Class Review 9
Pada tanggal 8 April 2014, kami
masih membahas tentang paper yang berjudul “Don’t
Use Your Data as a Pillow” dan pada pertemuan kali ini Mr. Lala meminta
kami untuk memasukkan 26 paragraf yang sudah kami diskusikan bersama kelompok
masing-masing ke dalam Class Review.
Ini adalah point utama dari 26
paragraph hasil dari Reading Club:
1. Pesta
perpisahan yang diselenggarakan oleh Denny Yomaky (anggota HAM) yang diadakan
sebelum kembalinya sebelum Eben kembali ke sekolah Pascasarjana untuk menulis
untuk menulis penemuannya.
2. Ketika
Eben ingin melakukan penelitian, pada
saat itu sedang terjadi maraknya gerakan reformasi setelah lengsernya Soeharto.
3. Terjadinya
pembantaian militer Indonesia, dimana mahasiswa ditembak dan puluhan demonstran
dibuang ke laut. Sehingga orang Papua ingi merdeka sendiri dibanding mengambil
jalan reformasi.
4. Konflik-konflik
Papua ingin merdeka di dukung oleh pemerintah AS dan bahkan militer Indonesia
pada aktivis kemerdekaan Papua.
5. Orang-orang
Papua melihat Eben sebagai sekutu tetapi
di sisi lain tertarik untuk membantu pasukan orang Papua mencapai kemerdekaan
dari rezim sekarang.
6. Perbincangan
antara Waropen dan Eben tentang gerakan reformasi di indonesia.
7. Yang
mendukung papua merdeka ternyata ada campur tangan militier indonesia berdiri.
8. Eben
melakukan interview secara rahasia.
9. Eben
dan Deny tidak ingin mengambil resiko mewawancarai dukun yang sudah ada dalam penelitian
sebelumnya.
10. Eben
bertujuan menjadikan Waropen sebagai
narasumber dalam penelitiannya mengenai dukun.
11. Eben
mewawancarai Waropen tetapi identitasnya disembunyikan. Tetapi Waropen menolak
identitasnya disembunyikan. Waropen beranggapan identitas itu penting untuk
memperkuat penelitia.
12. Pertentangan antara
Eben dan Waropen , Eben menyembunyikan identitas Waropen dalam
penelitiannya, tapi Waropen ingin identitasnya dicantumkan karena ingin di akui
sebagai intelektul publik.
13. Sebuah
sumber yang disembunyikan dapat menimbulkan kecurigaan pembaca, namun
editor dapat mempunyai hak untuk
menyembunyikan identitas, karena untuk
menjaga agar sang narasumber tidak tercemar.
14. Waropen
merupakan salah satu sumber informasi penting dalam penelitian yang dilakukan
oleh Eben. Eben menawarkan beberapa saran untuk mencapai kebebasan di Papua.
Waropen melihat Eben sebagai sekutu.
Tetapi disisi lain Eben membutuhkan
keterangan Waropen untuk researeh dari universitasnya.
15. Percakapan
antara Waropen dan Eben mulai memanas dan mereka saling beradu argumen mengenai
disembunyikannya identitas narasumber bahkan Eben mulai menyinggung mengenai
kasus HAM bahwa identitas korban dan saksi dalam kasus HAM pun pastinya harus
di lindungi.
16. Waropen
memprovokasi Eben untuk menjadi ahli regional. Seseorang yang akan mengetahui
hal-hal dengan pasti dan seseorang yang akan mengambil akuntabilitas.
17. Waropen
meminta Eben untuk memikirkan kembali tentang data sebagai antropologi budaya.
18. Ketika
Eben bertemu Waropen dia sudah menerbitkan sejumlah artikel koran tentang Papua
Barat. Waropen mendorong Eben untuk menunjukan fakta dari tindakan nyata dlm
tulisannya. Konfrontasi Waropen membuat Eben berfikir bagaimana dia bisa
memulai masuk untuk membawa pengetahuan dan penelitiannya tentang papua barat
pada dunia.
19. Ketika
Eben dan Deny pergi ke Wasior, Eben hendak meneliti tentang kekerasann yang
terjadi di perusahaan BP-BPN sebelumnya bernama “British Petroleum” yang
diubah menjadi “Beyond Petroleum” yang mulai mengeksplotasi ladang gas di Papua
Barat yang akan mendapatkan hasil yang sangat besar. Beritanya, agen militer
Indonesia memprovokasi kekerasan dalam upaya konvensional untuk menguntungkan
perlindungan kontrak.
20. Eben
berhasil mewawancarai dua orang agen
Papau. Yang slah satunya mengatakan dia mendapat dukungan logistik dan
intelijen untuk membunuh para perwira polisi. Wawancara itu membuktikan rumor
yang terjadi di Wasior pada proyek BP. Agen yang serupa menyebutkan seorang
militer aktif telah mencoba untuk membunuhnya karena dia tahu terlalu banyak.
21. John
Rumbiak (orang Papua pelindung HAM), meminta Eben untuk mengikuti pertemuan di
London dengan Dr. Byron Grote karena disana Eben bisa mempresentasikan
penemuannya tentang kekerasan militer di Wasior.
22. Eben
bertemu dengan Rumbiak sebelum datang ke
kantor pusat. Mereka bercerita tentang perjalanan terakhir menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris.
23. Eben
merasa terhormat karena bisa bertemu dengan orang-orang yang paling berkuasa di
Eropa.
24. Rumbiak
keberatan jika melekukan diskusi yang tidak direkam. Rumbiak ingin semua yang
terjadi saat pertemuan direkam untuk diperlihatkan kepada rakyat Papua Barat.
Namun, BP menolak karena khawatir kepada perusahaan mereka.
25. Dr.
Grote menolak melekukan kekerasan di Papua. Dia menjamin masyarakat akan tetap
bekerja. Dr. Grote tidak ingin perusahaan lain yang tidak punya kode etik
mengembangkan ladang tersebut. Eben terpana degan perkataan Dr. Grote.
26. Eben
mempresentasikan penelitiannya di Wasior. Seorang anggota milisi Papua mengaku
membunuh sekelompok polisi Indonesia atas bantuan dari militer Indonesia.
Selain itu, dalam paper “Don’t Use Your Data as a Pillow”
menyebutkan tentang BP. Do you know
about BP ?
BP
(British Petroleum)
Industri
|
Minyak dan Gas
|
Didirikan
|
1908 (Sebagai Anglo-Persian Oil
Company)
1954 (Sebagai British Petroleum
company)
|
Kantor Pusat
|
London, Kerajaan Bersatu
|
Tokoh
Penting
|
William Knox D’Arcy (membiayai
eksplorasi awal)
Donald Alexander Smith (chaiman
pendiri)
Tony Hayward (CEO sekarang)
|
Produk
|
BP Petroleum and derived product
BP service stations minyak motor
Castrol,
Stations gas ARCO
|
Pendapatan
|
$285 milyar ASD (2004)
|
BP "British Petroleum adalah perusahaan
minyak multinasional di Inggris. Kantor pusat perusahaan ini berada di London,
Inggris. Perusahaan ini mampu menghasilkan minyak sebanyak 4,1 juta barel per hari dan salah satu 4 besar perusahaan minyak di
seluruh dunia (bersama dengan Shell, ExxonMobil, dan Total). Pada Desember 1998, BP bergabung dengan American Oil Company (Amoco), membentuk "BP Amoco".
Namun, langkah ini dipandang umum sebagai sebuah pembelian Amoco oleh BP, hanya
saja digambarkan secara resmi sebagai sebuah penggabungan karena alasan legal.
Dan setelah setahun beroperasi bersama, mereka menggabungkan banyak operasi dan
nama "Amoco" dilepas dari nama perusahaan. Divisi BP Solar telah
menjadi pemimpin dalam produksi panel surya.
BP
juga merupakan partner pemimpin dalam jalur pipa Baku-Tbilisi-Ceyhan yang kontroversial. Pada 20 April
2010 Horizon Deepwater
meledak, mengakibatkan 11 orang meninggal, dan menyebabkan tumpahan minyak yang
mengkontaminasi daerah yang luas dari lingkungan laut Amerika
Serikat dan terus memiliki dampak serius pada kehidupan liar,
industri perikanan lokal, dan pariwisata daerah. Pemerintah AS menyebut BP sebagai pihak yang bertanggung jawab atas
insiden ini. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bp)
Royal Dutch Shell
Industri
|
Minyak dan Gas
|
Didirikan
|
1900
|
Kantor Pusat
|
Den Haag
|
Tokoh Penting
|
Orma Ollila,
Chairman, Jeroan Van der Veer, CEO
|
Produk
|
Minyak, Gas
alam, Petrokimia
|
Pendapatan
|
$368.056 Milyar (2010)
Laba Usaha $35.344 Milyar
Laba Bersih $20.474 Milyar
Jumlah Aset $322.560 Milyar
Karyawan 101.000
|
Anak Perusahaan
|
List, Shell Australia,
Shell Canada, Shell Chemicals, Shell Nigeria, Sehell Pakistan, Shell Oil
Company.
|
Royal
Dutch Shell adalah perusahaan minyak kerjasama antara Inggris dan Belanda..
Perusahaan ini mampu menghasilkan minyak sebanyak 3,9 juta barel per hari,
yang merupakan sebuah perusahaan energi utama, salah satu peringkat 4 atas perusahaan swasta minyak dan gas di dunia. Shell juga memiliki bisnis petrokimia yang cukup besar Shell Chemical dan sektor energi terbaharui mengembangkan tenaga angin dan surya. Markas besar perusahaan ini berada di Den Haag, Belanda dengan markas besar legal di London, Britania Raya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Shell_(perusahaan))
yang merupakan sebuah perusahaan energi utama, salah satu peringkat 4 atas perusahaan swasta minyak dan gas di dunia. Shell juga memiliki bisnis petrokimia yang cukup besar Shell Chemical dan sektor energi terbaharui mengembangkan tenaga angin dan surya. Markas besar perusahaan ini berada di Den Haag, Belanda dengan markas besar legal di London, Britania Raya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Shell_(perusahaan))
Perusahaan-Perusahaan
Multinasional Antri untuk Mengambil Keuntungan dari Sumberdaya di Papua Barat
Dari tahun
ke tahun Laba dari sumberdaya tambang terus meningkat. Gedung
Konferensi Westminster yang bertetangga dengan gedung parlemen Inggris dan
Westminster Abbey tampak sangat jauh dari kenyataan di kota baru Timika atau
para nelayan udang di Teluk Bintuni, Papua Barat. Meskipun demikian, setiap
tahun di gedung itu berlangsung pertemuan tahunan pemegang saham Rio Tinto PLC,
perusahaan pemegang saham 40% pada tambang Grasberg di dataran tinggi Papua
Barat yang terus berkembang. Di sana dewan direktur Rio Tinto mengumumkan
keuntungan yang diperoleh dari operasi tambang mereka di seluruh dunia.
Diuntungkan oleh peningkatan harga komoditas yang terutama disebabkan oleh
berkembang pesatnya perekonomian di Cina dan India.
Demikian
juga meningkatnya harga energi telah menyebabkan perusahaan minyak
multinasional BP terus mendulang
keuntungan yang semakin besar, walaupun kekuatiran akan keselamatan operasional
perusahaan juga meningkat. Pada tahun 2007 perusahaan memperoleh keuntungan
US$17,29 milyar. Pabrik Gas Cair Alam (LNG) Tangguh di pantai Bintuni yang
segera akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini sudah dapat dipastikan juga
akan menambah keuntungan tersebut. Lalu apa yang terjadi di balik keuntungan
yang begitu besar tersebut? Banyak pertanyaan mengenai hak asasi manusia,
dampak sosial dan lingkungan yang perlu diajukan.
Meningkatnya Kehadiran Militer di
Sekitar Proyek BP Tangguh
Pada
pertemuan Panel Penasehat Independen untuk Tangguh (TIAP) yang diselenggarakan
pada tanggal 22 April 2008 di London, keprihatinan mengenai hal tersebut
diangkat ke permukaan. Dalam pertemuan tersebut salah seorang hadirin membawa
dan menunjukkan foto seorang pria Papua yang menjadi korban pemukulan oleh
pihak keamanan Indonesia. Situasi politik di sekitar lokasi proyek BP cenderung bertentangan dengan kesan
peningkatan kondisi sosial ekonomi yang tenang dan damai seperti yang
digambarkan perusahaan. Panel TIAP juga
mengungkapkan adanya penambahan 100
personil TNI ke Bintuni dan 30 personil ke Babo, dua kota kecil di Teluk
Bintuni. Ditambahkan bahwa kota-kota dan desa-desa di sekitar proyek Tangguh
mengalami pembengkakan jumlah penduduk baru yang berbondong datang untuk
memetik keuntungan ekonomi dari keberadaan proyek tersebut. Kondisi
perkembangan tersebut menjadi keprihatinan mengingat adanya kesamaan pola
dengan yang terjadi di Freeport/tambang Grasberg (Rio Tinto di
Timika) yaitu terjadinya gelombang masuk penduduk baru dan
militerisasi. BP sangat keberatan
dibandingkan dengan Freeport,
mengingat Freeport (Rio Tinto) telah dikecam keras atas kedekatan dengan
militer dan polisi di sekitar pertambangan. Hasil pengamatan TIAP tersebut
menimbulkan keraguan atas efektifitas penjagaan keamanan BP melalui sistem pengaman terintegrasi berbasis masyarakat (Integrated
Community based Security), yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
militerisasi.
BP, Tangguh dan Perubahan Iklim
Keprihatinan
berikutnya adalah mengenai emisi karbon. BP
telah menyatakan niatnya untuk meminimalkan keluaran CO2 dari kegiatannya di
seluruh dunia. Namun pengakuan ramah lingkungan ini dapat disangkal oleh fakta
bahwa 'model pengembangan operasi tingkat
dunia' yang diaku Tangguh masih
belum memiliki rencana untuk menerapkan sistem penangkapan dan penyimpanan
karbon (CCS). TIAP telah menyerukan agar pemerintah Indonesia mengadakan studi
kelayakan terhadap proyek Tangguh. Mereka
mengatakan bahwa pemerintah Indonesia lah yang harus menanggung biaya dan bukan
BP. Memang sejak Tony Hayward menjabat
sebagai CEO BP yang baru, sikap
perusahaan ini terhadap isu lingkungan tampak mundur.
BP dan Pembangunan
yang Berkelanjutan-Sebuah Kemungkinan yang Realistik?
Pendekatan BP pada pengoperasian proyek Tangguh mengisyaratkan langkah yang
semakin menjauh dari 'niat baik'
perusahaan tersebut yang selama ini dikemukakan untuk meyakinkan publik baik di
Indonesia maupun di Inggris. Kasus masyarakat nelayan di desa Tanah Merah
mencuat setelah isu tersebut dimuat dalam terbitan lokal Suara Perempuan Papua. Tanah Merah adalah sebuah desa di wilayah Selatan Teluk Bintuni yang digusur untuk mendirikan lokasi utama
proyek. Artikel tersebut bersuara kritis terhadap situasi yang dihadapi
penduduk yang dipindahkan dan juga terhadap langkah-langkah yang diambil oleh
perusahaan untuk memberikan alternatif penghidupan yang baru. Banyak rumah baru
yang dibangun di Tanah Merah yang diberikan oleh BP telah dijual (sebagai
contoh adalah perahu motor yang diberikan kepada penduduk nelayan). Situasi
tersebut menggambarkan dengan jelas bahwa meskipun telah menunjukkan itikad
baik upaya BP untuk berkontribusi pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat
setempat tidak mencapai hasil yang diinginkan. Mungkin hal tersebut
mengindikasikan bahwa kesenjangan antara realitas perusahaan multinasional
besar dengan kondisi penduduk lokal terlalu lebar untuk dijembatani dengan cara
tersebut, dan bahwa keberadaan Tangguh masih tetap merupakan ganjalan bagi
masyarakat dan lingkungan setempat. Pada akhirnya, hasil dari upaya BP hanya berujud uang tunai dari hasil penjualan perahu motor yang bersifat jangka
pendek dan bukannya pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan dan terkelola
di Papua.
Kerusakan lingkungan
di Papua Barat Sebaliknya, Freeport-Rio Tinto tidak mungkin
mengklaim harapan setinggi BP.
Dengan menyediakan investasi tambahan untuk melakukan perluasan pertambangan Grasberg, Rio Tinto membeli perusahaan
dan tambang yang memiliki banyak catatan berkaitan dengan kerusakan lingkungan
dan sosial. Investasi tersebut telah memastikan bahwa warisan kerusakan yang
ditimbulkan Freeport masih akan terus
berlanjut paling tidak sampai 30 tahun mendatang.
Dampak pertambangan Grasberg
terhadap manusia
Bagaimanapun
juga, catatan buruk Freeport-Rio Tinto
pada pertambangan Grasberg tidak hanya berkaitan dengan lingkungan.
Insiden-insiden kekerasan yang terjadi di sekitar pertambangan menggambarkan lebih
jauh ketegangan sosial yang dipicu oleh aktivitas perusahaan. Survival International melaporkan bahwa
pada pada tanggal 5 Desember 2007 dua
perempuan telah ditembak mati dan yang satu orang lagi luka-luka ketika
melakukan protes di sekitar tambang. Baru-baru ini 19 orang penambang ilegal
tewas tertimpa longsoran tanah sewaktu mereka mendulang emas limbah dari
pertambangan Grasberg. Meskipun juru bicara Freeport-Rio
Tinto mengelak tanggung jawab perusahaan atas terjadinya peristiwa
tersebut, dengan mengatakan bahwa para penambang liar tersebut beroperasi di
luar kawasan perusahaan, tampak bahwa peristiwa tragis semacam itu semakin
sering terjadi di sekitar area pertambangan.
Masa Depan Eksploitasi Sumberdaya Alam di Papua Barat
Meskipun
sejarah keberadaan dua proyek besar tersebut berbeda, mewakili dua masa berbeda
dalam ekploitasi sumberdaya alam di Papua Barat, masa depan mereka tampaknya
semakin saling terkait. Kedua proyek tersebut dirancang untuk menghasilkan
keuntungan yang melimpah bagi para pemegang sahamnya di Inggris, Amerika dan
Australia dan dalam proses berkembang lebih luas. Pada saat yang sama, kedua
perusahaan beroperasi pada lingkungan yang tidak cocok dengan teknologi yang
digunakan, dan sisi yang paling buruk, operasi perusahaan dilakukan dengan
mengorbankan dan bertentangan dengan kehendak masyarakat setempat.
Bagaimanapun, dengan meningkatnya kesadaran akan dampak perubahan iklim serta
ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang ditimbulkan proyek semacam itu, komunitas
masyarakat global mulai sadar akan aktivitas perusahaan-perusahaan seperti BP dan Freeport-Rio Tinto di Papua
Barat.
Kompleksitas
masalah di Papua Barat adalah BP.
BP terus memantapkan struktur yang
berkelanjutan yang mingikuti proses perubahan politik yang terjadi. Struktur
tersebut harus memanfaatkan semua agen-agen politik utama yang ada, dengan
demikian diharapkan dapat mengurangi keinginan beberapa kelompok untuk
mengganggu jalannya proyek. Isu yang dianggap mempunyai sensitivitas tinggi
adalah kehadiran dan keterlibatan Militer Indonesia dalam pengamanan
proyek-proyek BP. Serta ketakutan dan keresahan rakyat Papua akibat aktivitas
militer di daerahnya. Struktur keamanan dan Tangguh
mungkin berkembangsejalan dengan waktu, namun Panel percaya bahwa penting bagi
BP untuk mulai melaksanakan konsep “Keamanan
Berbasis Masyarakat”. Panel menyimpulkan bahwa diperlukan keleusan dan
pendekatan tingkat tinggi dengan TNI dan
Polisi dalam waktu dekat sebelum BP
pada akhirnya melanjutkan proyek. Pengaturan keamanan dapat disesuaikan untuk
memenuhi kebutuhan semua pihak.
Kesimpulan:
BP mempunyai pengaruh
besar terhadap perusahaan multinasional di Papua Barat. Perusahaan multinasional
tidak akan pernah bisa dihindari. Yang menjadi fokusnya adalah bagaimana
penanggulangan terhadap efek-efek negatif yang muncul sehingga semakin
mempengaruhi kesejahteraan rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic