CLASS REVIEW
Beberapa
minggu yang lalu pertemuan yang kesebelas sempat tertunda karena dosen kami Mr.
Lala Bumela mendapat kepentingan sehingga pertemuan kala itu tertunda. Dan
akhirnya pada minggu lalu kelas diliburkan. Dan sekarang Mr. Lala Bumela telah
menyelesaikan kepentingannya dan pertemuan yang sempat tertunda pada kala itu
telah dilaksanakan pada tanggal 22 April 2014 yang merupakan pertemuan yang
kesebelas. Pertemuan minggu lalu yang sempat tertunda itu anggaplah sebagai
imbalan hari libur kami yang baru didapatkan setelah minggu – minggu sebelumnya
kami dipenatkan oleh setumpukan tugas – tugas mata kuliah. Satu minggu libur
dari aktivitas menulis, senang namun hampa. Kebiasaan kegiatan menulis yang
sudah dilakukan setiap minggunya sudah menjadi rutinitas, dank ala kebiasaan
tersebut untuk sementara diliburkan terdapat perasaan senang akan tetapi kurang
akan aktivitasnya yang sudah terbiasa melakukan kegiatan menulis, mungkin sudah
menjadi kegiatan wajib setiap malamnya. Namun, kala tugas itu kembali kini kami
harus kembali lagi dengan mengerjakan kegiatan tersebut, setiap malamnya untuk
berpikir dan menulis. Seakan rindu dengan kegiatan menulis dan berpikir,
sehingga saat ku mulai mengambil catatan untuk menulis seperti ada dorongan dan
rasa semangat untuk melakukan kegiatan itu. Kemudian, mulailah ku menjelajahi
ingatanku untuk sekedar menulis kegiatan yang telah terjadi dalam kelas.
Memutarkan dan menelusuri kembali memoriku akan kegiatan yang dilakukan dalam
kelas. Minggu – minggu setelah liburan itu akan dan harus dilalui dengan
berpikir kritis untuk merencanakan dan mempersiapkan ide – ide yang harus
dituangkan dalam argumentative essay. Oleh karena itu, persiapan tersebut sudah
harus dilakukan diminggu sekarang ini. Kegiatan membaca kini juga harus lebih
ditingkatkan kembali untuk menambahkan wawasan yang digunakan juga dalam
argumentative essay yang akan segera dikerjakan.
Kegiatan
pertemuan dalam kelas pada minggu kesebelas kali ini, Mr. Lala Bumela akan sangat
cepat menjelaskan materi mengenai argumentative essay, dan oleh karena itu
didalam kelas kami harus semakin memfokuskan kembali pikiran kami agar dapat
dengan cepat menangkan pembicaraan materi yang disampaikan oleh Mr. Lala Bumela
dalam kelas. Pada pertmuan kali ini, Mr. Lala Bumela tidak memeriksa hasil dari
class review kami, namun Mr. Lala Bumela mengecek persiapan yang dilakukan oleh
kami untuk pertemuan kesebelas. Persiapan yang kami siapkan merupakan hasil
dari membaca kami yang dikerjakan per kalimat atau merupakan hasil dari
intensive reading. Intensive reading merupakan kegiatan membaca yang dilakukan
dengan penuh pemahaman agar dapat menemukan ide – ide pokok yang terdapat pada
tiap – tiap paragraf yang dilakukan dengan menelaahnya per kalimat untuk dapat
memahami semua kalimat yang terdapat pada tiap paragrafnya. Pemahaman ide – ide
yang terdapat dalam sebuah teks dimulai dari ide pokok sampai pada ide – ide
penjelas, maksudnya yaitu diawali dari hal – hal yang rinci sampai pada ke
dangkalnya. Dengan melakukan intensive reading tersebut kita pun sebagai
pembaca dapat memperoleh keuntungan atau manfaat dari melakukan intensive
reading. Salah satunya pembaca bisa menguasai keseluruhan isi teks secara
mantap, pembaca pun akan mengetahui latar belakang ditulisnya teks tersebut
dengan intensive reading. Selain itu, dengan melakukan kegiatan intensive
reading pembaca dapat mempunyai daya ingat yang lebih lama yang berhubungan
dengan teks tersebut.
Pada
saat kegiatan membaca berlangsung, terkadang kita menemukan beberapa hal yang
tak terduga. Biasanya pembaca menemukan hal tersebut pada proses sedang
membaca. Puncak yang dirasakan pembaca pada saat membaca sebuah teks berbeda –
beda, pembaca bisa merasakan puncaknya diawal membaca, ditengah, ataupun diakhir.
Namun, terdapat beberapa tipe pembaca ketika telah menemukan sesuatu dari
proses membacanya kemudian ditinggalkan dalam artian selesai membaca meskipun
nyatanya belum tuntas membaca keseluruhan dan hal tersebutlah yang dapat
menimbulkan kesalahan dalam proses membaca yang menyebabkan kesalahpahaman
seperti yang mungkin terjadi dan dilakukan oleh teroris. Oleh karena itu, pada
saat proses membaca sedang dilakukan dan saat itu menemukan sesuatu yang telah
dicari atau apapun sesuatu yang baru itu kita harus lebih menggalinya lebih
dalam lagi untuk mengetahui hal yang lebih mendetail tentang sesuatu tersebut.
Kemudian,
kegiatan didalam kelas berlanjut dengan menjelaskan antara tiga jenis esai
yaitu expository, exposition, serta argumentative. Expository adalah semacam
jenis karangan untuk menjelaskan atau menginformasikan serta juga untuk
memperkenalkan kepada pembaca dengan suatu hal seperti contohnya pula yang
dilakukan oleh sang penulis asal Amerika S. Eben Kirksey yang melakukan
penelitian di Papua Barat. Penulis, Eben Kirksey, mencoba melukiskan sesuatu
yang sedang terjadi di Papua Barat dan dari karyanya tersebut terlihat bahwa
Eben Kirksey berusaha untuk menghadirkan sebuah informasi dan menjelaskan suatu
persoalan secara jelas dan terperinci. Dengan kata lain expository ini mencoba
untuk menjelaskan suatu subyek kepada pembaca dan biasanya pula dilengkapi
dengan penjelasan mengenai proses ataupun membandingkan dua hal,
mengidentifikasikan hubungan sebab dan akibat ataupun menjelaskannya dengan
contoh dan mendefinisikannya seperti contoh karya yang dituliskan oleh S. Eben
Kirksey meskipun karya tersebut tidak sepenuhnya jenis expository. Sedangkan
exposition merupakan semacam jenis karangan yang berisi penjelasan – penjelasan
atau paparan yang dapat memperluas pengetahuan pembacanya. Dengan begitu jenis
karangan esai exposition ini dapat memberikan penjelasan atau uraian mengenai
sesuatu. Pada jenis karangan esai exposition ini teksnya menggambarkan sebuah
opini mengenai suatu subyek tertentu yang sedang dinilai oleh penulisnya. Jenis
karangan exposition terdapat menjadi dua jenis yaitu analytical exposition dan
hortatory exposition. Analytical exposition biasanya memaparkan dan juga
memengaruhi pembaca bahwa terdapat masalah yang tentunya perlu mendapatkan
perhatian, sedangkan hortatory exposition lebih kepada pemaparan dan
memengaruhi pembaca bahwa sesuatu seharusnya demikian atau tidak demikian. Perbedaan
antara jenis ‘Analytical exposition’ dan ‘Hortatory exposition’ dapat dilihat
dari kerangka umumnya apakah diakhiri dengan kesimpulan ataukah rekomendasi,
jika kerangka akhirnya diakhiri dengan ‘rekomendasi’ maka jenis teks tersebut
adalah ‘Hortatory exposition’ dan sebaliknya apabila kerangka tersebut diakhiri
dengan kesimpulan maka teks tersebut adalah ‘Analytical exposition’. Dengan
kata lain exposition ini merupakan salah satu jenis pengembangan paragraf dalam
penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan dan
memberikan pengertian tentang suatu hal yang disajikan dengan gaya penulisan
yang singkat, dan padat dengan menyajikan sejumlah pengetahuan dan juga
informasi agar pengetahuan pembaca bertambah. Selanjutnya, mengenai pembahasan
argumentative yaitu sebuah karangan yang dapat memberikan alasan kuat dan juga
bisa meyakinkan karena didalamnya disertai ulasan obyektif dimana yang disertakan
contoh, analogi dan sebab akibat. Didalam penulisan argumentative ini, penulis
menyampaikan pendapatnya yang disertai dengan alasan yang menguatkan yang
bertujuan juga untuk mempengaruhi dan terkadang membujuk pembaca. Oleh karena
itu pada saat nanti ketika kami menuliskan paragraf argumentative ini
diharapkan untuk bisa berpikir kritis dan logis dan karena itu pula fakta –
fakta yang hendak diungkapkan harus bisa dipertanggungjawabkan. Jika dilihat
dari pengertiannya, jenis karangan exposition dan argumentative memiliki
beberapa kesamaan misalnya saja kedua karangan tersebut sama – sama menjelaskan
mengenai pendapat yang dituangkan juga dengan membutuhkan fakta yang diperkuat
sehingga keduanya juga memerlukan analisis untuk mengupas sesuatu untuk menggali
sumber ide dari pengalaman, ataupun pengamatannya. Jika dilihat pula keduanya
pun mempunyai perbedaan yang mencolok, karena karangan argumentative itu
membuktikan kebenaran suatu pendapat ataupun kesimpulan berdasarkan data dan
fakta sebagai alasan dan bukti. Dengan adanya opini, data, alasan dan fakta
dalam argumentative hal tersebut merupakan sebagai penyokong opini tersebut.
Jenis karangan argumentative pula lebih dalam untuk mengunggkapkan data –
datanya dan dalam mengakses semua data. Namun
yang sangat membedakan antara argumentative dan exposition, yaitu apabila jenis
karangan argumentative didasarkan atas penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Oleh sebab itu pada saat membuat argumentative nanti kami
diandaikan telah melakukan penelitian.
Setelah
pembahasan mengenai ketiga jenis karangan esai tersebut, Mr. Lala Bumela
memberikan tips untuk menyiapkan argumentative essay, yaitu:
1. 1.
Define the topic. Tips yang pertama
untuk membuat argumentative ialah dengan menentukan topik yang hendak dibahas
dalam karangan esai argumentative untuk mempermudah mengalirnya ide yang akan
dirangkai. Sebagai contoh misalkan topic yang akan dibahas ialah “Papua harus
menjadi bagian dari NKRI”, maka nantinya akan dijelaskan terlebih dahulu apa
itu Papua dan apa itu NKRI.
2.
2. Limit the topic. Setelah kita menentukan
topik yang sesuai dengan apa yang ada dan sejalan dengan ide kita, kemudian
kita bisa melakukan langkah kedua yaitu untuk lebih menspesifikasikan lagi
topiknya agar pembahasannya bisa lebih terperinci kepada ide yang hendak kita
tuju (ide yang menjadi tujuan kita). Dengan pembahasan “Papua harus menjadi
bagian dari NKRI”, kemudian dispesifikan dengan memperjelas Papua Barat mesti
tetap bergabung dengan Indonesia.
3. 3.
Analyze the topic. Setelah kedua tahap
tersebut telah dilaksanakan barulah kita menganalisis topik yang telah kita
pilih agar alasan – alasan yang diungkapkan dapat meyakinkan. Disini kita memberikan ulasan yang memperjelas pernyataan
sebelumnya dan menganalisanya ‘haruskah Papua Barat bergabung dengan Indonesia?’
PREPARE FOR ARGUMENTATIVE ESSAY
This paper will offer some of arguments
about why west Papua must be integrate with NKRI. Who does not know that Papua is a land rich with all the
potential that exists over there.
Papua is a boon to the nation of Indonesia. Saving Indonesia's future that must be secured for the future generations of this nation as well.
The region has a forest green and large, making Papua with Kalimantan as the lungs of the world. Papua's forests reached 31 million hectares and have the best and widest coral reefs in the world. West Papua with an area of 115 thousand square kilometers also has a tremendous wealth of the 14 river and forest area of 9 million hectares and in 2005 only fish that is exported has reached Rp . 117 billion. Located close to the Pacific Ocean, vast stretches of ocean blue sea with the result that rich and soil containing various incomparable natural wealth. Areas inhabited mixed - mixed ethnicity, race and religion. Among the tribes inhabiting in West Papua has 67 tribes and 67 languages . With the diversity and richness that is owned by the Papua would be a strange thing if the Indonesian West Papua let loose from the Homeland considering also the struggle and efforts made by Indonesia to obtain such seizure Papua from the Netherlands, KMB, TRIKORA, and the victim because of the struggle to integrate Papua as NKRI.
Papua is a boon to the nation of Indonesia. Saving Indonesia's future that must be secured for the future generations of this nation as well.
The region has a forest green and large, making Papua with Kalimantan as the lungs of the world. Papua's forests reached 31 million hectares and have the best and widest coral reefs in the world. West Papua with an area of 115 thousand square kilometers also has a tremendous wealth of the 14 river and forest area of 9 million hectares and in 2005 only fish that is exported has reached Rp . 117 billion. Located close to the Pacific Ocean, vast stretches of ocean blue sea with the result that rich and soil containing various incomparable natural wealth. Areas inhabited mixed - mixed ethnicity, race and religion. Among the tribes inhabiting in West Papua has 67 tribes and 67 languages . With the diversity and richness that is owned by the Papua would be a strange thing if the Indonesian West Papua let loose from the Homeland considering also the struggle and efforts made by Indonesia to obtain such seizure Papua from the Netherlands, KMB, TRIKORA, and the victim because of the struggle to integrate Papua as NKRI.
KESIMPULAN :
Dalam pembelajaran menjelaskan tiga jenis karangan esai
yaitu expository, exposition, dan argumentative. Expository merupakan semacam jenis karangan
untuk menjelaskan atau menginformasikan serta juga untuk memperkenalkan kepada
pembaca dengan suatu hal seperti contohnya pula yang dilakukan oleh sang
penulis asal Amerika S. Eben Kirksey yang melakukan penelitian di Papua Barat. Exposition
terbagi menjadi dua yaitu hortatory exposition dan analytical exposition. Perbedaan
antara jenis analytical dan hortatory exposition bisa dilihat dari kerangka
umumnya, hortatory exposition mempunyai ciri khas yaitu memberikan saran atau
ajakan bagi pembaca diakhir paragraf, sedangkan analytical exposition hanya
memberikan kesimpulan diakhir paragraf. Argumentative yaitu sebuah karangan
yang dituliskan dengan berdasarkan hasil penelitian, itulah yang membedakannya
dengan exposition.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic