We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Selasa, 13 Mei 2014

Class Review 11


Perjalanan terakhir
Pertemuan semakin jauh, benar-benar tidak terasa pertemuan kita hanya tersisa dua pertemuan lagi. Pembahasan materi juga semakin jauh dan dalam. Pembahasan terakhir adalah argumentative essay. Kita akan memperdalam untuk membuat argumentative essay. Kita harus bisa menemukan alasan yang logic dan menarik untuk dipertanggung jawabkan nantinya. Dalam argumentative essay ini kita akan membahas tentang papua khususnya papua bagian barat.
Kita akan membahas tentang papua yang ingin memerdekakan daerahnya. Sebenarnya kita boleh saja mendukung papua merdeka, namun apakah kita bisa mebolak balikkan sejarah. Kita diminta agar mendukung agar papua tetap menjadi bagian dari NKRI. Kita akan menjabarkan beberapa alasan, mengapa kita mendukung papua untuk tetap menjadi bagian dari NKRI dengan bantuan dari sumber-sumber yang meyakinkan dan membantu alasan kita sendiri.
Ada beberapa alasan supaya papua tetap menjadi bagian dari NKRI. Salah satunya yaitu, history. History adalah asset terbesar bagi penulis untuk membuat argumentative. Selain itu History adalah alasan yang paling kuat untuk mendukung papua agar tetap menjadi bagian dari NKRI. Disamping itu saya juga mempunyai alasan lain yaitu: dignity, education, culture, resource.  
History dengan politik yaitu hal yang tidak bisa terpisahkan, keduanya saling berkaitan.  Saya akan memaparkan alasan tentang history sebagai asset terbesar. proses perjuangan integrasi papua kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia in cukup melelahkan dan memakan waktu yang lama dengan berbagai pengorbanan baik waktu maupun pengorbanan jiwa dan raga para patriot bangsa. Perjuangannya sendiri dilakuakn melalui upaya diplomasi politik dan perundingan kedua belah pihak antara Indonesia dengan belanda yang dimulai sejak tahun 1948 melalui perundingan Malino.

Namun perundingan demi perundingan di adakan oleh pemerintah Indonesia, tetapi tidak menemukan kesimpulan agar papua mengurungkan niatnya untuk melepaskan diri dari NKRI. Belanda juga kekeh untuk mempertahankan papua agar tetap berada dibawah dari kekuasaannya. Sementara pemerintah Indonesia merasa papua merupakan bagian yang tak terpisahkan dari wilayah NKRI. Seluruh upaya perundingan yang dilakukan pemerintah Indonesia dan belanda tidak pernah menghasilkan kesepakatan yang menjadi penyelesaian dari permasalah integrasi papua.
Pada 1 desember 1961 telah mempersiapkan pembentukan Negara merdeka bagi bangsa papua, anatara lain telah membentuk sebuah Dewan Rakyat Papua, bendera Bintang Kejora, lagu kebangsaan dan Lambang Negara Burung Mambruk. Presiden Soekarno merasa tersinggung dengan perbuatan pemerintah belanda. Beliau juga mengambil keputusan untuk membuat langkah-langkah politik yang lebih revolusioner. Kemudian pada tanggal 19 Desember 1961 bertempat di alun-alun Yogyakarta, beliau mengumandangkan ‘Trikora’ (Tri Komando Rakyat), yaitu:
1.      Gagalkan pembentukan Negara boneka papua
2.      Kibarkanlah sang Merah Putih di Irian Barat
3.      Bersiap-siaplah mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan
Tujuan integrasi papua kedalam NKRI mempertegas kembali bahwa posisi papua secara utuh sebagai bagian dari wilayah kemerdekaan Republik Indonesia. Papua merupakan bagian integral dari elemen bangsa yang sejak dahulu diperjuangkan dalam semanagat kebersamaan merebut kemerdekaan dari penindasan penjajah.
Ada dua versi tentang tujuan integrasi papua kedalam NKRI. Pemerintah Indonesia merasa papua adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dari wilayah kekuasaan Indonesia. Hal in sesuai dengan keputusan hasil musyawaroh BPUPKI dan PPKI tanggal 11-12 juli 1945 bahwa wilayah Negara Indonesia adalah Hindia Belanda dahulu, ditambah Malaya, Borneo Utara, papua, timor portugis dan pulau-pulau disekitarnya. Sedangkan menurut versi masyarakat papua tujuannya yaitu menata kehidupan yang lebih baik, yang lebih sejahtera, lebih nyaman, lebih adil dan makmur. Selama bersama dengan pemerintah Belanda kehidupan rakyat papua tidak lebih baik dari yang diharapkan.
Selanjutnya saya akan memaparkan masalah politik yang ada di Papua. Kini, setelah 50 tahun penyerahan administrasi Papua ke Indonesia sejak 1 Mei 1963, hampir seluruh spektrum politik di Papua bersepakat bahwa situasi Papua semakin memburuk. Mereka bersepakat bahwa persoalan Papua begitu kompleks meliputi sejarah dan status politik, diskriminasi dan marjinalisasi masyarakat asli, konflik agraria dan lingkungan, serta pelanggaran hak-hak sipil-politik dan ekonomi, sosial, budaya.
Menurut Markus Haluk (2013), sebanyak 366 bentuk pelanggaran hak sipil politik terhadap rakyat Papua terjadi sejak tahun 2008 hingga 2012. Pelanggaran tersebut dalam bentuk penyiksaan berat, penangkapan sewenang-wenang, penembakan dan pembunuhan, pemerkosaan perempuan, pembakaran, penggerebekan asrama mahasiswa dan penghancuran harta warga, pengekangan demonstrasi damai, penolakan surat pemberitahuan demo damai, penahanan warga sipil dengan tuduhan makar, pembatasan akses anggota parlemen, kongres dan diplomat asing, pembatasan dan ancaman terhadap jurnalis internasional, media nasional dan lokal, serta ancaman pembela HAM.
Jadi pada intinya pembahasan diatas adalah history sebagai asset terbesar mengapa papua harus menjadi bagian dari NKRI. Kita harus mempertahankan Papua tidak hanya karna alasan material. Seperti karna Papua mempunyai banyak sumber daya. Mempunyai banyak tambang gas. Disamping itu juga politik menjadi alasan mengapa Papua menjadi bagian dari NKRI.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic