11th
Class Review
Selasa, 6 Mei 2014 aktivitas yang
terjadi di dalam kelas bukan lagi penyampaian materi oleh Mr. Lala Bumela, akan
tetapi kita di berikan bekal untuk membuat argumentative essai. Begitu pula
dengan outline yang telah saya buat, saya dapat berkonsultasi dengan Mr. Lala
secara langsung dan beliau memberikan banyak masukan yang dapat membangun
pembuatan argumentative essay ini agar mencapai hasil yang baik dan memuaskan.
Di dalam argumentative essay, Mr. Lala mengatakan bahwa ada tiga
hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1.
Reasoning is not EMOTION
Dalam memberikan alasan harus beralaskan fakta yang kuat
serta tidak mengedepankan EMOSI. Berikan alasan yang logis dan tentu saja
data tersebut Valid.
2.
Definite Evidence
Dalam hal ini alasan yang kita tuangkan dalam argumentative
essay harus sesuai dengan fakta-fakta yang nyata dan pasti bukan malah
sebaliknya memberikan berita bohong atau hanya mengarang cerita belaka tanpa
mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya. Sehingga diharuskan memiliki
referensi yang kuat
dalam penulisan essai ini.
3.
A Working Thesis
Merupakan penuangan Opini atau alasan yang kita sampaikan
dalam argumentative essay yang kita buat. Dalam memberikan alasan kita harus
mengedepankan aspek
non-matrealistik.
Dalam outline argumentative essay
yang saya buat, saya mengemukakan tujuh alasan mengenai Papua Barat lebih baik
bersama dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, diantaranya: Alasan
Infrastruktur Pembangunan, Pendidikan, Budaya, Sumber Daya Alam, Ekonomi,
Politik, dan Sejarah Papua Barat itu sendiri yang sangat diperjuangkan oleh
NKRI. Dari semua alasan yang saya cantumkan ternyata dua diantaranya sesuai
dengan yang Mr. Lala Bumela ajukan, yakni Sejarah, dan Politik. Hanya saja saya
meletakkan point penting sejarah di alasan yang paling akhir padahal seharusnya
berada di awal. Namanya juga belajar dengan seperti ini saya dapat memperbaiki
tulisan saya dan tentunya menginginkan hasil yang lebih baik dari pada ini. Saya
begitu semangat dalam menyemangati diri saya pribadi. Mengingat apa yang selalu
menjadi role mengenai segitiga yang berisi Literasi, Ideologi,
Sejarah.
Ketiganya akan selalu bersama-sama dan terkait satu sama lain.
Mengenai Sejarah dalam pembuatan argumentative essay
ini Perjuangan Bangsa Indonesia dalam merebut Papua Barat telah banyak
melakukan berbagai usaha dan pengorbanan yang tak ternilai harganya,
diantaranya: Bangsa Indonesia mempertahankan Papua Barat berada pada NKRI
melalui perjanjian atau perundingan seperti Konferensi Meja Bundar (KMB/ Round Table Conference), Perundingan
Bilateral Indonesia Belanda yang
diadakan pada tahun 1952 dan 1954 secara berturut-turut, Forum PBB / UN yaitu Sidang Umum PBB
yang pertama kali membahas masalah Irian Barat dan dilaksanakan pada tanggal 10
Desember 1954,
Indonesia juga mencari dukungan dari negara-negara di Asia dan Afrika dan
melakukan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diadakan di negara Indonesia
pada tahun 1955 dan dihadiri oleh 29 negara-negara di kawasan Asia Afrika,
secara bulat mendukung upaya bangsa Indonesia untuk memperoleh kembali Irian
sebagai wilayah yang sah dari Republik Indonesia. Pemerintah Indonesia juga meminta
bantuan persenjataan kepada Uni Soviet, kemudian PBB menanggapi dengan serius
hal ini dan mengadakan perjanjian New York. Tanggal 17 Agustus 1960 Indonesia memutuskan hubungan diplomatik
dengan belanda. Perjuangan
pembebesan Irian Barat selanjutnya diarahkan dengan cara militer.
Setelah PBB turun-tangan, akhirnya
Indonesia berhasil merebut Papua dari tangan Belanda, namun dengan syarat harus
mengadakan sebuah pemilihan untuk menentukan nasib rakyat Papua yang dikenal
dengan Penentuan Pendapat Rakyat
(PEPERA). Pelaksanaan PEPERA diawasi langsung oleh Duta Besar dari PBB yaitu Ortiz
Sanz dan
hasilnya ini dibawa untuk dilaporkan dalam sidang umum PBB ke 24
bulan Nopember 1969.
Sejak saat itu secara de Jure Irian Jaya sah menjadi milik Republik Indonesia. Jauh sebelum Pepera 1969, Papua
sudah menjadi bagian yang sah dari NKRI. Azas
Uti Possedetis Juris diakui dalam hukum internasional dan sudah
dipraktikan secara luas di berbagai negara. Azas ini pada intinya mengatur
bahwa batas wilayah negara bekas jajahan yang kemudian merdeka, mengikuti batas
wilayah sebelum negara tersebut merdeka. Konsekuensi logisnya, Papua Barat
(West Papua) otomatis beralih statusnya menjadi bagian wilayah Republik
Indonesia sejak saat proklamasi 17 Agustus 1945. Hal demikian itu juga didukung
oleh pidato yang disuarakan oleh Bung Karno di tanah Papua.
“…Dan apa yang dinamakan tanah air
Indonesia? Yang dinamakna tanah
air Indonesia ialah segenap wilayah yang dulu dijajah oleh pihak Belanda, yang
dulu dinamakan Hindia Belanda, yang dulu dinamakan Nederlands Indiƫ. Itulah
wilayah Republik Indonesia. Dengarkan benar kataku, itulah wilayah
Republik Indonesia. Itu berarti
bahwa sejak 17 Agustus 1945 Irian Barat telah masuk di dalam wilayah Republik
Indonesia. Apa yang belum terjadi? Karena penjajah Belanda di Irian Barat sesudah proklamasi itu masih berjalan
terus, maka Irian Barat belum kembali termasuk di dalam wilayah kekuasaan
Republik Indonesia. Sehingga kita punya perjuangan yang lalu ialah
Saudara-Saudara perhatikan benar-benar, bukan memasukan Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia.
Kesalahan ini masih kadang-kadang dibuat. Orang masih berkata, berjuang
memasukan Irian Barat kembali ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia.
Tidak!
Irian Barat sejak 17 Agustus 1945 sudah masuk dalam wilayah
Republik Indonesia. Orang kadang-kadang berkata, memasukan Irian Barat ke dalam
wilayah Ibu Pertiwi. Salah! Tidak! Irian Barat sejak daripada dulu sudah masuk
ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia…”
(Dikutip dari Pidato Bung Karno di
Kota Baru, Jayapura, tanggal 4 Mei 1963)
Mengenal sosok Ir. Soekarno (6 Juni 1901 - 21 Juni 1970) beliau adalah Presiden
Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 - 1966. Beliau memerankan peranan penting untuk memerdekakan
bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Beliau adalah penggali
Pancasila, sekaligus Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama
dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Keistimewaan
beliau yaitu dapat menyatukan rakyatnya. Warna kulit mungkin berbeda,
bentuk hidung dan dahi mungkin berlainan lihat orang Irian hitam, lihat orang
Sumatra sawomatang, lihat orang Jawa pendek‐pendek, orang Maluku lebih tinggi,
lihat orang Lampung mempunyai bentuk sendiri, sesuai dengan Semboyan negeri ini
yaitu Bhineka
Tunggal Ika "Berbeda‐beda tapi tetap satu jua". Begitu besar peranan Soekarno
tehadap bangsa Indonesia.
Sejarah Papua sebelum kemerdekaan Republik
Indonesia, sejak tahun 1866 Pulau
Papua berada
dalam penjajahan tiga negera Eropa, yakni: Belanda, Inggris dan Jerman. Bagian sebelah timur Pulau Papua yang oleh
bangsa Eropa lebih dikenal dengan nama Papua New Guinea dikuasai oleh Jerman
dan Inggris. Setelah melalui Trustee PBB /Trust Territory of
new Guinea, kedua wilayah tersebut lalu dipercayakan kepada Australia dan
Administrasinya dijadikan satu dalam Territory of Papua New Guine.
Sedangkan bagian barat Pulau Papua
yang oleh bangsa Eropa lebih dikenal dengan nama West
Papua dikuasai oleh Belanda dan diberi nama Netherland New
Guinea.
Papua adalah salah
satu wilayah Dekolonisasi yang telah dipersiapkan Belanda untuk Merdeka di kemudian hari seperti beberapa
wilayah di daerah Pacific seperti Australia, Papua New Guinea, Fiji, Vanuatu,
dll.Faktor itulah yang menyebabkan
sehingga Belanda harus kembali ke West Papua. Faktor lainnya adalah
setelah Indonesia Merdeka, lalu Soekarno melihat bahwa Pulau Emas (Isla Del Oro) yang
dikatakan oleh pelaut Spanyol Antonio Del Savera harus kita rebut dari Belanda dan
sekalian kita jadikan sebagai Pertahanan NKRI dari arah Timur. Pulau Emas inilah yang menyebabkan seluruh
Bangsa-Bangsa di Dunia termasuk Indonesia ingin merebutnya. Dimanakah
pulau emas itu? Pulau Emas itu adalah Papua (West Papua dan East Papua).
Dalam pelaksanaannya seperti yang
telah disebut diatas bahwa Belanda belum rela melepas Irian Barat. Ketidak-ikhlasan Belanda melepaskan wilayah
Papua inilah yang kemudian membawa status politik wilayah Papua harus melalui perjalanan panjang di
berbagai fora.
PERUNDINGAN LINGARJATI (15 November 1946 - 25 Maret 1947)
Perundingan Linggajati adalah suatu perundingan antara Indonesia dan Belanda
di Lingarjati, Jawa Barat yang
menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil
perundingan ini ditandatangani di Istana
Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan ditandatangani secara sah kedua negara pada 25 Maret 1947.
Pada akhir bulan Agustus
1946, pemerintah Inggris
mengirimkan Lord Killearn ke
Indonesia untuk menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Pada
tanggal
7 Oktober 1946 bertempat
di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta dibuka perundingan Indonesia-Belanda
dengan dipimpin oleh Lord Killearn. Perundingan ini menghasilkan persetujuan Gencatan Senjata (14 Oktober) dan
meratakan jalan ke arah perundingan di Linggarjati yang dimulai tanggal 11 November 1946.
KONFERENSI MEJA BUNDAR (23 Agustus 1949 - 2 November 1949)
Ini adalah jawabannya mengapa
Papua Bagian Barat terpisah dengan Papua Nugini berkaitan dengan Serah terima kedaulatan dari
pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, kecuali Papua
bagian barat. Indonesia ingin agar semua bekas daerah Hindia Belanda menjadi
daerah Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat negara
terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan mengenai
hal ini. Karena itu pasal 2 menyebutkan bahwa Papua bagian barat bukan bagian
dari serah terima, dan bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam waktu satu
tahun.
Isi kesepakatan KMB dalam
kenyataannya diingkari oleh Belanda sendiri. Belanda tidak hanya sekedar
bertahan di Papua, tetapi lebih dari itu, mempersiapkan langkah-langkah untuk
memisahkan Tanah Papua dari NKRI. Dewan nasional Papua dibentuk oleh belanda
(cikal bakal Organisasi Papua Merdeka (OPM)) dan dimerdekakan secara
tergesa-gesa lalu dilanjutkan pendeklarasian
negara boneka buatan Belanda ini pada tanggal 1 Desember 1961. Kelicikan Belanda
membentuk negara bonekanya di papua itu, tentu saja membuat bangsa Indonesia
berang.
OPERASI TRIKORA (1961)
Kelicikan Belanda membentuk negara
bonekanya di papua itu, tentu saja membuat bangsa Indonesia berang. Maka pada
tanggal 19
Desember 1961 di Alun-alun Utara Jogjakarta, Presiden Indonesia Soekarno mengumumkan Tri Komando Rakyat (TRIKORA) untuk
mengembalikan Irian Barat kepangkuan Negara Republik Indonesia. Konfrontasi
dengan Belanda pun tak terhindarkan.
KOMANDO MANDALA (1962)
Sebagai tindak lanjut program
TRIKORA, Presiden Soekarno membentuk Mandala pembebasan Irian Barat. Yang
dibentuk pada tanggal 2 Januari 1962 yang dipimpin oleh Mayor Jendral Suharto. Pusat dari komanda mandala
berada di Ujung pandang untuk melaksanan Trikora. Untuk melaksanakan tugas itu,
Komando Mandala melakuakan langkah-langkah berikut:
1.
Merencanakan,
mempersiapkan dan melaksanakn operasi militer.
2.
Mengembangkan
situasi militer di wilayah Provinsi Irian Barat.
Tetapi, melalui Trikora dan Komando mandala tetap tak mampu
melawan Belanda karena peralatan Belanda lebih canggih apalagi diturunkannya Kapal Induk Karel Doorman yang telah menenggelamkan kapal Yosudarso. Akhirnya, Soekarno mencari jalan lain untuk melumpuhkan
Belanda di Tanah Papua yaitu melalui Pembentukkan Partai Komunis
Indonesia (PKI). Oleh karenanya Belanda
terpaksa harus segera meninggalkan Papua karena mendapat tekanan dari rekan
sekutunya yaitu Amerika melalui Presiden John. F.
Kennedy. Kennedy pun diberi jaminan oleh
Indonesia untuk menanam Saham di Papua bila daerah tersebut dikuasai oleh
Indonesia. Oleh sebab itu, diutuslah
mantan DUBES AS di India sebagai penengah antara Indonesia & Belanda
yaitu Mr. Elsworht Bunker. Oleh
karena itu, Kontrak Kerja PT. Freeport pun ditandatangani pada tahun 1967 (
sebelum Referendum tahun 1969).
PERJANJIAN NEW YORK (1963)
Melihat pasukan Indonesia itu,
Belanda mulai khawatir dan kewalahan. Dunia Internasional mangetahui dan mulai
khawatir Amerika serikat mulai
menekan Belanda agar mau beruding. Ellswoth Bunker, seorang diplomat AS ditunjuk sebagai
penengah. Bunker selanjutnya mengusulkan. pokok-pokok penyelesaian masalah
Irian Barat secara damai. Pokok-pokok
usulan Bunker itu, antara lain berisi sebagai berikut.
1. Belanda akan menyerahkan Irian Barat
kepada Idonesia melalui badan PBB, yakni UNTEA (United Nations Temporary
Executive Authority).
2. Pemberian hak bagi rakyat Irian
Barat untuk menentukan pendapat tentang kedudukan Irian Barat.
Pokok tersebut dikenal dengan Rencana Bunker. Berdasarkan
Rencana tersebut maka pada tanggal 15 Agustus 1962
tercapailah persetujuan antara indonesia dan belanda yang dikenal dengan Persetujuan New York.
Sebagai pelaksanaan isi perjanjian new york secara resmi belanda
menyerahkan irian barat kepada UNTEA. Pada tanggal 1 Mei 1963 PBB menyerahkan Irian
Barat kepada Indonesia. Penyerahan Itu dengan syarat pemerintah Indonesia
mengadakan pungutan pendapat rakyat. Dengan
damikian, Berakhirlah kekuasaan Belanda di Indonesia. Dan kemudian Irian
Barat diganti menjadi menjadi Irian Jaya dan bergabung dengan Republik
Indonesia. Perjuangan Bung Karno ini akhirnya membuahkan hasil. 15 Agustus 1962
Indonesia - Belanda menandatangani New York Agreement yang difasilitasi PBB.
Pengambilalihan pemerintahan di Irian barat oleh UNTEA ini
tercatat dalam Resolusi Majelis Umum PBB No. 1752 tanggal 21 September 1962. Maka tanggal 1 Oktober 1962
secara resmi berlangsung penyerahan kekuasaan dari Pemerintahan Belanda kepada
UNTEA. Tanggal 31 Desember 1962 bendera
Belanda diturunkan dari wilayah Papua Barat dan sebagai gantinya dikibarkanlah
bendera Indonesia berdampingan dengan bendera PBB (UNTEA).
PEPERA (1969)
Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)
adalah referendum yang diadakan pada tahun 1969 di Papua Barat yang untuk menentukan status
daerah bagian barat Pulau Papua, antara milik Belanda atau Indonesia.
Selanjutnya di Papua sejak tahun 1970-2014 adalah di isi dengan berbagai
kebijakan masa jabatan Presiden Indonesia, yaitu:
1. Masa Presiden Soekarno: pada tahun 1965-1967 terjadi
pergantian nama Papua menjadi Irian Jaya.
2. Masa Presiden Soeharto: pada tahun 1967-1998
terjadi pergantian nama Irian Jaya menjadi Papua.
3.
Masa
Presiden Gus Dur
4. Masa Presiden Megawati: Pada tahun 2001-Sekarang
terjadi pergantian nama Papua menjadi Papua dan Papua Barat (Dikenal Wes Papua
Region)
5. Masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sangat perlu digaris bawahi dalam hal ini bahwa SEJARAH merupakan sebuah ASET yang sangat bernilai harganya dan tidak dapat diganti dengan apapun itu. Ini adalah sebuah VALUE bahwa orang yang pintar akan dihargai
Setelah di paparkan mengenai Sejarah
Papua Barat yang merupakan sebuah Aset yang harus dijaga dan dipertahankan dengan
baik, kini kita kaitkan dengan Ideologi serta Literasi yang ada pada Papua
Barat:
Jika kita kaitkan ideologi Papua
Merdeka, maka kita dapat mengatakan, bahwa "Ideologi
Papua Merdeka ialah cara orang Papua berpikir dan percaya serta mendorong
tujuan-tujuan dan tindakan-tindakan yang mengarah kepada kemeredekaan West
Papua, dan bahkan harapan-harapan orang Papua akan kehidupan setelah
kemerdekaan dan di sisi lain kehidupan orang Indonesia, tindakan-tindakan
negara Indonesia yang ada sekarang dan yang akan ada setelah Papua
Merdeka."
Meskipun begitu, ideologi cenderung
merujuk kepada cara orang memandang (di dalamnya) tentang dunia ini dan konsep
yang dicita-citakan tentang bagaimana hidup di dunia ini. Agak berbeda dari
filsafat dalam hal bahwa ideologi mencakup konsep bahwa pandangan seseorang
(yang menganutnya itu) sebagai yang terbaik.
Literasi
di papua Papua merupakan provinsi dengan rasio penduduk buta huruf tertinggi di
Indonesia, Perubahan lingkungan dan keterbukaan akses, serta kontak-kontak
penduduk dengan ekonomi uang dan pendatang, merupakan dampak tak terbantahkan. Ekspedisi
Literasi menjadi kebutuhan mendasar bagi anak-anak di Kabupaten Asmat untuk
dapat berperan aktif menyikapi perubahan yang tengah terjadi. Kabupaten Asmat
yang memiliki sekitar 80.000 jiwa penduduk, 57% di antaranya buta huruf (2012).
Sementara perubahan akibat dampak pembangunan tengah terjadi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perundingan_Linggarjati
(diakses pada tanggal 7 Mei 2014, 21:43 WIB)
http://blackpapernews.blogspot.com/2013/09/daftar-lengkap-urutan-presiden-dan.html
(diakses pada tanggal 9 Mei 2014, 22:32 WIB)
http://darathree.wordpress.com/2012/11/20/perjuangan-kemerdekaan-indonesia/
(diakses pada tanggal 7 Mei 2014, 21:56 WIB)
http://politik.kompasiana.com/2012/03/16/menurut-bung-karno-papua-sudah-menjadi-nkri-walaupun-tanpa-pepera-bagian-2-447305.html
(diakses pada tanggal 8 Mei 2014, 22:13 WIB)
Situs web: http://www.calstatela.edu/centers/write_cn/
(diakses pada tanggal 10 Mei 2014, 21:17 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic