BABAK BARU: LEBIH BANYAK MEMBACA
Kembali lagi. Menikmati malam yang sepi ditemani dengan secangkir
luwak white coffee yang mampu mengusir rasa kantuk yang teramat sangat. Tak
lupa dua batang chocolatos sebagai pelengkap teman malam ini. Yaa... walaupun
badan ini terasa hangat mungkin panas bisa juga dikatakan demam, tapi hal itu
tidak menyurutkan tangan ini untuk kembali menari diatas keyboard dan
menghasilkan sebuah coretan yang bermanfaat. Oke kita mulai!
Tercatat pada sebuah coretan yang mungkin hanya Saya sendiri yang
bisa membacanya, haha. Tercatat di dalamnya pada hari Jum’at tanggal 4 April
2014, dimana pada hari itu pertemuan kedelapan mata kuliah Writing 4
berlangsung. Setelah selama satu minggu kita diberikan waktu untuk
beristirahat, dan ternyata pada hari itu tantangan baru dimulai. Tantangan
baru? Yoi tantangan baru. Tantangan baru itu adalah kita diwajibkan banyak
membaca. Berhubung pada babak pertama Mr. Lala merasa kecewa dengan anak
didiknya yang gagal membaca, jadi pada babak baru ini Mr. Lala mewajibkan kita
untuk banyak membaca dan harus bisa memaknai. Seperti yang telah Saya tuliskan
pada Class Review sebelumnya, dimana kegiatan seorang penulis adalah membaca
dan menulis serta harus bisa memaknai. Tetapi, kegiatan-kegiatan tersebut tidak
boleh atau jangan dilakukan dengan terburu-buru, tetapi haruslah pelan-pelan
jika bisa pakai hati agar makna itu tersampaikan langsung dan menyerap ke dalam
hati. Sehingga, pada hari itu kita ditantang untuk bisa memaknai sebuah wacana.
Berawal dari judul, kemudian selanjutnya pada paragraf pertama dan seterusnya.
Tetapi, kita diwajibkan memaknai per kalimat. Jadi, dengan demikian kita lebih
bisa memaknai wacana tersebut lebih dalam lagi.
Writing capenya luar dalam. Setuju! Kenapa tidak coba. Sebelum
menulis kita harus membaca dan tentunya kita harus bisa memposisikan diri kita
sebagai pembaca. Artinya, kita tidak hanya membaca tetapi kita diwajibkan harus
bisa memaknai apa yang kita baca, kemudian selesai memaknai kita mulai
menuliskan apa yang sudah kita baca dan apa yang sudah kita pahami dari bacaan
tersebut. Belum berhenti disitu, pada saat kita menulis, kita dituntut untuk
mampu menciptakan sesuatu yang baru dan tentunya tidak serupa dengan apa yang
sudah kita baca. Pada saat menulis tentu saja kita adalah seorang penulis.
Dimana kesalahan-kesalahan penulisan ataupun pemaknaan suatu materi itu pasti
akan muncul. Namun, patut kita sadari kesalahan-kesalahan kecil akan membuat
kita mati.
Dengan apa yang telah Mr. Lala sampaikan atas kekecewaan terhadap
anak didiknya, Beliau juga memberikan beberapa peluru untuk mengisi senjata
yang sudah mati. Selain sebagai senjata, beberapa hal ini juga sebagai harapan
Beliau agar anak didiknya lebih bisa menghasilkan sesuatu yang lebih daripada
kemarin, yaitu diantaranya adalah:
· Kerangka kerja yang lebih baik dari kata suci
"SIKAP"
· Pembacaan konstan pengalaman (ekstensif
dan intensif)
· Sebuah diskusi terus-menerus dengan
mitra terbaik
· Sebuah doa konstan setiap detik!
· Sebuah pertemuan yang konstan di luar
kelas
· FOKUS konstan adalah suatu keharusan!
· KOMITMEN konstan adalah suatu keharusan!
· Sebuah KETEKUNAN konstan adalah suatu keharusan!
·
Sebuah KERJASAMA konstan, KERJASAMA,
KERJASAMA, KERJASAMA, KERJASAMA, KERJASAMA, KERJASAMA adalah suatu keharusan!
Dengan beberapa peluru tersebut, diharapkan senjata tersebut bisa
kita gunakan kembali. Mungkin, memang hal ini haruslah dilakukan, supaya hasil yang
akan kita dapat nanti sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Seperti yang telah Saya singgung pada paragraf ke
dua, dimana pada hari pertemuan kemarin kita ditantang untuk memaknai sebuah
wacana. Pertama-tama kiata membuat sebuah kelompok membaca sebanyak lima orang.
Kemudian, setiap anggota kelompok diwajibkan membaca satu paragraf dengan
keras. Berawal dari judul, yaitu “Don’t Use your Data as a Pillow”, setiap
anggota kelompok mengungkapkan pendapatnya tentang judul tersebut. Kenapa
judulnya seperti itu, dan apa analogi dari judul tersebut. Selanjutnya, setiap
anggota wajib pula membuat catatan dari apa yang sudah didiskusikan. Pada
kegiatan ini, Saya bergabung dengan kelompok tiga. Dimana anggotanya adalah
Aldha Willian, Anggi Miladi Shulhiyyah, Siti Fadlun, dan Nurjannah. Dengan
waktu 20 menit yang diberikan Mr. Lala, kami hanya sampai mendiskusikan
judulnya saja. Dari judul Don’t Use your Data as a Pillow, kami menggarisbawahi
dua kata yaitu Data dan Pillow. Siti Fadlun menganggap Data
adalah sebagai sumber-sumber informasi yang mendukung sesuatu. Kemudian, ia
juga menganggap Pillow sebagai alat penyanggah kepala yang digunakan
sewaktu-waktu. Ia menyimpulkan “jangan menggunakan data jika sedang
dibutuhkan saja”. Nurjannah menganggap Data sebagai sumber-sumber
informasi yang mengandung pengetahuan, dan ia mengaggap Pillow sebagai alat
untuk menyamankan istirahat. Ia menyimpulkan “jangan terlalu percaya dan
terpaku dengan data yang sudah ada untuk digunakan sebagai pengetahuan, kita
harus bisa membandingkan data yang sudah kita miliki dengan data-data lainnya,
dan kita juga harus melihat dari sisi ideologi penulis data tersebut”. Aldha Willian berpendapat bahwa data
merupakan kumpulan informasi yang berisi pengetahuan yang didapatkan melalui
perjuangan, dan Pillow adalah alat untuk menyamankan istirahat. Saya sendiri,
memahami Data itu sebagai sumber informasi yang didapatkan dari sebuah penelitian,
dan Pillow itu adalah alat yang digunakan untuk menyamankan tidur seseorang. Jadi,
dapat kami simpulkan analogi dari judul tersebut adalah data merupakan sesuatu
yang suci karena butuh perjuangan untuk mendapatkannya, posisikanlah data
sebagai sesuatu yang lebih berharga, dan dampak dari data tersebut haruslah
menyeluruh tidak seperti bantal yang hanya pada kepala saja.
Setelah 20 menit berlalu, Mr. Lala memberikan
sebuah kesimpulan. Data merupakan informasi yang berwujud teks. Informasi-informasi
yang kita dapatkan haruslah terlebih dahulu dicek kualitasnya dan Pillow itu
bersifat sangat optional, dimana tidak semua orang menggunakan bantal sebagai
alat penyangga kepala saat tidur. Jadi, kesimpulannya data itu bisa bersifat
written, verbal, visual, dan bahkan kombinasi dari ketiga sifat tersebut, dan
jangan memakai data sebagai ornamen saja tetapi gunakan data sebagai sandaran.
Sebelum berdiskusi dengan kelompok, Mr. Lala
memberikan beberapa pertanyaan seputar Papua. Dan ternyata, hampir semua
mahasiswa tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Pada kesempatan
ini, Saya akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
1.
Apa Papua Barat? Dan di mana itu berada?
Papua barat adalah salah satu provinsi negara Indonesia dan
letaknya berada pada wilayah bagian barat pulau Papua.
2.
Perbedaan apa yang dapat Anda lihat antara PAPUA
dan IRIAN JAYA?
Pada masa pemerintahan
kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands
Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada di bawah penguasaan
Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969
hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada
saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan
secara resmi hingga tahun 2002. Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai
UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada 2003, disertai oleh
berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi
menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama
Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun
kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah
Provinsi Papua pada saat ini.
3.
Pada tahun berapa tanah yang disebut Papua diintegrasikan ke dalam
NKRI?
Pada tahun 1969. Sebagai salah satu kewajiban pemerintah
Republik Indonesia menurut persetujuan New York, adalah pemerintah RI harus
mengadakan penentuan pendapat rakyat di Irian Barat paling lambat akhir tahun
1969. pepera ini untuk menentukan apakah rakyat Irian Barat memilih, ikut RI
atau merdeka sendiri. Penentuan pendapat Rakyat akhirnya dilaksanakan pada
tanggal 24 Maret sampai dengan 4 Agustus 1969. Mereka diberi dua opsi, yaitu: bergabung
dengan RI atau merdeka sendiri. Setelah Pepera dilaksanakan, Dewan
Musyawarah Pepera mengumumkan bahwa rakyat Irian dengan suara bulat memutuskan
Irian Jaya tetap merupakan bagian dari Republik Indoenesia. Hasil ini dibawa
Duta Besar Ortiz Sanz untuk dilaporkan dalam sidang umum PBB ke 24
bulan Nopember 1969. Sejak saat itu secara de yure Irian Jaya sah
menjadi milik RI.
4.
Apa Trikora?
Trikora adalah tiga seruan Presiden Soekarno dalam menanggapi rencana licik Belanda tersebut,
pada tanggal 19 Desember 1961 bertempat di Yogyakarta dalam rapat raksasa di alun alun utara
Yogyakarta, yang isinya :
1) Gagalkan berdirinya negara Boneka Papua bentukan Belanda
2) Kibarkan sang Merah Putih di irtian Jaya tanah air
Indonesia
3) Bersiap melaksanakan mobilisasi umum
5.
Apa peran Soekarno dalam integrasi Papua ke dalam
NKRI?
Bung Karno menggalang kekuatan dari negara-negara Asia-Afrika, dan mengutus
Jenderal AH. Nasution ke Moskwa pada Desember 1960 untuk mengadakan perjanjian
jual-beli senjata dengan pemerintah Uni Soviet senilai 2,5 miliar dollar dengan persyaratan pembayaran jangka panjang. Setahun kemudian, di
alun-alun Utara Yogyakarta Bung Karno mengumandangkan Operasi Trikora (19
Desember 1961). Perjuangan Bung Karno ini membuahkan hasil. 15 Agustus 1962
Indonesia-Belanda menandatangani New York Agreement yang difasilitasi PBB.
Sesuai persetujuan New York itu, Belanda menyerahkan kekuasaan atas Irian Barat
kepada PBB. Untuk maksud itu, dibentuklah Badan Pemerintahan Sementara PBB
(UNTEA). Pengambil-alihan pemerintahan di Irian barat oleh UNTEA ini tercatat
dalam Resolusi Majelis Umum PBB No. 1752 tanggal 21 September 1962. Maka
tanggal 1 Oktober 1962 secara resmi berlangsung penyerahan kekuasaan dari
Pemerintahan Belanda kepada UNTEA dibawah pimpinan Administrator Jose Rolz
Bennet yang tidak lama kemudian diganti oleh Dr. Djalal Abdoh. Tanggal
31 Desember 1962 bendera Belanda diturunkan dari wilayah Papua Barat dan
sebagai gantinya dikibarkanlah bendera Indonesia berdampingan dengan
bendera PBB (UNTEA).
6.
Apa yang dilakukan kolonial Belanda di Papua?
Apabila
ditinjau dari segi sejarah, bahwa Konferensi Meja Bundar yang dilakukan
untuk mengatur penyerahan kedaulatan Indonesia diwarnai dengan usaha licik
Belanda yang ingin terus mempertahankan Irian Barat (New Guinea) dengan alasan
kesukuan. Akhirnya KMB memutuskan penyelesaian Irian Barat akan ditentukan dalam
masa satu tahun setelah penyerahan kedaulatan melalui perundingan antara RIS
dengan Kerajaan Belanda. Benarkah
alasan Belanda mempertahankan Irian Barat karena masalah kesukuan? Ternyata
bukan!. Alasan sebenarnya adalah bahwa pada saat itu Belanda sedang mengadakan
eksplorasi/penelitian sumber daya alam di Irian dan berhasil menemukan fakta
bahwa di Irian Barat terdapat tambang emas dan uranium terbesar di dunia
(sekarang dinamakan Freeport yang merupakan perusahaan asing milik Belanda)
yang tidak akan habis di gali selama 100 tahun. Belanda tetap mempertahankan Irian Barat
sebagai jajahannya, dan memasukan wilayah Irian Barat ke dalam Konstitusi nya
pada tanggal 19 Pebruari 1952. Dengan demikian Belanda sendiri telah melanggar
isi Round Table Conference yang telah disepakati dengan RIS.
7.
Apa peran dari AS-PBB dan negara-negara tetangga
kita dalam konflik Papua?
Ø Dukungan Uni Soviet (PM. Nikita
Kruschev) kepada perjuangan RI untuk mengembalikan Irian Barat dari tangan
Belanda, menimbulkan terjadinya ketegangan politik dunia, terutama pada pihak
Sekutu (NATO) pimpinan Amerika Serikat yang semula sangat mendukung Belanda
sebagai anggota sekutunya. Apabila Uni Soviet telah terlibat dan Indonesia
terpengaruh kelompok ini, maka akan sangat membahayakan posisi Amerika Serikat
di Asia dan dikhawatirkan akan menimbulkan masalah Pasifik Barat Daya. Apabila
pecah perang Indonesia dengan Belanda maka Amerika akan berada dalam posisi
yang sulit. Amerika Serikat sebagai sekutu Belanda akan di cap sebagai negara
pendukung penjajah dan Indonesia akan jatuh dalam pengaruh Uni Soviet. Untuk itu, dengan meminjam tangan
Sekjend PBB U Than, Kennedy mengirimkan diplomatnya yang bernama Elsworth
Bunker untuk mengadakan pendekatan kepada Indonesia–Belanda. Sesuai dengan tugas dari Sekjend PBB (U Than),
Elsworth Bunker pun mengadakan penelitian masalah ini, dan mengajukan usulan
yang dikenal dengan ”Proposal Bunker”. Adapun isi Proposal Bunker tersebut
adalah sebagai berikut: ”Belanda harus menyerahkan kedaulatan
atas Irian barat kepada Indonesia melalui PBB dalam jangka waktu paling lambat
dua tahun”
Usulan ini menimbulkan reaksi :
1. Dari Indonesia: meminta supaya waktu
penyerahan diperpendek
2. Dari Belanda: setuju melalui PBB, tetapi
tetap diserahkan kepada Negara Papua Merdeka
Ø Pelaksanaan Operasi Jaya Wijaya
1) Maret-Agustus 1962 dilancarkan
operasi pendaratan melalui laut dan udara
2) Rencana serangan terbuka untuk merebut Irian Barat sebagai
suatu operasi penentuan, yang diberi nama
Operasi Jaya wijaya”. Pelaksanaan operasi adalah sebagai berikut :
a. Angkatan Laut Mandala dipimpin oleh
Kolonel Soedomo membentuk tugas amphibi 17, terdiri dari 7 gugus tugas
b. Angkatan Udara Mandala membentuk enam
kesatuan tempur baru.
Sementara itu sebelum operasi Jayawijaya
dilaksanakan, diadakan perundingan di Markas Besar PBB pada tanggal 15 Agustus
1962, yang menghasilkan suatu resolusi penghentian tembak menembak pada tanggal
18 Agustus 1962.
Ø Setelah operasi-operasi
infiltrasi mulai mengepung beberapa kota penting di Irian Barat, sadarlah
Belanda dan sekutu-sekutunya, bahwa Indonesia tidak main-main untuk merebut
kembali Irian Barat. Atas desakan Amerika Serikat, Belanda bersedia menyerahkan
irian Barat kepada Indonesia melalui Persetujuan New York / New York Agreement.
Isi Pokok persetujuan :
1) Paling lambat 1 Oktober 1962 pemerintahan sementara
PBB (UNTEA) akan menerima serah terima pemerintahan dari tangan Belanda dan
sejak saat itu bendera merah putih diperbolehkan berkibar di Irian Barat.
2) Pada tanggal 31 Desember 11962 bendera merah putih
berkibar disamping bendera PBB.
3) Pemulangan anggota anggota sipil dan militer Belanda
sudah harus selesai tanggal 1 Mei 1963.
4) Selambat lambatnya tanggal 1 Mei 1963 pemerintah RI
secara resmi menerima penyerahan pemerintahan Irian Barat dari tangan PBB
5) Indonesia harus menerima kewajiban untuk mengadakan
Penentuan Pendapat rakyat di Irian Barat, paling lambat sebelum akhir tahun
1969.
Sesuai dengan perjanjian New York, pada
tanggal 1 Mei 1963 berlangsung upacara serah terima Irian Barat dari UNTEA
kepada pemerintah RI. Upacara berlangsung di Hollandia (Jayapura). Dalam
peristiwa itu bendera PBB diturunkan dan berkibarlah merah putih yang menandai
resminya Irian Barat menjadi propinsi ke 26. Nama Irian Barat diubah menjadi
Irian Jaya (sekarang Papua).
8.
Apakah Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan siapa
yang membiayai mereka?
Organisasi
Papua Merdeka (OPM) sebagai
sarana perjuangan para nasionalis yang
ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri.
9.
Anda secara pribadi akan mendukung Papua menjadi
negara yang baru dipisahkan? Mengapa?
Menurut pendapat Saya, jika Papua dipisahkan dari NKRI dan menjadi
negara baru, tentu saja hal ini menjadi suatu masalah besar, dimana kita tahu
sejarah perebutan papua dari tangan belanda tidaklah semudah membalikan kedua
telapak tangan, perebutan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama dan
melibatkan banyak pihak. Jadi, Saya tidak setuju jika Papua dipisahkan dari
NKRI.
Pada Review edisi kedelapan ini, Saya menarik kesimpulan pada babak
baru ini kita (para mahasiswa) diwajibkan harus lebih banyak membaca. Tidak
hanya itu, kita juga diwajibkan bisa memahami dan memaknai sebuah wacana,
tetapi alangkah lebih baiknya kita bisa memaknai per kalimat yang ada dalam
wacana tersebut.
Referensi:
http://widhisejarahblog.blogspot.com/2010/09/perjuangan-bangsa-indonesia-merebut.html. Diakses pada tanggal 5 April 2014 pukul 14.30 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Papua.
Diakses pada tanggal 5 April 2014 pukul 14.40 WIB
http://politik.kompasiana.com/2012/03/16/menurut-bung-karno-papua-sudah-menjadi-nkri-walaupun-tanpa-pepera-bagian-2-447305.html.
Diakses pada tanggal 5 April 2014 pukul 15.00 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Papua_Barat_%28wilayah%29.
Diakses pada tanggal 5 April 2014 pukul 15.15 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic