Class Review 12
Tantangan
terakhir membuat class review dalam satu malam. Ini cukup sulit untuk saya,
karena dalam class review sebelumnya saya mengerjakan bukan dalam satu malam.
Tapi saya mengerjakan dengan cara menulis beberapa paragraf selama beberapa
hari agar ide yang saya punya bisa lebih dikembangkan lagi. Sebuah perjalanan
panjang dikala menyusuri Papua Barat membuat saya harus mengetahui lebih banyak
mengenai tragedi apa yang terjadi disana dan mengapa Papua Barat harus tetap
dipertahankan.
Pada
pertemuan tanggal 13 Mei 2014, kami membahas mengenai hasil dari paragraf
argumentative pertama yang telah dibuat. Mr.Lala ingin mengetahui sejauh mana
kualitas tulisan kami dalam memahami konflik yang terjadi di Papua Barat. Hal terpenting
adalah bagaimana komposisi dari paragraf argumentative kita, apakah termasuk
kedalam lima kategori yang sesuai dengan ketentuan atau sama sekali tidak
sesuai.
Menurut
Ken Hyland, Writing As :
1. Problem Solving, maka strategi yang dilakukan
adalah strategi penemuan (Invention Strategy). Kita harus menemukan sesuatu
yang bisa dijadikan bahan dalam pembuatan paragraf argumentative ketika membaca
buku, itu merupakan strategi awal. Bisa juga dengan cara (Extensive Planing)
yakni merencanakan secara luas untuk mendapatkan ide yang matang agar bisa
menemukan titik permasalahan yang harus dibahas secara mendalam.
2. Generative, yang harus dilakukan adalah (Discover)
menemukan titik permasalah dan penyelesaiannya. Lalu kita harus (Explore) ide-ide
yang telah disiapkan untuk lebih digali lagi.
3. Recersive, kita harus meninjau ulang hasil dari
penemuan kita sehingga kita dapat memodifikasi isi dari paragraf argumentative
agar tidak monoton. (Constant Review / Modifikasi).
4. Collaborative, kita bisa melakukan penambahan atau
kolaboratif penemuan baru kita dan dihubungkan dengan penemuan sebelumnya.
Sehingga akan mendapat sebuah paragraf argumentative yang tersusun secara
kronologis.
5. Development, kategori ini termasuk kategori yang
menggunakan cara (Improvement) atau perbaikan untuk mendapat kualitas tulisan
yang baik.
(Alwasilah
2001;2002) Literasi itu
tidak pernah netral. Hal tersebut dipengaruhi dengan adanya Ideologi dari setiap penulis yang
akan memberi rasa yang berbeda-beda dalam setiap karya tulisnya. Sebuah teks
tidak lepas dari adanya keterkaitan antara History, Literasi, dan Ideologi.
Dengan kemampuan literasi, kita bisa mendobrak suatu sejarah. Seorang penulis
yang handal pasti memiliki ideologi tertentu untuk memunculkan rasa pada
tulisannya sehingga mampu menghipnotis para pembaca.
Jika
kita lihat pada paragraf argumentative pertama ini, sepertinya alasan maupun
pendukung argumen kita kurang begitu menonjol. Karena kejadian yang sebenarnya
bisa diungkap untuk mendukung alasan kita yakni Event besar pada tahun 1908, 1928, 1945, dan 1960. Kronologi
sejarah tersebut dapat menguatkan argumen kita agar bisa diterima oleh pembaca.
Pada tahun 1908 terjadi peristiwa yang dikenal
sebagai Gerakan Kebangkitan Nasional Pertama yaitu Organisasi Pergerakan Budi
Utomo, yang dipelopori oleh Dr. Sutomo dan Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi
Budi Utomo adalah organisasi kebangsaan pertama, yang didirikan oleh sejumlah
mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) seperti Soetomo,
Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T Ario Tirtokusumo, pada tanggal 20 Mei
1908. Tujuan yang
hendak dicapai dari pendirian organisasi Budi Utomo tersebut antara lain:
- Memajukan pengajaran.
- Memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan.
- Memajukan teknik dan industri.
- Menghidupkan kembali kebudayaan.
Pada kongres
pertama di Yogyakarta , diangkatlah Raden Adipati Tirtokoesoemo (mantan bupati
Karanganyar) sebagai presiden Budi Utomo yang pertama. Semenjak dipimpin oleh
Raden Adipati Tirtokoesoemo, banyak anggota baru Budi Utomo yang bergabung dari
kalangan bangsawan dan pejabat kolonial, sehingga banyak anggota muda yang
memilih untuk menyingkir. Dibawah kepengurusan "generasi tua",
kegiatan Budi Utomo yang awalnya terpusat di bidang pendidikan, sosial, dan
budaya, akhirnya mulai bergeser di bidang politik. Strategi perjuangan Budi
Utomo juga ikut berubah dari yang awalnya sangat menonjolkan sifat
protonasionalisme menjadi lebih kooperatif dengan pemerintah kolonial belanda.
Pada
tanggal 28 Oktober 1928, lahirlah sumpah pemuda yang merupakan pengakuan dari
pemuda-pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu
bahasa. Sumpah pemuda adalah hasil dari Kongres pemuda II yang dilaksanakan
melalui tiga tahap. Rapat pertama dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 1928,
Mohamad Yamin memberikan uraian tentang arti dan hubungan persatuan dengan
pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia
yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. Rapat kedua pada
tanggal 28 Oktober 1928 membahas masalah pendidikan. Rapat ketiga membahas
pentingnya Nasionalisme dan demokrasi, maka tersusunlah rumusan sumpah pemuda.
Pada
tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada sekutu karena kota Hiroshima
dan Nagasaki telah dibom. Kekalahan Jepang memberikan kesempatan bagi pemuda
Indonesia untuk merebut kekuasaan. Pada tanggal 17 agustus 1945, Ir.Soekarno
dan Moh.Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, bukan berarti Indonesia
terbebas dari penjajahan karena tiga tahun kemudian Belanda tiba dan kembali
menjajah dengan melancarkan aksi Militernya untuk merebut kembali Indonesia.
Pada
tahun 1960 Indonesia menjadi negara adidaya di era Soekarno. Pada saat itu kekuatan
Militer Indonesia adalah salah satu yang terkuat dan terbesar di dunia.
Kekuatan Militer Belandapun kalah oleh kekuatan Militer Indonesia. Ini membuat
Amerika khawatir dengan perkembangan Militer Indonesia yang didukung oleh
teknologi terbaru Uni Soviet. Pada tahun 1960, Belanda masih berada di Papua.
Melihat kekuatan negara Indonesia yang semakin hebat, Belanda yang didukung
Papua Barat merancang tipu daya untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan
merdeka tapi masih dibawah kendali Belanda.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa writing dilihat sebagai problem
solving, generative, recersive, collaborative, dan development. Lehtonen mengatakan bahwa “sebuah tulisan yang bagus datang dari pembaca yang bagus”. Maka
dari itu berawal dari membaca akan menghasilkan tulisan yang bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic