Class
review lagi nih …
Ternyata
saya telah salah menduga bahwa class review yang kemarin saya tulis itu
merupakan class review yang terakhir. Tapi itu bukan masalah lagi, karena yang
terpenting saat ini adalah bagaimana saya dapat merampungkan argumentative
essay sekaligus class reiew di malam yang sama. Mungkin jika saya memiliki
power untuk dapat mengontrol waktu seperti Tao, hal itu akan terasa lebih
mudah. Ah, tba-tiba saya teringat akan pertanyaan yang dilontarkan Mr.Lala
siang tadi. Beliau bertanya mengapa manusia selalu beranggapan bahwa 24 jam itu
kurang. Padahal, pergerakan setap detik jarum jam itu selalu constant.
Jawabannya bukan pada bagaimana kita melihat atau mengamati pergerakan waktu
tersebut, tapi apa yang kita dapat dari selang waktu tersebut.
Dalam
minggu terakhir ini, terasa sekali atmosfer yang begitu beratcuntuk menulis.
Banyaknya sumber yang didapat mash memungkinkan dilema untuk menuls
argumentative essay. Bukan hanya itu saja, focus yang tersedia tinggallah
seonggok energy penghabisan yang sebelumnya telah digunakan terlalu keras.
Sehingga, babak terakhir in merupakan penentuan dari upaya yang telah
dikerahkan sebelumnya.
Langsung
saja mengenai pembahasan pada class review ini tentu tidak jauh-jauh dengan
class review sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa class review ini merupakan
lanjutan daripada class review kemarin. Dalam pertemuan ini, pembahasan yang
dibahas yakni a procces view of writing. Dalam proses tersebutkita akan melihat
tulisan itu sebagai:
1.
Problem solving
·
Invention strategies
·
Extensive planning
Dalam menulis,
kita harus bisa memberikan solusi atau penyelesaian masalah dari issue yang
kita angkat dalam tulisan tersebut. Diantaranya harus ada invention strategies
dan extensive planning.
2.
Generative
a.
Discover
b.
Explore
= ideas.
Dalam menulis,
kita itu sedang melakukan discoverdan juga explore dalam kegiatan tersebut.
Kemudian dari kedua proses tersebut maka terbentuklah ideas.
3.
Recursive => Constant review
focused.
Di sini kita constant
review focused maksudnya kita mereview focus-fokusnya secara constant. Kemudian
dari hal tersebut kita dapat melihat hasil daripada proses yang constant
tersebut.
4.
Collaborative => Focused
feed back
Ada sebuah interaksi
timbale balik dalam menulis ini.
5.
Developmental => Improvement
Dari proses-proses
melelahkan dalam writing, pasti yang dilihat adalah hasilnya kemajuan seseorang
itu dalam proses menulis itu sendiri.
Kembali ke argumentative essay, ada beberapa yang
saya revisi di pertemuan kali ini. Terutama pada bagian penulisan argumentative
essay. Namun, pada beberapa aspek, saya kurang begitu memahami susunan atau
struktur penempatan aspek dalam argumentative essay ini. Yang saya garis bawahi
atau catat dalam perevisian argumentative essay yaitu diantaranya:
ð Keefektifan sentences. Dalam aspek ini, sebuah kalimat haruslah
mencakup berbagai aspek dalam ideyang diutarakan.
ð Letak papua. Letak papua disini lebih baik diungkapkan secara
strategis. Maksudnya yakni letak keberadaannya yaitu dimana, tidak perlu detil
disebutkan gris lintang, bujur, dan semacamnya.
ð Penulisan sub judul haruslah berada di pinggir dan tidak boleh di
tengah.
ð Berhati-hatilah dalam mengungkapkan klaim.
ð History itu dinamis, maka kita dapat kembali ke masa lalu dank au
dapat menghasilkan sesuatu dari situ.
ð Argument tercetak seharusnya di introduction.
ð Munculkan essensial dari suatu periode.
ð Penjelasan tentang apa yang akan ditulis dalam argumentative essay
itu adanya di introduction.
ð Mencari expresi yang tepat dalam penulisan argumentative essay.
Selain itu, yang tidak kalah penting dalam pengungkapan atau
penulisan argumentative essay adalah historical pauses. Historical pauses ini
terisi tentang kejadian-kejadian dalam oeriode waktu tertentu sebagai langkah
menuju kemerdekaan di Papua serta kejadian-kejadian apa saja yang ada di
dalamnya. Hal itu yang harusnya diungkapkan dalam argumentative essay ini.
Kemudian dalam penulisan argumentative essay sendiri, kita harus terlebih dulu
menjadi pembaca yang baik. Seperti apa yang dikatakan Lehtonen bahwa tulisan
yang baik itu embrionya selalu pada pembaca yang baik.
Dalam subjek ini, sebetulnya lebih cocok dikaji oleh para sejarawan
atau kawan-kawannya. Namun, disini dianggap sebagai proses Literasi. Hanya saja
subjeknya yang memang bersifat sejarah.
Namun, sebetulnya itu baik untuk perluasan wawasan. Kita dapat memandang
Literacy as a skill.
Demikian
class review kedua belas yang saya tulis diwaktu deadline ini. Kesimpulan dari
class review ini yakni dalam penulisan argumentative essay, kita harus
benar-benar matang dalam penulisannya. Diperlkan waktuyang lama untuk menulis
argumentative essay ini. Kita tidak bisa mengerjakannya dalam waktu semalam
saja. Itu akan membunuh dirimu sendiri. Pengumpulan data dan penyusunannya
kembali harus benar-benar diperhatikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic