We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Minggu, 06 April 2014

Class review 8

Setengah Musim

           Angin musim dingin berhenti berhembus, bau tanah basah yang ada setiap sore hari kini jarang tercium lagi. Sudah beberapa hari ini di kampus dan di tempat cost terasa panas sekali. Ini mungkin pertanda musim dingin akan segera berakhir dan berganti musim panas. Semusim terlewati sudah, kini hujan akan berganti terik dan dingin akan berganti panas. Musim telah berganti masanya, tetapi untuk musim akademic writing kita hanya baru melewati setengah musim saja. Setengah musim lalu terlewati dengan susah payah, entah apa yang akan terjadi pada setengah musim berikutnya.
            Setengah musim berikutnya dimulai pada hari ini tepatnya pada Jum’at 4 April 2014. Ini mungkin tidak akan berbeda jauh dengan setengah musim lalu yang masih berkutat dengan teks yang kurang familiar dengan mahasiswa, dengan fakta-fakta yang membuat kita tercengang. Ya! kurang lebih itu. Sedikit mereview setengah musim yang sudah terlewati,
Petama, I am definitely exhausted in a very literal sense, but it seems that there is a progress nearby. Memang benar apa yang dikatakan Mr. Lala Bumela setengah musim lalu agaknya cukup melelahkan. Jika Mr. Lala berpendapat demikian ini tentu tak jauh berbeda dengan apa yang dialami dan dirasakan dan oleh mahasiswa. Meskipun demikian, kami tetap berbangga hati karena ada sebuah kamajuan di dalamnya.
Kedua, It is hard to see a constant high quality works produced by my students. Setengah musim berlalu dengan segala paper yang telah dikumpulkan dan dinilai. Ini tentu menjadi salah satu bentuk nyata bagaimana karya-karya mahasiswa tercipta. Satu paper dengan paper lainnya memiliki penilaian yang tak sama. Ada yang selalu progress, ada yang selalu regress, ada yang regress kemudian progress dan ada yang progress kemudian regress. Hal ini membuktikan mahasiswa belum memiliki kualitas yang konstan dalam setiap produksi papernya.
Ketiga, When there are (too) many student violating the rules in the paper submission, I was totally disappointed. Tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada beberapa mahasiswa yang agaknya melanggar beberapa aturan dalam setiap pengumpulan paper. Misalnya lupa memberi jumlah halaman, format paragragraf, dan pemberian refferensi yang lupa dicantumkan. Terlihat sepele memang, tetapi dari hal-hal yang sepele ini dapat terlihat mana mahasiswa yang benar-benar teliti dalam setiap pengerjaan tugasnya.
Terlepas dari urusan teknis seperti di atas, tentu yang tak boleh kita lupa adalah tujuan inti dari academik writing ini yakni, Promoting multilingual writer (and reader) is a real job and moving in L1-L2 continuum is a real journey. Bukan hal yang mudah memang menjadi multilingual writer dan reader karena kita diharuskan mampu untuk menulis dan membaca dalam berbagai bahasa. Meskipun dirasa berat, tetapi kita harus mampu mencapai apa yang telah menjadi tujuan kita sejak awal academic writing ini.
Menginjak setengah musim berikutnya ada beberapa poin penting yang harus dilakukan, antara lain:
}  A better framework of the sacred word “ATTITUDE”
}  A constant reading (extensive and intensive) experience
}  A constant discussion with the best partner
}  A constant dua every single second!
}  A constant gathering outside the classroom
}  A constant FOCUS is a must!
}  A constant COMMITMENT is a must!
}  A constant PERSEVERANCE is a must!
}  A constant TEAMWORK, TEAMWORK, TEAMWORK, TEAMWORK, TEAMWORK, TEAMWORK, TEAMWORK is a must!
Berlanjut pada pembahasan inti setengah musim berikutnya, tak bosan-bosannya Mr. Lala memberikan sebuah teks yang sungguh tak famiar dengan mahasiswa dan tentunya berisikan topik yang tidak ringan. setelah kita disuguhkan dengan sebuah artikel karangan Howard Zinn yang berjudul “Speaking Truth to Power with Books”, kini kita akan berkutat dengan artikel karangan S. Eben Kirksey yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow”. Huuuuft.... lagi-lagi kita harus mengencangkan ikat pinggang untuk menghadapi artikel yang satu ini. Bagaimana tidak, artikel ini berisikan masalah-masalah yang terjadi di Papua Barat (West Papua) dari era orde lama, orde baru hingga era reformasi saat ini. Sebagai warga negara Indonesia nama Papua Barat sudah tak asing di telinga. Tetapi untuk ranah artikel ini kita akan benar-benar menguak tentang Papua Barat.
Sebagai pemanasan, Mr. Lala memberikan beberapa questioner yang nampaknya mudah, tetapi sulit untuk kami jawab
  • What is West Papua? And where is it located?

             Papua Barat (sebelumnya Irian Jaya Barat disingkat Irjabar) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus.


  • What differences can you spot between PAPUA and IRIAN JAYA?
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea. Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, namun sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua provinsi di mana bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat.
Perkembangan asal usul nama pulau Papua memiliki perjalanan yang panjang seiring dengan sejarah interaksi antara bangsa-bangsa asing dengan masyarakat Papua, termasuk pula dengan bahasa-bahasa lokal dalam memaknai nama Papua.
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.
UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua mengamanatkan nama provinsi ini untuk diganti menjadi Papua. Pada tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.

  • In what year the land called Papua integrated into NKRI?
Kelicikan Belanda membentuk negara bonekanya di papua itu, tentu saja membuat bangsa Indonesia berang. Maka pada tanggal 19 Desember 1961 di Alun-alun Utara Jogjakarta, Presiden Indonesia Soekarno mengumumkan Trikora (Tri Komando Rakyat) untuk mengembalikan Irian Barat kepangkuan Negara Republik Indonesia. Konfrontasi dengan Belandapun tak terhindarkan.
  • What is Trikora?
Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.
Isi trikora adalah sebagai berikut:
1. Gagalkan pembentukan "Negara Papua" bikinan Belanda kolonial
2. Kibarkan sang merah putih di Irian Barat tanah air Indonesia
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
  • What are the roles of Soekarno in the integration of Papua into NKRI?
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda, termasuk wilayah barat Pulau Papua. Namun demikian, pihak Belanda menganggap wilayah itu masih menjadi salah satu provinsi Kerajaan Belanda. Pemerintah Belanda kemudian memulai persiapan untuk menjadikan Papua negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun 1970-an. Namun pemerintah Indonesia menentang hal ini dan Papua menjadi daerah yang diperebutkan antara Indonesia dan Belanda. Hal ini kemudian dibicarakan dalam beberapa pertemuan dan dalam berbagai forum internasional. Dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949, Belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Papua bagian barat, namun setuju bahwa hal ini akan dibicarakan kembali dalam jangka waktu 1 tahun.

  • What did the Dutch colonial do in Papua?
Dutch Colonial (pemerintah Belanda) pada tahun 1957 mulai bekerjasa dengan Australia untuk mendekolonisasi wilayah koloni mereka masing-masing namanya wilayah papua dan new guinea (Australia) dan nederlandnieu guinea (Belanda).
  • What are the roles of US-UN and our neighbouring countries in the Papua conflicts?
Melalui upaya diplomasi yang alot yang difasilitasi PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa), Belanda akhirnya mau menandatangani New York Agreement bersama Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1962. Indonesia diwakili oleh Soebandrio, dan Belanda diwakili oleh Jan Herman van Roijen dan C.W.A. Schurmann. Isi kesepakatan itu intinya memuat road map penyelesaian sengketa atas wilayah Papua/Irian Barat. Lima hari kemudian (20 September 1962) dilakukan pertukaran instrumen ratifikasi antara Indonesia dengan Belanda tetapi pertukaran tersebut tidak menjadikannya otomatis berlaku,karena PBB terlibat.

Maka PBB pun membawa Persetujuan bilateral ini ke dalam forum PBB, yang kemudian diterima dan dikukuhkan dengan Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 1752 yang mulai berlaku 21 September 1962.

Agar Belanda tidak kehilangan muka, perundingan New York mengatur penyerahan kekuasaan dari Belanda atas tanah Papua dilakukan secara tidak langsung. Belanda menyerahkannya kepada PBB, baru setelah itu PBB menyerahkanya ke pemerintah Indonesia melalaui referendum (PEPERA).
Maka terjadilah pada 1 Oktober 1962, wakil gubernur jenderal Belanda H. Veldkamp menyerahkan kekuasaannya atas Papua Barat kepada sebuah badan PBB yang khusus dibentuk untuk mengurusi masalah Papua tersebut. Badan PBB itu bernamaUNTEA (United Nations Temporary Executive Authority). Pada acara penyerahan itu, H. Veldkamp mengatakan : “Mulai saat ini, akibat persetujuan Indonesia akibat persetujaun Internasional yang berhubungan dengan itu, maka tanah dan bangsa Nieuw Guenea Barat telah ditempatkan di bawah kepemerintahan yang baru : Penguasa sementara perserikatan bangsa-bangsa. Kedaulatan Netherlands atas tanah ini telah berakhir. Tibalah suatu jangka waktu yang baru, jangka mana berlangsung sampai pada saat pertanggunganjawab atas pemerintahan diserahkan kepada Indonesia sepenuhnya.” (Mangasi Sihombing, 2006:32).

Referendum (PEPERA)
UNTEA lalu mempersiapkan referendum. Pada tanggal 1 Mei 1963, UNTEA menyerahkan pemerintahan Papua bagian barat kepada Indonesia. Hollandia yang tadinya menjadi pusat kekuasaan kerajaan Belanda di Papua, diubah namanya menjadi Kota Baru. Momentum 1 Mei ini hingga kini diperingati sebagai Hari kembalinya Papua ke dalam NKRI.

Tiga hari kemudian, tepatnya 4 Mei 1963 Bung Karno menjejakkan kakinya di Tanah Papua. Di hadapan ribuan orang Papua di Kota Baru, Bung Karno dengan semangat membara menyampaikan pidato :
“Irian Barat sejak 17 Agustus 1945 sudah masuk dalam wilayah Republik Indonesia. Orang kadang-kadang berkata,
memasukan Irian Barat ke dalam wilayah Ibu Pertiwi. Salah! Tidak! Irian Barat sejak daripada dulu sudah masuk ke dalam wilayah Republik Indonesia…” (cuplikan pidato Bung Karno di Kota Baru, Jayapura, tanggal 4 Mei 1963)
Pada 5 September 1963, Papua bagian barat dinyatakan
sebagai “daerah karantina”. Pemerintah Indonesia membubarkan Dewan Papua dan melarang bendera Papua dan lagu kebangsaan Papua yang di bentuk oleh belanda. Keputusan ini ditentang oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Proses persiapan referendum memakan waktu tujuh tahun. Baru pada tahun 1969, referendum (PEPERA) digelar dengan disaksikan oleh dua utusan PBB. Hasilnya,Papua akhirnya kembali ke pangkuan NKRI. Maka jadilah Papua menjadi provinsi ke-26 Indonesia dengan nama Irian Jaya. Namun keputusan ini lagi-lagi ditentang OPM dan sejumlah pengamat independen yang diprovokasi Belanda.

Negara-negara Barat yang dimotori Amerika Serikat mendukung hasil PEPERA itu punya alasan karena tidak ingin Indonesia bergabung dengan pihak Uni Soviet (lawan mereka).

Inipun belum berakhir, Hasil PEPERA harus diuji dalam Sidang Majelis Umum PBB. Dan, lagi-lagi sejarah mencatat, PBB akhirnya mengesahkan hasil PEPERA dengan sebuah Resolusi Majelis Umum PBB No. 2504 tanggal 19 Oktober 1969. 
Bahwa kemudian PEPERA diragukan keabsahannya, itu adalah bahasa kecewa sekelompok aktivis Papua yang sengaja di bentuk dan dibiayai oleh Belanda yang lahir jauh setelah PEPERA disahkan. Mereka terus berupaya agar di Tanah Papua dilakukan referendum ulang. Padahal mereka tahu bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan.

  • What is Organisasi Papua Merdeka (OPM) and who finances them?

Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah organisasi yang didirikan tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan pemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelumnya bernama Irian Jaya, memisahkan diri dari Indonesia dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan pelatihan dari grup gerilya New People’s Army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat.
Organisasi ini dianggap tidak sah di Indonesia. Perjuangan meraih kemerdekaan di tingkat provinsi dapat dituduh sebagai tindakan pengkhianatan terhadap negara. Sejak berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan melancarkan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. Para pendukungnya sering membawa-bawa bendera Bintang Kejora dan simbol persatuan Papua lainnya, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang nasional. Lambang nasional tersebut diadopsi sejak tahun 1961 sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian New York.
**
Kegiatan yang berlangsung di kelas selanjutnya kami diminta untuk membuat kelompok yang beranggotakan lima mahasiswa. Dari setiap kelompok ini kami berdiskusi tentang judul dari artikel S. Eben Kirksey yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow”. Dari judul di atas ada dua kata kunci yang dianggap penting yang mencakup keseluruhan isi artikel yakni DATA dan PILLOW. Agaknya penulis menginginkan  pembaca artikelnya berpikir keras untuk menemukan benang merah antara kata DATA, PILLOW dan keseluruhan isi artikelnya. Kelompok kami yang beranggotakan Sri Maryati, Restu Fajri meila, Riana Indrawati, Ria Nuralawiyah dan saya sendiri (Siti Andini). Menanggapi judul artikel dengan hasil diskusi yang dapat dikatakan nyaris miliki pemikiran yang sama.
Dari judul artikel kita dapat menarik dua kata kunci yakni kata DATA dan PILLOW. Sri Maryati mengatikan kata DATA sebagai sumber-sumber dan mengartikan PILLOW sebagai sandaran. Restu mengartikan data sebagai hehehehehhe dan mengartikan PILLOW sebagai tidak terfokus pada satu titik saja, tetapi harus meluas. Riana mengartikan DATA sebagai informasi yang terdapat dalam penelitian dan mengartikan PILLOW sebagai tidak terfokus pada satu data saja tetapi harus melihat data-data yang lain. Ria mengartika DATA sebagai kumpulan informasi dan PILLOW sebagai tidak hanya data yang ada saja tetapi kita juga harus mencari data-data lain dan saya sendiri mengartikan DATA sebagai kumpulan informasi dan PILLOW sebagai tidak menggunkan data yang ada saja tetapi harus mengguankan sumber lainnya.
Dari hasil diskusi tujuh kelompok di kelas yang masing-masing beranggotakan lima mahasiswa, setidaknya kita dapat miliki sedikit pencerahan untuk memaknai kata DATA dan PILLOW dalam judul artikel. 

       Dari sini kita dapat melihat bahwa data merupakan informasi yang digunakan dalam ranah penelitian. Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra. Menurut WEBSTER New World Dictionary Data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap. Menurut Nuzulla Agustina Data adalah keterangan mengenai sesuatu hal yang sudah sering terjadi dan berupa himpunan fakta, angka, grafik, tabel, gambar, lambang, kata, huruf-huruf yang menyatakan sesuatu pemikiran, objek, serta kondisi dan situasi. Menurut Lia Kuswayatno, data adalah kumpulan kejadian/peristiwa yang terjadi di dunia nyata. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan dari semuanya. Data adalah teks yang dapat berupa verbal, visual atau kombinasi antara keduanya (Lehtonen, 2000). 

       Beranjak pada kata kunci berikutnya yakni kata PILLOW. Kelompok kami miliki pendapat yang hampir sama yakni PILLOW diartikan sebagai sandaran dan analogi untuk penggunakan data yang mencakup ranah penelitian sebagai ornamen yang sifatnya optional. Kalimat pertama dalam teks adalah A small feast had been prepared for my going away party: salty sago pudding, fish broth, fried papaya leaves, boiled yams, and chicken.” Menurut saya sendiri kalimat pertama memiliki makna sebuah pesta perpisahan untuk penulis. Riana mengartikan sebagai persiapan untuk pesta untuk sebuah pesta. Sri memaknai kalimat pertama sebagai persiapan pesta perpisahan. Restu memaknai dengan mempersipkan sebuah pesta agar tertata, dan Ria memaknai dengan sebuah pesta kecil harus dipersiapkan dengan baik dan lengkap.
            Dari semua pembahasan di atas dapat simpulkan bahwa setengah musim academic writing ini kita masih akan berkutat dengan teks yang memiliki topik yang tak ringan yakni tentang Papua Barat dengan segala konflik yang ada di dalamnya mulai dari era orde lama, orde baru hingga era reformasi saat ini. Untuk kegiatan belajar pada pertemuan minggu ini kegiatan kita hanya terus membaca dan membaca.









Referensi:


Papua Barat. Retrieved April 5, 2014 from the Wiki:
http://id.wikipedia.org/wiki/Papua_Barat

Papua. Retrieved April 5, 2014 from the Wiki:
http://id.wikipedia.org/wiki/Papua

Operasi Trikora. Retrieved April 5, 2014 from the Wiki:   
http://id.wikipedia.org/wiki/Operasi_Trikora

Organisasi Papua Merdeka. Retrieved April 5, 2014 from the Wiki:          
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Papua_Merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic