We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Kamis, 29 Mei 2014

Class Review 12



Back To Remind a Process of Writing
            Mentari yang muram dan senja malam yang begitu memandangiku dalam kesepian dan kesendirian.  Malam yang dingin dipenuhi dengan angin yang begitu menerkam tubuhku.  Bersahabat dengan kedinginan malam yang menyelimuti relung hatiku, itu adalah waktu yang sangat pas untuk mencari ide brilian.  Dengan mengitari malam yang begitu dengin, ide-ide yang ada dalam pikiranku kini menjadi utuh dan menyatu.  Berawal dari keadaan alam yang kian mengelilingiku, seakan pikiranku mengalir lebih cepat dari sebelumnya.  Tongkat inspirasi yang aku dapatkan pada mala mini adalah sebuah acuan yang pasti dan utama dalam tulisanku yang nantinya menjadi sebuah ide yang paling utama.
            Tinta hitam berubah menjadi tintan emas.  itulah pribahasa yang saya karang, kalimat tersebut bagi saya mempunyai makna yang sangat luar biasa.  Tinta hitam adalah sebuah ide-ide yang terkumpul dalam outline yang saya buat untuk sebuah tulisan.  Tnta emas adalah ide-ide yang terkumpul menjadi satu dan menjadi sebuah rangkaian kalimat yang begitu indah dan menakjubkan.  Jangan sesekali mebuang ide-ide kecil karena didalam ide kecil tersebut terdapat makna yang begitu real jika kita bisa mengamati dan mengembangkan dengan baik.  Ide besar ada karena terkumpulnya ide-ide kecil yang bisa menyatukan sebuah kata-kata dalam sebuah kalimat. 
            Dalam pembahasan kali ini adlah pembahasan yang yang terakhir yaitu masih tetap tentang argumentative essay.  Karena dalam argumentative essay proses menulisnya harus benar.  Ini lah rumus dalam pembuatan argumentative essay: opinion+reasons=single opinion.
Process in practice
Aplikasi keberhasilan proses dan penelitian retoris menulis pedagogi sebagai diskusi.  Dirancang untuk pengembangan keterampilan menulis akademik mahasiswa Selandia Baru, menulis lol demontratis apresiasi eksplisit tertulis sebagai pribadi, social, dan rekursif karena semakin membangun kesadaran jenis dan menyusun melalui serangkaian tugas inti.  Tentu saja menolak focus sempit pada bentuk genre disiplin untuk mengembangkan teknik untuk menghasilkan, penyusunan, merevisi, dam menanggapi berbagai text, dan mengembankan pengakuan bahwa manulis melibatkan mediasi antara penulis dan audience.
Padahal itu membuat menggunakan pandangan konstruksi dari struktur teks dan audience, ini sumber dari Flower’s bekerja pada writing as problem solving, Elbow’s emphasis on prewriting, revision, and peer response, and Murray’s views on writing for learning (Holst,pc).  The pedagogical implication of this are that basic writers can be guided, through inventation strategies, multiple drafting and copious revision, to adopt the practices of experts.
Cohen et al. (2000) provide some clear guidelines for those embarking on this kind of research:
1.      Identity, evaluate and formulate a problem that is viewed as important in their everyday workplace.  This might involve a particular class or curriculum changes.
2.      Consult with other interested groups (co-workers, administrators, parents, etc) to focus the issue and clarify objectives and assumptions.
3.      Review the relevant academic literature to discover what can be learnt from other studies on the topic.
4.      Use the readings to redefine the intial statement of the problem as an hypothesis or research questions to be answered by the study.
5.      Specify the research design in terms of participants, methods, and data sources.
6.      Clarify how the project will be evaluated.
7.      Implement the project and collect the data.
8.      Analyze the data, draw inferences, and evaluated the results.
A Process View of Writing
1.      Problem solving
Aksi penelitian, proses pemecahan masalah progresif dipimpin oleh individu, sering bekerja dalam tim, dengan mengumpulkan dan menganalisis data untuk meningkatkan beberapa tindakan asli (Wallace, 1998,4). Tidak seperti model eksperimental klasik terkontrol yang didasarkan pada objektivitas dan kontrol, penelitian tindakan seringkali lebih pragmatis, menggunakan metode yang menangani masalah-masalah yang menjadi perhatian yang paling efektif. Hal ini tidak hanya jenis yang sangat mudah diakses dari penelitian bagi para praktisi dan mahasiswa, tetapi juga sering dianggap sebagai bentuk penting dari pengembangan profesional karena mendorong untuk mengatasi masalah dalam kehidupan profesional kita sendiri.
A process view of writing
·         Writing is problem solving: writers use invention strategies and extensive planning to resolve the rhetorical problems that each writing task presents.
·         Prewriting: brainstorming, free writing, clustering, topic analysis, organizing, planning.
·         Writing: drafting, unblocking techniques.
·         Editing: cutting deadwood, strengthening sentences, improving style.
·         Re writing: identifying focus and structure, revising on different levels, peer feedback, adapting text for speaking.
·         Publication: proofreading and polishing, evaluating the final product, publication.
2.      Writing is generative: writers explore and discover ideas as they write.
Model ini adalah pandangan bahwa menulis adalah non-linear, proses eksplorasi dan generatif sedangkan penulis menemukan dan merumuskan ide-ide mereka karena mereka berusaha untuk mendekati makna (Zamel, 1983:165). Setelah Emig (1983) deskripsi menyusun sebagai 'recursive', bukan sebagai gangguan. Pra-menulis, menulis,, kegiatan pasca menulis, banyak penelitian telah mengungkapkan kompleksitas perencanaan dan mengedit kegiatan, pengaruh tugas penulisan yang berbeda dan nilai te pemeriksaan penulis lakukan melalui serangkaian menulis draft. Studi kasus dan berpikir-keras protokol, bukan hanya sms sendiri, telah banyak digunakan sebagai metode penelitian untuk mendapatkan proses ini.
Flower and Hayes (1981) model sangat menetukan.  Disarankan bahwa dalam proses menulis di pengaruhi oleh tugas dan penulis menghafal sitilah panjang.  Fitur utamanya adalah:
·         Writers have goals.
·         They plan extensively
·         Planning involves defining a rhetorical problem.  Placing it in a context, then exploring its parts, arriving at solutions and finally translating ideas on to the page.
·         All work can be reviewed, evaluated and revised, even before any text has been produced.
·         Planning, drafting, revising and editing are recursive, interactive and potentially simultaneous.
·         Plans and text are constantly evaluated in a feedback loop.
·         The whole process is overseen by an executive control called a monitor.
3.      Writing is recursive: writers constantly review and modify their texts as they write and often produce several drafts to achieve a finished product.
Dalam menulis harus konstan searah jarum jam.  Jika kita mempunyai topic sejarah papua, kita pun harus konstan, dalam pendekatannya harus sesuai dengan tpik yang kita bahas.  Menggunakan bahwa “apprenticeship” pendekatan untuk mengajar anak-anak berpartisipasi pada sedikit melampaui tingkat mereka saat ini sehingga tugas terus memberikan tantangan yang cukup untuk menarik ; mereka terus-menerus ' membentang ' dalam perkembangan bahasa mereka tetapi tidak pernah harus melakukan tugas yang asing ( Gibbons , 2002).
Writing frame
Kerangka menulis konsisten dari pokok-pokok yang mana bisa menjadi pembantu/pengguna untuk menentukan pembelajaran writing oleh pengaturan dalam sebuah urutan dari paduan ikatam untuk penulis sebagai bekal dalam isi tulisan.  Outlines (pokok-pokok) konsisten dari perbedaan kata atau frase kunci, tergantung pada jenis penetuan.  Kerangka menulis mengajarkan berpikir dalam sebuah aktifitas menulis oleh pemberian struktur ang mana mereka konsentrasi pada komunikasi apa yang mereka ingin katakana, daripada memperoleh bentuk yang hilang.  Mereka bisa menghasilkan jarak dari jenis-jenis dan tahap yang berbeda dari proses menulis, seperti planning or drafting.
4.      Writing is collaborative: writers benefit from focused feedback from a variety of sources.
Dalam menulis, seorang penuls yang handal harus bisa mengeluarkan feedback pada argument lain yang menurut kita kurang sependapat.  Tetapi dalam feedback, kita harus mengetahui teori terlebih dahulu, dan jika kita ingin meluncurkan kuat dan bisa membantu kita dalam meluncurkan feedback tersebut.
Feedback (umpan balik) adalah pengetahuan yang diperoleh berkenaan suatu tugas, perbuatan atau respon yang diberikan (Rusi Lutan, 1988:300).  Umpan balik dapat dilakuakan dalam banyak bentuk dan dari berbagai sumber.  Siswa menerima umpan balik dari guru, teman sekelas, dan bahkan mereka sendiri.
Ini adlaah sangat popular dan sukses belajar yang mana memberikan pedagogis yang jelas focus untuk penelitian proses menulis.  Itu melibatkan siswa yang hebat dari praktis menulis lebih baik sebagai pengaruh untuk refleksi dan umpan balik.
A function model of writing
·         Language is a system for communicating meaning.
·         Meanings are organized as texts and have distinctive characteristics depending on their purposes.
·         Texts are never completely individual, they always realized to a social context and to other texts.
·         Context is realized in the texts through conventions of field (what), tenor (who) and mode (how).
·         A knowledge of the resources for creating texts allow writers to write more effectively.
·         All text can be described in terms of both form and function, their organization of elements for making meanings and the purposes that are being served with them.
5.      Writing is developmental: writers should not be evaluated only on their final products but on their improvement.
Penulis tidak hanya menulis secara jelas dalam conclusion, tetapi dalam paragraf awal juga harus dibangus sedemikian rupa.  Karena paragraph pertama adalah tempat penentuan dimanaapakah pembaca akan tertarik apa tidak.  Jadi dala pembuatan paragraph pertama harus memunculkan sesuatu yang baru yang sekiranya orang tidak tau akan berita tersebut.  Denga begitu pembaca akan tertaik untuk membacanya.
Proses menulis sangatlah pening untuk dipelajari bagi penulis yang handal ataupun penulis baru.  Lengkah-langkah dalam proses menulis harus kita lakukan terlebih dahulu, baru kita akan bisa menuls dengan pola yang benar.  Jadi penulis jangan sesekali menyepelekan proses dalam menulis karena hal itu sangat membantu kita dalam proses menulis.

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic