Class review 12
Selasa, 13 Mei 2014, writing class
dimulai seperti biasanya pada pukul 10:50 pagi.
Cuaca hari ini sangatlah cerah dan panas tentunya. Tetapi, energi penuh dari sinar matahari yang
menyinari pagi ini sepertinya tidak sejalan dengan stamina kami yang hampir
habis dan butuh “refreshing” untuk
memulihkan kembali energi kami. Pagi ini
banyak dari kami yang terlihat kelelahan karena harus menyelesaikan beberapa
tugas sekaligus yang telah memasuki “deadline”
yang telah ditentukan. Meskipun terlihat
masih lelah diraut wajah kami tapi pembelajaran hari ini berjalan dengan
kondusif karena kami masih tetap fokus dengan materi yang diberikan pada saat
perkuliahan berlangsung.
Perkuliahan hari ini tentu saja dimulai
dengan beberapa materi tambahan yang disampaikan oleh Mr. Lala di kelas. Materi yang hari ini tidak terlalu banyak,
hanya sedikit tambahan yang tentunya masih sangat berhubungan dengan hal “writing”. Proses seseorang ketika menulis akan mencapai
beberapa tahapan yang menunjukkan sejauh mana progress dari penulis tersebut.
A process view of writing ((Hyland,
2002: p. 80)
•
Writing is problem-solving: writers
use invention strategies and extensive planning to resolve the rhetorical
problems that each writing task presents.
•
Writing is generative: writers
explore and discover ideas as they write.
•
Writing is recursive: writers
constantly review and modify their texts as they write and often produce
several drafts to achieve a finished product.
•
Writing is collaborative: writers
benefit from focused feedback from a variety of sources.
•
Writing is developmental: writers
should not be evaluated only on their final products but on their improvement.
Menulis dan membaca adalah suatu
kegiatan literasi : bagaimana kita benar-benar menggunakan dalam kehidupan kita
setiap hari. Menulis adalah pemberdayaan
pribadi, tetapi menulis juga digambarkan dalam istilah sebaliknya: cacat
pribadi mendekati pada illiteracy. Menurut
Scribner dan Cole (1981:236) “literacy
is not simply knowing how to read and write a particular script but applying
this knowledge for specific purpose in specific context of use”. Menulis sangat berharga mempertimbangkan
peran literasi membantu untuk mengerti bagaimana orang membuat arti dari hidup
mereka melalui kebiasaan rutin mereka dalam menulis dan membaca.
Writ 101 adalah mata kuliah pilihan yang
mencoba untuk menjadi keduanya, mudah diakses dan berhubungan dengan semua mata
pelajaran pokok, keahlian, mengaitkan pengalaman menulis siswa sendiri dengan
permintaan pelajaran akademik. Writ 101
mengorganisir sekitar empat tugas-tugas inti: a narrative, an exposition, an
argument and a research paper berdasarkan satu dari tugas-tugas tersebut. Didalam Writ 101 kita harus melalui beberapa
tahap dalam prosesnya.
Process stages in Writ 101
Prewriting:
brainstorming, free writing, clustering, topic analysis, organizing, planning
Writing:
drafting, unblocking techniques
Editing:
cutting deadwood, strengthening sentences, improving style
Rewriting:
identifying focus and structure, revising on different levels, peer feedback,
adapting text for speaking
Publication:
proofreading and polishing, evaluating the final product, publication.
Writing in different genres: RAFT
(Role and Purpose, Audience, Focus, Tone)
Holst (1995: 111)
Sebelum
memulai untuk menulis, keterampilan penulis dalam kehidupan nyata
dipertimbangkan empat pertanyaan penting:
1. What
is the purpose of this piece of writing ?
Ini harus dilakukan dengan fungsi dari
menulis dan peran yang penulis adopsi dari tujuan ini. Contohnya: apakah tujuan ini untuk
menjelaskan secara hati-hati dan jelas bagaimana sesuatu bekerja ? Apakah
tujuannya untuk mengajak dan mendorong pembaca untuk melakukan beberapa
tindakan.
2. Who
am I writing this for? Melalui analisis
calon pendengar kita, kita bisa menjelaskan isi dan fokus pada tugas menulis
kita. Who are my readers? How much do
they know already? What will be new to them? What is their attitude to my
subject? Once we have a clear sense of purpose and audience, we can then think
about more specific aspects of the writing task.
3. What
should this piece of writing look like? This is related to audience and purpose
and concerns the format of a piece. Is it a report, a memo, a research paper, a
feature article? What conventions of organization and layout should I follow?
4. How
should I sound? What tone should I adopt for this piece?
Tone
harus dilakukan dengan resmi dan sikap.
A functional model of writing
•
Language is a system for communicating meaning.
•
Meanings are organized as texts and have distinctive characteristics depending
on their purposes.
•
Texts are never completely individual, they always relate to a social context
and to other texts.
•
Context is realized in texts through conventions of field (what), tenor (who)
and mode (how).
•
A knowledge of the resources for creating texts allows writers to write more
effectively.
•
All texts can be described in terms of both form and function, i.e. their
organization of elements for making meanings and the purposes that are being
served with them.
Advantages of writing in a
simulation
•
Discoursal rehearsal: helps learners
establish ways of engaging in spoken and written interaction by simulating
real-world events.
•
Learning to write: provides
opportunities to employ genres under realistic conditions.
•
Rhetorical consciousness raising:
promotes understanding of reader needs and of writing as a means of achieving
social and persuasive purposes.
•
Motivated involvement: provides
students with reasons for writing based on their target needs and current
interests.
•
Cooperative engagement: requires
students to work with others to collect data, exchange information and make
decisions.
•
Learner control: offers learners
opportunities to determine their own routes and strategies to achieve the goals
established by the simulation.
•
Real feedback: requires students to
respond immediately and authentically to peers’ texts, helping writers to judge
the effectiveness of their communication and develop reader sensitivity.
Kesimpulan untuk class review ini yaitu
bahwa seorang penulis yang baik lahir dari seorang pembaca yang baik. Seseorang yang suka membaca akan memperoleh
banyak informasi dari kegiatan membaca yang dilakukannya. Informasi yang diperolehnya tersebut dapat
dituangkan kembali kedalam sebuah tulisan.
Menulis dan membaca disini berarti menghubungkan orang satu sama lain
dengan cara membawa arti fakta-fakta sosial.
Jadi, menulis merubah dengan konteks dan tidak bisa disaring untuk
mengumpulkan teori atau kemampuan teknik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic