam. Kebalikannya jika tidak diasah, juga akan tumpul. Apakah alat yang
efektif untuk mengasah otak? jawabannya adalah membaca. Menurut Astri Novia
(2010) pilihlah satu jenis buku yang Anda sukai, apakah literature klasik, fiksi
ilmiah, atau buku pengembangan diri. Dengan cara ini otak akan bertambah kuat.
Bacalah buku sebanyak mungkin. Menurut para ahli, keuntungan dari membaca buku
dapat memberikan dampak yang menyenangkan bagi otak kita. Membaca juga membantu
meningkatkan keahlian kognitif dan meningkatkan perbendaharaan kosakata.
2. Meningkatkan
Pemahaman. Contoh nyata dari manfaat ini banyak dirasakan oleh siswa maupun
mahasiswa. Di mana membaca dapat meningkatkan pemahaman dan memori, yang semula
tidak mereka mengerti menjadi lebih jelas setalah membaca. Logika sederhana
saja, tidak mungkin siswa atau mahasiswa memahami materi pelajaran/kuliah kalau
mereka tidak membaca. Dari sini jelas bahwa membaca sangat berperan dalam
membantu seseorang untuk meningkatkan pemahamannya terhadap suatu bahan/materi
yang dipelajari.
3. Menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan. Manfaat yang satu ini mungkin sudah sering kita
dengar semenjak kita masih kecil. Kita pasti ingat berapa kali guru-guru kita
mengingatkan bahwa membaca adalah satu sarana untuk membuka cakrawala dunia.
Dengan memiliki banyak wawasan dan ilmu pengetahuan, kita akan lebih percaya
diri dalam menatap dunia. Mampu menyesuaikan diri dalam berbagai pergaulan dan
tetap bisa servive dalam menghadapi gejolak zaman.
4. Mengasah
kemampuan menulis Selain menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, memebaca juga
bisa mengasah kemampuan menulis Anda. Selain karena wawasan Anda untuk bahan
menulis semakin luas, Anda juga bisa mempelajari gaya-gaya menulis orang lain
dengan membaca tulisannya. Lewat membaca Anda bisa mendapatkan kekayaan ide
yang melimpah untuk menulis.
5. Mendukung
kemampuan berbicara di depan umum. Membaca adalah aktivitas yang akan membuka
cakrawala dan pengatahuan anda terhadap dunia. Terbatasnya jangkauan diri kita
terhadap peristiwa-peristiwa di dunia, hanya bisa dijangkau dengan membaca.
Selain mendapatkan informasi tentang berbagai peristiwa, membaca juga mampu
meningkatkan pola pikir, kreativitas dan kemampuan verbal, karena membaca akan
memperkaya kosa kata dan kekuatan kata-kata. Meningkatnya pola pikir,
kreativitas dan kemampuan verbal akan sangat mendukung dalam meningkatkan
kemampuan berbicara di depan umum.
6. Meningkatkan
Konsentrasi. Orang yang suka membaca akan memiliki otak yang lebih konsentrasi
dan fokus. Karena fokus ini, pembaca akan memiliki kemampuan untuk memiliki
perhatian penuh dan praktis dalam kehidupan. Ini juga mengembangkan
keterampilan objektivitas dan pengambilan keputusan.
7. Menjauhkan
risiko penyakit Alzheimer. Membaca benar-benar dapat langsung meningkatkan daya
ikat otak. Ketika membaca, otak akan dirangsang dan stimulasi (rangsangan)
secara teratur dapat membantu mencegah gangguan pada otak termasuk penyakit
Alzheimer. Penelitian telah menunjukkan bahwa latihan otak seperti membaca buku
atau majalah, bermain teka-teki silang, Sudoku, dan lain-lain dapat menunda
atau mencegah kehilangan memori. Menurut para peneliti, kegiatan ini merangsang
sel-sel otak dapat terhubung dan tumbuh.
8. Sarana
Refleksi dan Pengembangan Diri. Kita dapat mengetahui pemikiran seorang pengusaha
atau seorang trainer tanpa kita harus menjadi pengusaha atau trainer. Artinya
kita bisa mempelajari bagaimana cara orang lain dalam mengembangkan diri. Ini
penting bagi kita sebagai bahan pertimbangan atau pembanding sebelum kita
melakukan suatu hal.
Buku
adalah jendela dunia, membaca adalah kuncinya. Kita hanya bisa membuka jendela
dunia dengan membukanya, yakni lewat aktivitas membaca. Membaca akan menambah
pengetahuan, wawasan, dan pengalaman melebihi usia kita. Jika membaca adalah
proses membuka jendela dunia, melihat wawasan yang ada dan menjadikannya
sebagai khazanah pribadi, maka menulis adalah proses menyajikan kembali
khazanah tersebut kepada masyarakat luas. Kita bisa menggabungkan sebuah
khazanah dengan khazanah yang sudah dimiliki sebelumnya. Dengan demikian
membaca mau tidak mau adalah proses yang harus dijalani oleh orang yang
berkeinginan untuk bisa menulis. Jika selama ini kita kesulitan menulis dan
selalu berhenti pada kalimat atau paragraf pertama, bisa jadi penyebabnya
karena terlalu sedikit stok informasi yang kita miliki sebelumnya. Kita harus
menambah stok tersebut agar proses menulis menjadi lancar. Untuk dapat
mengembangkan pengetahuan kita, tentunya kita harus membaca banyak sumber buku.
Dengan begitu pengetahuan kita akan semakin bertambah luas.
Menjadi
penulis yang sukses dan mampu menghasilkan tulisan yang bagus akan bisa
mengubah dunia. Dan menjadi penulis bukan masalah bakat, karena sesungguhnya
setiap manusia bisa menulis karena asa berpikir dituangkan dalam tulisan.
Menurut Sirikit, menulis adalah medium aktualisasi diri, ekspresi, persuasi,
dakwah, membangun opini publik. Menulis itu menyembuhkan dan membebaskan hati dan
pikiran seseorang. Menulis adalah sarana kebebasan, bebas untuk melepaskan
segala yang tertahan di benak, bebas mengekspresikan apa yang kita pikirkan dan
rasakan, dan semua itu bisa dilakukan tanpa harus mengganggu orang lain. Menulis
adalah salah satu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan yang berhubungan
dengan suatu hal, atau sekadar mencurahkan perasaan. Banyak hal di sekeliling
kita yang bisa dijadikan sebuah tulisan, entah hanya berupa catatan kecil biasa
atau bahkan sampai tingkat yang lebih tinggi atau karya tulis. Sebuah tulisan
mampu menyebar dan menerjang ke segala penjuru. Sebuah tulisan ternyata sanggup
mengubah dunia, karena dari sanalah terkadang tercetus ide-ide yang menjadi
sebuah solusi bagi permasalahan-permasalahan yang ada.
Tulisan
terkadang lebih tajam dari sebuah pedang atau lebih dahsyat dari sebuah peluru.
Sebuah tulisan mampu menginspirasi siapa saja yang membacanya. Pada dasarnya, setiap orang memiliki kemampun
untuk menulis. Tanpa disadari, semua orang pasti pernah yang namanya menulis
catatan. Yang menjadi permasalahan adalah masih banyak yang mengasumsikan bahwa
menulis adalah kegiatan yang membutuhkan penalaran maupun analisis yang kuat
sehingga pikiran “menulis adalah hal yang tak mudah”
menjadi turun-temurun. Faktor-faktor tersebutlah yang menjadi penghambat
seseorang untuk berkembang atau meng-explore dirinya. Menulislah tanpa beban,
menulislah dengan perasaan senang. Karena tulisan mampu mengubah dunia. Tulisan
mampu menjadi jembatan antara kita dan orang lain yang mungkin melalui tulisan
kita lah orang-orang banyak mendapat inspirasi dan membuat perubahan-perubahan
kecil yang lambat laun dapat menjadi perubahan yang signifikan. Berikut ini
adalah para penulis-penulis yang
mengubah dunia.
1. Voltaire dan Thomas Paine: Mengkritisi kemapanan
status quo
‘Pena lebih tajam daripada pedang’. Demikian kata
Voltaire. Sang pujangga besar Perancis itu, melontarkan quotasi tersebut,
ketika Perancis masih berada dibawah cengkaraman ancienne regime, atau
masih dibawah sistim Kerajaan, yang dikuasai oleh Dinasti Bourbon. Berbeda
dengan Inggris, dimana monarki di negara pulau tersebut hanya sekedar simbol,
kekuasaan berada di tangan parlemen, dan kebebasan agama terjamin, di Perancis
pada saat itu, hal tersebut tidak ada. Voltaire, yang pernah tinggal di Inggris
selama tiga tahun, sangat mengagumi sistim demokrasi di Inggris, dan berharap
hal yang sama dapat diterapkan di Perancis. Voltaire menulis, supaya
idealismenya mengenai demokrasi dapat terealisir. Tulisan-tulisan Voltaire, seperti
l’ingenue, zadig, dan Lettres philosophiques sur les Anglais telah
berhasil menginspirasi generasi-generasi yang datang setelah dia. Tokoh-tokoh
yang terinspirasi tulisan Voltaire tersebut, yaitu D’Anton, Marat, dan
Robespierre, akhirnya menjadi tokoh sentral yang berperan dalam Revolusi
Perancis pada 14 Juli 1789, yang berhasil menumbangkan Dinasti Bourbon.
Akhirnya, Perancis menjadi republik.
2. Multatuli: Kritik terhadap praktek kolonial Belanda
Buku
‘Max Havelaar’ karangan Multatuli merupakan salah satu karya klasik dalam
kesusastraan Indonesia. Semenjak HB Jassin menterjemahkannya dari Bahasa
Belanda ke Bahasa Indonesia, karya tersebut menjadi salah satu bacaan wajib
pada Sastra Indonesia. Tulisan Multatuli di buku tersebut, yang mengkritisi
praktek tanam paksa oleh kolonial Belanda, akhirnya pernah difilmkan dan
menjadi salah satu sumber pertunjukan teater. Buku Max Havelaar, akhirnya
membuka kesadaran para borjuasi Eropa (terutama Belanda), bahwa kekayaan dan
kemakmuran yang selama ini mereka nikmati adalah merupakan hasil darah dan
keringat dari bangsa jajahan mereka. Akhirnya, buku tersebut menginspirasi para
politisi Belanda untuk menggulirkan politik etis, dimana dilakukan semacam
‘balas jasa’ terhadap Indonesia, atas penjajahan yang mereka lalukan selama
ini. Balas jasa tersebut, diantaranya adalah akses terhadap pendidikan.
Alhasil, menurut Pramoedya Ananta Toer, Max Havelaar adalah buku yang berhasil
menghancurkan kolonialisme.
Di
era informasi sekarang ini, menulis sudah memiliki media yang sangat berbeda
dibandingkan di masa Voltaire, Thomas Paine, atau Multatuli. Imperialisme
klasik eropa sudah lama berakhir, dan masalah baru, seperti kesenjangan
digital, dan kesenjangan negara kaya-miskin, muncul menghiasi media. Media online,
sudah mulai menjadi populer. Bahkan media cetak konvensional akhirnya
mengembangkan versi on line dari media mereka. Namun, semangat yang mendasari
profesi menulis tersebut masihlah sama. Seorang penulis, diharapkan untuk
kritis. Kehebatan seorang penulis, bukan terletak pada popularitasnya, namun
lebih pada kekritisan dia, untuk menggali momen yang dapat mengarah pada
perubahan komunitas dimana dia hidup. Penulis sekaliber Voltaire, Paine, atau
Multatuli sama sekali tidak peduli, apakah karya mereka akan laku secara komersial
atau tidak. Yang paling penting, dan ini yang selalu menjadi harapan mereka,
adalah karya-karya tersebut selalu dapat menjadi bahan pertimbangan dan
inspirasi bagi komunitas mereka maupun generasi sesudah mereka, untuk
mengkatalisis suatu perubahan sosial atau budaya, menuju hari esok yang lebih
baik.
Cochran (1991:16)
menjelaskan bahwa pemahaman literal mencakuprincian yang terdapat teks, rujukan
kata ganti, dan urutan peristiwa dalam cerita.Pemahaman literal dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu kemampuanmengenali kembali dan mengingat kembali informasi
yang dinyatakan secaraeksplisit dalam teks. Kemampuan mengenali kembali
(recognition) adalahkemampuan mengidentifikasi atau menunjukkan informasi yang
dinyatakansecara eksplisit dalam teks. Kemampuan ini mencakup beberapa hal,
yaitu:mengenali kembali rincian-rincian, ide-ide utama, urutan,
perbandingan,hubungan sebab-akibat, dan karakter tokoh yang dinyatakan secara
eksplisitdalam teks. Selanjutnya, kemampuan mengingat kembali adalah
kemampuanmengingat kembali informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam
teks. Kemampuan ini mencakup: mengingat kembali rincian, ide utama, suatu
urutan, perbandingan, hubungan sebab-akibat, dan karakter tokoh yang
dinyatakan secara eksplisit dalam teks.
Pemahaman literal
menuntut kemampuan ingatan tentang hal-hal tertulis dalam teks.Tingkat
pemahaman yang kedua adalah pemahaman interpretatif, yang menurut Hafni (1981)
dan Tollefson (1989) sebagai pemahaman reorganisasi dan inferensial. Pemahaman
interpretatif adalah pemahaman makna antar kalimat ataumakna tersirat atau
penarikan kesimpulan teks. Pemahaman interpretatif merupakan proses
memperoleh gagasan-gagasan yang diimplikasikan oleh teks, bukan yang bisa
langsung ditemukan dalam teks.
Membaca dan menulis
merupakan dua hal yang saling berhubungan antara satu sama lain. Karena sebelum
seorang mampu untuk menulis, tentu saja seseorang tersebut harus bisa menjadi
seorang pembaca kritis. Berikut ini manfaat
membaca bagi keterampilan menulis. Begitu besar manfaat membaca untuk
mengasah keterampilan menulis seseorang.
a) Membaca
memperluas wawasan.
b) Membaca
membantu melihat sudut pandang yang berbeda.
c) Membaca
membantu kita belajar teknik menulis yang dipakai oleh orang yang lebih
berpengalaman.
d) Membaca
membuat ide kita melimpah.
e) Membaca
menjadikan otak dan pikiran kita aktif.
f) Membaca
merangsang terbentuknya informasi baru di sistem daya ingat yang siap dipanggil
kapan saja.
g) Membaca
membuat jalan pikiran kita menjadi lebih lentur.
h) Membaca
memperkaya kosa kata, pilihan kalimat, dan cara penyajian yang bisa kita pakai
dalam menulis.
i)
Membaca membuat kita mampu menganalisa,
menghubungkan informasi yang terserak, dan melihat benang merah dari sebuah
persoalan.
j)
Membaca membuat kita punya bahan yang
banyak untuk menuliskannya kembali.
Sebuah
kata bijak mengatakan, “Bangsa besar adalah bangsa
yang menulis”. Berdasarkan kata bijak
tersebut tampaknya bangsa Indonesia cukup sulit untuk menjadi bangsa besar. Hal
ini dapat dilihat dari budaya tulis (writing culture) bangsa Indonesia
yang sangat rendah. “Kehidupan
membaca dan menulis merupakan salah satu dari banyak cara untuk mengembangkan
intelektual, tetapi di masa lampau kita mempunyai raksasa – raksasa intelektual
yang tidak dapat membaca”. “Pendidikan membaca dan menulis harus mengikuti pendidikan
tangan, salah satu pemberian yang secara nyata membedakan manusia dan binatang.
Adalah takhayul berpikir bahwa pembangunan manusia terlengkap mustahil
dilakukan tanpa pengetahuan seni membaca dan menulis. Pengetahuan itu tidak
diragukan lagi menambah keanggunan pada kehidupan, tetapi tidak mutlak
dibutuhkan bagi moral, fisik atau pertumbuhan jasmani seseorang” (Mahatma
Ghandhi).
Ketika
Howard Zinn menulis sesuatu
tentang Christopher Columbus dalam bukunya, Howard mulai mendapatkan surat dari seluruh negeri . Howard menemukan bahwa sebagian besar surat
ditangani dengan bab pertama buku , yang tentu saja membuat Howard
sangat curiga. Dia menolak untuk menerima
atau percaya bahwa orang hanya membaca bab pertama. Sebaliknya , dia menyimpulkan bahwa semua surat tentang bab pertama karena itu adalah menjengkelkan
untuk mereka yang dibesarkan di Amerika Serikat yang
belajar tentang Columbus pahlawan, Columbus penemu besar, Columbus pembaca Alkitab
yang saleh. Untuk membaca tentang Columbus sebagai pembunuh, penyiksa, penculik, seorang
mutilator orang pribumi, munafik, orang yang tamak
mencari emas, bersedia untuk membunuh orang dan mencincang orang itu mengejutkan.
Christopher Columbus lahir di Genoa ( terletak di Italia
saat ini ) pada tahun 1451 untuk Domenico Colombo, kelas menengah wol -
penenun, dan Susanna Fontanarossa. Meskipun sedikit yang diketahui tentang masa kecilnya,
jelas bahwa ia terdidik karena ia mampu berbicara beberapa bahasa sebagai orang
dewasa dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang sastra klasik. Selain itu,
ia mempelajari karya-karya Ptolemy dan Marinus untuk beberapa nama.
Christopher Columbus dikenal sebagai penemu benua Amerika dan dipandang sebagai
pahlawan eksplorasi abad pertengahan oleh banyak sejarawan masa kini. Namun banyak
buku teks gagal mengungkapkan berbagai fakta bahwa ia adalah seorang maniak
genosida yang mencetuskan apa yang mungkin menjadi kasus terburuk genosida yang
dilakukan satu bangsa manusia terhadap bangsa yang lain.
Terobsesi
menemukan rute perjalanan laut ke Asia dan Timur Jauh, Columbus dengan kapal
'Enterprise Hindia' pada tahun 1492 berlayar ke laut lepas, dengan dukungan
keuangan dari Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari Spanyol. Namun, bukannya
menemukan daerah perdagangan kaya di Timur, Columbus dan krunya menemukan Dunia
Baru yaitu Amerika, dan segera mulai menundukkan dan membunuh penduduk setempat
dan menghapus kekayaan besar dari tanah tersebut. Sebuah koloni kecil segera
didirikan di Hispaniola yang terdiri dari tiga puluh sembilan krunya, sisanya
kembali ke Spanyol dengan Columbus bersama dengan emas, rempah-rempah dan
penduduk asli diambil sebagai budak untuk diberikan sebagai hadiah bagi
pelanggan kerajaan. Akibat kekejaman pemerintahan bangsa Eropa terhadap suku
asli, ribuan Indian melakukan bunuh diri massal dengan meminum racun yang
terbuat dari singkong (cassava). Banyak orang tua membunuhi bayi mereka untuk
melepaskan mereka dari penderitaan hidup di bawah kekuasaan Spanyol.
Salah
seorang anak buah Columbus, Bartolome De Las Casas, merasa sangat bersalah atas
kekejaman brutal Columbus terhadap penduduk asli, ia berhenti bekerja untuk
Columbus dan menjadi seorang imam Katolik. Ia menggambarkan bagaimana
orang-orang Spanyol di bawah komando Columbus memotong kaki anak-anak yang lari
dari mereka, untuk menguji ketajaman pisau mereka. Menurut De Las Casas, para
pria membuat taruhan siapa yang, dengan satu sapuan pedangnya, bisa memotong
seseorang menjadi dua. Dia mengatakan bahwa anak buah Columbus 'menuangkan air
sabun mendidih diatas orang-orang. Dalam satu hari, De Las Casas pernah menjadi
saksi mata tentara Spanyol memotong-motong, memenggal, atau memperkosa 3000
orang asli. "Inhumanities tersebut dan barbarism itu dilakukan di depan
mataku seperti umur tidak bisa paralel," tulis De Las Casas. "Mataku
telah melihat tindakan ini begitu asing terhadap sifat manusia yang sekarang
saya gemetar saat aku menulis." Sepulang dari amerika, Columbus dan anak
buahnya menyebarkan penyakit sipilis ke eropa, sebaliknya orang eropa
menyebarkan penyakit smallpox ke orang Indian.
Karena penemuannya, Columbus sering dihormati di
daerah-daerah di seluruh dunia , tetapi terutama di Amerika dengan namanya di
tempat-tempat (seperti District of Columbia) dan perayaan Columbus Day setiap
tahun pada hari Senin kedua di bulan Oktober. Meskipun ketenaran ini
bagaimanapun, Columbus bukan orang pertama untuk mengunjungi Amerika. Kontribusi besar Nya untuk geografi adalah
bahwa ia adalah yang pertama untuk dikunjungi, menetap, dan tinggal di
lahan-lahan baru, secara efektif membawa area baru atau dunia ke dalam garis
depan dari pemikiran geografis waktu. Jauh sebelum Columbus, berbagai
masyarakat adat telah menetap dan menjelajahi berbagai wilayah Amerika. Selain
itu, penjelajah Norse mengunjungi bagian dari Amerika Utara. Leif Ericson
diyakini telah orang Eropa pertama yang mengunjungi daerah dan mendirikan
pemukiman di bagian utara Kanada Newfoundland sekitar 500 tahun sebelum
kedatangan Columbus.
Tentu
saja tidak perlu diragukan lagi yang pertama kali datang menemukan benua
Amerika adalah nenek moyang asli bangsa Amerika. Mereka mungkin menyeberang ke
Amerika melalui Rusia dan Alaska sekitar 12.000 tahun yang lalu. Diskusi
penemuan benua Amerika oleh orang-orang Eropa, Afrika, atau Asia, sebenarnya
adalah penghinaan terhadap sejarah masyarakat asli benua tersebut. Keberanian
dan sejarah mereka sangat tidak dihargai dan tidak dinilai apabila teori
Columbus sebagai penemu benua Amerika adalah fakta yang hakiki. Columbus hidup
di zaman dimana orang-orang berasumsi bahwa bumi ini datar. Padahal sejak lama
Aristoteles dan Pythagoras mengeluarkan sebuah teori bahwa bumi itu berputar.
Demikian juga di masa kejayaan Islam (750-1100-an M) ilmuwan-ilmuwan Islam
meyakini bumi itu bulat.
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa menulis bisa menjadi salah satu akses
untuk mengubah dunia. Buku merupakan sumber ilmu, jalan kita untuk mendapatkan
pengetahuan tentang banyak hal. Membaca adalah kunci untuk kita mendapatkan
ilmu pengetahuan dari buku tersebut. Dengan banyak menulis dan membaca buku,
kita dengan tidak langsung dapat mempengaruhi pemikiran pembaca tentang suatu
ilmu pengetahuan. Seperti Howard Zinn,
dia adalah seorang yang gemar membaca sehingga dengan pengetahuannya dia dapat
menulis sebuah buku yang dapat merubah pemikiran banyak orang tentang cerita
Columbus penemu Amerika. Dia tidak segan untuk mengungkapkan fakta-fakta yang
belum diketahui oleh masyarakat tentang kebenaran Columbus tersebut. Membaca,
menulis dan buku adalah tiga akses untuk membuka dan mengubah dunia.
REFERENCES
pasang fokus tulisan kamu sejak kalimat pertama. Memang menarik membaca 15 par pertama di artikel kamu tapi ternyata itu belum membantu banyak untuk mengkritisi teks Howard Zinn. Apa lalu keterkaitan antara sejarah dan praktik literasi?
BalasHapus