Class Review 12
Tuesday, May 13th
2014
Sama
halnya seperti malam-malam sebelumnya. Malam ini pun selalu berkarib dengan
sepi dan ditemani dengan lembaran-lembaran putih yang selalu ingin dihiasi
dengan goresan-goresan indah pena ini.
Malam ini terasa begitu berbeda dan terasa begitu berat. Bagaimana tidak? Lembaran-lembaran putih
tersebut harus diselesaikan dalam waktu satu malam saja. Hebat bukan?
Disaat
tubuh tidak sejalan dengan keadaan, otak ini masih berselancar di lautan ide
yang begitu luasnya. Entah sampai kapan
ia mengarungi lautan yang tak akan pernah ada batasnya. Dalam pencarian ide tersebut, tangan ini pun
masih terus menggerakkan pena yang menggoreskan ide-ide tersebut. Sungguh pekerjaan yang sangat melelahkan.
Namun,
itu semua harus aku jalani. Karena itu
merupakan sebuah proses yang harus ditempuh dalam menjalani kehidupan,
khususnya dalam pencarian ilmu. Karena
dari setiap proses tersebut memberikan sebuah pengajaran yang dapat membuat
hidup ini lebih baik lagi dari sebelumnya.
Kaitannya
dengan sebuah proses, pada pertemuan ketiga belas mata kuliah writing, Mr. Lala pun membahas mengenai
sebuah pandangan proses dalam menulis atau A
Process view of Writing. Hal
tersebut sebagaimana dikutip dalam bukunya Ken
Hyland yang berjudul “Teaching and Researching Writing”.
Di
dalam A Process view of Writing terdapat
lima point penting, diantaranya:
1)
Writing is
Problem Solving
Dalam
hal ini, menulis merupakan sebuah proses dalam penyelesaian masalah. Seorang penulis menggunakan strategi-strategi
hasil temuannya dan perencanaan yang luas untuk bisa menyelesaikan
masalah-masalah yang belum terpecahkan pada setiap tulisan.
2)
Writing is
Generative
Dalam
hal ini, menulis merupakan sebuah proses dalam menghasilkan ide. Seorang penulis mengarungi lautan ide untuk
bisa mengeksplor dan menemukan ide-ide untuk dituangkan dalam sebuah tulisan.
3)
Writing is
Recursive
Dalam
hal ini, menulis merupakan sebuah proses yang berulang-ulang. Seorang penulis secara konstan meninjau ulang
dan memodifikasi teks mereka dan sering menghasilkan beberapa draf hingga tahap
akhir penyelesaian dalam membuat sebuah tulisan.
4)
Writing is
Collaborative
Dalam
hal ini, menulis merupakan sebuah proses kerjasama. Seorang penulis harus fokus terhadap timbal
balik dari berbagai sumber. Ketika
seorang penulis tersebut melakukan kerjasama dengan yang lainnya, maka penulis
tersebut harus fokus dan melakukan timbal balik dari apa yang mereka bahas atau
bicarakan.
5)
Writing is
Developmental
Dalam
hal ini, menulis merupakan sebuah proses pengembangan. Seorang penulis tidak dilihat hanya dari
hasil akhirnya saja, tetapi pada setiap peningkatan yang mereka capai.
Menurut Lehtonen, seorang penulis yang baik itu pada mulanya berasal dari
seorang pembaca yang baik. Oleh karena
itu, jika kita ingin menjadi seorang penulis yang baik, maka kemampuan membaca
kita harus ditingkatkan terlebih dahulu agar bisa menjadi seorang pembaca yang
baik atau qualified reader.
Kembali kepada pembahasan argumentative essay mengenai Papua,
sejarah merupakan alasan yang paling utama dalam mempertahankan papua di dalam
NKRI. Berhubungan dengan sejarah, maka
terdapat historical pause, diantaranya:
- Tahun 1908
Pada tahun 1908, tepatnya pada
tanggal 20 Mei 1908 terdapat sejarah penting bagi Indonesia. Hal tersebut merupakan titik pangkal dari
kegiatan perjuangan nasional bangsa Indonesia. Peristiwa yang ditandai oleh
berdirinya sebuah organisasi yang bernama Budi Utomo itu kemudian dikenal
sebagai Hari Kebangkitan Nasional Indonesia. Karena arti penting dari kejadian
itu dinyatakan sebagai awal lahirnya cita-cita kemerdekaan nusa dan bangsa
secara menyeluruh, di samping timbulnya tekad untuk bersatu dalam menghadapi
segala kesukaran bersama.
Berdirinya Budi Utomo pada tanggal
20 Mei 1908 telah didahului oleh suatu peristiwa yang bersifat internasional.
Peristiwa yang membuka mata dan memutuskan belenggu mental “minderwaardeg”
bangsa-bangsa Asia, suatu anggapan bahwa bangsa Timur tidak akan dapat sejajar
apalagi melebihi bangsa Barat.
Organisasi Budi Utomo lahir dan bergerak dalam pengajaran, pertanian,
peternakan, perdagangan teknik-industri, kebudayaan, ilmu, cita-cita
kemanusiaan, dan segala yang perlu untuk menjamin kehidupan bangsa yang
terhormat. Tidak dimungkiri apabila Budi Utomo dalam masa permulaannya masih
berada dalam “Fase Locaal Patriotisme” fase kedaerahan. Namun dalam kongresnya
yang pertama di Yogyakarta pada tanggal 5 Oktober 1908. Budi Utomo telah
menunjukkan peranannya sebagai suatu organisasi yang berhasil mempersatukan
segenap unsur yang mewakili lapisan masyarakat.
- Tahun 1928
Pada tanggal 28 Oktober 1928 terdapat peristiwa sejarah penting di
Indonesia, yaitu Sumpah Pemuda. Peristiwa
sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari
Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu
bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari
Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini
setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh
organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan
pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai
wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong
Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari
pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang
dan Tjoi Djien Kwie.
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua :
PERTAMA :
Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu,
Tanah Indonesia).
KEDOEA :
Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa
Indonesia).
KETIGA :
Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa
Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu
kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R.
Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928
pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan
bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah
kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.
- Tahun 1945
Pada
tahun 1945 merupakan tahun dimana Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya. Maka dari itu, pada
tahun 1945 terdapat rangkaian peristiwa sejarah menjelang proklamasi
kemerdekaan RI, diantaranya:
·
Tanggal 6 Agustus 1945 -- 2 bom atom
dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat.
Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini
pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
·
Tanggal 7 Agustus 1945 -- BPUPKI
berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
·
Tanggal 9 Agustus 1945 -- Soekarno,
Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu
Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju
kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
·
Tanggal 10 Agustus 1945 -- Sementara
itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa
Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap
memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan
sebagai hadiah Jepang.
·
Tanggal 11 Agustus 1945 -- Jepang
melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta
dan Radjiman bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan dalam
beberapa hari.
·
Tanggal 14 Agustus 1945 -- Saat
Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat (250 km di sebelah
timur laut dari Saigon), Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan
kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu busuk
Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi
menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro dengan
Jepang. Hatta menceritakan kepada Sjahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
·
Tanggal 15 Agustus 1945 -- Jepang
menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di
Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di
Indonesia ke tangan Belanda. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal
bertekuk lutut, Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei)
untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka), tetapi
kantor tersebut kosong.
·
Tanggal 16 Agustus 1945 -- Gejolak
tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin
memuncak dilancarkan para pengikut Syahrir.
Soekarno didesak oleh sekitar 15 pemuda untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan. Para pemuda menculik
Soekarno dan Hatta dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian dikenal
sebagai Peristiwa Rengasdengklok.
·
Tanggal 17 Agustus 1945 – Pelaksanaan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pada
hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945.
Soekarno dan Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang
menandakan Hari kemerdekaan Indonesia.
Soekarno menjadi Presiden pertama dan Mohammad Hatta menjadi wakil
Presiden pertama Indonesia.
- Tahun 1960
Pada
tahun 1960 terdapat rangkaian peristiwa sejarah di Indonesia, diantaranya:
·
Desember 1960 : Indonesia
mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni-Soviet senilai $
2,5 miliar dengan persyaratan pembayaran jangka panjang.
·
Tanggal 19 Desember 1961 : Soekarno mengumandangkan Operasi Trikora di
alun-alun Utara Yogyakarta.
·
Tanggal 15 Agustus 1962 : Indonesia dengan Belanda mengadakan Perundingan di
Markas PBB di New York dan dikenal dengan Perjanjian New York.
·
Tanggal 1 Mei 1963 : Langkah strategis berdasarkan Perjanjian New York
yang memperkuat kembalinya kembalinya Papua ke pengakuan Ibu Pertiwi.
Pada kesimpulannya
yaitu pada pertemuan kali ini masih berselancar di lautan ide. Lautan ide disini maksudnya yaitu masih
berkutat dengan argumentative essay mengenai
permasalahan yang ada di Papua Barat.
Permasalahan yang sepertinya tak kunjung habis ini membuat banyak pihak ingin
menguasai tanah yang dianugerahi dengan berbagai macam potensi didalamnya. Oleh karena itu, Indonesia juga harus tetap
mempertahankan Papua menjadi bagian NKRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic