We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Kamis, 17 April 2014

Pengaruh BP di Papua Barat

Class Review 9

            Pada tanggal 8 April 2014, kami masih membahas tentang paper yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow” dan pada pertemuan kali ini Mr. Lala meminta kami untuk memasukkan 26 paragraf yang sudah kami diskusikan bersama kelompok masing-masing ke dalam Class Review.
            Ini adalah point utama dari 26 paragraph hasil dari Reading Club:
1.      Pesta perpisahan yang diselenggarakan oleh Denny Yomaky (anggota HAM) yang diadakan sebelum kembalinya sebelum Eben kembali ke sekolah Pascasarjana untuk menulis untuk menulis penemuannya.
2.      Ketika Eben  ingin melakukan penelitian, pada saat itu sedang terjadi maraknya gerakan reformasi setelah lengsernya Soeharto.
3.      Terjadinya pembantaian militer Indonesia, dimana mahasiswa ditembak dan puluhan demonstran dibuang ke laut. Sehingga orang Papua ingi merdeka sendiri dibanding mengambil jalan reformasi.
4.      Konflik-konflik Papua ingin merdeka di dukung oleh pemerintah AS dan bahkan militer Indonesia pada aktivis kemerdekaan Papua.
5.      Orang-orang Papua melihat Eben sebagai sekutu  tetapi di sisi lain tertarik untuk membantu pasukan orang Papua mencapai kemerdekaan dari  rezim sekarang.
6.      Perbincangan antara Waropen dan Eben tentang gerakan reformasi  di indonesia.
7.      Yang mendukung papua merdeka ternyata ada campur tangan militier indonesia berdiri.
8.      Eben melakukan interview secara  rahasia.
9.      Eben dan Deny tidak ingin mengambil resiko mewawancarai  dukun yang sudah ada dalam penelitian sebelumnya.
10.  Eben bertujuan  menjadikan Waropen sebagai narasumber dalam penelitiannya mengenai dukun.
11.  Eben mewawancarai Waropen tetapi identitasnya disembunyikan. Tetapi Waropen menolak identitasnya disembunyikan. Waropen beranggapan identitas itu penting untuk memperkuat penelitia.
12.  Pertentangan  antara  Eben dan Waropen , Eben menyembunyikan identitas Waropen dalam penelitiannya, tapi Waropen ingin identitasnya dicantumkan karena ingin di akui sebagai intelektul publik.
13.  Sebuah sumber yang disembunyikan dapat menimbulkan kecurigaan pembaca, namun editor  dapat mempunyai hak untuk menyembunyikan identitas, karena untuk  menjaga agar sang narasumber tidak tercemar.
14.  Waropen merupakan salah satu sumber informasi penting dalam penelitian yang dilakukan oleh Eben. Eben menawarkan beberapa saran untuk mencapai kebebasan di Papua. Waropen  melihat Eben sebagai sekutu. Tetapi  disisi lain Eben membutuhkan keterangan Waropen untuk researeh dari universitasnya.
15.  Percakapan antara Waropen dan Eben mulai memanas dan mereka saling beradu argumen mengenai disembunyikannya identitas narasumber bahkan Eben mulai menyinggung mengenai kasus HAM bahwa identitas korban dan saksi dalam kasus HAM pun pastinya harus di lindungi.
16.  Waropen memprovokasi Eben untuk menjadi ahli regional. Seseorang yang akan mengetahui hal-hal dengan pasti dan seseorang yang akan mengambil akuntabilitas.
17.  Waropen meminta Eben untuk memikirkan kembali tentang data sebagai antropologi budaya.
18.  Ketika Eben bertemu Waropen dia sudah menerbitkan sejumlah artikel koran tentang Papua Barat. Waropen mendorong Eben untuk menunjukan fakta dari tindakan nyata dlm tulisannya. Konfrontasi Waropen membuat Eben berfikir bagaimana dia bisa memulai masuk untuk membawa pengetahuan dan penelitiannya tentang papua barat pada dunia.
19.  Ketika Eben dan Deny pergi ke Wasior, Eben hendak meneliti tentang kekerasann yang terjadi di perusahaan BP-BPN sebelumnya bernama “British Petroleum”  yang diubah menjadi “Beyond Petroleum”  yang mulai mengeksplotasi ladang gas di Papua Barat yang akan mendapatkan hasil yang sangat besar. Beritanya, agen militer Indonesia memprovokasi kekerasan dalam upaya konvensional untuk menguntungkan perlindungan kontrak.
20.  Eben berhasil mewawancarai  dua orang agen Papau. Yang slah satunya mengatakan dia mendapat dukungan logistik dan intelijen untuk membunuh para perwira polisi. Wawancara itu membuktikan rumor yang terjadi di Wasior pada proyek BP. Agen yang serupa menyebutkan seorang militer aktif telah mencoba untuk membunuhnya karena dia tahu terlalu banyak.
21.  John Rumbiak (orang Papua pelindung HAM), meminta Eben untuk mengikuti pertemuan di London dengan Dr. Byron Grote karena disana Eben bisa mempresentasikan penemuannya tentang kekerasan militer di Wasior.
22.  Eben bertemu dengan Rumbiak  sebelum datang ke kantor pusat. Mereka bercerita tentang perjalanan terakhir menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
23.  Eben merasa terhormat karena bisa bertemu dengan orang-orang yang paling berkuasa di Eropa.
24.  Rumbiak keberatan jika melekukan diskusi yang tidak direkam. Rumbiak ingin semua yang terjadi saat pertemuan direkam untuk diperlihatkan kepada rakyat Papua Barat. Namun, BP menolak karena khawatir kepada perusahaan mereka.
25.  Dr. Grote menolak melekukan kekerasan di Papua. Dia menjamin masyarakat akan tetap bekerja. Dr. Grote tidak ingin perusahaan lain yang tidak punya kode etik mengembangkan ladang tersebut. Eben terpana degan perkataan Dr. Grote.
26.  Eben mempresentasikan penelitiannya di Wasior. Seorang anggota milisi Papua mengaku membunuh sekelompok polisi Indonesia atas bantuan dari militer Indonesia.
            Selain itu, dalam paper “Don’t Use Your Data as a Pillow” menyebutkan tentang BP. Do you know about BP ?
            BP (British Petroleum)
Industri
Minyak dan Gas
Didirikan
1908 (Sebagai Anglo-Persian Oil Company)
1954 (Sebagai British Petroleum company)
Kantor Pusat
London, Kerajaan Bersatu
Tokoh
Penting
William Knox D’Arcy (membiayai eksplorasi awal)
Donald Alexander Smith (chaiman pendiri)
Tony Hayward (CEO sekarang)
Produk
BP Petroleum and derived product
BP service stations minyak motor Castrol,
Stations gas ARCO
Pendapatan
$285 milyar ASD (2004)

BP "British Petroleum adalah perusahaan minyak multinasional di Inggris. Kantor pusat perusahaan ini berada di London, Inggris. Perusahaan ini mampu menghasilkan minyak sebanyak 4,1 juta barel per hari dan salah satu 4 besar perusahaan minyak di seluruh dunia (bersama dengan Shell, ExxonMobil, dan Total). Pada Desember 1998, BP bergabung dengan American Oil Company (Amoco), membentuk "BP Amoco". Namun, langkah ini dipandang umum sebagai sebuah pembelian Amoco oleh BP, hanya saja digambarkan secara resmi sebagai sebuah penggabungan karena alasan legal. Dan setelah setahun beroperasi bersama, mereka menggabungkan banyak operasi dan nama "Amoco" dilepas dari nama perusahaan. Divisi BP Solar telah menjadi pemimpin dalam produksi panel surya.
BP juga merupakan partner pemimpin dalam jalur pipa Baku-Tbilisi-Ceyhan yang kontroversial. Pada 20 April 2010 Horizon Deepwater meledak, mengakibatkan 11 orang meninggal, dan menyebabkan tumpahan minyak yang mengkontaminasi daerah yang luas dari lingkungan laut Amerika Serikat dan terus memiliki dampak serius pada kehidupan liar, industri perikanan lokal, dan pariwisata daerah. Pemerintah AS menyebut BP sebagai pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bp)
Royal Dutch Shell
Industri
Minyak dan Gas
Didirikan
1900
Kantor Pusat
Den Haag
Tokoh Penting
Orma Ollila, Chairman, Jeroan Van der Veer, CEO
Produk
Minyak, Gas alam, Petrokimia
Pendapatan
$368.056 Milyar (2010)
Laba Usaha $35.344 Milyar
Laba Bersih $20.474 Milyar
Jumlah Aset $322.560 Milyar
Karyawan 101.000
Anak Perusahaan
List, Shell Australia, Shell Canada, Shell Chemicals, Shell Nigeria, Sehell Pakistan, Shell Oil Company.
            Royal Dutch Shell adalah perusahaan minyak kerjasama antara Inggris dan Belanda.. Perusahaan ini mampu menghasilkan minyak sebanyak 3,9 juta barel per hari,
yang merupakan sebuah perusahaan energi utama, salah satu peringkat 4 atas perusahaan swasta minyak dan gas di dunia. Shell juga memiliki bisnis petrokimia yang cukup besar Shell Chemical dan sektor energi terbaharui mengembangkan tenaga angin dan surya. Markas besar perusahaan ini berada di Den Haag, Belanda dengan markas besar legal di London, Britania Raya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Shell_(perusahaan))
Perusahaan-Perusahaan Multinasional Antri untuk Mengambil Keuntungan dari Sumberdaya di Papua Barat
Dari tahun ke tahun Laba dari sumberdaya tambang terus meningkat. Gedung Konferensi Westminster yang bertetangga dengan gedung parlemen Inggris dan Westminster Abbey tampak sangat jauh dari kenyataan di kota baru Timika atau para nelayan udang di Teluk Bintuni, Papua Barat. Meskipun demikian, setiap tahun di gedung itu berlangsung pertemuan tahunan pemegang saham Rio Tinto PLC, perusahaan pemegang saham 40% pada tambang Grasberg di dataran tinggi Papua Barat yang terus berkembang. Di sana dewan direktur Rio Tinto mengumumkan keuntungan yang diperoleh dari operasi tambang mereka di seluruh dunia. Diuntungkan oleh peningkatan harga komoditas yang terutama disebabkan oleh berkembang pesatnya perekonomian di Cina dan India.
Demikian juga meningkatnya harga energi telah menyebabkan perusahaan minyak multinasional BP terus mendulang keuntungan yang semakin besar, walaupun kekuatiran akan keselamatan operasional perusahaan juga meningkat. Pada tahun 2007 perusahaan memperoleh keuntungan US$17,29 milyar. Pabrik Gas Cair Alam (LNG) Tangguh di pantai Bintuni yang segera akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini sudah dapat dipastikan juga akan menambah keuntungan tersebut. Lalu apa yang terjadi di balik keuntungan yang begitu besar tersebut? Banyak pertanyaan mengenai hak asasi manusia, dampak sosial dan lingkungan yang perlu diajukan.
            Meningkatnya Kehadiran Militer di Sekitar Proyek BP Tangguh
Pada pertemuan Panel Penasehat Independen untuk Tangguh (TIAP) yang diselenggarakan pada tanggal 22 April 2008 di London, keprihatinan mengenai hal tersebut diangkat ke permukaan. Dalam pertemuan tersebut salah seorang hadirin membawa dan menunjukkan foto seorang pria Papua yang menjadi korban pemukulan oleh pihak keamanan Indonesia. Situasi politik di sekitar lokasi proyek BP cenderung bertentangan dengan kesan peningkatan kondisi sosial ekonomi yang tenang dan damai seperti yang digambarkan perusahaan. Panel TIAP juga mengungkapkan adanya penambahan 100 personil TNI ke Bintuni dan 30 personil ke Babo, dua kota kecil di Teluk Bintuni. Ditambahkan bahwa kota-kota dan desa-desa di sekitar proyek Tangguh mengalami pembengkakan jumlah penduduk baru yang berbondong datang untuk memetik keuntungan ekonomi dari keberadaan proyek tersebut. Kondisi perkembangan tersebut menjadi keprihatinan mengingat adanya kesamaan pola dengan yang terjadi di Freeport/tambang Grasberg (Rio Tinto di Timika) yaitu terjadinya gelombang masuk penduduk baru dan militerisasi. BP sangat keberatan dibandingkan dengan Freeport, mengingat Freeport (Rio Tinto) telah dikecam keras atas kedekatan dengan militer dan polisi di sekitar pertambangan. Hasil pengamatan TIAP tersebut menimbulkan keraguan atas efektifitas penjagaan keamanan BP melalui sistem pengaman terintegrasi berbasis masyarakat (Integrated Community based Security), yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya militerisasi.
BP, Tangguh dan Perubahan Iklim
Keprihatinan berikutnya adalah mengenai emisi karbon. BP telah menyatakan niatnya untuk meminimalkan keluaran CO2 dari kegiatannya di seluruh dunia. Namun pengakuan ramah lingkungan ini dapat disangkal oleh fakta bahwa 'model pengembangan operasi tingkat dunia' yang diaku Tangguh masih belum memiliki rencana untuk menerapkan sistem penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). TIAP telah menyerukan agar pemerintah Indonesia mengadakan studi kelayakan terhadap proyek Tangguh. Mereka mengatakan bahwa pemerintah Indonesia lah yang harus menanggung biaya dan bukan BP. Memang sejak Tony Hayward menjabat sebagai CEO BP yang baru, sikap perusahaan ini terhadap isu lingkungan tampak mundur.
BP dan Pembangunan yang Berkelanjutan-Sebuah Kemungkinan yang Realistik?
Pendekatan BP pada pengoperasian proyek Tangguh mengisyaratkan langkah yang semakin menjauh dari 'niat baik' perusahaan tersebut yang selama ini dikemukakan untuk meyakinkan publik baik di Indonesia maupun di Inggris. Kasus masyarakat nelayan di desa Tanah Merah mencuat setelah isu tersebut dimuat dalam terbitan lokal Suara Perempuan Papua. Tanah Merah adalah sebuah desa di wilayah Selatan Teluk Bintuni yang digusur untuk mendirikan lokasi utama proyek. Artikel tersebut bersuara kritis terhadap situasi yang dihadapi penduduk yang dipindahkan dan juga terhadap langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan untuk memberikan alternatif penghidupan yang baru. Banyak rumah baru yang dibangun di Tanah Merah yang diberikan oleh BP telah dijual (sebagai contoh adalah perahu motor yang diberikan kepada penduduk nelayan). Situasi tersebut menggambarkan dengan jelas bahwa meskipun telah menunjukkan itikad baik upaya BP untuk berkontribusi pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat setempat tidak mencapai hasil yang diinginkan. Mungkin hal tersebut mengindikasikan bahwa kesenjangan antara realitas perusahaan multinasional besar dengan kondisi penduduk lokal terlalu lebar untuk dijembatani dengan cara tersebut, dan bahwa keberadaan Tangguh masih tetap merupakan ganjalan bagi masyarakat dan lingkungan setempat. Pada akhirnya, hasil dari upaya BP hanya berujud uang tunai dari hasil penjualan perahu motor yang bersifat jangka pendek dan bukannya pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan dan terkelola di Papua.
Kerusakan lingkungan di Papua Barat Sebaliknya, Freeport-Rio Tinto tidak mungkin mengklaim harapan setinggi BP. Dengan menyediakan investasi tambahan untuk melakukan perluasan pertambangan Grasberg, Rio Tinto membeli perusahaan dan tambang yang memiliki banyak catatan berkaitan dengan kerusakan lingkungan dan sosial. Investasi tersebut telah memastikan bahwa warisan kerusakan yang ditimbulkan Freeport masih akan terus berlanjut paling tidak sampai 30 tahun mendatang.
            Dampak pertambangan Grasberg terhadap manusia
Bagaimanapun juga, catatan buruk Freeport-Rio Tinto pada pertambangan Grasberg tidak hanya berkaitan dengan lingkungan. Insiden-insiden kekerasan yang terjadi di sekitar pertambangan menggambarkan lebih jauh ketegangan sosial yang dipicu oleh aktivitas perusahaan. Survival International melaporkan bahwa pada pada tanggal 5 Desember 2007 dua perempuan telah ditembak mati dan yang satu orang lagi luka-luka ketika melakukan protes di sekitar tambang. Baru-baru ini 19 orang penambang ilegal tewas tertimpa longsoran tanah sewaktu mereka mendulang emas limbah dari pertambangan Grasberg. Meskipun juru bicara Freeport-Rio Tinto mengelak tanggung jawab perusahaan atas terjadinya peristiwa tersebut, dengan mengatakan bahwa para penambang liar tersebut beroperasi di luar kawasan perusahaan, tampak bahwa peristiwa tragis semacam itu semakin sering terjadi di sekitar area pertambangan.
Masa Depan Eksploitasi Sumberdaya Alam di Papua Barat
Meskipun sejarah keberadaan dua proyek besar tersebut berbeda, mewakili dua masa berbeda dalam ekploitasi sumberdaya alam di Papua Barat, masa depan mereka tampaknya semakin saling terkait. Kedua proyek tersebut dirancang untuk menghasilkan keuntungan yang melimpah bagi para pemegang sahamnya di Inggris, Amerika dan Australia dan dalam proses berkembang lebih luas. Pada saat yang sama, kedua perusahaan beroperasi pada lingkungan yang tidak cocok dengan teknologi yang digunakan, dan sisi yang paling buruk, operasi perusahaan dilakukan dengan mengorbankan dan bertentangan dengan kehendak masyarakat setempat. Bagaimanapun, dengan meningkatnya kesadaran akan dampak perubahan iklim serta ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang ditimbulkan proyek semacam itu, komunitas masyarakat global mulai sadar akan aktivitas perusahaan-perusahaan seperti BP dan Freeport-Rio Tinto di Papua Barat. 
                Kompleksitas masalah di Papua Barat adalah BP. BP  terus memantapkan struktur yang berkelanjutan yang mingikuti proses perubahan politik yang terjadi. Struktur tersebut harus memanfaatkan semua agen-agen politik utama yang ada, dengan demikian diharapkan dapat mengurangi keinginan beberapa kelompok untuk mengganggu jalannya proyek. Isu yang dianggap mempunyai sensitivitas tinggi adalah kehadiran dan keterlibatan Militer Indonesia dalam pengamanan proyek-proyek BP. Serta ketakutan dan keresahan rakyat Papua akibat aktivitas militer di daerahnya. Struktur keamanan dan Tangguh mungkin berkembangsejalan dengan waktu, namun Panel percaya bahwa penting bagi BP untuk mulai melaksanakan konsep “Keamanan Berbasis Masyarakat”. Panel menyimpulkan bahwa diperlukan keleusan dan pendekatan tingkat tinggi dengan TNI dan Polisi dalam waktu dekat sebelum BP pada akhirnya melanjutkan proyek. Pengaturan keamanan dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan semua pihak.
Kesimpulan:

            BP mempunyai pengaruh besar terhadap perusahaan multinasional di Papua Barat. Perusahaan multinasional tidak akan pernah bisa dihindari. Yang menjadi fokusnya adalah bagaimana penanggulangan terhadap efek-efek negatif yang muncul sehingga semakin mempengaruhi kesejahteraan rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic