We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Minggu, 06 April 2014

Class Review 8



BABAK BARU: LEBIH BANYAK MEMBACA

Kembali lagi. Menikmati malam yang sepi ditemani dengan secangkir luwak white coffee yang mampu mengusir rasa kantuk yang teramat sangat. Tak lupa dua batang chocolatos sebagai pelengkap teman malam ini. Yaa... walaupun badan ini terasa hangat mungkin panas bisa juga dikatakan demam, tapi hal itu tidak menyurutkan tangan ini untuk kembali menari diatas keyboard dan menghasilkan sebuah coretan yang bermanfaat. Oke kita mulai!
Tercatat pada sebuah coretan yang mungkin hanya Saya sendiri yang bisa membacanya, haha. Tercatat di dalamnya pada hari Jum’at tanggal 4 April 2014, dimana pada hari itu pertemuan kedelapan mata kuliah Writing 4 berlangsung. Setelah selama satu minggu kita diberikan waktu untuk beristirahat, dan ternyata pada hari itu tantangan baru dimulai. Tantangan baru? Yoi tantangan baru. Tantangan baru itu adalah kita diwajibkan banyak membaca. Berhubung pada babak pertama Mr. Lala merasa kecewa dengan anak didiknya yang gagal membaca, jadi pada babak baru ini Mr. Lala mewajibkan kita untuk banyak membaca dan harus bisa memaknai. Seperti yang telah Saya tuliskan pada Class Review sebelumnya, dimana kegiatan seorang penulis adalah membaca dan menulis serta harus bisa memaknai. Tetapi, kegiatan-kegiatan tersebut tidak boleh atau jangan dilakukan dengan terburu-buru, tetapi haruslah pelan-pelan jika bisa pakai hati agar makna itu tersampaikan langsung dan menyerap ke dalam hati. Sehingga, pada hari itu kita ditantang untuk bisa memaknai sebuah wacana. Berawal dari judul, kemudian selanjutnya pada paragraf pertama dan seterusnya. Tetapi, kita diwajibkan memaknai per kalimat. Jadi, dengan demikian kita lebih bisa memaknai wacana tersebut lebih dalam lagi.
Writing capenya luar dalam. Setuju! Kenapa tidak coba. Sebelum menulis kita harus membaca dan tentunya kita harus bisa memposisikan diri kita sebagai pembaca. Artinya, kita tidak hanya membaca tetapi kita diwajibkan harus bisa memaknai apa yang kita baca, kemudian selesai memaknai kita mulai menuliskan apa yang sudah kita baca dan apa yang sudah kita pahami dari bacaan tersebut. Belum berhenti disitu, pada saat kita menulis, kita dituntut untuk mampu menciptakan sesuatu yang baru dan tentunya tidak serupa dengan apa yang sudah kita baca. Pada saat menulis tentu saja kita adalah seorang penulis. Dimana kesalahan-kesalahan penulisan ataupun pemaknaan suatu materi itu pasti akan muncul. Namun, patut kita sadari kesalahan-kesalahan kecil akan membuat kita mati.
Dengan apa yang telah Mr. Lala sampaikan atas kekecewaan terhadap anak didiknya, Beliau juga memberikan beberapa peluru untuk mengisi senjata yang sudah mati. Selain sebagai senjata, beberapa hal ini juga sebagai harapan Beliau agar anak didiknya lebih bisa menghasilkan sesuatu yang lebih daripada kemarin, yaitu diantaranya adalah:
·       Kerangka kerja yang lebih baik dari kata suci "SIKAP"
·       Pembacaan konstan pengalaman (ekstensif dan intensif)
·       Sebuah diskusi terus-menerus dengan mitra terbaik
·       Sebuah doa konstan setiap detik!
·       Sebuah pertemuan yang konstan di luar kelas
·       FOKUS konstan adalah suatu keharusan!
·       KOMITMEN konstan adalah suatu keharusan!
·       Sebuah KETEKUNAN konstan adalah suatu keharusan!
·       Sebuah KERJASAMA konstan, KERJASAMA, KERJASAMA, KERJASAMA, KERJASAMA, KERJASAMA, KERJASAMA adalah suatu keharusan!
Dengan beberapa peluru tersebut, diharapkan senjata tersebut bisa kita gunakan kembali. Mungkin, memang hal ini haruslah dilakukan, supaya hasil yang akan kita dapat nanti sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Seperti yang telah Saya singgung pada paragraf ke dua, dimana pada hari pertemuan kemarin kita ditantang untuk memaknai sebuah wacana. Pertama-tama kiata membuat sebuah kelompok membaca sebanyak lima orang. Kemudian, setiap anggota kelompok diwajibkan membaca satu paragraf dengan keras. Berawal dari judul, yaitu “Don’t Use  your Data as a Pillow”, setiap anggota kelompok mengungkapkan pendapatnya tentang judul tersebut. Kenapa judulnya seperti itu, dan apa analogi dari judul tersebut. Selanjutnya, setiap anggota wajib pula membuat catatan dari apa yang sudah didiskusikan. Pada kegiatan ini, Saya bergabung dengan kelompok tiga. Dimana anggotanya adalah Aldha Willian, Anggi Miladi Shulhiyyah, Siti Fadlun, dan Nurjannah. Dengan waktu 20 menit yang diberikan Mr. Lala, kami hanya sampai mendiskusikan judulnya saja. Dari judul Don’t Use your Data as a Pillow, kami menggarisbawahi dua kata yaitu Data dan Pillow. Siti Fadlun menganggap Data adalah sebagai sumber-sumber informasi yang mendukung sesuatu. Kemudian, ia juga menganggap Pillow sebagai alat penyanggah kepala yang digunakan sewaktu-waktu. Ia menyimpulkan “jangan menggunakan data jika sedang dibutuhkan saja”. Nurjannah menganggap Data sebagai sumber-sumber informasi yang mengandung pengetahuan, dan ia mengaggap Pillow sebagai alat untuk menyamankan istirahat. Ia menyimpulkan “jangan terlalu percaya dan terpaku dengan data yang sudah ada untuk digunakan sebagai pengetahuan, kita harus bisa membandingkan data yang sudah kita miliki dengan data-data lainnya, dan kita juga harus melihat dari sisi ideologi penulis data tersebut”.  Aldha Willian berpendapat bahwa data merupakan kumpulan informasi yang berisi pengetahuan yang didapatkan melalui perjuangan, dan Pillow adalah alat untuk menyamankan istirahat. Saya sendiri, memahami Data itu sebagai sumber informasi yang didapatkan dari sebuah penelitian, dan Pillow itu adalah alat yang digunakan untuk menyamankan tidur seseorang. Jadi, dapat kami simpulkan analogi dari judul tersebut adalah data merupakan sesuatu yang suci karena butuh perjuangan untuk mendapatkannya, posisikanlah data sebagai sesuatu yang lebih berharga, dan dampak dari data tersebut haruslah menyeluruh tidak seperti bantal yang hanya pada kepala saja.
Setelah 20 menit berlalu, Mr. Lala memberikan sebuah kesimpulan. Data merupakan informasi yang berwujud teks. Informasi-informasi yang kita dapatkan haruslah terlebih dahulu dicek kualitasnya dan Pillow itu bersifat sangat optional, dimana tidak semua orang menggunakan bantal sebagai alat penyangga kepala saat tidur. Jadi, kesimpulannya data itu bisa bersifat written, verbal, visual, dan bahkan kombinasi dari ketiga sifat tersebut, dan jangan memakai data sebagai ornamen saja tetapi gunakan data sebagai sandaran.
Sebelum berdiskusi dengan kelompok, Mr. Lala memberikan beberapa pertanyaan seputar Papua. Dan ternyata, hampir semua mahasiswa tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Pada kesempatan ini, Saya akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

1.     Apa Papua Barat? Dan di mana itu berada?
Papua barat adalah salah satu provinsi negara Indonesia dan letaknya berada pada wilayah bagian barat pulau Papua.
2.     Perbedaan apa yang dapat Anda lihat antara PAPUA dan IRIAN JAYA?
Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada di bawah penguasaan Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002. Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.

3.     Pada tahun berapa tanah yang disebut Papua diintegrasikan ke dalam NKRI?
Pada tahun 1969. Sebagai salah satu kewajiban pemerintah Republik Indonesia menurut persetujuan New York, adalah pemerintah RI harus mengadakan penentuan pendapat rakyat di Irian Barat paling lambat akhir tahun 1969. pepera ini untuk menentukan apakah rakyat Irian Barat memilih, ikut RI atau merdeka sendiri. Penentuan pendapat Rakyat akhirnya dilaksanakan pada tanggal 24 Maret sampai dengan 4 Agustus 1969. Mereka diberi dua opsi, yaitu: bergabung dengan RI atau merdeka sendiri. Setelah Pepera dilaksanakan, Dewan Musyawarah Pepera mengumumkan bahwa rakyat Irian dengan suara bulat memutuskan Irian Jaya tetap merupakan bagian dari Republik Indoenesia. Hasil ini dibawa Duta Besar Ortiz Sanz untuk dilaporkan dalam sidang umum PBB ke 24 bulan Nopember 1969. Sejak saat itu secara de yure Irian Jaya sah menjadi milik RI.
4.     Apa Trikora?
Trikora adalah tiga seruan Presiden Soekarno dalam menanggapi rencana licik Belanda tersebut, pada tanggal 19 Desember 1961 bertempat di Yogyakarta dalam rapat raksasa di alun alun utara Yogyakarta, yang isinya :
1) Gagalkan berdirinya negara Boneka Papua bentukan Belanda
2) Kibarkan sang Merah Putih di irtian Jaya tanah air Indonesia
3) Bersiap melaksanakan mobilisasi umum

5.     Apa peran Soekarno dalam integrasi Papua ke dalam NKRI?
Bung Karno menggalang kekuatan dari negara-negara Asia-Afrika, dan mengutus Jenderal AH. Nasution ke Moskwa pada Desember 1960 untuk mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni Soviet senilai 2,5 miliar dollar dengan persyaratan pembayaran jangka panjang. Setahun kemudian, di alun-alun Utara Yogyakarta Bung Karno mengumandangkan Operasi Trikora (19 Desember 1961). Perjuangan Bung Karno ini membuahkan hasil. 15 Agustus 1962 Indonesia-Belanda menandatangani New York Agreement yang difasilitasi PBB. Sesuai persetujuan New York itu, Belanda menyerahkan kekuasaan atas Irian Barat kepada PBB. Untuk maksud itu, dibentuklah Badan Pemerintahan Sementara PBB (UNTEA). Pengambil-alihan pemerintahan di Irian barat oleh UNTEA ini tercatat dalam Resolusi Majelis Umum PBB No. 1752 tanggal 21 September 1962. Maka tanggal 1 Oktober 1962 secara resmi berlangsung penyerahan kekuasaan dari Pemerintahan Belanda kepada UNTEA dibawah pimpinan Administrator Jose Rolz Bennet yang tidak lama kemudian diganti oleh Dr. Djalal Abdoh. Tanggal 31 Desember 1962 bendera Belanda diturunkan dari wilayah Papua Barat dan sebagai gantinya dikibarkanlah bendera Indonesia berdampingan dengan bendera PBB (UNTEA).

6.     Apa yang dilakukan kolonial Belanda di Papua?
Apabila ditinjau dari segi sejarah, bahwa Konferensi Meja Bundar yang dilakukan untuk mengatur penyerahan kedaulatan Indonesia diwarnai dengan usaha licik Belanda yang ingin terus mempertahankan Irian Barat (New Guinea) dengan alasan kesukuan. Akhirnya KMB memutuskan penyelesaian Irian Barat akan ditentukan dalam masa satu tahun setelah penyerahan kedaulatan melalui perundingan antara RIS dengan Kerajaan Belanda. Benarkah alasan Belanda mempertahankan Irian Barat karena masalah kesukuan? Ternyata bukan!. Alasan sebenarnya adalah bahwa pada saat itu Belanda sedang mengadakan eksplorasi/penelitian sumber daya alam di Irian dan berhasil menemukan fakta bahwa di Irian Barat terdapat tambang emas dan uranium terbesar di dunia (sekarang dinamakan Freeport yang merupakan perusahaan asing milik Belanda) yang tidak akan habis di gali selama 100 tahun. Belanda tetap mempertahankan Irian Barat sebagai jajahannya, dan memasukan wilayah Irian Barat ke dalam Konstitusi nya pada tanggal 19 Pebruari 1952. Dengan demikian Belanda sendiri telah melanggar isi Round Table Conference yang telah disepakati dengan RIS.
7.     Apa peran dari AS-PBB dan negara-negara tetangga kita dalam konflik Papua?
Ø  Dukungan Uni Soviet (PM. Nikita Kruschev) kepada perjuangan RI untuk mengembalikan Irian Barat dari tangan Belanda, menimbulkan terjadinya ketegangan politik dunia, terutama pada pihak Sekutu (NATO) pimpinan Amerika Serikat yang semula sangat mendukung Belanda sebagai anggota sekutunya. Apabila Uni Soviet telah terlibat dan Indonesia terpengaruh kelompok ini, maka akan sangat membahayakan posisi Amerika Serikat di Asia dan dikhawatirkan akan menimbulkan masalah Pasifik Barat Daya. Apabila pecah perang Indonesia dengan Belanda maka Amerika akan berada dalam posisi yang sulit. Amerika Serikat sebagai sekutu Belanda akan di cap sebagai negara pendukung penjajah dan Indonesia akan jatuh dalam pengaruh Uni Soviet.  Untuk itu, dengan meminjam tangan Sekjend PBB U Than, Kennedy mengirimkan diplomatnya yang bernama Elsworth Bunker untuk mengadakan pendekatan kepada Indonesia–Belanda. Sesuai dengan tugas dari Sekjend PBB (U Than), Elsworth Bunker pun mengadakan penelitian masalah ini, dan mengajukan usulan yang dikenal dengan ”Proposal Bunker”. Adapun isi Proposal Bunker tersebut adalah sebagai berikut: ”Belanda harus menyerahkan kedaulatan atas Irian barat kepada Indonesia melalui PBB dalam jangka waktu paling lambat dua tahun”
Usulan ini menimbulkan reaksi :
1. Dari Indonesia: meminta supaya waktu penyerahan diperpendek
2. Dari Belanda: setuju melalui PBB, tetapi tetap diserahkan kepada Negara Papua Merdeka
Ø  Pelaksanaan Operasi Jaya Wijaya
1) Maret-Agustus 1962 dilancarkan operasi pendaratan melalui laut dan udara
2) Rencana serangan terbuka untuk merebut Irian Barat sebagai suatu operasi penentuan, yang diberi nama Operasi Jaya wijaya”. Pelaksanaan operasi adalah sebagai berikut :
a. Angkatan Laut Mandala dipimpin oleh Kolonel Soedomo membentuk tugas amphibi 17, terdiri dari 7 gugus tugas
b. Angkatan Udara Mandala membentuk enam kesatuan tempur baru.
Sementara itu sebelum operasi Jayawijaya dilaksanakan, diadakan perundingan di Markas Besar PBB pada tanggal 15 Agustus 1962, yang menghasilkan suatu resolusi penghentian tembak menembak pada tanggal 18 Agustus 1962.
Ø  Setelah operasi-operasi infiltrasi mulai mengepung beberapa kota penting di Irian Barat, sadarlah Belanda dan sekutu-sekutunya, bahwa Indonesia tidak main-main untuk merebut kembali Irian Barat. Atas desakan Amerika Serikat, Belanda bersedia menyerahkan irian Barat kepada Indonesia melalui Persetujuan New York / New York Agreement.
Isi Pokok persetujuan :
1) Paling lambat 1 Oktober 1962 pemerintahan sementara PBB (UNTEA) akan menerima serah terima pemerintahan dari tangan Belanda dan sejak saat itu bendera merah putih diperbolehkan berkibar di Irian Barat.
2) Pada tanggal 31 Desember 11962 bendera merah putih berkibar disamping bendera PBB.
3) Pemulangan anggota anggota sipil dan militer Belanda sudah harus selesai tanggal 1 Mei 1963.
4) Selambat lambatnya tanggal 1 Mei 1963 pemerintah RI secara resmi menerima penyerahan pemerintahan Irian Barat dari tangan PBB
5) Indonesia harus menerima kewajiban untuk mengadakan Penentuan Pendapat rakyat di Irian Barat, paling lambat sebelum akhir tahun 1969.
Sesuai dengan perjanjian New York, pada tanggal 1 Mei 1963 berlangsung upacara serah terima Irian Barat dari UNTEA kepada pemerintah RI. Upacara berlangsung di Hollandia (Jayapura). Dalam peristiwa itu bendera PBB diturunkan dan berkibarlah merah putih yang menandai resminya Irian Barat menjadi propinsi ke 26. Nama Irian Barat diubah menjadi Irian Jaya (sekarang Papua).
8.     Apakah Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan siapa yang membiayai mereka?
Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai sarana perjuangan para nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri.
9.     Anda secara pribadi akan mendukung Papua menjadi negara yang baru dipisahkan? Mengapa?
Menurut pendapat Saya, jika Papua dipisahkan dari NKRI dan menjadi negara baru, tentu saja hal ini menjadi suatu masalah besar, dimana kita tahu sejarah perebutan papua dari tangan belanda tidaklah semudah membalikan kedua telapak tangan, perebutan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama dan melibatkan banyak pihak. Jadi, Saya tidak setuju jika Papua dipisahkan dari NKRI.

Pada Review edisi kedelapan ini, Saya menarik kesimpulan pada babak baru ini kita (para mahasiswa) diwajibkan harus lebih banyak membaca. Tidak hanya itu, kita juga diwajibkan bisa memahami dan memaknai sebuah wacana, tetapi alangkah lebih baiknya kita bisa memaknai per kalimat yang ada dalam wacana tersebut.


Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Papua. Diakses pada tanggal 5 April 2014 pukul 14.40 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Papua_Barat_%28wilayah%29. Diakses pada tanggal 5 April 2014 pukul 15.15 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic