“Hiruk Pikuk Perjuangan Rakyat di
Tanah Papua Bagian Barat Harus Dukung Dari Berbagai Aspek”
Mendengar kata mutiara hitam, terbersit dalam benak kita tentang
keindahan alam dan kekayaan sumber daya alam di Papua. Kekayaan alam Papualah
yang menjadikan satu kebanggaan bagi bangsa Indonesia di mata dunia. Maka sudah
sepatutnya pemerintah bersama msayarakat berusaha menjaga dan melestasrikan
alam di tanah Papua.
Sejenak kita lihat
kondisi yang diharapkan dengan kondisi dalam realitanya. Sangat jauh berbeda
antara harapan dengan realita. Harapan yang pada awalnya semua itu dilakukan
agar Papua menjadi daerah yang sejahtera, namun dalam kenyataannya sampai
sekarang Papua masih saja dalam kondisi yang memprihatinkan. Kemakmuran dan kesejahteraan
belum dapat dicapai. Mempunyai sumber daya alam yang melimpah, tetapi angka
kemiskinan masih tinggi. Sering terjadi konflik juga antara masyarakat setempat
dengan aparat. Akibat permasalahan tersebut, muncul banyak pendapat-pendapat
dari tokoh lokal yang menginginkan Papua lepas dari NKRI karena merasa dianak
tirikan. Hal tersebut yang sampai sekarang masih diperbincangkan. Sebenarnya
apa penyebab msalah-masalah di Papua sampai sekarang belum bisa ditanggulangi
oleh pemerintah?
Ini adalah data kotor hasil diskusi kelompok kami mengenai teks
“Don’t Use Your Data as a Pillow” dari hasil penelitaian Eben Kirksey di Papua.
Paragraph 1
Kalimat 1 : sebuah pesta kecil untuk merayakan
perpisahan.
Kalimat 2 : menurut Eben Kirksey pesta perpisahan tersebut
adalah sebuah pesta yang sederhana, tapi
tidak untuk orang-orang Papua sendiri. Karena sebuah pesta yang dirancang hanya
untuk orang-orang yang dianggap penting saja.
Kalimat 3 :
sebuah pesta perpisahan yang sudah dijadwalkan untuk Eben yang telah
menyelsaikan researchnya.
Kalimat 4 :
Eben berharap pesta ini akan menemukan perantara coneksi baru untuk melengkapi
tugas researchnya.
Kalimat 5 : sebuah diskusi untuk menanyakan hasil
research, dan basic nilai-nilai dari researchnya Eben.
Kalimat 6 : Eben menyebutkan dua cara yang digunakan
untuk menghadapi tantangannya, yaitu dengan cara methodological approaches dan
guiding principles.
Kesimpulan dari paragraph 1 adalah sebuah pesta yang ditunjukkan
untuk orang penting yang dipersembahkan atas terselsaikannya sebuah penelitian
yang dilakukan Eben di Papua.
Paragraph 2
Kesimpulannya adalah ketika Eben hendak melakukan penelitian
tentang Elnino (kekeringan) di Papua, ternyata pada saat itu di Papua sedang
turun hujan. Sehingga hal itu mengurangi antusiasme Eben untuk meneliti Elnino.
Eben justru merasa bingung karena pada saat itu di sana (Papua) sedang maraknya
gerakan reformasi setelah lengsernya presiden Suharto.
Paragraph 3
Kesimpulannya adalah setelah Eben menyaksikan serangkaian
pembantaian yang dilakukan oleh militer Indonesia terhadap penduduk Papua. Eben
mulai mengerti kenapa penduduk Papua lebih memilih mengambil jalan
kemerdekaannya sendiri dibandingkan dengan jalan reformasi.
Paragraph 4
Kesimpulannya adalah Eben melakukan perjalanan ulang ke Papua untuk
melakukan research tentang adat khas Papua. Fakta mencengangkan adalah ketika
ketika Eben menemukan bukti bahwa nenek moyangnya (orang kulit putih) pernah
menjajah Papua. Hal tersebut membuat Eben berfikir ulang untuk melanjutkan
researchnya.
Paragraph 5
Kesimpulannya adalah orang-orang Papua melihat Eben sebagai
sekutunya. Tapi disisi lain Eben justru tertarik untuk membantu orang-orang
Papua mencapai kebebasanny.
Paragraph 6
Kesimpulannya adalah Telys Waropen (seorang aktifis HAM) diundang
oleh Denny (tuan rumah) ke pestanya, dan terjadilah perbincangan antara Waropen
dan Eben. Perbincangan tersebut mengingatkan Eben pada kejadian dimana ketika
Eben pertama kali datang ke Papua, yang mana pada saat itu di Papua sedang
maraknya gerakan reformasi di Indonesia setelah lengsernya presiden Soeharto.
Paragraph 7
Kesimpulannya adalah Eben dan Denny mengunjungi Wasior (tempat
tinggal Telys Waropen), untuk menginfestigasi rumor bahwa agen-agen militer
Indonesia ternyata diam-diam mendukung misi Papua untuk merdeka.
Paragraph 8
Kesimpulannya adalah penelitian Denny dan Eben di Wasior dilakukan
secara intens dan rahasia, dengan menyembunyikan identitas narasumber yang
mereka wawancarai, mereka adalah orang-orang yang berani mengambil resiko untuk
melakukan ini.
Paragraph 9
Kesimpulannya adalah Eben dan Denny tidak ingin mengambil resiko
untuk mewawancarai seorang dukun, yang mana hal itu telah diagendakan
sebelumnya dalam penelitiannya, karena penelitian mereka masih dibawah
pengawasan.
Paragraph 10
Kesimpulannya adalah Eben bermaksud untuk menjadikan Waropen
sebagai narasumber penting untuk melengkapi kesenjangan dalam penelitiannya
tentang dukun yang belum berhasil dia waawancarai. (Waropen pernah mewawancarai
dukun tersebut).
Paragraph 11
Kesimpulannya adalah Eben mewawancarai Waropen dengan tetap menjaga
dan menyembunyikan identitasnya sebagai narasumbernya. Tapi Telys Waropen balik
bertanya, kenapa Eben menyembunyikan identitas narasumbernya? Padahal jika
dicantumkan, itu akan menguatkan data penelitiannya.
Paragraph 12
Kesimpulannya adalah Eben mendapatkan pengecualian dari pihak
kampusnya untuk tetap menyembunyikan identitas-identitas para narasumber yang
telah ia wawancarainya. Tapi berbeda dengan Waropen, bahwa dia menginginkan
identitasnya dicantumkan, karena ia ingin diakui sebagai intelektual public.
Paragraph 13
Kesimpulannya adalah sebuah sumber yang disembunyikan dapat
menimbulkan kecurigaan para pembaca. Namun para jurnalis dan editor memiliki
hukum untuk bisa menyembunyikan identitas narasumber guna melindungi diri dari
gugatan pencemaran nama baik, karena ada beberapa hal tertentu yang tidak untuk
dipublikasikan.
Paragraph 14
Kesimpulannya adalah Waropen merupakan salah satu sumber data atau
informasi penting dalam penelitian yang dilakukan oleh Eben. Bahkan dia
meyakinkan Waropen mengenai bagaimana rumor bisa menciptakan teror (rasa
takut), dia menyarankan hal itu untuk mencapai kebebasan di Papua. Tapi saran
Eben tersebut sudah terfikirkan oleh Waropen, tapi wawasan tersebut tidak
berlaku lagi di zaman hukum karena pada zaman ini segala sesuatunya harus
berdasarkan bukti dan kenyataan. Mungkin Waropen menganggap Eben sebagai
sekutunya, tapi disisi lain Eben membutuhkan research dari Universitasnya.
Paragraph 15
Kesimpulannya adalah percakapan mereka mulai memanas dan mereka
saling beradu argumen mengenai perlu tidaknya dicantumkan identitas narasumber.
Bahkan Eben mulai menyinggung Waropen mengenai kasus HAM, bahwa identitas dan
saksi korban dalam kasus HAM-pun harus dilindungi. Dan Waropen-pun bersikeras
bahwa data yang Eben dapat dari Papua jangan digunakan seperti bantal dimana
hanya digunakan saat tidur ketika dia pergi ke Amerika, makanya sebuah data
tidak boleh digelapkan dan hanya untuk diistirahatkan saja tanpa melakukan
apapun yang berarti, biarkan semua orang tahu tentang kebenaran yang ada. Dan
jangan gunakan ini sebagai jembatan untuk peluang profesional dari sendiri
saja.
Paragraph 16
Kesimpulannya adalah Waropen menginginkan Eben untuk menjadi
seorang ahli regional yang handal (seseorang yang mengetahui hal-hal yang
pasti), dengan alasan banyak atropolog budaya terlalu berhati-hati dalam
melakukan researchnya, jika researchnya tersebut berhungan dengan kekuasaan.
Selain itu, ahli regional sering mengabaikan tuntutan akuntabilitas dari
orang-orang yang mereka pelajari (narasumber), sehingga kritikan-kritikan ahli
regional yang ditunjukkan kepada para penguasa tidak pernah mendapatkan respon
yang serius, dan dianggap sebagai angin lalu.
Paragraph 17
Kesimpulannya adalah Waropen meminta Eben untuk memikirkan kembali
apa yang disebut sebagai “data” dalam atropology budaya. Karena baru-baru ini
Charles Hale mendesak atropology untuk mengambil metodology positive serius
dalam setiap research.
Paragraph 18
Kesimpulannya adalah Waropen menantang Eben untuk mengambil
tindakan nyata, itu membuat Eben berfikir bagaimana ia bisa mulai melakukan itu
dan tidak hanya sekedar menuangkan data/informasi yang dia dapat pada tulisan
kata-kata saja, tetapi juga bisa mulai untuk membawa pengetahuannya tentang
Papua Barat ke kursi kekuasaan global.
Paragraph 19
Kesimpulannya adalah ketika Eben dan Denny pergi ke Wasior, Eben
hendak meneliti tentang kekerasan yang terjadi di perusahaan BP-BP sebelumnya
bernama “British Petroleum” kemudian diubah menjadi “Beyond Petroleum”, baru
saja mulai mengeksploitasi ladang gas di Papua Barat yang diperkirakan akan
menghasilkan keuntungan dan hasil yang sangat besar. Kabarnya, agen militer
Indonesia memprovokasi kekerasan dalam upaya konvensional untuk menguntungkan
“perlindungan” kontrak.
Paragraph 20
Kesimpulannya adalah Eben berhasil mewawancarai dua orang agen
Papua. Salah satunya mengatakan bahwa dia mendapatkan dukungan logistik dan
intelijen untuk membunuh para perwira polisi. Wawancara tersebut membuktikan
rumor yang menghubungkan kekerasan yang terjadi di Wasior untuk proyek BP. Agen
yang sama tersebut mengatakan bahwa seorang perwira militer aktif telah mencoba
untuk membunuhnya karena ia tahu terlalu banyak. Dia meminta bantuan Eben untuk
melarikan diri, namun Eben tidak bisa melakukan apapun untuk membantunya.
Paragraph 21
Kesimpulannya adalan pada akhir Mei 2003 John Rumbiak , pembela hak
asasi manusia Papua , meminta Eben untuk
menghadiri pertemuan di markas London BP (British Petroleum) dengan Dr Byron
Grote , Chief Financial Officer ( CFO ) dari raksasa minyak ini . BP pelatihan
yang disebut pertemuan "community-based security" force - sekelompok
penjaga keamanan Papua yang akan meminimalkan kebutuhan untuk bekerja sama
dengan pasukan keamanan Indonesia . Rumbiak telah mengamankan pertemuan untuk
berbicara tentang bagaimana kebijakan keamanan BP yang mempengaruhi iklim HAM
di Papua Barat. Rumbiak meminta Eben untuk bergabung dengan pertemuan sehingga
Eben bisa menyajikan temuan-temuan Eben tentang kekerasan milisi di Wasior.
Secara tidak langsung Eben telah dijadikan sebagai saksi dipertemuan itu.
Paragraph 22
Kesimpulannya adalah Eben bertemu dengan Rumbiak sebelum menghadiri
pertemuan di kantor pusat. Mereka bercerita tentang pengalaman atau pejalanan
terkhir dengan menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris saat mengobrol.
Paragraph 23
Kesimpulannya adalah Eben merasa tersanjung dan terhormat karena
bisa bertemu langsung dengan orang-orang yang paling berkuasa di Eropa.
Paragraph 24
Kesimpulannya dalah Rumbiak keberatan jika diskusi tidak direkam.
Rumbiak ingin apa yang terjadi saat meeting di rekam untuk ditunjukkan kepada
rakyat Papua Barat. Tetapi perusahaan BP menolak karena khawatir akan keamanan
perusahaan BP. BP menolak untuk melakukan kekerasan.
Paragraph 25
Kesimpulannya adalah Dr. Grote meolak melakukan kekerasan untuk
dapat mengekspor wilayah Papua, membuka masyarakat adalah cara yang baik. Dia
menjamin semua masyrakat akan tetap bekerja. Dr. Grote tidak ingin perusahaan
lain yang tidak mempunyai kode etik mengembangkan ladang tersebut. Eben
terpukau dengan perkataan tersebut.
Paragraph 26
Kesimpulannya adalah Eben mempresentasikan penemuannya di Wasior.
Seorang anggota milisi Papua mengaku membunuh sekelompok polisi Indonesia atas
bantuan militer Indonesia. Polisi Indonesia vs TNI?
Dari hasil diskusi kami ini, banyak hal yang mulai menghujani
pikiran saya dengan berbagai pertanyaan mengenai apa yang sebenarnya terjadi di
Papua kita ini. Pertanyaan mulai dari siapakah yang ada dibelakang pertikaian
yang terjadi di Papua antara OPM, militer Indonesia dan Polisi? Apa saja yang
sudah dilakukan perusahaan BP di Papua? Lalu, kenapa Eben tidak
mengidentifikasi tentang perusahaan British Petroleum? Pertanyaan ini memang
benar-benar membuat saya cukup penasaran untuk menguak sedikit demi sedikit
mengenai hal ini.

BP Indonesia akan mengeksplorasi minyak dan gas bumi diwilayah baru
yang berada di Papua Barat. wilayah eksplorasi tersebut tidak jauh lokasinya
dari ladang minyak Tangguh di Teluk Bintuni. BP Indonesia merupakan operator
Blok Tangguh yang berlokasi di Teluk Bintuni, Papua Barat. Perseroan memiliki
37,16% saham di Blok Tangguh. Blok Tangguh terdiri atas enam lapangan gas dari
kontrak kerja sama Wiriagar, Berau, dan Muturi. Gas yang diproduksi dari dua
anjungan lepas pantai tak berawak disalurkan melalui pipa sepanjang 22
kilometer ke dua kilang pencair gas, masing-masing dengan kapasitas produksi
gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) 3,8 juta ton per tahun.
Blok Tangguh memiliki kontrak jangka panjang untuk memasok 2,6 juta
ton LNG per tahun kepada terminal LNG Fujian di Tiongkok, 1,15 juta ton per
tahun kepada K-Power dan Posco di Korea Selatan, dan kontrak fleksibel untuk
menyuplai hingga 3,7 juta ton per tahun ke terminal LNG Sempra di California,
As. BP Tangguh memberikan komitmen membuka peluang bagi tenaga Orang Asli Papua
(OAP) sebanyak 85 persen hingga tahun 2029. Saat ini keterlibatan OAP yang
bekerja di BP Tangguh sudah mencapai 54 persen. Untuk pendukung pencapaian
jumlah itu, BP Tangguh telah memberikan program beasiswa terintegrasi bagi
seluruh masyarakat Teluk Bintuni. Manajemen Tangguh menganggap pencapaian
kapasitas pekerja OAP sebagai tantangan dan pihaknya optimistis target tersebut
dapat terlaksana di tahun 2029.
Blok Tangguh dioperasikan oleh BP Indonesia. BP mempunyai porsi
saham 37,16% dalam proyek Tanggih ini. Kontraktor lain di Tangguh adalah MI
Berau BV (16,3%), CNOOC Ltd (13,9%), Nippon Oil Expoloration (Berau) Ltd
(12,33%), KG Berau/KG Wiriagar (10%), LNG Japan Corporation (7,35%), and
Talisman (3,06%).
KESIMPULAN, sejak semula memang pihak BP-Indonesia telah memproyeksikan
sistem padat modal dalam eksplorasinya.mengenai angka 5000 tenaga kerja yang
kemudian di jadikan dat di pemda dan pemerintah pusat itu hanyalah angka awal
sebagai pembuka. Pembuka karena kemudian pekerja yang termasuk dalam agka 5000
tersebut hanya di kontrak untuk satu kali proyek dalam jangka 6 bulan yang
selanjutnya sistem dan tata cara rekruitment sebenarnya akan di jalankan yaitu
selektif pada nilai intensifikasi dengan sedikit tenaga kerja berskill memadai
serta di tekankan pada pola industri oleh mesin.
Dari 8 tujuan investasi menurut uu no 25 tahun 2007 di atas,serta 6
alasan tambahan kita dapat mengambil kesimpulan jika pihak indonesia sebenarnya
kurang di untungkan. Lalu mengapa pemerintah kita baik pusat maupun daerah
kurang melindungi kepentingan rakyatnya salah satunya dengan menandatangani
kesepakatan harga tanah yang sangat murah? Tidakkah poin-poin diatas menjadi
pertibangan pemerintah kita…?
Memang menurut uu pokok-pokok agraria, MNC atau warga negara asing
tidak boleh memiliki tanah di indonesia sehingga tanah yang di beli merupakan
hak guna usaha yang satu saat akan di kembalikan lagi,tapi itu pun setelah
jangka waktu yang sangat lama. Sebagai perbandingan,freeport mengeksplorasi
emas untuk jangka 70 tahun sejak 1967 sedangkan exxon mobil mengeksplorasi
migas untuk 30 tahun di blok cepu dan tentunya berpuluh-puluh tahun juga untuk
BP-Indonesia. Tidakkah pemerintah berpikir pula tentang kerusakan lingkungan
sebagai imbas industri setelah di tinggal BP-Indonesia nantinya? lalu apalagi
nilai tawar yang di miliki pemerintah indonesia jika harga tanah pun di
jatuhkannya sendiri. Ya, mungkin pemerintah bisa beralasan bahwa oleh pasal 21
a uu no5 tahun 2007 pemerintah wajib mempermudah pelaku usaha untu mendapat hk
atas tanah,tapi bukan berarti dengan mengobralnya dengan sangat murah untuk
nilai peruntukan industri.
Lalu,
bagaimana dengan PT. Freeport? Disini kita akan membahas kekayaan yang dimiliki
oleh PT. Freeport. Keberadaan dan operasional Freeport Indonesia sejak 1967
hingga kini tak ubahnya mesin pencetak uang bagi perusahaan induknya, yakni
Freeport McMoran di Amerika Serikat. Untuk melihat pundi-pundi keuntungan
Freeport tidak perlu melihat jauh ke belakang. Tengok saja kinerja perusahaan
sepanjang tahun lalu. Freeport Indonesia telah menjual 915.000 ons atau setara
28,6 ton emas dan 716 juta pon (358.000 ton) tembaga dari tambang Grasberg di
Papua. Hasil penjualan emas itu menyumbang 91 persen penjualan emas perusahaan
induknya. Berdasarkan laporan keuangan Freeport McMoran, total penjualan emas
Freeport sebanyak 1,01 juta ons (31,6 ton) emas dan 3,6 miliar pon ( 1,8 juta
ton) tembaga. Penjualan tembaga asal Indonesia menyumbang seperlima penjualan
komoditas sejenis bagi perusahaan induknya.

Shell merupakan perusahaan yang terintegrasi secara vertikal sertaa aktif
di tiap-tiap bidang industri minyak sertaa gas, termasuk eksplorasi sertaa
produksi , penyulingan , distribusi sertaa pemasaran , petrokimia , pembangkit
listrik sertaa perdagangan sertaa juga mempunyai kegiatan besar seperti energi
terbarukan termasuk di biofuel , hidrogen , tenaga surya sertaa tenaga angin .
Perusahaan ini beroperasi di lebih dari 90 negara yang menghasilkan produksi
minyak sekitar 3,1 juta barel perhari sertaa mempunyai 44 ribu stasiun layanan
diseluruh dunia. Tahun 2011 pendapatan Royal Dutch Shell dengan besar 378,152
juta dollar dengan laba 20,127 juta dollar dan mempunyai 101.000 karyawan.
Kesimpulannya adalah telah disinggung di class review kemarin bahwa
pertikaian yang terjadi di Papua memang didasarkan pada permasalahan ekonomi
jika kita melihatnya dari segi sumber alam yang dimiliki oleh tanah Papua, ini
menyebabkan banyak sekali pihak yang ingin mengusai tanah Papua. Tapi,
pertikaian di Papua juga bisa didasarkan dari permasalahan nasionalisme, kita
lihat saja dari organisasi OPM yang terbentuk dengan meng-atasnama-kan
“kemerdekaan”, mereka bahkan berani memperjuangkannya sampai tetesan darah
penghabisan, tapi apa yang terjadi? Pertikaian ini terjadi di antara OPM, TNI,
dan para perwira polisi Indonesia. Tapi, bagaimana jika lihat dari sisi yang
berbeda, yaitu sisi politik.
Salah satu
kebijakan rasialis yang memarjinalkan masyarakat Papua adalah program
transmigrasi Orde Baru pada pertengahan 1980an, yang diimplementasikan atas
prinsip asimilasi – untuk menghilang-lenyapkan etnis Papua dengan memfasilitasi
perpindahan orang-orang dari luar (Papua) “yang lebih beradab” ke Papua.
Mochtar Kusumaatmadja seorang menteri pada rezim Order Baru mengatakan bahwa
transmigrasi mungkin merupakan satu-satunya cara untuk membawa masyarakat zaman
batu yang primitif ke dalam arus utama pembangunan Indonesia.
Dalam kebijakan
transmigrasinya, pemerintah bukan hanya tidak melakukan konsultasi dengan
masyarakat Papua, bahkan mengambil alih lahan-lahan dari para pemilik
tradisionalnya dan mengusir paksa penduduk lokal dalam ‘Operasi Sapu Bersih’
(1981). Slogan militer yang terkenal pada saat berlangsungnya operasi tersebut
adalah, “Biarkan tikus lari ke hutan, agar ayam ayam bisa berkembang biak di
kandangnya”. Lahan-lahan yang diambil alih untuk para transmigran juga banyak
yang diperoleh dengan penipuan dan ancaman terhadap pemiliknya (Lowenstein dkk,
2003). Bank Dunia juga telah mengucurkan dananya sebesar US$ 650 juta untuk
program transmigrasi pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia tentunya
mengetahui bahwa kebijakan-kebijakan pemeradabannya tersebut akan berakibat
pada pemusnahan fisik dan kultural masyarakat indegenous Papua.
REFERENSI
Godfather
dibalik layar mafia penguasa tambang from:
http://www.voa
islam.com/read/intelligent/2013/11/06/27462/the-godfather-11-dibalik-layar-mafia-penguasa-tambang-ri/#sthash.YeWFdYUM.dpbs Selasa 15-04-14 (20.19 PM)
Perusahaan
Amerika yang menjadikan Indonesia sebagai mesin pencetak uang from : http://muslimdaily.net/opini/specialfeature/5-perusahaan-amerika-yang-jadikan-indonesia-mesin-pencetak-uang.html#.U00uVKIWfZk Selasa 15-04-14 (20.30 PM)
Investasi British Petroleum Indonesia di Papua serta implikasinya
bagi kehidupan pribumi from:http://blog.djarumbeasiswaplus.org/sigitandi/masalah-investasi-british-protelium-indonesia-di-papua-serta-implikasinya-pada-kehidupan-lokal.html Senin 14-04-14 (21.00 PM)
Perusahan-perusahan
dengan omzet terbesar di dunia from : http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/47821/ini-perusahaan-dengan-omzet-terbesar-di-dunia.html Senin 14-04-14 (21.09 PM)
tenaga
kerja asli Papua sudah ada yang menduduki posisi yang penting, from: http://www.up4b.go.id/index.php/prioritas-p4b/3-affirmative-action/item/578-tenaga-asli-papua-sudah-ada-yang-duduki-posisi-vital-di-bp-tangguh selasa 15-04-14 (21.00 PM)
Perusahaan BP di
Indonesia, from: http://id.wikipedia.org/wiki/BP_Indonesia
selasa 15-04-14 (21.30 PM)
Presiden
SBY menyetujui peruhaan BP lanjutkan garap gas di Papua, from: http://finance.detik.com/read/2012/11/02/104238/2079514/1034/di-london-sby-restui-bp-lanjutkan-garap-gas-di-papua selasa 15-04-14 (22.00 PM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic