Menjelajai
West Papua dengan Argumentative Essay
Alunan nada
yang telitas dalam pendengaranku menjadikan aku berimajinasi dengan indahnya
mengarungi dunia academic writing. Pena ditanganku dan tumpukan buku dikamarku seakan menjadi saksi bisu betapa
indahnya mengarungi dunia academic writing. Langkah kedua dalam memasuki setengah musim berikutnya di academic writing. Malam ini, hujannya turun kembali, seakan
menemaniku untuk mengerjakan class review seperti biasanya. Kali ini
benar-benar mengelilingi lautan academic writing bersama sejarah West Papua. Yang sekarang menjadi trandtopic dilakangan mahasiswa
Pendidikan Bahasa Inggris semester 4.
22 April 2014 merupakan pertemuan kesepuluh,
tentunya dengan mata kuliah yang paling menyenangkan yaitu “Academic Writing”. Pada dua pertemuan sebelumnya masih berjalan mengelilingi West Papua
bersama alunan Reading Time. Akan
tetapi, pada pertemuan selanjutnya akan mengenal nada baru dalam dunia academic
writing yaitu “Argumentative Essay”. Mari
kita kembali lagi ke pembahasan sebelumnya mengenai reading time.
Kehidupan manusia tidak terlepas dari membaca.
Timbulah pertanyaan mengenai reading “Dimana letak enaknya saat kita membaca?”.
Setiap orang atau reader pasti memiliki jawaban yang berbeda-beda. Ada yang
menganggap membaca itu menyenangkan pada saat crush the problem, ada juga
setelah mengatahui endingnya baru disebut menyenangkan. Itu masalah bagaimana
pemahaman reader, karena kita tidak bisa menyalahkan reader. Mereka mempunyai
pemahaman masing-masing dalam membaca sebuah teks.
Dari sebuah reading itu lalu akan dilanjutkan
ke writing. Menurut Mr Lala “dalam reading itu mengenai rimba yang akan ditulis
anda”. Sebelum menulis harus memastikan bahwa pemahaman dalam membacanya sudah
baik. Selanjutnya pembahasan tentang pengenalan dari argumentative essay.
Argumentative essay yaitu suatu genre tulisan yang didalamnya mengharuskan
untuk menyelidiki objek, mengumpulkan, menghasilkan, mengavaluasi bukti atau
data dan membangun topic secara ringkas.
Sebelumnya pasti kita sudah mengenal beberapa
jenis teks selain argumentative. Lalu, “apa perbedaan antara argumentative
essay dengan exposition essay?”. Menurut Mr Lala perbedaannya ada “the argumentative essay
differs from the expository essay in the amount of pre-writing (invention) and
research involved”.
Dalam expository text ada dua jenis teks
didalamnya yaitu analytical exposition and hortatory exposition. Kedua teks tersebut masuk dalam
kategori persuasive text. Persuasive text merupakan
teks yang bertujuan untuk mempengaruhi seseorang akan ide sang penulis diutarakan
untuk mengubah pandangan seseorang sesuai pandangan si penulis, terkait dengan suatu
kasus tertentu maupun untuk mencari pendukung akan ide yang diutarakan si penulis.
Untuk perbedaannya yang jelas dan tidak sulit dipahami yaitu terletak pada generic structure ke dua teks tersebut. Perhatikan:
Analytical exposition:
- Thesis
- Argument
- Conclusion/Reiteration
Hortatory Exposition
- Thesis
- Argument
- Recommendation
Jika dalam argumentative itu harus ada
expresearch atau penyelidikan, sedangkan dalam exposition essay itu tidak ada
yang ada hanya yang timbul point of view. Menurut Mr Lala bahwa “The
argumentative essay is commonly assigned as a capstone or final project in first
year writing or advanced composition courses and involves lengthy, detailed
research. Expository essays involve less research and are shorter in length.
Expository essays are often used for in-class writing exercises or tests, such
as the GED or GRE”.
Kedua teks di atas bedanya dari segi analisis.
Berbicara mengenai sebuah analisis pastinya
kita sudah membaca artikel “Don’t Use Your Data as a Pillow” yang membahas
tentang konflik yang terjadi di Papua Barat. Setelah membaca artikel tersebut,
maka ada kemungkinan kita mendukung Papua Barat menjadi bagian terpenting dari
NKRI atau kita mendukung Papua Barat dilepas dari NKRI? Untuk menjawab
pertanyaan di atas pasti kita butuh yang namanya “research”, atau disebut
background research paper atau mungkin non-research paper. Dalam menulis
argumentative essay itu bukan hanya mengeluarkan pendapat “agree” atau
“disagree” saja, melainkan to persuade your audience to consider your point of
view.
Lima kunci
dasar dalam Argumentative essay (Oshima
and Hogue, 2006):
1. Explain the issue or problem.
2. Analyze and choose one side.
3. Present your arguments.
4. Present arguments from the other
side (“counter arguments”).
5. Give your responses to the counter
arguments (“concessions and refutations”).
Seperti teks yang lain argumentative essay
juga memiliki structure organization, yaitu introduction,
body paragraph dan conclusion.
Di dalam introduction argumentative essay itu terdapat tiga bagian penting
yaitu define the topic, limit the topic dan analysis the topic. Define
the topic itu membahas
tentang beberapa topic yang memerlukan definisi dan bagaimana kita
mendefinisikan istilah. Limit the topic membahas tentang pembatasan dari beberapa topic
argument, sedangkan analysis the topic itu membahas tentang sebelum kita memutuskan sudut pandang, kita harus menganalisis masalah secara
menyeluruh. Menurut Mr Lala bahwa
“mengembangakan point of view itu lama”. Dalam argumentative essay itu cirinya
ada modal verb yaitu should. Bila kita memakai kata should itu pasti berfikir
tentang bad and good. Tapi, disisi lain kita
harus membangun thesis statement yang bagus,
karena thesis statement itu akan menjadi
patokan untuk mengembangkan ide dan gagasan di paragraph-paragraf selanjutnya.
Pembahasan
inti itu mengenai konflik di Papua Barat. Ada dua kemungkinan dalam membahas
Papua “apakah kita akan mendukung Papua lepas dari NKRI atau mendukung Papua
tetap menjadi bagian terpenting dari NKRI?” namun yang paling terpenting dalam
membuat argumentative essay harus menyertakan reason yang kuat dan data-data
yang jelas, sehingga menguatkan opini kita, karena menurut Mr Lala bahwa dalam
membuat argumentative essay itu berangkatnya dari opini, dan tentunya opini
dari penulis. Kehidupan saja memiliki konsequensi, tentunya sama dengan NKRI
apabila melepas atau mempertahankan Papua, ada konsequensi yang timbul dan mempunyai
kerugian dan keuntungannya. Tetapi, itu semua akan dijelaskan secara mendetail
dan jelas untuk pertemuan selanjutnya dalam membuat paper argmentaive essay.
Pertemuan
kali ini hanya membuat outline untuk penggambaran awal dalam menulis
argumentative essay yang didalamnya berisi define the topic, limit the topic, dan
analysis the topic. Yang paling penting adalah thesis statement, ide yang
mendukung untuk mengembangkan di paragraf-paragraf selanjutnya. Di bawah ini
adalah outline nya.
West Papua should be maintained
to NKRI
Introduction
Thesis
statement : This paper offers argument about why West Papua should be Maintained
to NKRI, because of many reason; education, culture, natural resources,
history, economic, and tourist attraction.
Define the topic
: West Papua is a province of Indonesia located in the western part of New Guinea and the capital is Manokwari. NKRI is state sovereignty to the outside and to
the inside and the power to organize
and lead the entire area of the State is
located in the central government
who has the ultimate
power and legitimate and complied with by
the people of Indonesia.
Body Paragraph
First point about
education
Supporting info: Education in Papua
is very low. Therefore impossible that Papua
has abundant natural resources can manage themselves
without any interference from the other.
Second point about
culture
Supporting
info : Culture is one of the state
assets should be maintained.
Papua has a distinctive
culture of Indonesian
culture.
Third point
about natural resources
Supporting info
: Natural
resources are
very important for human life. West Papua
has abundant natural resources, even now
dominated by other
countries. Other countries use
the natural resources in the
territory excessively.
Fourth point
about history
Supporting info
: The
seizure of West
Papua has produced many such agreements or
congress New York
Agreement, KMB, PEPERA and TRIKORA. Indonesia
has made a cost to the Congress, and of
course it makes Indonesia should maintain
West Papua.
Fifth point
about economy
Supporting point
: Economy in Wet Papua is low, because the poverty rate reaches 31% of the population
of West Papua. Indonesia should be able
to realize autonomy and equitable development
in West Papua.
Sixth point
about Tourist attraction
Supporting point
: Tourist attraction is one of its own interest to a country.
If we take off
the West Papua we're losing one of tourism, as
we know that West Papua has great tourist
attractions such as
“Raja Ampat”.
Conclusion
So, the conclusion that
if Indonesia took
off West Papua, like giving pearls
to other countries, because Papua has many
aspects that must
be maintained. Therefore, West Papua should be
maintained to the
Homeland.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pertemuan ini dan pertemuan selanjutnya akan membahas
tentang argumentative essay. Argumentative essay adalah suatu genre tulisan
yang didalamnya mengharuskan untuk menyelidiki objek, mengumpulkan,
mengavaluasi bukti atau data, menghasilkan, dan membangun topic secara ringkas.
Dalam membuat argumentative essay tentang west papua harus memiliki banyak data
yang mendukung, seperti tingkat pendidikan dan kemiskinan di Papua berapa, apa
saja sumberdaya alam yang ada di Papua dan lain-lain dan argumentative essay
itu berangkatnya dari opini. Banyak hal yang harus digali mengapa Indonesia
harus mempertahankan Papua di NKRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic