We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Kamis, 17 April 2014

Perusahaan multinasional di Papua



Class Review 9

Pada tanggal 8 April 2014, adalah pertemuan kesepuluh pada mata kuliah writing and composition 4. Pada pertemuan kali ini mahasiswa diminta untuk melanjutkan diskusi yang membahas tentang artikel S. Eben Kirksey, dan Mr. Lala membahas kompleksitas masalah yang ada di Papua Barat. Mr. Lala membagi kompleksitas tersebut dari segi Ekonomic, Politik dan Nasionalisme.
Menurut pendapat saya kompleksitas masalah yang terjadi di Papua Barat adalah masalah Politik yang ditimbulkan oleh British Petroleum (BP). BP sengaja membayar TNI dan aparat keamanan untuk kelancaran produksi British Petroleum. Pihak British Petroleum meminta TNI membuat keonaran dengan kekerasan dan penembakan anggota polisi di Papua untuk urusan politik yaitu agar perusahaan multinasional tidak datang ke papua. Ini adalah contoh pelanggaran HAM yang ada di Papua:
  • Tewasnya sekitar 16 orang akibat kelaparan pada saat berlangsungnya operasi-operasi militer yang dilakukan Kopassus dan Kostrad. Aksi militer itu adalah reaksi yang muncul atas penyerbuan gudang amunisi di Wamena pada bulan April 2003 yang menyebabkan dua tentara dan seorang Papua tewas. Kecurigaan merebak bahwa insiden itu sengaja diciptakan pihak militer untuk menciptakan kekacauan dan membenarkan langkah represi mereka;
  • Pembunuhan terhadap sepuluh orang Papua pada bulan Oktober 2003 dengan para pelaku adalah anggota pasukan TNI. Termasuk di antara mereka yang tewas adalah komandan wilayah OPM, Yustinus Murib;
  • Penangkapan empat puluh dua orang Papua pada bulan November 2003 atas keterlibatan mereka dalam pengibaran bendera. Aksi pengibaran bendera itu adalah bagian dari peringatan hari kemerdekaan versi gerakan pro-kemerdekaan. Laporan media massa mengatakan bahwa tujuh diantaranya akan dibawa ke pengadilan atas tuduhan pengkhianatan.
  • Penahanan berkepanjangan-setelah melalui persidangan yang tidak adil-16 aktivis politik di kota dataran tinggi Wamena, termasuk di antaranya Pendeta Obeth Komba. Obeth Komba adalah pendeta lokal yang mewakili penduduk Wamena dalam Dewan Presidium Papua.  
Alasan BP merekrut TNI yang diibaratkan tameng untuk menjaga kelancaran produksi gas yaitu BP sudah mengetahui kekuasaan yang di miliki oleh TNI. Aparat militer bisa bertindak semena-mena di wilayah tersebut tanpa hukuman dan BP pun mengetahui TNI berperan besar dalam proses peningkatan kekerasan di Papua Barat dan banjir darah di Aceh yang berkelanjutan dalam upaya mempertahankan ketertiban dan meningkatkan kebijakan pengawasan keamanan di Jakarta. Insiden-insiden kekerasan, dengan menjadikan gerakan separatis yang mengancam integritas teritorial republik Indonesia sebagai kambing hitam, adalah langkah yang sengaja diciptakan guna membangun opini publik mengenai peran penting militer sebagai penjaga keutuhan integritas nasional.
Selain itu juga BP terkait dengan OPM dan mengapa alasan BP mendanai OPM? Yaitu secara politik jika papua merdeka atau lepas dari Indonesia, perusahaan BP akan menawarkan bantuan terhadap papua yang tergolong sebagai wilayah yang tertinggal di Indonesia dan Papua masih banyak  memerlukan perbaikan disegala bidang. BP menawarkan bantuan tentu saja harus ada imbalannya yaitu BP diberikan akses untuk mengeruk kekayaan alam yang ada di Papua.
Perusahaan multinasional yang ada di Indonesia sangat banyak contohnya : British Petroleum (BP) adalah perusahan milik Inggris ini beroperasi memproduksi minyak terbesar di dunia. Sistem keamanan berbasis komunitas berpijak pada prinsip pelatihan dan penggunaan orang-orang Papua lokal untuk menjalankan keamanan. Sejauh ini sekitar 100 orang dilibatkan dalam pelatihan untuk memberikan kesan bahwa mereka adalah bagian dari pelaksanaan proyek. Shields, perusahaan internasional yang bergerak dalam bidang keamanan, telah dikontrak untuk melakukan pelatihan keamanan tersebut.
 Inti dari strategi keamanan BP dalam proyek Tangguh adalah upaya mencegah situasi buruk seperti terjadi di pertambangan Freeport. Freeport telah membayar TNI untuk menjaga operasi-operasi pertambangan yang menyebabkan munculnya berbagai kasus pembunuhan ekstra-judisial, penyiksaan dan penghilangan paksa. Tetapi sistem keamanan BP sama saja dengan Freeport karena BP membayar TNI untuk menjaga operasi proyeknya dan kasus pembunuhan dan penyiksaan  masih terjadi dan menurut artikel yang di tulis oleh  S. Eben Kirksey, pembunuhan dan kekerasan yang terjadi yaitu terdapatnya campur tangan dari BP dan TNI Indonesia.
Selanjutnya Freeport adalah perusahaan tambang terbesar di Indonesia. PT Freeport yang berdiri di Indonesia sejak tahun 1967 dan Freeport beroperasi menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia. Freeport telah menggali batuan yang mengandung tembaga sebanyak lebih dari 200.000 ton setiap harinya. Hanya karena terjadi bencana longsor di lubang penggalian pada bulan Oktober 2003 maka tingkat produksi untuk sementara menurun. Tetapi Freeport memiliki Cadangan 2,52 Miliar ton bijih: 0,97% Tembaga 0,83 gram/ton emas 4,13 gram/ton perak.
Kemudian Royal Dutch Shell plc adalah sebuah perusahaan energi utama, salah satu peringkat 4 atas perusahaan swasta minyak dan gas di dunia (bersama dengan BP, ExxonMobil, dan Total. Shell juga memiliki bisnis petrokimia yang cukup besar Shell Chemicals dan sektor energi terbaharui mengembangkan tenaga angin dan surya. Markas besar perusahaan ini berada di Den Haag, Belanda dengan markas besar legal di London, Britania Raya.
SCI mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1928. Bidang bisnis SCI antara lain perdagangan dalam produk petrokimia, gas & tenaga, penjelajahan dan produksi (E&P) dan bisnis SPBU yang sekarang beroperasi di Karawaci. Shell mulai mengoperasikan SPBU di Indonesia sejak 1 November 2005. SPBU pertamanya terletak di Lippo Karawaci, Tangerang.
Alasan perusahaan multinasional berproduksi di Indonesia yaitu karena indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan di beberapa titik indonesia terdapat kandungan minyak, batu bara, emas, perak dan lain-lain. Kemudian karena  Royal Dutch Shell dan Caltex mundur dari industri minyak Australia, kini perusahaan minyak raksasa asal Inggris British Petroleum akan menghentikan produksi di kilangnya yang terletak di Pulau Bulwer di Brisbane, Australia, pada tahun 2015. Alasan dari perusahaan ini mundur karena banyak kilang di kawasan Asia yang kualitas ekspor ongkos produksinya rendah.
Ini adalah kesimpulan per-paragraf dari paragraf 1-26, sebagai hasil dari reading club:
Paragraf 1 : Sebuah pesta oleh salah satu salah satu pekerja HAM untuk penulis, untuk menandai akhir penelitiannya di Papua.
Paragraf 2 : Alasan penulis datang ke Papua.  Namun pada akhirnya penulis tertarik dengan hal lain yang terjadi di Papua.
Paragraf  3 : Penulis baru dapat memahami mengapa banyak orang Papua yang ingin merdeka, bukannya sebuah reformasi.
Paragraf  4 :  
Paragraf 5 : Oleh penduduk Papua, penulis dianggap sebagai sekutu yang sangat potensial sehingga banyak diantara orang Papua yang mencarinya untuk dijadikan sekutu.  Pada akhirnya penulis juga merasa bahwa dirinya sudah terlibat jauh serta cukup memahami apa yang sebenarnya terjadi di Papua.
Paragraf 6 : Kembali berbicara mengenai pesta perpisahannya, dimana penulis dapat berkenalan dengan salah satu anggota KOMNAS HAM dari Papua, yang bernama Telys Waropen.  Pada paragraf ini pula penulis mengungkapkan beberapa hal tentang Telys Waropen.
Paragraf 7 : Penulis menuliskan lebih tentang asal-usul daerah dari Telys Waropen, yaitu sebuah daerah yang pernah dilanda konflik yaitu Wasior.
Paragraf 8 : Menceritakan tentang pengalaman penulis ketika meneliti di Wasior.
Paragraf 9 : Menceritakan tentang keinginan dari penulis yang ingin mewawancarai dukun yang berada di dekat gunung.
Paragraf 10 : Kembali lagi pada pesta perpisahannya.  Penulis menganggap bahwa teman barunya tersebut (Telys Waropen), merupakan sumber yang sangat penting yang dapat memenuhi kekosongan dalam penelitian penulis.
Paragraf 11 : Penulis berpendapat untuk menyembunyikan narasumber, namun Waropen berpendapat sebaliknya, Waropen berpendapat bahwa “tidakkah sebuah data akan lebih kuat jika penulis mencantumkan nama dari sumber tersebut.
Paragraf 12 : Penulis mendapatkan saran dari teman dan pembimbingnya untuk menjaga kerahasiaan dari sumber-sumbernya, ini dilakukan untuk mendapatkan pengecualian dari dewan lembaga review yang ada di universitasnya.  Penulis berpendapat bahwa melakukan penelitian di Papua telah membawanya pada kesimpulan bahwa menjaga menjaga narasumber tetap rahasia tidak hanya untuk melindungi mereka (narasumber) dari omong kosong birokratis, tetapi juga untuk menghapus identitas mereka sama sekali.
Paragraf 13 : Pandangan orang terhadap koran atau majalah yang tidak mencantumkan nama dari narasumber.  Mencantumkan nama dari narasumber untuk menghindari penulis yang nakal (tidak etis), dan mencegah penyebaran informasi yang salah.
Paragraf 14 : Penulis menunjukkan kepada Waropen bagaimana sebuah wawasan dari budaya kritis dan paska teori strukteral yang mungkin dapat menyegarkan pandangan pada konflik di wilayah Papua Barat.
Paragraf 15 : Ketika perbincangan dengan Waropen memanas, penulis memberikan alasan mengapa dia tidak menuliskan nama dari narasumbernya.  Penulis berkata “ sungguh ada kasus dalam HAM yang telah dilaporkan dimana narasumber harus dilindungi.
Paragraf 16 : Disadari oleh penulis, bahwa saat dia berbincang-bincang dengan Waropen penulis secara tidak langsung telah diprovokasi oleh Waropen.
Paragraf 17 : Penulis ditanya dan didorong oleh Waropen untuk menjadi penulis yang lebih baik dan lebih autoritatif dalam memahami cultural anthropology.
Paragraf 18 : Penulis sudah mempublikasikan beberapa artikel mengapa papua barat. Waropen mendorong penulis untuk bertindak bukan hanya menulis dan mempublikasikan masalah, tetapi harus melakukan perubahan untuk mengatasi fakta-fakta yang ada.
Paragraf 19 : Saat penulis dan Denny di Wasior mereka meneliti rumor yang menghubungkan BP dengan kekerasan yang terjadi baru-baru ini. Penulis di paragraph ini menebak siapa saja yang terlibat dalam kekerasan yang terjadi.
Paragraf 20 : Penulis berhasil mewawancarai Papua double-agent “perjuang kemerdekaan” dari wawancara tersebut penulis mengetahui dan berhasil mengaitkan rumor kekerasan yang terjadi di Wasior dengan peroyek BP.  Agen ganda merasa khawatir akan keselamatan dirinya karena mengetahui terlalu banyak rahasia kerja sama antara militer dan BP.
Paragraf 21 : Dua minggu setelah Waropen menuntut penulis, tepatnya akhir mei 2003 Rumbiak meminta penulis untuk bergabung dengan pertemuan di London sehingga penulis bisa menyajikan temuan-temuannya tentang kekerasan milisi di Wasior
Paragraf 22 : Saat di London penulis bertemu dengan Rumbiak, mereka tersesat saat menuju pertemuan dengan BP mereka terlambat 20 menit. Saat diperjalanan mereka menceritakan perjalanan yang telah dilakukan.
Paragraf 23 : Paragraf ini menceritakan keadaan penulis saat dipertemuan BP dengan CFO Byron Grote dan John O’Reilly yang menjadi senior wakil president BP untuk Indonesia
Paragraf 24 : Paragraf ini menceritakan keadaan saat diskusi, penulis menyajikan pesan yang jelas kepada Dr. Grote dan John O’reilly.
Paragraf 25 : Dr. Grote mengatakan kekerasan tidak baik untuk bisnis dan yang baik adalah membangun kerjasama.
Paragraf 26 : Rumbiak meminta penulis untuk mempresentasikan temuannya di Wasior. Penulis pun mengemukakan temuannya dengan jantung berdebar-debar.
Ini adalah kesimpulan yang kami buat per orang di reading club :






            Ini lah Kesimpulan dari paragraf 1-26 yang di ambil dari kesepakatan antar anggota reading club adalah:
Sebelum kami merangkum, disini kami terlebih dahulu akan menyebutkan siapa saja atau pihak mana saja yang terkait.
11.      S. Eben Kirksey sang penulis artikel.
22.      Denny Yomaki, a human rights worker .
33.      Telys Waropen a member of Komnas HAM, the National Human RightsCommission.
44.      Dr. Byron Grote, the Chief Financial Officer (CFO).
55.      John O’Reillywas BP’s Senior Vice President for Indonesia.
66.      Richard Gozney British Ambassador.
77.      John Rumbiak, a Papuan human rights defender.
88.      Polisi Indonesia.
99.      Militer Indonesia.
110.  Pejuang kemerdekaan ( OPM ).
111.  Agen ganda.
112.  BP ( British Petroleum ).
113.  Pemerintah Indonesia.
114.  Pemerintah Inggris.
115.  Pemerintah Amerika Serikat.
Penulis adalah seorang mahasiswa S2 yang datang ke Papua untuk meneliti tentang musim kering yang pernah melanda Papua.  Namun, sangat disayangkan ketika penulis datang ke Papua kemarau di sana sudah berakhir.  Penulis tidak mungkin langsung pulang ke negri asalnya dengan tangan kosong.  Bisa jadi penulis memutuskan untuk tetap tinggal di sana, hingga akhirnya penulis menemukan sebuah fakta yang menarik yang terjadi di Papua.
            Di Papua penulis melakukan penelitian mengenai kekerasan yang terjadi di sana.  Tentu tidak mudah untuk menyelidiki hal tersebut, tanpa bantuan dari penduduk lokal.  Selama tinggal di sana selama kurang lebih lima tahun penulis telah mewawancarai lebih dari 350 orang.
Selama penelitian tersebut penulis menemukan beberapa hal yang membingungkan, seperti:
·         Adanya pihak yang disatu sisi saling bertentangan, namun disisi lain ada rumor yang mengatakan bahwa mereka saling kerjasama.
·         Keterkaitan antara perusahaan multi-nasional yang ada di sana dengan pihak yang bertikai.
·         Tempat terjadinya keributan yaitu Wasior.
Meskipun pada awalnya penulis merasa bingung, namun pada akhirnya penulis dapat mengerti keterkaitan dari semuanya itu.  Penulis berpendapat bahwa melakukan penelitian di Papua telah membawanya pada kesimpulan bahwa menjaga narasumber tetap rahasia tidak hanya untuk melindungi mereka (narasumber) dari omong kosong birokratis, tetapi juga untuk menghapus identitas mereka sama sekali.
Setelah selesai melakukan penelitian di Papua, tiba saatnya bagi penulis untuk mengungkapkan hasil temuannya tersebut.  Ketika penulis mengungkapkan hasil penelitiannya tersebut, penulis berkesempatan mengenal beberapa orang penting dari British Petroleum (BP).  Dalam kesempatan ini penulis berniat untuk membantu Papua untuk terbebas dari Indonesia, dalam kesempatan kali ini penulis pun membantu salah satu aktivis HAM yang mengajaknya dalam rapat tersebut, John Rumbiak, namun ternyata salah seorang dari petinggi BP mengatakan bahwa keributan yang terjadi di sana adalah bukan lah skenario dari BP. Namun hal tersebut bertentangan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh salah satu narasumber (salah seorang militer) yang diinterview penulis.
REFERENSI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic