Langit biru yang cerah. Udara sejuk di pagi hari. Inilah moment pagi yang begitu indah. Burung-burung pun berkicau riang menyambut pagi hari yang cerah. Pagi yang membuat tangan ini ingin menulis. Hati yang tergugah untuk menulis. Menulis serangkaian kata-kata dalam buku catatan class review. Berapa banyak tulisan dalam buku catatan class review adalah hasil menulis apa yang telah dipelajari di kelas tentang writing. Tak henti tangan ini menulis. Menulis rangkaian kata demi kata dalam setiap pertemuan mata kuliah writing. Writing mengajarkan banyak hal kepada saya. Hal yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Writing membuat saya dan teman-teman PBI-C merasakan apa yang disebut dengan berjuang. Sabar dalam menyelesaikan paper kami. Writing sudah seperti kebutuhan pokok bagi kami.
Setelah Mr. Lala Bumela, M. Pd
kembali dari Malaysia, kini saatnya “Time to Write Again”. Pertemuan sebelas
ini memasuki tahap argumentative essay. Pertemuan kali ini berlangsung pada
hari Selasa, tanggal 22 April 2014 di Gedung PBI pada pukul 10.50.
Pembahasan kali ini diawali dengan
kata menulis. Mr. Lala Bumela mengatakan bahwa maka itu bersifat dinamik. Dalam
sebuah tulisan, makna itu bisa terdapat diawal, tengah, dan di akhir. Sensai
membaca itu ketika menemukan sesuatu yang tidak terduga dalam teks. Membaca itu
lebih kaya. Kita akan mengetahui sesuatu yang belum pernah kita ketahui
sebelumnya. Membaca diibaratkan seperti Climbing a mountain---Reading = Jungle.
Membaca itu seperti mendaki gunung dan untuk mendaki gunung tersebut, kita
harus mengenali rimba yang akan kita lewati.
Menulis itu adalah dalam atau
tidaknya penulis memahami teks. Jadi sebelum kita menulis, terlebih dahulu kita
harus memahami bacaan yang kita baca. Terdapat dua jenis teks, yaitu research
paper dan non-research paper. Artikel yang berjudul “Don’t Use Your Data as a
Pillow” yang telah dikenalkan oleh Mr. Lala kepada kami, merupakan bentuk
expository essay. Artikel tersebut berisi tentang cerita Eben tentang Papua
Barat berdasarkan hasil penelitiannya. Hal yang diungkapkan oleh Eben dalam
tulisannya merupakan tulisan yang belum diketahui orang tentang Papua Barat. Lalu,
tentang exposition essay. Exposition essay ini terdiri dari analytical dan
hortatory (tidak ada penelitian). Analytical itu terdiri dari introduction yang
mana didalmanya terdapat thesis statement, lalu series argument yang mana kita
harus membuat argument berdasarkan opini kita dan juga tulisan pendukungnya. Lalu
selanjutnya conclusion. Sedangkan hortatory itu terdiri dari introduction
(thesis statement), arguments, dan juga recommendation. Yang mana pada bagian
conclusion kita harus merekomendasikan atau mengajak penulis untuk melakukan
hal yang bertujuan dengan tulisan yang kita buat, yaitu bersifat mengajak. Dalam
argumentative essay argument yang kita buat itu berdasarkan hasil penelitian
kita (deep research).
Lalu, apa sebenarnya argumentative
essay itu? Argumentative essay adalah genre penulisan yang mengharuskan siswa untuk menyelidiki topik, mengumpulkan, menghasilkan, dan mengevaluasi
bukti dan membangun posisi pada topik secara ringkas. Perbedaan antara
argumentative essay dan expository essay adalah kedua genre serupa,
tetapi argumentative
essay berbeda
dari expository essay dalam jumlah pra-menulis
(penemuan) dan penelitian yang terlibat. Argumentative
essay umumnya ditugaskan sebagai batu penjuru atau tugas
akhir secara tertulis tahun
pertama atau kursus komposisi
maju dan melibatkan panjang, penelitian rinci.
Expository essay melibatkan
penelitian kurang
dan lebih pendek panjang. Expository
essay sering
digunakan untuk latihan menulis di kelas atau tes, seperti
GED atau GRE.
Itulah perbedaan diantara keduanya.
Menurut (Fitzpatrick 2005) menulis adalah hanya masalah memberikan
informasi kepada audiens.
Dalam menulis
argumentative essay, kita harus membujuk audiens untuk mempertimbangkan
sudut pandang
kita, bahkan jika mereka mungkin tidak setuju dengan
kita . Hal
ini membutuhkan beberapa perawatan dan keterampilan. Kita perlu menunjukkan rasa hormat karena menentang sudut pandang, kita
harus memilih kosa kata dengan
hati-hati, dan
di atas semua, kita harus menulis dengan jelas dan logis.
Persiapan untuk argumentative
essay. Hal yang perlu diperhatikan adalah define
the topic, limit the topic, dan analyse the topic. Dalam
define the topic, beberapa topik memerlukan definisi.
Misalnya, jika topik
kita adalah "Should schools provide moral education”,
maka kita harus menjelaskan apa pendidikan
moral. Juga bagaimana kita mendefinisikan
istilah. Dalam limit the topic, Beberapa topik argumentative perlu untuk dibatasi. Misalnya,
jika topik kita adalah "letter
grades " dan tesis kita mengatakan "teacher should not use letter grades", pembaca
mungkin bertanya-tanya apakah berarti "semua guru di semua tingkatan dari
TK sampai perguruan tinggi" atau "guru tertentu saja". Dalam analyse the topic, Sebelum kita memutuskan sudut pandang, kita
harus
menganalisis masalah secara menyeluruh. Topik yang paling argumentatif memiliki dua sudut pandang
yaitu for dan against dan dapat dinyatakan sebagai
ya / tidak tentang pertanyaan, seperti
“Should high
school students work during the school year?”
Berikut
ini, akan sedikit dijelaskan tentang “Sample of Opinion”. Contoh opinionnya adalah HSS should work
during the school year.
Maka akan
terdapat beberapa opnini, yaitu:
·
Mereka bisa menabung untuk kuliah.
·
Mereka dapat membuat teman baru.
·
Mereka bisa belajar tanggung jawab.
·
Mereka mungkin menemukan karir untuk
diri mereka sendiri.
Contoh
opinion lainnya adalah HSS should NOT work during the school year. Maka beberapa opininya yaitu:
·
Mereka bisa mendapatkan nilai yang lebih baik jika mereka tidak
bekerja
·
Mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler
Suggestion (saran)
Sebelum membuat keputusan akhir tentang sudut pandang, itu adalah
ide yang baik untuk mengevaluasi kekuatan
dan alasan yang mendukung yang telah kita
daftar. Alasan yang kuat
adalah salah satu yang dipercaya,
relevan, dan penting. Untuk menguji setiap alasan
pada daftar
kita, tanyakan pada
diri sendiri pertanyaan-pertanyaan is it
itrue? Is it clearly connected to my topic? Does it matter, or does it have
real consequences?
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam membuat argumentative essay:
Write a thesis statement!
Pernyataan
thesis statement dari sebuah
argumentative essay harus berisi pendapat. Pendapat biasanya dinyatakan dengan kata kerja modal "should" atau evaluatif
seperti "good" dan "bad".
Remaja harus memiliki pekerjaan paruh waktu.
Kerja paruh waktu
yang baik untuk remaja.
Sebuah thesis
statement lengkap juga mengandung
alasan, atau argumen yang mendukung, seperti Employers should hire teenagers because they
are eager to work, they are flexible, and they have the knowledge and skills
required to do many entry-level jobs (Pengusaha harus mempekerjakan remaja karena mereka bersemangat
untuk bekerja, mereka fleksibel, dan
mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan untuk melakukan banyak pekerjaan entry-level).
Sebuah
thesis statement juga mengandung pandangan yang berlawanan. Seperti,
Sementara beberapa orang mengatakan bahwa remaja tidak memiliki etika kerja yang baik, majikan harus mempekerjakan remaja karena mereka bersemangat untuk bekerja, mereka fleksibel, dan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan banyak pekerjaan entry-level (While some people say that teenagers do not have a good work ethic, employer should hire teenagers because they are eager to work, they are flexible, and they have the knowledge and skills required to do many entry-level jobs).
Sementara beberapa orang mengatakan bahwa remaja tidak memiliki etika kerja yang baik, majikan harus mempekerjakan remaja karena mereka bersemangat untuk bekerja, mereka fleksibel, dan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan banyak pekerjaan entry-level (While some people say that teenagers do not have a good work ethic, employer should hire teenagers because they are eager to work, they are flexible, and they have the knowledge and skills required to do many entry-level jobs).
The structure of
the argumentative essay: the basic format
1. Introduction
2. Body
·
first point and supporting info
·
second
point and supporting info
·
third
point and supporting info
3. Conclusion
Dalam membuat argumentative essay
perlu diperhatikan struktur diatas dan digunakan dalam membuat argumentative
essay.
Define
the topic
West Papua Province
(Indonesian: Provinsi Papua
Barat) is a province of Indonesia. It covers the
western peninsula of the island of New Guinea.
Its capital is Manokwari and the 2010 census recorded a
population of 760,855.
Prior
to 2007, the province was known as West Irian Jaya (Indonesian: Irian Jaya Barat). The
region covers the Bird's Head (Doberai) and Bomberai peninsulas and the surrounding islands
of Raja Ampat.
The capital of West Papua province is Manokwari.
The province is administratively divided into twelve regencies (kabupaten) and one
autonomous city (kota), listed below with their
(provisional) populations at the 2010 Census.
NKRI is a unitary republic with a decentralized system (pasal
18 UUD 1945), in which local governments broad autonomy to run outside the
realm of government prescribed by law as the affairs of the central government.
Based on the history of the Nation
of Indonesia, at the time of the commencement of forced cultivation (Stelsel
Culture) in 1615 by the Netherlands has led to the destruction of the structure
of the native owned land, where the native land as the basic capital in running
activities. With the applied forced cultivation has changed the types of plants
indigenous to the type of plants imported from Europe postscript is not
controlled by natives, this causes the natives are no longer able to manage its
land and do not understand the types of plants that come from Europe, so the
natives fooled by that time, impoverished, backward and oppressed. This is then
utilized by the Dutch government to build the so-called Dutch East Indies in
order to regulate the increasingly oppressed indigenous life, which eventually
came to pass peonage system to explore crops in Indonesia.
In the early 1900s the Dutch East
Indies government implements policy ethis as a favor to the native form by
providing a system of education in Indonesia. However, because of the cost
charged to get the education is too expensive, not all natives were able to
enjoy education applied in Indonesia. From this social strata in the life of
Indonesian society awakened. The form the social strata has been positioned the
natives as the majority are to the bottom of the class, a class on it is his
noble patrician-natives and the immigrants from East Asia (China, India, Arab,
etc.), then the top class is the Europeans and the other white skin. It makes
the natives as the majority of the more stupid, impoverished, backward and
oppressed. So in 1908, Dr. Soetomoe build up education for natives people on an
informal basis and free of charge with the name Budi Utomo as a concern for the
increasingly oppressed natives. At the end of the natives education was
continued by Ki Hajar Dewantara by founding in 1920 Student Park formally,
indigenous education run by Dr. Soetomoe and Ki Hajar Dewantara raised souls
nationality and unity to take the fight to the Netherlands, which eventually
accumulate the birth of the Nation of Indonesia on October 28, 1928 through
Sumpah Pemuda moment in Pemuda congress II in Jakarta from Jong-jong or youth
from various islands in Indonesia, which has a commitment to raise the dignity
of people living Indonesian (natives). Indonesian nation was born on October
28, 1928 and then work together to organize resistance to the Dutch for
independence of Indonesia and less then 17 years 2 months 11 days or less
precisely on August 17, 1945 over the grace of of Allah SWT, the Indonesian
nation to achieve independence in the form of text Proclamation read by
Dwi-Tunggal Soekarno-Hatta. The next day, on August 18, 1945 the Indonesian
nation to form a State constitution of the Republic of Indonesia and the
ratification of the Constitution of 1945 as a basic rule in the life of the
nation.
Limited
the topic
·
West Papua should still be a part of
NKRI
Analysis
the topic
·
Should West Papua still be a part of
NKRI?
If
West Papua still be a part of NKRI, the consequence is
government should care to West Papua, in terms of economic aspect, education
aspect, health aspect, building infrastructure aspect, etc.
OUTLINE ARGUMENTATIVE ESSAY
Introduction
West
Papua is a province of
Indonesia. It
covers the western peninsula of the island of New Guinea. NKRI is a unitary republic with a
decentralized system (pasal 18 UUD 1945), in which local governments broad
autonomy to run outside the realm of government prescribed by law as the
affairs of the central government. West Papua should still be a part of NKRI,
because there are many reason, such as education, natural resources, culture
and history.
Body
·
First
point : Education in West Papua still low.
Supporting
info : Graduated from elementary school, junior high school, senior high school
and graduated from university still little. Beside that, most of West Papuans
people not school and literacy in West Papua very low.
·
Second
point : West Papua has many natural resources, such as gold, wood, gas and
fish.
Supporting
info : it is possible if natural resources in West Papua that many people who
want it. Such as foreign.
·
Third
point : West Papua has diverse culture
Supporting
info : there are many kind of traditional house, language, and traditional
dances.
·
Fourth
point : history of Indonesia to struggle West Papua become part of Indonesia is
remarkable.
Supporting
info : New York agreement, act of free choice (PEPERA), TRIKORA, and round
table conference (KMB).
Conclusion
:
As Indonesia’s citizen, I disagree
if West Papua out from NKRI and become a new state. Struggle of Indonesian
people to grab West Papua is extraordinary. So, if West Papua out from NKRI,
struggle of Indonesian people to grab West Papua with sweat and blood was
useless and it is possible if natural resource in West Papua will be controlled
by foreign. Such as Dutch, American, and British.
KESIMPULAN
Sangat tidak mudah dalam membuat
argumentative essay, karena menentukan point of view itu berat dan
dikembangkannya lama. Selain itu, ketika membuat opini dalam argumentative
essay, harus disertai dengan supporting info dan mempertahankan argument kita.
Butuh konsentrasi penuh dan kesabaran yang luar biasa dalam membuat
argumentative essay.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic