Masih Bersama West Papua dan
Argumentative Essay
Malam
ini kian pekat membahana. Terungkuh sudah kesunyian dalam hamparan. Aku mencoba
merabahnya lewat untai dan bait yang terus berjalan bersama rangkaian kata.
Rangkaian kata yang selalu menemaniku disetiap aku sedang mengarungi lautan
academic writing. Aku mencoba membangkitkan semangatku di dalam kepingan hati
untuk menyelesaikan class review yang terakhir. Namun pena yang berjalan tidak
akan berhenti sampai disini. Aku berharap sang benderang dan rambahan malam
membantuku menyelesaikan semuanya pada mala mini. Selangkah lagi akan mencapai
samudera. Setelah 13 pertemuan sudah dilewati dalam mengarungi lautan academic
writing. Kita harus mempunyai tenaga dan
semangat yang luar biasa karena tantangannya akan lebih berat.
13
Mei merupakan pertemuan yang ke-13 dalam mata kuliah writing 4. Pada pertemuan
ini masih bersama West Papua dan Argumentative Essay. Pada pertemuan ini pula
tidak banyak yang dibahas, hanya
berkonsultasi dan memiksa paper
argumentative essay. Setelah ini papernya harus direvisi kemabli dan akan
disubmit untuk dua minggu kemuadian. Mr Lala menjelaskan tentang “A process
view of writing”.
A
process view of writing juga sudah tertera dalam buku “Teaching and Researching
Writing” (Ken Hyland, 2000: 80) bahwa:
·
Writing is problem-solving: writers use
invention strategies and extensive planning to resolve the rhetorical problems
that each writing task present.
·
Writing is generative: writers explore and
discover idea as they write.
·
Writing is recursive: writers constantly
review and modify their texts as they write and often produce several drafts to
achieve a finished product.
·
Writing is collaborative: writers
benefit from focused feedback from a variety of sources.
·
Writing is development: writers should
not be evaluated only on their final product but on their improvement.
Dalam
problem-solving ada dua kunci yatitu invention strategis and extensive
stretegies. Kita sebagai pemula dalam
menulis masih tahap meniru, begitu juga yang dikatakan oleh Mr Lala Bumela pada
pertemuan ke enam yaitu “Meniru adalah bagian terpenting dari menemukan lalu
menciptakan”. Dalam writing is generative juga telah dijelaskan bahwa seorang
penulis mampu untuk mengekplor dan menemukan sesuatu yang baru, khususnya
ketika menulis. Coba kit kaitkan dengan argumentative essay, argumentative
essay itu membutuhkan banyak sumber
untuk mendukung opini kita. Berarti itu berhubungan dengan explore and discover
ideas. Yang namanya sejarah itu harus digali supaya mengetahui knonologi yang sebenarnya. Begitu jga dengan
collaborative yang membahas tentang feedback dari beberapa sources. Dalam
menulis juga bukan hanya hasil yang dilihat, tetapi proses yang lebih penting
karena proses akan mengetahui sejauh mana perkembangan kita saat menulis. “…
give process a classroom presume engaging students in a recursive process of
planning, drafting, reviewing, evaluating and revising of providing a
supportive environment and of making use of various feedback sources (Ken Hyland,
2000: 80).
Kita
membahas kembali tentang literacy. Dalam literacy ada dua aspek besar yang
harus dibahas yaitu membaca dan menulis. Menurut Lehtonen (2002) bahwa penulis
yang hebat itu berasal dari pembaca yang hebat.
Membaca
itu merupakan jendela untuk membuka
gudangnya ilmu pengetahuan. dengan membaca kita akan mengtahui banyak hal,
khususnya ilmu pengetahuan. lihatlah para penulis yang hebat sekarang, awalnya
mereka mampu membangun membaca yang baik dalam hidupnya dan kemudian dituangkan
lewat tulisan atas hasil dari membacanya. Begitu juga dengan membuat
argumentative essay harus membaca banyak atau pengalaman membacanya banyak,
khususnya tentang West Papua.
Kembali
lagi ke pembahasan awal mengenai
argumentative essay. Semua teks pasti memiliki thesis statement yang akan
menghantarkan id eke paragraph-paragraf selanjutnya, begitu juga dengan
argumentative essay.
Thesis Statement (in one single
sentence) = opini + reason
Dalam
argumentative essay tentang mempertahankan atau melepas West Papua ke NKRi itu
harus memiliki banyak sumber atau data. Bila mempertahankan West papua dalam
pelukan NKRI itu yang paling pertama adalah dari aspek sejarah. Sejarah
merupakan asset yang harus dipertahankan dan tidak akan pernah hilang dalam
sebuah negara.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa a process view of writing itu ada lima yaitu
problem-solving, generative, recursive, collaborative, and development. Dalam
menulis bukan hanya dilihat dari hasil
akhirnya saja, melainkan proses yang paling penting karena dengan process juga
kan mengetahui perkembangannya. Menjadi penulis yang hebat itu karena memiliki
latar belakang menjadi pembaca yang hebat karena a good writer dihasilkan dari
a good reader. Maka yang paling utama dibangun adalah aspek “membaca”. Begitu
pula dalam membuat argumentative essay harus banyak membaca, kususnya tentang
West Papua dan yang paling penting adalah harus membuat thesis statement yang
sesuai karena itu menjadi tiang untuk ke paragraph-paragraf selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic