CLASS REVIEW 12
Sebuah hal yang sulit ku ubah menjadi sebuah kebiasaan,
kelak akan ku petik buah dari semua perjuanganku. Sebuah kesulitan pun ku ubah
menjadi sesuatu yang lebih mudah. Suatu hal yang tak mungkin terjadi pun ku
jadikan menjadi sebuah hal nyata. Bergelut dengan ribuan ide yang berkeliaran
dalam pikiran, menjemput jutaan inspirasi dimalam sepi. Malam pun semakin larut,
suara jangkrik pun mulai bersahutan. Sebuah perjuangan pun ku mulai dengan doa,
semoga semua pengorbanan dan hal yang ku lakukan akan membuahkan sebuah cerita
yang akan berakhir dengan bahagia.
Selasa pagi tanggal 13 Mei 2014 pukul 10.50 WIB bertempat
di ruang 44 gedung PBI. Minggu ini merupakan minggu ketiga belas saya dan
teman-teman PBI-C belajar mata kuliah Writing and Composition 4 bersama Mr.
Lala Bumela, M.Pd. Minggu ini merupakan minggu-minggu terakhir saya dan
teman-teman PBI-C belajar mata kuliah Writing and Composition 4 bersama dosen
Mr. Lala Bumela, M.Pd. Pada pertemuan minggu ini Mr. Lala Bumela, M.Pd
menyampaikan materi yang cukup singkat namun mempunyai banyak hal yang harus
kami gali kembali. Selain itu, minggu ini merupakan pernyerahan hasil
argumentative essay yang telah kami buat. Hasil dari argumentative essay kami serahkan
untuk diperlihatkan kepada Mr. Lala Bumela, M.Pd. Beliau membimbing kami tentang bagaimana membuat
sebuah argumentative essay yang baik dan benar, sebelum akhirnya kami membuat dan
menyerahkan sebuah argumentative essay yang akan kami serahkan sebagai tugas
akhir kami di semester 4 mata kuliah Writing and Composition 4 ini.
Pada pertemuan minggu ini, Mr. Lala
Bumela, M.Pd menyampaikan materi berdasarkan buku Ken Hyland (2006) yang
berjudul “Teaching and Researching
Writing”. Hyland menuliskan bahwa penulis kita kenal dengan gagasan bahwa penyusunan adalah non-linear dan
tujuan-driven, dan bahwa siswa dapat memperoleh manfaat dari memiliki berbagai
menulis dan merevisi strategi yang menarik. Sama,
penelitian tentang teks sendiri menunjukkan nilai pengetahuan formal dan efek positif
kemampuan bahasa. Hal ini menarik perhatian pentingnya
pengetahuan encoding dan hubungan tepat melalui leksikal
dan pilihan tata bahasa dan struktur wacana. Untuk
menerapkan teori-teori kepada siswa yang sebenarnya penulis di kelas dan
mengakui bahwa mereka cenderung memiliki ide-ide mereka sendiri tentang apa
'tulisan yang baik' terdiri berdasarkan pengalaman budaya dan sosial mereka
sebelumnya.
Instruksi tertulis yang sukses membutuhkan kesadaran
pentingnya dari kedua faktor kognitif dan sosial, guru
yang telah memahami berarti memberikan topik yang relevan, mendorong
kerjasama rekan, dan menggabungkan kegiatan kelompok dari berbagai jenis.
Banyak guru menawarkan pelatihan siswa dalam strategi komposisi
yang dapat ditransfer di seluruh situasi, membantu mereka untuk brainstorming, konsep,
dan merevisi,
bersama dengan saran tentang bagaimana struktur tulisan mereka sesuai
tuntutan dan kendala konteks tertentu dan kebutuhan
pembaca tertentu. Dengan kata lain, sementara kita
belajar menulis melalui menulis, apa yang kita tulis harus terkait dengan genre
dan konteks kita harus terlibat masuk ini berarti bahwa perhatian terhadap penonton sangat
penting, dan bahwa umpan balik dari guru dan teman sebaya bersama-sama dengan penelitian
pada khususnya pembaca dan membaca yang tepat dapat membantu siswa mengantisipasi
harapan pembaca tertentu (Grabe, 2003; Johns, 1997).
v A
process view of writing:
Ø Writing
is problem-solving: writers
use invention strategies and extensive planning to resolve the rhetorical
problems that each writing task presents.
Menulis
merupakan pemecahan masalah, penulis menggunakan strategi penemuan
dan perencanaan yang luas untuk menyelesaikan masalah retoris yang ada pada setiap writing task yang
disajikan. Dalam hal
ini ada dua point yang harus digaris bawahi, yaitu inventation
strategies dan extensive planning. Invention strategies, penulis harus
mengenal lebih banyak jenis teks agar penulis dapat menemukan sebuah pemecahan
masalah bagaimana menyelesaikan sebuah teks. Extensive planning, untuk
menyelesaikan sebuah permasalahan suatu teks membutuhkan waktu yang lama,
karena sebelumnya penulis harus banyak membaca hal-hal yang terkait dengan teks
tersebut.
Ø Writing
is generative: writers
explore and discover ideas as they write.
Menulis
merupakan generatif, penulis mengeksplorasi dan menemukan ide-ide mereka
menulis. Tutor memperkuat eksplorasi dan pendekatan reflektif dengan
mengharuskan siswa untuk membuat jurnal proses yang mereka dapat memeriksa
praktek-praktek menulis mereka.
Dalam hal ini ada dua point penting yang harus digaris bawahi, yaitu discover dan explore. Discover, penulis harus
menemukan ide-ide yang dapat mendukung apa yang ia tulis. Explore, setelah
menemukan ide, penulis harus mengembangkan ide tersebut dan mempunyai
sumber-sumber pendukung yang dapat menguatkan ide dan pendapat penulis.
Ø Writing
is recursive: writers
constantly review and modify their texts as
they write and often produce several drafts to achieve a finished product.
Menulis
merupakan rekursif,
penulis terus-menerus meninjau dan memodifikasi teks-teks mereka menulis dan
sering menghasilkan beberapa draft untuk mencapai selesai pembuatan. Dalam hal ini perlu digaris bawahi kata constant. Constant, penulis yang sering menulis dan
sering membuat sebuah teks, dia akan terbiasa untuk memproduksi sebuah teks
kemudian dapat menghasilkan tulisan-tulisan.
Ø Writing
is collaborative: writers
benefit from focused feedback from a variety
of sources.
Menulis
merupakan kolaboratif, penulis manfaat dari umpan balik fokus
dari berbagai sumber. Berusaha
untuk 'memberikan proses kehadiran kelas' (Holst,pc) oleh
melibatkan siswa dalam proses rekursif perencanaan,
penyusunan, meninjau, mengevaluasi dan merevisi, menyediakan lingkungan yang
mendukung, dan memanfaatkan berbagai sumber umpan balik (misalnya Raimes, 1987).
Penekanan diletakkan pada membantu siswa menjadi sadar
menulis sebagai serangkaian tahapan untuk membantu mereka
menyusun bebas dari kebutuhan untuk mencapai kebenaran dan kelengkapan seperti
yang mereka tulis. Penekanan pada proses menulis adalah jelas dari kata pengantar dari
coursebook Writ 101: Menulis Bahasa Inggris (Holst, 1995).
Dalam hal ini perlu digaris bawahi focused feedback.
Focused feedback, seorang penulis harus memiliki berbagai sumber untuk sebagai
pendukung dan penguat tulisan penulis.
Ø Writing
is developmental: writers
should not be evaluated only on their final products but on their improvement.
Menulis
merupakan perkembangan, penulis tidak harus dievaluasi hanya
pada produk akhir mereka, tetapi pada perbaikan mereka. Dalam hal ini perlu digaris bawahi developmental. Developmental, penulis yang sering
menulis berarti secara tidak langsung dia telah melalui beberapa dan banyak
proses ketika dia menulis. sebuah proses menulis sedikit demi sedikit akan
meningkatkan kualitas tulisan itu sendiri.
v Process stages in writing:
§ Prewriting: brainstorming, free
writing, clustering, topic analysis, organising, planning
§ Writing: drafting, unblocking
techniques
§ Editing: cutting deadwood,
strengthening sentences, improving style
§ Rewriting: identifying focus and
structure, revising on different levels, peer feedback, adapting text for
speaking
§ Publication: proofreading and
polishing, evaluating the final product, publication.
Setelah
memberikan siswa dengan pemahaman tentang penulisan
proses, tentu saja kemudian menuntun mereka melalui
cara-cara menanggapi menulis, melihat fitur yang berkontribusi terhadap
penulisan yang baik dan melengkapi mereka dengan strategi editing sebaya. Siswa
berkonsentrasi pada aspek yang berbeda dari teks sampel, mengingat isinya,
tujuan, penonton mungkin, tingkat formalitas, panjang kalimat, kosakata
pilihan, dan seterusnya, dan mendiskusikan evaluasi mereka dalam
kelompok-kelompok kecil. Tujuan dari hal ini adalah tidak hanya untuk memberikan siswa dengan cara
pendekatan pekerjaan teman sekelas mereka dengan apresiasi kritis. Hal ini juga
membantu mereka menjadi lebih sensitif terhadap isu-isu kebenaran, ekspresi dan organisasi,
sehingga mendorong lebih banyak kesadaran pembaca mereka sendiri ketika
mereka menulis sendiri.
Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik dibutuhkan proses
yang cukup lama guna mencapai sebuah peningkatan pada tahap menulis. seorang
penulis harus bisa menemukan ide dan kemudian mengembangkannya menjadi kesatuan
paragraph yang sempurna. Seorang penulis pula harus sering membaca buku sumber,
agar apa yang ditulis mempunyai data pendukung yang kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic