CLASS REVIEW 10
Sejuknya udara pagi, membangunkanku
pagi ini. Kala burung bernyanyi riang, hembusan angin pun menyapa ku pagi ini.
Tetesan embun yang membasahi daun membentuk mutiara-mutiara kecil yang elok.
Selamat pagi matahari, ku awali hari ini dengan doa. Aku akan berusaha tuk
menjadi lebih baik, agar kelak aku akan mendapatkan yang terbaik pula. Selasa
pagi tanggal 22 April 2014 pukul 10.50 WIB bertempat di ruang 44 gedung PBI.
Minggu ini merupakan minggu kesebelas saya dan teman-teman PBI-C belajar mata
kuliah Writing and Composition 4 bersama Mr. Lala Bumela, M.Pd.
Pada pertemuan kesebelas minggu ini
adalah minggu awal petualangan bagi saya dan teman-teman PBI-C sebelum sampai
ditahap menuju pembuatan argumentative essay. Sebelum memulai pada pembahasan, Mr.
Lala Bumela, M.Pd mengatakan bahwa makna itu bersifat dinamik. Ketika kita
membaca, terkadang makna dari teks tersebut bisa terdapat diawal, ditengah,
bahkan diakhir sebuah teks. Sensasi membaca itu adalah ketika kita menemukan
sesuatu yang tidak terduga dalam teks. Climbing a mountain-reading=jungle. Jika
diibaratkan membaca itu seperti kita mendaki gunung, kita harus melewati rimba
untuk bisa mencapai puncaknya. Kita harus mengenali rimba yang akan kita
lewati. Begitu juga dengan membaca, kita harus melewati setiap huruf, kalimat,
paragraph, bahkan banyaknya halaman untuk dapat mengetahui dan memahami isi
dari teks tersebut.
Menulis adalah dalam atau tidaknya
penulis memahami teks. Mr. Lala Bumela, M.Pd menyebutkan ada dua jenis paper
yang biasanya tulis oleh penulis, yaitu research paper dan non-research paper. Artikel
yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow” yang ditulis oleh Eben adalah
sebuah teks yang berbentuk Expository teks. Dengan berdasarkan hasil
penelitiannya di Papua Barat, dalam artikelnya tersebut Eben mampu menuliskan
hal-hal yang belum pernah diketahui oleh orang sebelumnya. Dalam membuat
Expository teks, kita harus menentukan point of view kita sebagai penulis
terlebih dahulu. Ada beberapa persamaan antara expository dan argumentative
essay yaitu dalam teks tersebut penulis harus menulis beberapa argument dari
topic yang sedang ia bahas. Namun perbedaannya, di argumentative essay penulis
harus menuliskan argumennya atas dasar dari penelitian yang ia lakukan (deep
research). Dalam argumentative essay, penulis harus melakukan investigasi hal-hal
yang berkaitan dengan penelitiannya. Dalam sebuah research paper, penulis harus
memperhatikan untuk siapa hasil tulisannya ditujukan. Sebuah research paper
biasanya ditujukan untuk audience yang spesifik, seperti seorang yang sudah
ahli disuatu bidang.
What
is argumentative essay? What is the
differences with Expository essay? Argumentative essay adalah genre penulisan yang mengharuskan
siswa untuk menyelidiki topik, mengumpulkan, menghasilkan, dan mengevaluasi
bukti, dan membangun posisi pada topik secara ringkas. Yang
harus diperhatikan penulis adalah beberapa kebingungan mungkin terjadi antara
argumentative essay dan expository essay. Kedua genre
serupa, tetapi argumentative
essay berbeda
dari ekspository
essay dalam
jumlah pra-menulis
(penemuan) dan penelitian yang terlibat. Argumentative
essay umumnya ditugaskan sebagai batu penjuru atau tugas
akhir secara tertulis tahun
pertama atau kursus komposisi
maju dan melibatkan panjang, penelitian rinci. Expository
essay melibatkan
penelitian kurang dan lebih pendek panjang. Expository
essay sering
digunakan untuk latihan menulis
di kelas atau tes,
seperti GED atau
GRE.
Menurut Fitzpatrick (2005)
menulis sama dengan memberikan informasi kepada audiens.
Dalam menulis
arguemntative essay penulis harus membujuk audiens
untuk mempertimbangkan sudut pandang penulis, bahkan jika mereka mungkin tidak setuju dengan penulis. Hal ini membutuhkan beberapa perawatan dan keterampilan: penulis perlu menunjukkan rasa hormat karena menentang sudut pandang, penulis harus memilih kosa kata dengan
hati-hati, dan, di atas semua,
penulis harus menulis dengan jelas dan logis.
Ada beberapa
persiapan yang penulis lakukan sebelum menulis sebuah argumentative essay,
antara lain:
1. Define the topic
Menentukan topic yang akan dibahas.
Beberapa topik memerlukan definisi. Misalnya,
jika topik kita adalah
"Haruskah sekolah memberikan
pendidikan moral?" Kita harus menjelaskan apa pendidikan
moral. Bagaimana penulis mendefinisikan
topic tersebut?
2. Limit the topic
Membatasi topic yang akan dibahas. Beberapa topik
argumentatif memerlukan membatasi. Misalnya, jika topik kiat adalah "surat
nilai" dan tesis penulis mengatakan "guru tidak harus menggunakan letter
grades", pembaca mungkin bertanya-tanya apakah kita berarti "semua
guru di semua tingkatan dari TK sampai perguruan tinggi" atau "guru
tertentu saja" tidak menggunakan letter grades.
3. Analyze the topic
Menganalisis topic yang akan
dibahas. Sebelum penulis memutuskan sudut pandang, penulis harus menganalisis masalah secara
menyeluruh. Topik yang paling argumentatif
memiliki dua sudut pandang “for
and against” dan dapat
dinyatakan sebagai ya/tidak
pertanyaan, seperti "Haruskah siswa SMA bekerja selama tahun sekolah?"
Sebuah argumentative
essay berangkat dari sebuah opini. Sebuah opini harus disematkan di dalam
thesis statement.
Contoh Opini
Opini: HSS harus
bekerja selama tahun ajaran.
·
Mereka bisa menabung untuk kuliah.
·
Mereka dapat membuat teman baru.
·
Mereka bisa belajar tanggung jawab.
·
Mereka mungkin menemukan karir untuk
diri mereka sendiri.
Contoh Opini
Opini: HSS harus TIDAK bekerja selama tahun ajaran
·
Mereka bisa mendapatkan nilai yang lebih baik jika mereka tidak
bekerja
·
Mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler
Sebelum membuat keputusan akhir tentang sudut pandang penulis sendiri, itu adalah ide
yang baik untuk mengevaluasi kekuatan
dan alasan yang mendukung penulis telah terdaftar. Alasan yang kuat adalah
salah satu yang dipercaya, relevan,
dan penting. Untuk menguji setiap alasan pada
daftar Anda, tanyakan
pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan ini:
apakah itu benar? Apakah jelas
terhubung ke topik saya? Apakah itu penting, atau tidak memiliki
konsekuensi nyata?
Menuliskan thesis statement. Pernyataan tesis dari sebuah argumentative
essay harus
berisi pendapat.
Pendapat biasanya dinyatakan dengan kata kerja modal
"harus" atau evaluatif seperti "baik"
dan "buruk".
Contoh:
Ø Remaja harus memiliki pekerjaan paruh waktu.
Ø Kerja paruh waktu yang
baik untuk remaja.
Sebuah
pernyataan tesis
lengkap juga mengandung alasan, atau argumen yang
mendukung:
Ø Pengusaha harus mempekerjakan remaja karena mereka bersemangat
untuk bekerja, mereka fleksibel, dan
mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan untuk melakukan banyak entry-level
jobs.
Sebuah pernyataan tesis juga
mengandung pandangan yang berlawanan: Sementara beberapa orang mengatakan bahwa
remaja tidak memiliki etika kerja yang baik, majikan harus mempekerjakan remaja karena mereka bersemangat untuk bekerja,
mereka fleksibel, dan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk melakukan banyak entry-level
jobs.
Struktur argumentative
essay: format dasar
1) Introduction
2) Body
a. first point and supporting info
b. second point and supporting info
c. third point and supporting info
3) Conclusion
Define
topic
West Papua
Papua is the common name that refers
to the western half of the Island of New Guinea (Indonesian New Guinea). The
province of West Papua, also known as West Irian Jaya, covers the bird’s head
of Papua, a large peninsula on Indonesian New Guinea’s far northwest corner,
and the small islands that surround it. Geographic boundaries of this province
are the Pacific Ocean in the north; Seram Sea in the west; Banda Sea in the
south; and Papua province in the east.
Administratively, the Province of
West Papua consists of eight regencies and one municipality. The
regencies are Fak-fak, Kaimana, Wondama Bay, Bintuni Bay, Manokwari, Sorong
Selatan, Sorong, and Raja Ampat, and the municipality is called Sorong. This
province has 103 sub-districts, 47 Villages and 1153 kampong/kampung (small
villages).
This province, with its capital is
in Manokwari city, has immense natural resource potential including
agriculture, mining, forest products and eco-tourism. Pearls and sea weed are
the main trade goods of Raja Ampat Regency, while Sorong Selatan Regency is the
only regency producing unique traditional woven clothes called Timor clothes. A national Park known as Cendrawasih
Bay situated in Wondama Gulf Regency is
also the main natural tourism in this Province. And of course, many visitors
come to enjoy the marine bio-diversity of Raja Ampat.
(http://www.indonesia.travel/en/discover-indonesia/region-detail/51/west-papua)
NKRI
NKRI is a unitary republic with a
decentralized system (pasal 18 UUD 1945), in which local governments broad
autonomy to run outside the realm of government prescribed by law as the
affairs of the central government.
Based on the history of the Nation
of Indonesia, at the time of the commencement of forced cultivation (Stelsel
Culture) in 1615 by the Netherlands has led to the destruction of the structure
of the native owned land, where the native land as the basic capital in running
activities. With the applied forced cultivation has changed the types of plants
indigenous to the type of plants imported from Europe postscript is not
controlled by natives, this causes the natives are no longer able to manage its
land and do not understand the types of plants that come from Europe, so the
natives fooled by that time, impoverished, backward and oppressed. This is then
utilized by the Dutch government to build the so-called Dutch East Indies in
order to regulate the increasingly oppressed indigenous life, which eventually
came to pass peonage system to explore crops in Indonesia.
In the early 1900s the Dutch East
Indies government implements policy ethis as a favor to the native form by
providing a system of education in Indonesia. However, because of the cost
charged to get the education is too expensive, not all natives were able to
enjoy education applied in Indonesia. From this social strata in the life of
Indonesian society awakened. The form the social strata has been positioned the
natives as the majority are to the bottom of the class, a class on it is his
noble patrician-natives and the immigrants from East Asia (China, India, Arab,
etc.), then the top class is the Europeans and the other white skin. It makes
the natives as the majority of the more stupid, impoverished, backward and
oppressed. So in 1908, Dr. Soetomoe build up education for natives people on an
informal basis and free of charge with the name Budi Utomo as a concern for the
increasingly oppressed natives. At the end of the natives education was
continued by Ki Hajar Dewantara by founding in 1920 Student Park formally, indigenous
education run by Dr. Soetomoe and Ki Hajar Dewantara raised souls nationality
and unity to take the fight to the Netherlands, which eventually accumulate the
birth of the Nation of Indonesia on October 28, 1928 through Sumpah Pemuda
moment in Pemuda congress II in Jakarta from Jong-jong or youth from various
islands in Indonesia, which has a commitment to raise the dignity of people
living Indonesian (natives). Indonesian nation was born on October 28, 1928 and
then work together to organize resistance to the Dutch for independence of
Indonesia and less then 17 years 2 months 11 days or less precisely on August
17, 1945 over the grace of of Allah SWT, the Indonesian nation to achieve
independence in the form of text Proclamation read by Dwi-Tunggal Soekarno-Hatta.
The next day, on August 18, 1945 the Indonesian nation to form a State
constitution of the Republic of Indonesia and the ratification of the
Constitution of 1945 as a basic rule in the life of the nation.
Limit the topic
West Papua should stay united with NKRI.
Analyze
the topic
Should West Papua stay united with NKRI?
INTRODUCTION
West Papua Province (Indonesian: Provinsi Papua
Barat) is a province of
Indonesia. It
covers the western peninsula of the island of New Guinea. (http://en.wikipedia.org/wiki/West_Papua_province).
NKRI is a unitary republic with a decentralized system (pasal 18 UUD 1945), in
which local governments broad autonomy to run outside the realm of government
prescribed by law as the affairs of the central government. West Papua should
stay united with NKRI, because of viewed from many reasons are like education,
natural resources, history and so on.
BODY
Ø First
point:
education in West Papua still left behind.
Supporting info: there is little intellectuals in
West Papua.
Ø Second
point: West
Papua is a rich region in natural resources such as gas, gold, fish and timber.
Supporting info: Papuans have not been able to
process their own wealth, so there are many foreign companies that take and dig
the West Papua’s wealth.
Ø Third
point: in the
history terms, there are many Indonesia’s efforts to keep West Papua in order
to stay united and be a part of Indonesia.
Supporting info: Indonesia has made many attempts to defend West Papua are
like TRIKORA, PEPERA (act to free choice), New York Agreement, and Round Table
Conference (KMB).
CONCLUSION
As
an Indonesia’s citizen, I disagree if West Papua separate themselves from
Indonesia. Because when viewed from West Papua situation now, it is possible if
West Papua separate themselves from Indonesia who the West Papua led is not
Papuans themselves, but foreign that merely want to dominate and take the
natural resources wealth that exist in West Papua itself such as Dutch,
America, and the other foreign.
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah argumentative essay
penulis harus bisa mempertahankan argumennya, karena itu argument penulis dalam
sebuah argumentative essay harus berdasarkan data-data yang cukup akurat dan
terpercaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic