Mahasiswa bahasa akan sangat berteman
akrab dengan teks dan cara memproduksi teks.
Salah satu pembahasan kali ini masih berhubungan dengan aspek pembentuk
teks, khususnya esai. Thesis statement,
itulah pembahasan kali ini. Namun
mempelajari thesis statement akan terlihat mustahil apabila tidak mengetahui
aspek-aspek lain dalam menulis sebuah karya tulis. Paragraf dan unsur-unsur penyusunnya, juga
hal-hal seperti coherence, cohesence, dan unity haruslah dipahami terlebih
dahulu sebelum beranjak lebih jauh guna mempelajari thesis statement.
Mata kuliah pada semester ini bukanlah
hanya sekedar writing biasa, akan tetapi academic writing yang notabene lebih
sulit dan menantang. Akan mustahil bagi
mahasiswa guna menulis sebuah academic writing tanpa mengetahui paragraf yang
baik itu seperti apa. Menurut Cynthia
A.Boardman dalam bukunya Writing to Communicate paragraf is
the basic unit of academic writing in English.
Memang benar, hal ini dikarenakan semua jenis teks seperti esai,
laporan, penelitian akan bergelut dengan paragraf. Masih dalam buku Writing to Communicate, paragraf
akan memiliki sebuah kalimat yang mengenalkan topic atau gagasan utama dari
paragraf tersebut, kalimat tersebut dikenal dengan istilah topic sentence. Ketika ada Topic Sentence maka akan ada pula
kalimat-kalimat yang mendukung dan menjelaskannya, itulah yang disebut sebagai
supporting sentence. Paragraf akan
ditutup oleh concluding sentence, yaitu kalimat penutup yang mengingkatkan
pembaca mengenai gagasan utama dalam paragraph (Cynthia A.Boardman 2008: 21).
Topic sentence pun dibagi menjadi dua
bagian. Pertama terdiri dari topic itu
sendiri, yaitu pokok pembicaraan dalam paragraf. Kedua adalah controlling idea yang berfungsi
untuk membatasi topic dan menjelaskan bagian dari topic yang akan dipaparkan
(Cynthia A.Boardman 2008: 22).
New York has a great entertainment
Topic Controling
idea
Hubungan topic sentence dengan penulisan
acaedemic writing adalah keharusan topic sentence yang logis. Kelogisan sudut pandang dari topic sentence
dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama
adalah biasanya topic sentence merupakan pendapat dari penulis yang tentunya
mudah untuk lebih dijabarkan lagi melalui supporting sentence. Kedua adalah dengan cara membagi topic ke
beberapa bagaian.
The company’s Haloween party has a bore, as usual
(writer opinion)
Ramadhan has three important days within the month
of fasting (divide the topic)
Supporting sentence pun tidak dapat
disusun dengan sembarang kata, terdapat tiga cara untuk menuliskan supporting
sentence. Pertama dengan menuliskan
fakta menenai topic sentence. Kedua
mendukung topic sentence dengan menuliskan contoh-contoh. Ketiga adalah dengan ilustrasi.
Sama halnya dengan dua unsur paragraf
sebelumnya, concluding sentence pun dapat dituliskan dengan beberapa cara. Terdapat dua cara untuk penulisannya. Biasanya concluding sentence adalah paragraf
yang menuliskan atau menjelaskan kembalai gagasan utama dalam paragraf, namun
dituliskan dengaan cara dan jalan yang berbeda.
Selian itu, cara selanjutnya adalah dengan cara meringkas hal-hal
penting dalam supporting sentence.
Setelah mengetahui paragraf dan
unsur-unsur didalamnya, maka langkah selanjutnya adalah mempelajari tata cara penulisan
yang baik dan benar sesuai peraturan academic writing. Kurang lebih terdapat tiga aspek yang harus
dipahami betul oleh setiap penulis ketika ia hendak menggoreskan tulisannya. Coherence, cohesion, dan unity.
Pembahasan pertama akan menyentuh aspek
coherence terlebih dahulu. Coherence itu
sendiri merupakan penusunan kalimat dalam paragraf secara teratur dan tentunya
bertujuan agar pembaca mudah memahami teks bacaan. Menurut Cynthia A.Boardman dalam bukunya
Writing to Communicate, penyusunan kalimaat akan bergantung pada tipe dari
paragraf, dimana terdapat tiga jenis tipe paragraf berdasarkan buku ini. Pertama adalah narrative, yaitu ketika teks
menceritakan cerita. Descriptive, yaitu
ketika paragraf menggambarkan sesuatu.
Lalu terdapat juga expository yang menjelaskan sesuatu hal dalam
paragraf. Jadi dengan kata lain peran
coherence akan berbeda di setiap jenisnya.
Coherence dalam narrative akan bersentuhn dengan kronologi waktu, jika
tidak demikian maka pembaca akan kebingungan.
Sedangkan untuk descriptive akan berbeda. Coherence dalam paragraf tipe ini akan
menuntut penulis agar bisa menggambarkan suatu objek lewat tulisan, sehingga
pembaca dapat membayangkan seperti apa objek yang dimaksudkan teks. Tipe paragraf yang terakhir yaitu expository
akan berkutit dengan alasan-alasan dan alasan-alasan tersebut termasuk pendapat
dari penulis sendiri.
Penulisan sebuah paragraf atau teks akan
maksimal ketika bukan hanya coherence yang tersentuh tetapi juga cohesion. Cohesion adalah ketika keterkaitan antar satu
support sentence dengan yang lainnya.
Macam-macam cohesion pun sangat banyak, dan sudah dipelajari sejak zaman
sekolah. Seperti halnya connectors,
definite articles, personal pronoun, dan demonstrative pronouns.
Unity akan membuat sebuah tulisan akan
lebih fantastis dan pembaca tidak akan kesulitan dan bosan untuk membaca sebuah
teks. Hal ini dikarenakan ketika
coherence dan cohesion sudah tersusun rapih namun unity tidak dimiliki maka
gagal semua keringat penulis. Unity
adalah sebuah keharusan yang harus dimiliki semua teks untuk berhubungan dengan
topic tersebut atau dapat dikatakan dalam satu kesatuan topic. Itulah mengapa pentingnya unity yang berperan
sebagai senjata pamungkas guna menciptakan karya menarik.
Bumbu-bumbu penyedap rasa telah di
taburkan dalam paragraf-paragraf di atas.
Kali ini adalah saatnya dimana makaanan utama dihidangkan, yaitu thesis
statement. Penjelasan diatas adalah
syarat unutk memahami materi mengenai thesis statement, maka dengan kata lain
setelah pembahasan di atas mahasiswa berpeluang besar untuk mendapatkan
pemahaman maksimal tentang thesis statement ini.
Thesis statement akan erat kaitannya
dengan penulisan esai, karena esai ditulis dengan thesis statement sebagai
pemandunya. Dengan kata lain thesis
statement sesuatu paling penting dalam esai, dapat dikatakan thesis statement
adalah gagasan utama untuk seluruh penulisan dalam esai. Jadi, seluruh paragraf dalam esai terutama
body paragraf haruslah mendukung thesis statement tersebut (Cynthia A.Boardman
2008: 84).
Selayaknya topic sentence yang dibentuk
oleh unsur-nsur didalamnya, thesis statement pula disusun oleh unsur-unsur
didalamnya. Unsur tersebut seperti
layaknya dua unsur pembentuk topic sentence, yaitu topic dan controlling
idea. Topic dalam thesis statement
adalah subject didalm esai, sedangkan controlling idea merupakan ide penulis
mengenai topic dalam thesis statement tersebut.
Selain kedua hal tersebut, ternyata thesis
statement mempunyai komponen lainnya. Komponen
tersebut disebut sebagai predictor.
Predictor memudahkan pembaca untuk mengetahui berapa jumlah body
paragraf yang akan dituliskan dalam esai.
The movie
was a joy to watch because of its visual effects, surround sound, and
actors.
Topic controlling
idea the
predictor
Dari contoh di atas maka pembaca dapat
memprediksikan jumlah body paragraf dala esai hnya dari predictor. Body paragraf akan membahas tiga hal, yaitu
visual effects, surround sound, dan actors.
Pembaca akan tahu hal tersebut karena adanya the predictor.
Menurut Cynthia A.Boardman dalam buku
yang sama yaitu Writing To Communicate menjelaskan syarat-syarat sebuah thesis
statement. Berikut adalah syarat-syarat
yang diungkapkan oleh Cynthia A.Boardman:
·
Haruslah
berbentuk sebuah pernyataan, bukan pertnyaan.
· Haruslah
merupakan kalimat lengkap yang terdiri dari subject dan kata kerja, juga menggunakan tenses yang benar.
·
Haruslah dalam
bentuk pendapat, bukan fakta.
·
Haruslah terdiri
dari topic dan controlling idea
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic