Perjalanan terakhir
Pertemuan semakin jauh, benar-benar tidak terasa pertemuan kita
hanya tersisa dua pertemuan lagi. Pembahasan materi juga semakin jauh dan
dalam. Pembahasan terakhir adalah argumentative essay. Kita akan memperdalam
untuk membuat argumentative essay. Kita harus bisa menemukan alasan yang logic
dan menarik untuk dipertanggung jawabkan nantinya. Dalam argumentative essay
ini kita akan membahas tentang papua khususnya papua bagian barat.
Kita akan membahas tentang papua yang ingin memerdekakan daerahnya.
Sebenarnya kita boleh saja mendukung papua merdeka, namun apakah kita bisa
mebolak balikkan sejarah. Kita diminta agar mendukung agar papua tetap menjadi
bagian dari NKRI. Kita akan menjabarkan beberapa alasan, mengapa kita mendukung
papua untuk tetap menjadi bagian dari NKRI dengan bantuan dari sumber-sumber
yang meyakinkan dan membantu alasan kita sendiri.
Ada beberapa alasan supaya papua tetap menjadi bagian dari NKRI.
Salah satunya yaitu, history. History adalah asset terbesar bagi penulis untuk
membuat argumentative. Selain itu History adalah alasan yang paling kuat untuk
mendukung papua agar tetap menjadi bagian dari NKRI. Disamping itu saya juga
mempunyai alasan lain yaitu: dignity, education, culture, resource.
History dengan politik yaitu hal yang tidak bisa terpisahkan,
keduanya saling berkaitan. Saya akan
memaparkan alasan tentang history sebagai asset terbesar. proses
perjuangan integrasi papua kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia in cukup
melelahkan dan memakan waktu yang lama dengan berbagai pengorbanan baik waktu
maupun pengorbanan jiwa dan raga para patriot bangsa. Perjuangannya sendiri
dilakuakn melalui upaya diplomasi politik dan perundingan kedua belah pihak
antara Indonesia dengan belanda yang dimulai sejak tahun 1948 melalui
perundingan Malino.
Namun
perundingan demi perundingan di adakan oleh pemerintah Indonesia, tetapi tidak
menemukan kesimpulan agar papua mengurungkan niatnya untuk melepaskan diri dari
NKRI. Belanda juga kekeh untuk mempertahankan papua agar tetap berada dibawah
dari kekuasaannya. Sementara pemerintah Indonesia merasa papua merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari wilayah NKRI. Seluruh upaya perundingan yang
dilakukan pemerintah Indonesia dan belanda tidak pernah menghasilkan kesepakatan
yang menjadi penyelesaian dari permasalah integrasi papua.
Pada
1 desember 1961 telah mempersiapkan pembentukan Negara merdeka bagi bangsa
papua, anatara lain telah membentuk sebuah Dewan Rakyat Papua, bendera Bintang
Kejora, lagu kebangsaan dan Lambang Negara Burung Mambruk. Presiden Soekarno
merasa tersinggung dengan perbuatan pemerintah belanda. Beliau juga mengambil
keputusan untuk membuat langkah-langkah politik yang lebih revolusioner.
Kemudian pada tanggal 19 Desember 1961 bertempat di alun-alun Yogyakarta,
beliau mengumandangkan ‘Trikora’ (Tri Komando Rakyat), yaitu:
1. Gagalkan
pembentukan Negara boneka papua
2. Kibarkanlah
sang Merah Putih di Irian Barat
3. Bersiap-siaplah
mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan
Tujuan
integrasi papua kedalam NKRI mempertegas kembali bahwa posisi papua secara utuh
sebagai bagian dari wilayah kemerdekaan Republik Indonesia. Papua merupakan
bagian integral dari elemen bangsa yang sejak dahulu diperjuangkan dalam
semanagat kebersamaan merebut kemerdekaan dari penindasan penjajah.
Ada
dua versi tentang tujuan integrasi papua kedalam NKRI. Pemerintah Indonesia
merasa papua adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dari wilayah kekuasaan
Indonesia. Hal in sesuai dengan keputusan hasil musyawaroh BPUPKI dan PPKI
tanggal 11-12 juli 1945 bahwa wilayah Negara Indonesia adalah Hindia Belanda
dahulu, ditambah Malaya, Borneo Utara, papua, timor portugis dan pulau-pulau
disekitarnya. Sedangkan menurut versi masyarakat papua tujuannya yaitu menata
kehidupan yang lebih baik, yang lebih sejahtera, lebih nyaman, lebih adil dan
makmur. Selama bersama dengan pemerintah Belanda kehidupan rakyat papua tidak
lebih baik dari yang diharapkan.
Selanjutnya saya akan memaparkan masalah politik yang ada di Papua.
Kini,
setelah 50 tahun penyerahan administrasi Papua ke Indonesia sejak 1 Mei 1963,
hampir seluruh spektrum politik di Papua bersepakat bahwa situasi Papua semakin
memburuk. Mereka bersepakat bahwa persoalan Papua begitu kompleks meliputi
sejarah dan status politik, diskriminasi dan marjinalisasi masyarakat asli,
konflik agraria dan lingkungan, serta pelanggaran hak-hak sipil-politik dan
ekonomi, sosial, budaya.
Menurut
Markus Haluk (2013), sebanyak 366 bentuk pelanggaran hak sipil politik terhadap
rakyat Papua terjadi sejak tahun 2008 hingga 2012. Pelanggaran tersebut dalam
bentuk penyiksaan berat, penangkapan sewenang-wenang, penembakan dan
pembunuhan, pemerkosaan perempuan, pembakaran, penggerebekan asrama mahasiswa
dan penghancuran harta warga, pengekangan demonstrasi damai, penolakan surat
pemberitahuan demo damai, penahanan warga sipil dengan tuduhan makar,
pembatasan akses anggota parlemen, kongres dan diplomat asing, pembatasan dan
ancaman terhadap jurnalis internasional, media nasional dan lokal, serta
ancaman pembela HAM.
Jadi pada intinya pembahasan diatas adalah history sebagai asset
terbesar mengapa papua harus menjadi bagian dari NKRI. Kita harus
mempertahankan Papua tidak hanya karna alasan material. Seperti karna Papua
mempunyai banyak sumber daya. Mempunyai banyak tambang gas. Disamping itu juga
politik menjadi alasan mengapa Papua menjadi bagian dari NKRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic