Matahari mulai menampakan
sinarnya. Rembulan hilang pergi atas kehendak-Nya. Semilir angin pagi pun membangunkanku dari lelapnya tidur yang membuat tubuhku berhenti
sejenak dari berbagai aktivitas yang telah aku lakukan sepanjang hari
menjelang. Jendela kamar yang terbuka
seakan mengundang sayup-sayup angin pagi lengkap dengan kicauan burung yang
sesekali hinggap dan terbang di atas genting kamarku. Seketika itu pemikiranku
hilang melayang terbang, entah apa yang akan aku gapai di keheningan pagi yang
membuat mataku sudah tak ingin terpejam kembali, namun tubuhku yang lelah ini
seakan berat untuk aku beranjak dari tempat tidurku. Walaupun demikian tugas tetaplah tugas, aku
harus bisa menyelesaikan semua tugasku sebelum batas akhir yang telah
ditentukan tiba. Akhirnya ku mulai
membuka lembaran demi lembaran dari buku catatanku dan ku rangkaikan kata demi
kata untuk mengulas kembali apa yang telah aku pelajari minggu lalu dalam mata
kuliah “Writing 4”.
Pada pertemuan keenam ini,
banyak hal yang dibahas oleh pak Lala di kelas kami. Salah satu diantaranya yaitu perihal thesis
statement. Namun sebelum saya membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut,
sedikit mengingatkan kembali bahwasanya sebagai seorang literat, kita memiliki
tugas untuk mengeksplor atau mendalami sebuah wacana serta hal-hal baru yang
ada disekitar kita dengan cermat. Dengan
kata lain, untuk mencapai hal itu seorang literat pasti akan mengalami beberapa
fase di bawah ini :
ü Emulate
ü Discover
ü Create
Artinya, fase pertama yang dialami oleh seorang
literat yaitu “emulate” (meniru).
Jadi, bagi penulis pemula, kita diperbolehkan untuk meniru apa yang
sudah lebih dulu diciptakan atau digagas oleh orang lain. Kemudian dari aspek tersebut kita dapat
menemukan hal baru dari pemikiran sebelumnya (discover). Setelah kedua fase ini telah dilalui, fase
selanjutnya yang akan dialami yaitu “create” (menciptakan sesuatu
yang baru). Namun disamping itu, kita
juga harus mempelajari sesuatu, memahami serta memaknainya, karena untuk
mempelajari dan memahami tulisan itu tergantung bagaimana cara kita memaknai
tulisan tersebut.
Dalam sebuah tulisan, pasti terdapat “value”
(nilai) di dalamnya. Selain itu,
biasanya sebuah tulisan juga mengikuti ideologi penulisnya. Seperti apa yang dikatakan Fowler (1996:10) :
“Seperti historian critical linguist bertujuan untuk memahami values yang
berhubungan dengan sosial, ekonomi, susunan politik dan secara diakronik
mengubah nilai-nilai dan susunan.” Di
samping itu, ideologi juga merupakan sebuah perantara dan instrumen dari proses
historical (Fowler, 1996:12).
Hal ini jelas bahwa ideologi merupakan pemegang
kendali dari literasi itu sendiri, karena ideologi sendiri tidak lepas dari
kepentingan sosial, politik, serta aspek-aspek lain yang berpengaruh dalam
kehidupan sosial. Proses itulah yang
nantinya akan menghasilkan nilai atau values.
Kembali ke topik pembahasan sebelumnya mengenai thesis statement. Thesis statement merupakan hal
terpenting dalam pembuatan teks. Oleh
karena itu, pak Lala tak henti-hentinya mengingatkan kepada kami bahwa ketika
membuat thesis statement yang menarik serta meletakkannya dengan benar
dan tepat. Mengapa demikian? Karena thesis
statement bertujuan untuk memberi tahu pembaca bagaimana anda akan menafsirkan
pentingnya materi pelajaran yang sedang dibahas. Selain itu, thesis statement juga
bertujuan untuk memberi tahu apa yang pembaca harapkan.
Thesis statement terdiri
dari satu atau dua kalimat yang berisikan topik, klaim, dan alasan
(reason). Biasanya thesis statement ini
tidak hanya terletak di paragraf pertama, akan tetapi juga bisa berada di akhir
paragraf. Bentuknya bisa tersurat maupun
tersirat. Hal ini dibutuhkan karena
klaim dan alasan topik harus dibuktikan di paragraf selanjutnya yaitu body
of paragraph. Lalu pembuktian itu
dijabarkan secara ringkas di dalam kesimpulan.
Thesis statement memiliki dua fungsi, antara lain :
1.
Penulis menciptakan thesis untuk fokus terhadap
subjek esay.
2.
Kehadiran thesis statement yang baik dapat
membantu pemahaman pembaca.
Hal penting lainnya yang perlu kita ingat ialah
sebuah thesis merupakan hasil dari proses berpikir yang panjang. Jadi, sebelum anda mengembangkan argumen
tentang topik apa saja, anda harus mengumpulkan dan mengatur bukti terlebih
dahulu, lalu mencari kemungkinan hubungan antara fakta yang diketahui (seperti
kontras mengejutkan atau kesamaan), serta berpikir tentang pentingnya hubungan
ini.
Bagaimana cara mengetahui bahwa thesis yang
kita buat itu kuat?
Untuk
mengetahui hal itu bisa dilakukan dengan cara mengevaluasi hasil dari thesis
yang kita buat sendiri. Ada beberapa
pertanyaan yang harus kita jawab sendiri untuk mengevaluasi atau mengukur
apakah thesis yang kita buat sudah kuat atau belum. Di antaranya
sebagai berikut :
·
“Does my thesis pass the “so what?” test?” Apakah thesis saya lulus dari pertanyaan “So
what?” Jika respon pertama dari pembaca
adalah “so what?” maka kita perlu menjelaskannya kembali untuk
menghubungkannnya ke masalah yang lebih besar.
·
“Does my essay support my thesis specifically
and without wandering?” Apakah esay saya mendukung thesis saya secara
khusus tanpa berkeliaran? Jika thesis dan tubuh essay anda tidak saling
mendukung satu sama lain, maka salah satu di antara mereka harus diubah. Hal yang perlu diingat adalah untuk selalu
meninjau dan merevisi kembali tulisan anda yang diperlukan.
·
“Does my thesis pass the “how and why?” test?” Apakah
thesis saya lulus? Bagaimana dan mengapa? Jika respon pertama dari pembaca
tersebut adalah “how?” atau “why?” berarti anda terlalu terbuka
dan kurang memberikan bimbingan kepada pembacanya. Lihatlah apa yang dapat anda tambahkan untuk
memberikan posisi yang lebih baik lagi kepada pembacanya.
Ada dua
syarat untuk mencapai kaum literat yang tercerahkan, yaitu :
1)
“The love of knowledge” rasa cintanya
terhadap ilmu pengetahuan.
2)
“Also spread the knowledge” dan juga
menyebarkan ilmu pengetahuan yang ia miliki.
Dari apa yang telah saya tuliskan dalam class
review keenam ini, dapat diambil kesimpulan bahwa ideologi sangat
berpengaruh dalam dunia literasi. Hal
ini dikarenakan sebuah teks yang dihasilkan oleh seorang penulis pasti memiliki
ideologi sesuai dengan penulisnya.
Ideologi itulah yang mencakup tujuan penulis dalam memproduksikan hasil
tulisannya. Dari situlah muncul yang
namanya value atau nilai dari sebuah tulisan. Kedua aspek tersebut baik ideologi maupun
value saling berhubungan erat dengan proses literasi. Selain itu, sebuah tulisan harus memiliki thesis
statement di dalamnya karena kita sebagai seorang penulis pemula bisa
menuangkan ide besar pada suatu tulisan
dengan cara menuliskan thesis statement di dalamnya. Oleh karenanya, thesis statement
memiliki peranan penting terhadap suatu bacaan karena kehadiran thesis
statement yang baik dapat membantu memberikan pemahaman kepada
pembacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic