Friendly
with Wind Gusts
Angin pagi
kembali berhembus lagi, namun kali ini hembusanya terasa berbeda seakan angin
tersebut merasakan apa yang saya rasakan sekarang. Ku mencoba berkata dan angin seakan berhembus
lebih kencang dari biasanya, ku mencoba untuk berkata kembali utnuk mengatakan
sesuatu dan angin itu berhembus lebih kencang dari yang sebelumnya. Dari situlah mulai kusimpulkan bahwa mungkin
angin pagi yang sejuk ini menyapu bersih segala kegundahan dan kebimbangan yang
ada dan jangan mudah mengeluh dalam segaa kondisi serta jadikanlah semua itu
dalam sebuah kata-kata diatas putihnya keras tak berdosa ini. Lagi ku menjajah kertas putih ini dengan
serangkaian teks yang mempunyai sebuah tujuan yakni menuju yakni menuju Papua Barat.
Papua Barat
adalah bagian barat dari pulau New
Guinea. Berbatasan langsung dengan Negara
merdeka Papua Nugini
dan menjadi bagian dari Indonesia
setelah melalui sebuah proses yang didiskreditkan, dikenal sebagai ‘Act of Free
Choice’ (Tindakan
Pilihan Bebas)
pada tahun 1969.
Rakyat Papua
adalah orang-orang Melanesia dan mayoritas
beragama Kristen/Katolik, hal yang membedakan mereka dengan umumnya orang-orang
Melayu dan muslim di Indonesia. Wilayah itu
sebelumnya dikenal sebagai West New Guinea, Irian Barat dan kemudian
menjadi Irian
Jaya. Saat ini, wilayah tersebut
telah menjadi provinsi Indonesia
yaitu provinsi Papua dan Papua
Barat. Namun kedua provinsi ini
bersama-sama lebih dikenal sebagai Papua Barat
karena adanya kesamaan identitas dan budaya bersama.
Seperti halnya Indonesia
yang sekarang, Papua Barat dulunya merupakan bagian dari Hindia Belanda, namun
Papua Barat terus berada di bawah kekuasaan Belanda setelah Indonesia merdeka
pada tahun 1949. Pada awal tahun 1960-an, Papua Barat
dipersiapkan untuk menuju kemerdekaannya oleh Belanda di tengah-tengah adanya
oposisi yang kuat dan serangan militer dari pihak Indonesia.
Beralih ke pemerintahan
sendiri
Pada bulan
Februari 1961, dilakukan pemilihan untuk West New Guinea Council, sebuah
langkah penting menuju suatu pemerintahan sendiri. Anggota Dewan
menyelenggarakan Kongres Rakyat Papua Pertama pada tanggal 19 Oktober 1961,
yang menyetujui sebuah Manifesto Kemerdekaan. Manifesto itu mengadopsi bendera
Bintang Fajar atau bendera Bintang Kejora sebagai simbol nasional, dan menyetujui nama negara Papua Barat,
menamakan rakyatnya sebagai rakyat Papua serta juga lagu kebangsaannya. Pada
tanggal 1 Desember 1961, simbol-simbol kedaulatan Papua Barat tersebut
diresmikan di hadapan para pejabat Belanda. Rakyat Papua
sejak itu selalu merayakan 1 Desember sebagai hari kemerdekaan.
Namun, dalam
konteks geopolitik Perang Dingin pada saat itu, Amerika Serikat
sangat ingin mencegah Indonesia
untuk tidak jatuh di bawah pengaruh komunis. Pada 15 Agustus 1961, Amerika
membujuk Belanda untuk ikut ke dalam Perjanjian New York
dengan Indonesia
mengenai masa depan Papua
Barat, yang dikenal dengan ‘New
York Agreement’. Tidak ada satupun Orang Papua yang diajak berkonsultasi, namun
perjanjian tersebut menetapkan bahwa semua orang Papua dewasa akan memiliki hak
untuk berpartisipasi dalam tindakan penentuan nasib sendiri sesuai dengan
praktek internasional.
Tindakan Pilihan Bebas
Belanda
kemudian menyerahkan Papua Barat kepada otoritas sementara PBB yang tinggal
selama hanya tujuh bulan sebelum menyerahkan kontrol kepada Indonesia di
bulan Mei 1963. Selanjutnya, PBB gagal
merespon kebijakan represif Indonesia
maupun melindungi hak-hak rakyat Papua sebagaimana yang dijamin oleh Perjanjian
New York.
Pada tahun 1969, sebanyak 1.025 orang Papua dari total penduduk sekitar 800.000
dipilih secara serabutan kemudian diancam dan diintimidasi agar memilih atas
nama negara mereka untuk menjadi bagian dari Indonesia dalam sebuah proses yang
dikenal sebagai Tindakan
Pemilihan Bebas.
Secara kontroversial PBB mendukung dan membiarkan hal ini terjadi tanpa
keberatan.
Hak asasi manusia
diserang terus menerus
Setelah
masyarakat internasional mengalihkan perhatiannya dari Papua Barat pada tahun
1969, sebuah tabir kerahasiaan meliputi wilayah tersebut dan sangat sedikit sekali
berita yang muncul tentang pelanggaran luas hak asasi manusia – termasuk
pembunuhan kilat, penyiksaan, penghilangan serta penangkapan sewenang-wenang –
dilakukan oleh pasukan keamanan Indonesia. Ribuan orang diperkirakan tewas atau
meninggal sebagai dampaknya selama masa pemerintahan Indonesia tersebut.
Meskipun Papua
Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang paling kaya akan sumber daya
alam dan menjadi tempat bagi pembayar pajak terbesar yaitu perusahaan tambang
Freeport, Papua Barat merupakan salah satu daerah termiskin dalam hal tingkat
kemiskinan dan indikator pembangunan manusia, dengan keprihatinan serius pada
tidak memadainya pelayanan kesehatan, kematian ibu dan anak, HIV / Aids dan
rendahnya tingkat pencapaian pendidikan.
Eksploitasi sumber daya
Eksploitasi
sumber daya alam yang melimpah di Papua Barat
serta pencaplokan lahan berskala besar secara sistematis untuk proyek-proyek
agribisnis oleh Indonesia
dan kepentingan bisnis internasional telah menjadi penyebab utama ketegangan
dan konflik. Operasi ekstraktif telah melibatkan pengingkaran terhadap hak atas
tanah dan degradasi lingkungan yang parah. Sebagian besar kawasan hutan menjadi
sasaran untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit dan produksi pangan dengan
dampak besar terhadap perubahan iklim serta penduduk pribumi. Beberapa
pelanggaran hak asasi manusia terburuk telah terjadi di sekitar perusahaan
besar seperti di wilayah pertambangan emas dan tembaga, Freeport, dimana perusahaan mendanai pasukan
keamanan sebagai upaya ‘proteksi’.
Hak untuk menentukan
nasib sendiri ditegaskan kembali
Setelah
kejatuhan diktator otokratis di Indonesia,
Soeharto pada Mei 1998, masyarakat
Papua mengalami masa yang relatif cukup terbuka di bawah masa pemerintahan
singkat Bacharuddin Jusuf Habibie (1998-1999) dan Abdurrahman Wahid
(1999-2001). Presiden
Wahid memperbolehkan
diselenggarakannya Kongres Rakyat Papua Kedua pada bulan Mei
/ Juni 2000. Kongres memutuskan untuk menolak ‘Tindakan Pilihan
Bebas’ atau Pepera dan mendorong
hak untuk menentukan nasib sendiri secara damai melalui dialog dan negosiasi.
Akan tetapi,
sementara Indonesia
telah membuat kemajuan substansial dalam transisi menuju demokrasi, rakyat
Papua sama sekali jauh dari situasi yang menguntungkan. Otonomi khusus yang
diberikan pada tahun 2001 telah ditolak oleh Dewan Adat Papua Barat dan
masyarakat Papua karena telah gagal untuk meningkatkan hak-hak dan kondisi
hidup rakyat Papua. Upaya lebih lanjut saat ini sedang diteruskan oleh para
pemimpin masyarakat adat Papua
Barat dan para pimpinan agama
untuk mendorong proses dialog dengan Pemerintah Indonesia. Namun, tidak semua orang
Papua mendukung proses tersebut karena mereka kurang percaya kepada pemerintah
Indonesia, beberapa lebih percaya bahwa pendekatan secara langsunglah yang
dibutuhkan yaitu melalui referendum mengenai status masa depan politik wilayah
tersebut.
Pada bulan Juli
2011, sebuah Konferensi Perdamaian yang diselenggarakan oleh Jaringan Damai
Papua menghasilkan kerangka untuk dialog dengan Pemerintah Indonesia serta
agenda aspirasi untuk Papua damai dengan serangkaian ‘Indikator Papua Tanah
Damai’ di bidang politik, hukum dan hak asasi manusia, ekonomi dan lingkungan,
serta keamanan.
Pendekatan Militer/Keamanan
yang berlaku
Meskipun ada
tuntutan gigih untuk dialog politik, pendekatan keamanan terus menjadi cara dominan Pemerintah dalam menangani persoalan di Papua Barat.
Operasi militer dan pendekatan tangan-besi dalam bidang keamanan menimbulkan
ancaman serius terhadap hak asasi manusia dan kehidupan masyarakat Papua.
Sebuah budaya kekerasan telah dikembangkan terkait dengan keyakinan aparat
keamanan bahwa aktivitas politik serta advokasi untuk hak-hak orang Papua
adalah selalu berhubungan dengan agenda separatis dan harus dihadapi dengan
tindakan yang keras.
Praktek
kekerasan dan represif dari pasukan militer dan polisi tersebut termasuk:
intimidasi, taktik teror, penangkapan dan penahanan sewenang-wenang, interogasi
yang dilakukan tanpa kehadiran pengacara dan ditolaknya akses untuk dikunjungi
anggota keluarga, penyiksaan, penganiayaan dan pengabaian pemberian perawatan
kesehatan selama dalam tahanan; penembakan misterius, penghilangan paksa, dan
pembunuhan kilat. Para pembela HAM sangat
rentan terhadap tindakan kekerasan.
Pada bulan
Oktober 2011, tiga orang tewas dalam tindakan pembubaran dengan kekerasan
terhadap Kongres Ketiga Rakyat Papua oleh pasukan keamanan di ibukota Jayapura.
Kongres diselenggarakan oleh para pemimpin adat Papua bersama faksi-faksi
politik untuk membahas hak-hak dasar mereka dan berakhir dengan pernyataan
bahwa Papua Barat telah merdeka sejak tahun 1961. Lima pemimpin Papua
dibawa ke pengadilan dan dinyatakan bersalah atas tindakan pengkhianatan
terhadap Negara (makar).
Sementara para
orang Papua sering dihukum berat untuk kegiatan politik damai, sebaliknya para
petugas pasukan keamanan yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia yang
keji selalu lolos dari hukuman atau diberi hukuman ringan yang tidak masuk
akal. Pada bulan Januari 2011, tiga anggota tentara dijatuhi hukuman antara
delapan dan sepuluh bulan penjara untuk pelanggaran prosedural ‘tidak mematuhi
perintah’ karena keterlibatan mereka dalam penyiksaan brutal terhadap dua orang
laki-laki Papua pada Mei 2010.
Kebebasan berekspresi
diabaikan
Para aktivis Papua secara terus menerus ditangkap dan
ditahan karena melakukan aksi damai seperti mengibarkan bendera Bintang Kejora
atau menghadiri demonstrasi dan acara-acara publik yang berkaitan dengan
nasionalisme Papua. Mereka sering dituduh melakukan tindakan pengkhianatan
(makar) berdasarkan Pasal 106 dari KUHP, yang dulunya diterapkan ke dalam hukum
Indonesia
oleh pemerintah kolonial Belanda. Jika terbukti bersalah, mereka menghadapi
hukuman penjara hingga dua puluh tahun atau bahkan seumur hidup. Banyak
pengaduan telah dibuat tentang tindakan penyiksaan dan perlakuan buruk terhadap
tahanan politik serta kurangnya akses terhadap perawatan kesehatan yang
memadai.
Pembatasan hak
untuk kebebasan berekspresi dan kriminalisasi kegiatan politik damai dalam hal
ini menjadi persolan mendasar penting di Papua Barat.
Kebebasan berekspresi adalah sangat strategis dan penting untuk memperbaiki
keadaan hak asasi manusia secara keseluruhan dan untuk memastikan bahwa para
pembela HAM dapat melaksanakan pekerjaan vital mereka secara bebas dari
berbagai intimidasi dan kekerasan. Hal ini juga diperlukan dalam rangka
menciptakan kondisi di mana masalah-masalah politik di wilayah ini dapat
diselesaikan.
Tertutupnya
ruang demokrasi sebagai akibat dari pembatasan kebebasan berekspresi adalah
sebuah langkah mundur dari kondisi yang dapat mendukung terjadinya dialog yang
bermakna dan upaya penyelesaian konflik. Papua Behind Bars berusaha untuk
mengatasi hal ini dengan mempromosikan debat serta perubahan bagi sebuah
tindakan nyata dan kebijakan yang akan mengarah pada pembukaan ruang demokrasi
di wilayah tersebut.
Begitulah
penjelasan seputar Papua yang amat complicated permasalahan yang silih berganti
sangat membuat rakyat Papua dilemma. Pada
pembahasan tentang Papua pada kelompok saya adalah sebagai berikut:
1. Dalam
paragraph pertama pesta kecil itu adalah sebuah pondasi yang mana untuk sebuah
penelitian dan sebuah pancingan agar warga Papua merasa dihargai. Tetapi menurut Eben sendiri itu hanyalah
sebuah pesta yang biasa saja. Namun,
Denny Yomaki mengajukan OPM agar ditanda
tangani oleh PBB. Namun semua itu
melewati beberapa proses diantaranya KMB. Pada bulan mei
terdapat sebuah peristiwa penting contohnys adalah reformasi dan trikora. Yang dimaksud
peristiwa mei menjadikan target
Eben ketika melakukan sebuah penelitian.
Eben mengharapkan sebuah pesta kecil itu sebagai pesta kecil itu Papua
masuk dalam perangkapnya dan mengharapkan pesta tersebut berjalan lancar. SEbenarnya Eben
bertujuan datang ke Denny agar
Denny buka mulut tentang rahasia Papua
karena Denny lahyang
memegang/mengorganisir hak asasi di Papua. Target untuk penelitian Eben sudah ada di Denny . Denny adalah sebagai juru kunci untuk penelitian
Eben dan tantanganya itu sudah ada didepan mata. Maksudnya tantangan disini ialah dengan cara apa agar Denny
mau buka mulut tentang rahasia Papua.
Pada
kesimpulanya paragraph pertama tentang penelitian Eben yang bergantung pada
Denny yang mempunyai rahasia besar
tentang Papua
Barat serta Eben harus mendekati
Denny agar Denny bisa buka mulut terhadap Eben agar sebuah
penelitian Eben berjalan dengan lancar.
2. Kalimat
pertama yaitu mengenai kedatangan Eben pada tahun 1993 di Papua barat untuk
sebuah penelitian. Kalimat kedua yaitu Eben mempunyai niat untuk mempelajari
El-Nino. Ketiga yaitu pada saat itu Eben di datangi hujan ( perang atau
penjajahan). Ke empat yaitu di situ Eben merasa kekurangan untuk berbicara
tentang El-nino. Kalimat kelima yaitu di Papua itu banyak kekurangannya yaitu
contohnya mayoritas orang-orang Papua
itu primitive. Sehingga Eben
tidak bergairah untuk membicarakan penelitiannya. Kalimat ke enema yaitu pada masa soeharto
pergerakan itu tidak maju, kemudian pada saat soeharto lengser banyak
pergerakan-pergerakan baru yang muncul yaitu organisasi Papua merdeka (OPM). Ke
delapan yaitu Papua menjadi perebutan antara belanda dan NKRI. Jadi, Papua itu dalam masa dilemma untuk
memilih belanda atau NKRI. Ke
Sembilan yaitu Papua tidak jauh
seperti Aceh, Timur-timor, yang tidak di akui oleh Indonesia salah satunya Papua yang
menjadi penelitiannya Eben. Ke 10 Eben
pada awalnya merasa bingung karena membahas tentang Aceh, atau pun
Timur-timor. Eben bingung dan berkata,
“kenapa Papua, Aceh, Timur-timor ingin keluar dari NKRI dan ingin mandiri?”
3. Kalimat
pertama yaitu mengenai pada saat itu anak bangsa di bunuh oleh bangsanya
sendiri, itulah yang menyebabkan Papua ingin memisahkan diri dari NKRI. Kalimat ke tiga yaitu sebuah militer dari
Papua mempunyai dendam dan membuat senjata sebnayak 50.000 kalimat ke empat yaitu pada waktu Eben mulai
melakukan penelitiannya, hujan pun tiba.
kalimat ke lima
yaitu terdapat 157 buah kapal untuk perang dalam sebuah pergerakan. Kalimat ke enam yaitu Eben memperdalam
sebuah penelitian karena tertarik untuk mengupas tuntas tentang Papua Barat. Kalimat ke tujuh yaitu mengenai Eben sering
mendengar dari cerita pemerintah Amerika yang mendukung kemiliteran Papua dan
aspirasi orang Papua yang menginginkan mandiri tanpa NKRI. Kalimat ke delapan yaitu mengenai Eben di
buat kaget sehingga ia tak bisa berkata apa-apa. Kalimat ke sembilan yaitu mengenai pencabutan
bendera merah putih kemudian di ganti dengan bendera bintang kejora. Kalimat ke 10 yaitu mengenai Eben memperdalam
penelitiannya. Kalimat ke 11 yaitu
tentang adu domba yang bertujuan untuk Papua menjadi wilayah yang mandiri dan
tidak masuk menjadi NKRI. Kalimat ke 12
yaitu mata-mata Indonesia
itu telah mendukung sebuah kemandirian kepada Papua. Kalimat ke 13 yaitu mengenai orang Papua yang mengira bahwa Eben adalah
sekutunya NKRI. Kalimat ke 14 yaitu
mengenai gambaran Papua yang tidak
membutuhkan bantuan siapa pun , hal demikian telah di gambarkan oleh Eben. Kalimat ke 15 yaitu ketika Eben meneliti
tentang Papua yang menyuruhnya agar melakukan kampanye (Genosida). Kalimat ke 16 yaitu mengenai Eben yang merasa
bahwa dirinyalah yang berjasa dalam memerdekakan Papua. Kalimat ke 17 yaitu tentang penelitian Eben
dibandingkan dengan kisah nyata yang telah di ceritakan oleh Denny Yomaki.
4. Setelah
Eben lulus dari California
santa Cruz
kemudian melanjutkan seluruh penelitiannya di Papua Barat
kemudian datanya di rekayasa. Eben berkata,” Jika seluruh dunia biasa dengan
data yang sudah aku manipulasi itu akan terbiasa oleh kebohonganku”. Satu peristiwa menghasilkan beberapa
peristiwa berantai kemudian mata-mata agen militer Indonesia menyetujui bahwa Papua
yang ingin mandiri. Peristiwa yang di
duga karena penelitian di Papua sangat keras.
Kemudian peristiwa tersebut membuat Eben merasa tertarik karena Papua
mengetahui bahwa Papua sangat hebat.
Nah, saya mengetahui anak bangsa di panah oleh militer Indonesia.
5. Banyak orang papua mencari Eben karena Eben di sangka
telah bersekutu dengan rakyat belanda. Eben itu di gambarkan kedalam peristiwa
tersebut. Denny Yomaki menganjurkan Eben untuk meneliti
tentang anak bangsa yang di bunuh oleh bangsanya sendiri. Dengan mempelajari dimensi budaya dari
kekerasan Eben berfikir bahwa lebih baik bisa menolong orang papua yang akan
keluar dari NKRI pada penelitian Eben di tandingnya.
6. Tiga hal dari yang di katakan oleh Denny yaitu satu pendoa kristen(baptis) memberikan
ucapan terimakasih untuk kesehatan dan keinginan Eben untuk mengadakan
perjalanan. Kemudian Denny Yomaki dan Eben itu membahas tentang papua /
penelitiannya di kamar tamunya Denny .
Mereka membahas suatu hasil pembicaraan / solusi. Denny
dan Eben menukar idenya artinya yaitu mereka saling bertukar
fikiran. Kemudian Eben mulai berbincang
–bincang dengan Telyswaroepen (anggota dari komnasHAM). Waropen di undang oleh Denny untuk menyelenggarakannya. Usia waroepen sama dengan usianya Eben.
7. Eben dan Denny itu
menyelidiki keberadaan atau kejadian yang ada di papua bahwasannya di papua
terjadi sesuatu yaitu agen militer dan memulainya itu dari daerah wasior.
8. Denny dan Eben
mewawancarai orang-orang yang menginginkan resiko yang lebih berat. Mewawancarai peneliti asing agar buka mulut
tentang papua. Denny dan Eben ketika mewawancarai jangan memberi tahu
ke siapa pun bahwa Denny dan Eben telah
mewawancarainya.
9. Jadwal untuk mewawancarai itu adalah mewawancarai seorang
dukun sihir (drakula) lalu beberapa sihir ini mengakui bahwa peristiwa itu (
anak bangsa di bunuh oleh bangsanya sendiri) dukun sihir yang bertanggung
jawab. Mejy papua adalah di bawah pengawasan dukun sihir tersebut. Kemudian Denny dan Eben tidak beresiko untuk mewawancarai
dukun sihir tersebut. Tetapi yang
beresiko satu ketika mereka mewawancarai orangasing.
10. Pada penelitian Eben, Eben belajar kepada TelysWaroepen
(KOMNASHAM) dan Eben pun mempelajari dukun sihir yang berada di wasior tersebut
sebagai suatu disertasinya. Jadi, Eben
sedang mengumpulkan sebuah data deny yomaki.
11. Sumber data tidak masalah yang penting
sumbernya terpercaya dan kuat. Karena, pada waktu Eben melakukan 550 wawancara
dengan orang Papua dalam bahasa Indonesia dan perasaan Eben ingin memusnahkan
peristiwa-peristiwa (sejarah yang ada di Papua).
12. Masih tentang data atau penelitian, disini
mulai ada OPM karena warga Papua selain ingin merdeka, warga papua pun ingin terbebas.
13. Eben
dalam penelitiannya sesuai yang ada pada lapangan (fakta), tetapi penasihat
Eben dari universitasnya menyuruh Eben agar sumbernya itu dihilangkan agar
mencapai kebebasan. Dalam penelitiannya
di Papua Barat Eben
member kesimpulan bahwa dia setuju, kalau sumbernya tanpa judul karena untuk
menghindari birokratis
14. Terdapat konflik di papua barat yaitu papua ingin merdeka
dengan cara memisahkan diri.
15.
Masyarakat
papua percaya dengan adanya dukun sihir. Eben adalah termasuk orang yang sangat
teliti dalam penelitiannya. Dari hasil
penelitiannya itu Eben mengatakan bahwa data yang dia dapat harus di ungkap
secara tuntas ketika Eben kembali ke amerika karena ini adalah kesempatan yang
profesional yang di tunggu – tunggu oleh pembaca. Eben sangat bertanggung jawab dan serius
dalam penelitiannya.
16.
Waroepen
ingin mengetahui kenapa Eben meneliti papua dan tujuan Eben meneliti tentang
papua. Waroepen menantang Eben, karena
waroepen merasa curiga kepada Eben “apa sih tujuan Eben memperdalam penelitian
di papua sedangkan Eben memanipulasi datanya dalam penelitian Eben. Eben pun berkata dalam hatinya “penelitian
tersebut harus di terjemahkan dan dapat di baca oleh semua orang secara logis.
17.
Waroepen
menantang kembali ke Eben tentang fakta yang lebih relevan. Lalu Eben yang menantang waroepen untuk
menjelaskan peristiwa pembantaian / genosida yang terjadi di papua. Waroepen hanya menerima penelitiannya Eben
bukan sebuah fakta, sehingga waroepen pun penasaran dengan semuanya.
18.
BP
(british petroleum) adalah sebuah perusahaan minyak bumi bermarkas di london
dan salah satu perusahaan minyak terbesar di seluruh dunia ( bersama dengan shell,
exondiobil dan total) pada Desember 1998, bp bergabung dengan american oil
company (amoco) membentuk “BP amoco”.
Namun, langkah ini dipandang umum sebagai sebuah pembelian amoco oleh
bp. Hanya saja di gambarkan secara resmi
sebagai penggabungan karena alasannya yaitu “legal” dan setelah setahun
beroperasi bersama mereka menggabungkan banyak operasi dan nama “amoco” di
lepas dari nama perusahan. Divisi bp
solar telah menjadi pemimpin dalam produksi panel surya. Bp itu seperti memonopoli perdagangan,
sehingga menghasilkan banyak keuntungan memanfaatkan sumber daya alam yang ada
di papua. Bp memberikan taktik jitu yang
berkesan menolong papua. Kenapa Eben
tidak menjelaskan tentag bp padahal bp sangat penting untuk di ketahui / di
telusuri? Karena Eben berasal dari
amerika dan bp pun berasal dari amerika.
Jadi, Eben tidak ingin nama amerika tercoreng buruk.
19.
Papua
di wasior, Eben mengamankan hasil penelitiannya dengan menggandakan orang
papua. Artinya adalah memalsukan data
yaitu data yang di rekayasa itu adalah sebagai peluru untuk membunuh
indonesia. Eben pun mendukung
intelegensi militer indonesia yang membunuh anak bangsanya sendiri. Satu militer dari indonesia mengetahui bahwa
penelitiannya Eben sudah sangat jauh dan dalam. Eben pun mau di bunuh oleh satu
militer indonesia tersebut. Militer
meminta/ mengancam Eben untuk memberhentikan penelitian, tetapi Ebennya
menolak.
20.
Data
yang sEbenarnya tentang papua itu hanya untuk di simpan bagaikan bantal, Eben
malah membuat duplikat data tentang papua.
Eben tidak lebih dari seorang pecundang yang memanipulasi fakta
peristiwa papua yang sEbenarnya Eben sudah mengetahui dengan penelitiannya
tetapi Eben malah merekayasa data tersebut untuk publik. Rumbiak meminta Eben untuk mengadakan rapat
untuk melihat kekerasan di wasior. Eben
secara lembut memberikan kasih sayang kepada warga papua . karena papua itulah yang tetap menjadi target
bahan penelitiannya.
21.
Eben
menghadiri markas besarnya yaitu bp.
22.
Dr.
Grote adalah salah satu dari anggota konferensi meja bundar(KMB) yang mana dia meminta percakapannya di
rahasiakan karena dia menganggap bahwa masyarakat papua itu primitif. Ketika kontrofersi kemiliteran dari BP
membunuh seorang aktivis, yang menganggap bahwa aktifis sebuah penghalang untuk
BP tetap maju. Sehingga, tanpa berpikir
panjang kontrefersi kemiliteran tersebut membunuh seorang aktifis. Peristiwa tersebut membuat tantangan bagi
Eben. Ini membuat Eben berpikir akan
maju untuk penelitiannya atau mundur.
Sedangkan di depan mata banyak tantangan yang besar dan banyak darah
yang bergelimpangan. Sedangkan jika
mundur, sangat disayangkan karena penelitiannya sudah di tengah jalan.
23. Rumbiak berkata agen rahasia pada militer indonesia
ditentukan melakukan kekerasan sehingga masyrakata papua mempunyai rasa
iba. Sehingga papua pun memberikan
kontrak sebuah jaminan keamanan agar masyarakat papua berpikir, papua menjadi
aman. Padahal keamanan itu hanya sebuah
mata-mata untuk mengetahui keadaan di papua.
24. Dr. Grote mengatakan kekerasan itu sangat buruk untuk bisnis. Masyarakat papua itu lebih baiknya
menciptakan alam lingkungan dengan baik atau lemah lembut. Sehingga mengahsilkan bisnis yang pesat dan
maju. Bekerj di papua barat itu adalah
sebuah tantangan yang sangat besar, maksudnya sesuatu yang hanya mau mengambil
resiko. Pekerja yang ada di papua
nyawanya ada di militer. Jika kita
membatalkan proyek perusahaan tersebut, itu akan menimbulkan kode etik yang
tidak baik. Dr Grote berpikir bahwa
proyek tersebut akan berpengaruh pada indonesia.
25. Rumbiak
meminta penerbitnya Eben dilakukan di Wasior dan disitu Eben mencoba
menceritakan hasil penelitiannya ke Warga Papua
dan kemudian security merasakan ketakutan dalam hidupnya. Eben mempunyai data tentang pembunuhan
polisi, lalu polisi itu akan dipergunakan untuk insiden tetapi alasan itu palsu
untuk operasi peluncuran isolasi atau basmi.
Artinya BP menginginkan bahwa polisi di Papua percaya tentang adanya BP
untuk sebuah perlindungan masyarakat Papua.
Kemudian BP bisa menegakan misinya di Papua. BP mulai di survey oleh presiden Naib dengan
duta besar Britania Richard Gozney dan
dilindungi oleh polisi dan militer dari BP.
26.Gelas Ronde
tersebut diibaratkan bagaikan data tersebut adalah suatu hal yang ditipudayakan
dan dimanipulasikan dan ditantang oleh G’Really
(yang melakukan konferensi dengan Dr.
Growth). Eben itu tidak menyangka
datanya dibaca dan digambarkan oleh O’really karena O’really adalah orang yang tidak mudah dibohongi. (O’really salah
satu militer NKRI).
Begitulah serangakaian penjelasan dari
kelompok saya, dimana kelompok yang mempunyai kekompakan tersendiri. Karena dalam sebuah kelompok itu membutuhkan
kerjasama yang benar-benar harus kompak bukan dari segi kekompakan yang apabila
kita tidak mengerti lalu kita berbaur dengan teman, bukan seperti itu. Namun, kekompakan yang ketika kita mengetahui
sesuatu yang tidak teman kita ketahui dan kita berbagi dengan teman kita,
itulah arti kekompakan yang sesungguhnya.
Pada pengertianya teamwork
adalah sebuah sistem pekerjaan yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih untuk
mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama. Kerja sama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan
keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dalam tim
kerja akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi
individu-individu yang tergabung dalam kerja tim.
Komunikasi akan berjalan baik dengan dilandasi kesadaran tanggung jawab tiap
anggota.
Kerja sama dilakukan oleh sebuah tim lebih efektif daripada kerja secara individual. Menurut West
(2002), Telah banyak riset membuktikan bahwa kerja sama secara berkelompok
mengarah pada efisiensi dan efektivitas yang lebih baik. Hal ini sangat berbeda
dengan kerja yang dilaksanakan oleh perorangan.Setiap tim
maupun individu sangat berhubungan erat dengan kerja sama yang dibangun dengan
kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja sama akan muncul
berbagai penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan. Keunggulan yang
dapat diandalkan dalam kerja sama pada kerja tim
adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu
yang tergabung dalam kerja tim.
Kontribusi tiap-tiap individu dapat
menjadi sebuah kekuatan yang terintegrasi. Individu dikatakan bekerja sama jika
upaya-upaya dari setiap individu tersebut secara sistematis terintegrasi untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam mencapai tujuan bersama, kerja sama memberikan
manfaat yang besar bagi kerja tim.
Biasanya organisasi berbasis kerja tim
memiliki struktur yang ramping. Oleh sebab itu, organisasi akan bisa merespons
dengan cepat dan efektif lingkungan yang cepat berubah (West, 2002).
Team work bisa
diartikan sebagai kerja tim atau kerjasama, team
work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan
yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai misi yang sudah disepakati
sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus
disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu
pribadi untuk mencapai tujuan bersama.Sebuah tim itu sangat memebutuhkan kemauan untuk saling bergandengan-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan
pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh
anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi
untuk satu tujuan bersama serta saling melengkapi antar sesama.
Jadi, Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan
dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun sering terjadi perbedaan pemahaman serta perselisihan
antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu.
Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa
jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan
pula perselisihan. Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjunjung
tinggi kesadaran akan kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya. Sementara untuk membentuk dan membangun team work yang solid, tentu tidak
semudah kita membalikan telapak tangan, team work yang solid akan menciptakan
hasil yang maksimal dalam suatu tim tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic