Class Review 8
Seminggu sudah kita lalui tanpa tugas writing, seperti class review dan
critical review. Rasanya cukup untuk
mengistirahatkan sejenak tangan yang selalu menggoreskan kata demi kata dan
otak yang selalu berpikir lebih keras dalam mencari ide-ide brilian. Sekarang
mulai minggu ini, writing class diaktifkan
kembali dengan berbagai tugas yang telah menanti. Pada hari Jumat, 4 April 2014 merupakan hari
dimana saya dan teman-teman mengikuti pertemuan kesembilan dalam writing class.
Pada pertemuan kesembilan ini, kita lebih difokuskan pada
reading time dengan sebuah kelompok
yang beranggotakan lima orang. Dalam
kegiatan membaca ini, kita membahas sebuah artikel yang berjudul “Don’t Use
Your Data as a Pillow”. Tetapi, sebelum
membahas artikel tersebut, kita diberi beberapa pertanyaan terlebih
dahulu. Inilah beberapa pertanyaan dalam
diskusi kelompok tersebut.
1.
Apa itu Papua Barat? Dan dimana lokasinya?
Papua Barat (sebelumnya Irian Jaya Barat
disingkat Irjabar) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau
Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan
dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun
1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus.
Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan
kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi
oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku
Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, selatan dengan Laut Seram dan tenggara
berbatasan dengan provinsi Papua. Batas Papua Barat hampir sama dengan batas Afdeling
("bagian") West Nieuw-Guinea ("Guinea Baru Barat")
di masa Hindia Belanda.
2.
Apa
perbedaan antara PAPUA dan IRIAN JAYA?
IRIAN artinya Ikut Republik
Indonesia Anti Nederland”. (Buku PEPERA 1969 terbitan tahun 1972, hal.
107-108). Kenapa anti Nederland? Karena pada waktu itu Belanda menjajah
Indonesia dan menguasai daerah minyak di wilayah Papua yaitu di bagian kepala
burung dan menjadikan penduduk asli pribumi sebagai buruh kasar pada perusahaan
minyak mereka maka orang Papua anti dengan Nederland.
Kata Papua memiliki banyak arti
salah satunya dalam Bahasa Tidore. Mengapa demikian? Karena Papua adalah
wilayah kekuasaan Kerajaan Tidore. Kata Papua terdiri dari dua kata yaitu PAPA
dan UA. Papa artinya Bapak dan ua artinya tidak, jadi Papua artinya tidak
memiliki Bapak, karena ketika itu Sultan Tidore melihat bahwa di tanah Papua
ini tidak memiliki pemimpin atau dengan kata lain orang Papua berdiri sama
tinggi dan duduk sama rendah oleh karena itu sultan Tidore memberi nama pulau
ini dengan nama Papua dan memberikan mereka seorang pemimpin. Dan menurut tokoh
masyarakat kata Papua menurut bahasa Papua sendiri artinya hitam dan keriting
itu adalah ciri khas orang Papua. Mungkin kita sering mendengar lagu yang
dinyanyikan oleh penyanyi kondang asal Papua EDO KONDOLOGIT “Hitam Kulitku
Keriting Rambutku Aku Papua” dan lagu itu melambangkan identitas orang Papua.
Kenapa dulunya Irian sekarang
menjadi Papua? Nama Irian menjadi Papua yaitu pada era Presiden Gusdur. Dan
pada waktu itu Gusdur melakukan perjalanan Dinas ke Papua yaitu di Jayapura dan
Orang Papua sendiri yang meminta ke Presiden Gusdur bahwa mereka ingin nama
Provinsinya diganti dengan nama Papua karena itu melambangkan Identitas mereka
dan sekarang adalah zaman reformasi kita tidak boleh lagi membenci Negara lain,
maka Gusdur menyetujui dan menggantikan nama Irian dengan Papua.
Perkembangan asal usul nama pulau Papua memiliki
perjalanan yang panjang seiring dengan sejarah interaksi antara bangsa-bangsa
asing dengan masyarakat Papua, termasuk pula dengan bahasa-bahasa lokal dalam
memaknai nama Papua.
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat. Pada masa
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda,
wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea
atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan
Republik Indonesia Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian
Barat sejak tahun 1969
hingga 1973.
Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto
pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport,
nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.
UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua mengamanatkan
nama provinsi ini untuk diganti menjadi Papua. Pada tahun 2003, disertai
oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi
menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama
Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat
(setahun kemudian menjadi Papua Barat).
Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.
3.
Pada
tahun berapa Papua berintegrasi ke dalam NKRI?
Berdasarkan New York Agreement yang diserahkan
kepada Indonesia 1 Mei 1963, melalui kekuatan diplomasi internasional yang menjadikan Papua kembali pada
wilayah NKRI, bukan melalui proses
aneksasi. Untuk itulah pemerintah
diharap memberikan ruang kepada Papua yang merupakan bagian wilayah NKRI guna
berjuang bersama dengan provinsi lain yang berada di luar Papua.
Frans Albert Joku, tokoh sejarah Papua, melalui
release yang diterima Redaksi Papua Pos, Senin (29/4) mengatakan, Papua bukan
dianeksasi, bukan berintegrasi dan diintegrasikan atau digabungkan
dengan NKRI, karena berintegrasi atau bergabung adalah proses masuk
dari luar ke dalam Indonesia.
Lanjut Frans, sejak Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 berdasarkan azas uti prossidentis juris, Papua adalah bagian
dari Indonesia namun ditahan oleh Belanda untuk sementara
waktu dan diserahkan kepada Indonesia melalui proses Pepera. Jadi
yang tepat, Indonesia merebut kembali Papua/Irian melalui jalan
diplomasi. “Karena itu istilah yang tepat adalah Papua/Irian
‘diperoleh kembali’ atau ‘masuk kembali’ Papua ke NKRI, bukan diintegrasikan,”
tegasnya.
Bila dicermati, konsekuensi logis dari
azas uti possidetis (batas wilayah negara bekas jajahan yang
kemudian merdeka, mengikuti batas wilayah sebelum negara tersebut
merdeka) dalam hukum internasional, jelas Yoku, yang telah diakui
dan dipraktekkan oleh berbagai negara, maka Papua merupakan bagian
integral dari wilayah kedaulatan Republik Indonesia sejak
tanggal 17 Agustus 1945.
Di mana pada
masa kolonial Belanda, Papua Barat merupakan bagian dari wilayah Hindia
Belanda di bawah administrasi Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia.
Karena itu sebagaimana pulau-pulau lain di Nusantara, menurut
asaz uti possidetis juris tersebut, seharusnya Papua Barat otomatis
beralih status menjadi bagian wilayah Republik Indonesia sejak saat
Proklamasi 17 Agustus 1945.
Sejarah membuktikan bahwa Papua memang sudah di
bawah NKRI sejak kemerdekaan 17 Agustus maka dengan adanya 1 Mei 1963 merupakan
langkah strategis berdasar Perjanjian New York yang memperkuat kembalinya
Papua ke pangkuan ibu pertiwi.
4.
Apa itu
TRIKORA?
Operasi TRIKORA di cetuskan oleh
Ir. Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961 bertempat di alun-alun Utara
yogyakarta. Trikora merupakan sebuah operasi yang bertujuan untuk mengembalikan
wilayah Papua bagian barat ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Trikora muncul karena adanya kekecewaan dari pihak Indonesia yang selalu gagal
dalam perundingan dengan Belanda untuk mengembalikan Irian Barat yang secara
sepihak diklaim sebagai salah satu provinsi kerajaan Belanda.
Berikut ini adalah isi lengkap
Trikora (Tri Komando Rakyat):
Kami Presiden Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia dalam
rangka politik konfrontasi dengan Belanda untuk membebaskan Irian Barat, telah
memberikan instruksi kepada Angkatan Bersenjata untuk pada setiap waktu yang
kami akan tetapkan menjalankan tugas kewajiban membebaskan Irian Barat Tanah
Air Indonesia dari belenggu kolonialisme Belanda.
Dan kini, oleh karena Belanda masih tetap mau melanjutkan kolonialisme di
tanah air kita Irian Barat, dengan memecah belah Bangsa dan Tanah Air
Indonesia, maka kami perintahkan rakyat Indonesia, juga yang berada di daerah
Irian Barat, untuk melaksanakan Tri Komando sebagai berikut.
1. Gagalkan pembentukan “Negara Boneka Papua” buatan Belanda kolonial.
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia.
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan
kesatuan Tanah Air dan Bangsa.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Yogyakarta, 19 Desember 1961
Presiden/Pangti APRI/PBR/Panglima
Besar KOTI Pembebasan Irian Barat
Soekarno
5. Apa itu Organisasi Papua Merdeka
(OPM) dan siapa yang membiayainya?
Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM)
adalah sebuah organisasi yang didirikan tahun 1965 dengan tujuan membantu dan
melaksanakan penggulingan pemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat
di Indonesia,
sebelumnya bernama Irian Jaya, memisahkan diri dari
Indonesia, dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi
ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar
Gaddafi dan pelatihan dari grup gerilya New People's Army
beraliran Maois
yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan
Nasional Amerika Serikat.
Organisasi ini dianggap tidak sah di Indonesia. Perjuangan meraih
kemerdekaan di tingkat provinsi dapat dituduh sebagai tindakan pengkhianatan
terhadap negara. Sejak berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik,
mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan melancarkan
aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua.
Para pendukungnya sering membawa-bawa bendera Bintang Kejora dan simbol
persatuan Papua lainnya, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua"
dan lambang nasional. Lambang nasional tersebut diadopsi sejak tahun 1961
sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian New York.
Itulah
beberapa pertanyaan yang ada dalam diskusi kelompok tersebut. Selanjutnya membahas mengenai artikel “Don’t
Use Your Data as a Pillow”. Setiap
anggota kelompok, memberikan pendapatnya mengenai judul tersebut, selanjutnya
membahas kalimat dari setiap paragraf tersebut.
Inilah beberapa pendapat mengenai judul tersebut dari setiap anggota
kelompok. Pertama, Desi berpendapat bahwa data itu sebagai penunjang dan data
itu mudah dicari. Jadi, data tersebut
dianalogikan dengan pillow. Kedua, Saleha berpendapat bahwa data itu
memuat berbagai informasi. Sedangkan
pillow itu sebuah benda untuk istirahat.
Ketiga, Titi berpendapat bahwa
data itu sebagai aset untuk sumber pengetahuan.
Keempat, Tina Maryani berpendapat
bahwa data itu sebagai aset informasi. Sedangkan pillow itu sebagai sandaran.
Jadi, jangan menggunakan data sebagai pillow atau sandaran. Dan yang terakhir, saya berpendapat bahwa data yaitu sebuah informasi. Sedangkan pillow yaitu sebuah benda yang berguna
untuk sandaran. Jadi, data tersebut
jangan digunakan sebagai sandaran. Dari
kelima pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa data sebagai informasi. Data yang kita miliki jangan dijadikan
sebagai pillow atau sandaran. Kita tidak
hanya terpaku pada data yang kita miliki saja, tetapi kita mencari sumber lain
yang dapat mendukung data yang telah kita miliki. Dengan begitu data yang telah
kita miliki tersebut didukung dengan berbagai data dari berbagai sumber.
Menurut Lehtonen,
data itu ada yang bersifat written,
verbal, visual, dan kombinasi dari semuanya. Sedangkan menurut Wikipedia bahasa Indonesia,
data adalah catatan atas
kumpulan fakta.
Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin
yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari
data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini
adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel
yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
Dalam
keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga
dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang
lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi.
Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya
dinamakan klasifikasi.
Dalam
pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, data dicirikan
sebagai sesuatu yang bersifat mentah dan tidak memiliki konteks. Dia sekedar
ada dan tidak memiliki signifikansi makna di luar keberadaannya itu. Dia bisa
muncul dalam berbagai bentuk, terlepas dari apakah dia bisa dimanfaatkan atau
tidak.
Menurut
berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:
• Menurut kamus
bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti
fakta
• Dari sudut
pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu
(resources) dan kejadian (transactions)yang terjadi
• Pengertian yang
lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita
hadapi. Intinya data itu adalah suatu
fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu
keputusan.
Pada diskusi tersebut, kami juga membahas beberapa kalimat dari
paragraf pertama. Kalimat pertama yaitu
membahas mengenai sebuah pesta perpisahan yang ditujukan untuk penulis. Dalam pesta tersebut, terdapat berbagai
makanan, seperti: salty sago pudding, fish broth, fried papaya leaves, boiled
yams, and chicken. Dari makanan tersebut
tidak terdapat makanan yang manis, sehingga makanan tersebut sesuai dengan
pestanya yaitu pesta perpisahan.
Selanjutnya yaitu kalimat kedua.
Dalam kalimat kedua tersebut, pesta tersebut diorganisir oleh Denny
Yomaki, seorang pejuang hak asasi manusia, yang menandai akhir dari penelitian
lapangan penulis pada bulan Mei 2003.
Selanjutnya yaitu kalimat ketiga.
Dalam kalimat tersebut masih berkaitan dengan pesta. Pesta tersebut dilaksanakan beberapa hari
sebelum penulis kembali ke sekolah lulusan untuk memulai menulis
penemuannya. Itulah hasil diskusi dari
kelompok kami mengenai beberapa kalimat pada paragraf pertama.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa data yaitu
informasi. Informasi yang didalamnya
terdapat fakta-fakta tertentu. Dalam
memahami data tersebut, tentunya kita tidak langsung menerima dari satu data
tersebut. Perlu adanya data dari
berbagai sumber yang lain. Seperti
halnya artikel yang telah kita bahas yang berjudul Don’t Use Your Data as a Pillow.
Dari judul tersebut, kita jangan mengggunakan data yang telah kita
miliki sebagai sandaran kita. Belum
tentu data yang kita miliki tersebut valid atau tidak. Dengan demikian, mengecek validitas dari
sebuah data itu penting, dengan mencari sumber yang lain dan tidak terpaku pada
satu data yang telah kita miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic