We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Kamis, 17 April 2014

MENGENAL PAPUA LEBIH JAUH

Class Review 9


Malam yang sunyi. Menemani setiap alunan tangan ini menulis. Jarum jam yang berdetak seakan menjadi pelengkap saksi bisu dalam setiap ayunan tangan ini menulis. Wahai sang malam bersahabatlah dalam setiap ayunan tangan ini menulis. Jadilah selalu saksi bisuku dalam setiap ayunan tangan ini menulis. Wahai sepi, tetaplah menjadi sahabatku. Denganmu, aku dapat berpikir jernih. Denganmu, hati ini merasa lebih tenang. Denganmu pula, alunan ide-ide brilliant terbelesit dalam pikiran ini. Sepi dan malam adalah sahabat terbaikku dalam menulis rangkain kata demi kata. Sepi dan malam adalah saksi bisukku yang selalu setia menemani.
Mata kuliah “Writing and Composition 4” kini telah memasuki pertemuan kesepuluh. Pada pertemuan kesepuluh, mata kuliah ini berlangsung pada hari Selasa, tanggal 8 April 2014 di ruang 44 Gedung PBI pada pukul 10.50 WIB. Mata kuliah ini dibimbing oleh Mr. Lala Bumela, M. Pd. Sangat luar biasa sekali, mata kuliah ini telah memasuki pertemuan kesepuluh. Semakin dekat jarak untuk mengerjakan tugas argumentative essay, yang mana kini masih membahas tentang teks yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow”. Teks tersebut merupakan teks panduan untuk melangkah selanjutnya pada argumentative essay.
Kini telah memasuki pembahasan yang begitu complex. Pembahasan kali ini bersumber dari teks yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow. Kami harus menguak fakta tentang tentang BP (Beyond Petroleum), Shell (Perusahaan Minyak), pementaan konflik Papua yang dilatarbelakangi dari segi nasionalisme, ekonomi dan politik, perselisihan anatara TNI dan POLRI dan lain-lain.
Seputar tentang Beyond Petroleum (BP)
bp atau BP (dulunya "British Petroleum") adalah sebuah perusahaan minyak bumi bermarkas di London, dan salah satu 4 besar perusahaan minyak di seluruh dunia (bersama dengan Shell, ExxonMobil, dan Total).
Pada Desember 1998, BP bergabung dengan American Oil Company (Amoco), membentuk "BP Amoco". Namun, langkah ini dipandang umum sebagai sebuah pembelian Amoco oleh BP, hanya saja digambarkan secara resmi sebagai sebuah penggabungan karena alasan legal. Dan setelah setahun beroperasi bersama, mereka menggabungkan banyak operasi dan nama "Amoco" dilepas dari nama perusahaan. Divisi BP Solar telah menjadi pemimpin dalam produksi panel surya.BP juga merupakan partner pemimpin dalam jalur pipa Baku-Tbilisi-Ceyhan yang kontroversial.
Pendapatan BP
Description: Green up.png$285 milyar ASD (2004)

Pada 20 April 2010 Horizon Deepwater meledak, mengakibatkan 11 orang meninggal, dan menyebabkan tumpahan minyak yang mengkontaminasi daerah yang luas dari lingkungan laut Amerika Serikat dan terus memiliki dampak serius pada kehidupan liar, industri perikanan lokal, dan pariwisata daerah. Pemerintah AS menyebut BP sebagai pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini.(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bp Jam 4: 24pm Selasa, 15 April 2014)
Sejarah Beyond Petroleum (BP)
BP memiliki perwakilan di lebih dari 100 negara, BP berawal dari seorang William Knox D'Arcy, yang telah lama menginvestasikan waktu, uang dan tenaga kerja dengan keyakinan bahwa deposit minyak berharga dapat ditemukan di Persia (sekarang dikenal sebagai Iran).

Selama enam dasawarsa pertama, fokus utama perusahaan terletak pada cadangan minyak di Timur Tengah. Tapi setelah itu hingga akhir 1960-an, fokus perhatian bergeser ke arah Inggris dan selanjutnya ke daerah lain di dunia.

BP mencetak keberhasilan pertama di perairan Inggris, ketika pada tahun 1965, ditemukan ladang gas West Sole, yang dikelola dua tahun kemudian. Pencarian untuk minyak menyebar lebih jauh ke utara, dan pada tahun 1970 BP menemukan Forties field-ladang minyak komersial pertama yang ditemukan di wilayah Inggris.

Sementara itu di Alaska, BP memperoleh imbalan atas usaha eksplorasi sepuluh tahun, ketika pada tahun 1969, mengumumkan penemuan minyak utama di Prudheoe Bay di Slope Utara.Saat ini BP Oil & Gas memproduksi minyak dan gas di beberapa negara diantaranya Abu Dhabi, Australia, Kolombia, Norwegia dan Papua New Guinea.

             BP sekarang  adalah sebuah perusahaan internasional yang memiliki kekuatan utama eksplorasi dan produksi minyak dan gas, refining, pemasaran dan pasokan bahan bakar minyak, dan pembuatan dan pemasaran bahan kimia. BP juga membangun dan mengembangkan  pembangkit tenaga gas dan  pembangkit listrik tenaga surya.

BP merupakan salah satu perusahaan energi terbesar di dunia dengan omzet  $ 175 milyar dan beroperasi di lebih dari 100 negara dengan bisnis yang stabil di Eropa, Amerika, Australia, Asia dan Afrika, serta mempekerjakan 110.000 tenaga kerja di seluruh dunia.
 (http://oli-industri.blogspot.com/2011/03/sejarah-beyond-petroleum-bp.html diunggah pada tanggal 15 April hari Selasa pukul  5.02 pm )
Shell (Perusahaan Minyak milik Belanda)
Royal Dutch Shell plc adalah sebuah perusahaan energi utama, salah satu peringkat 4 atas perusahaan swasta minyak dan gas di dunia (bersama dengan BP, ExxonMobil, dan Total. Shell juga memiliki bisnis petrokimia yang cukup besar Shell Chemicals dan sektor energi terbaharui mengembangkan tenaga angin dan surya. Markas besar perusahaan ini berada di Den Haag, Belanda dengan markas besar legal di London, Britania Raya.
Kekayaan Shell
Pendapatan
US$ 368.056 milyar (2010)
US$ 35.344 milyar (2010)
US$ 20.474 milyar (2010)
US$ 322.560 milyar (2010)
US$ 148.013 milyar (2010)

Shell di Indonesia
SCI mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1928. Bidang bisnis SCI antara lain perdagangan dalam produk petrokimia, gas & tenaga, penjelajahan dan produksi (E&P) dan bisnis SPBU yang sekarang beroperasi di Karawaci.Shell mulai mengoperasikan SPBU di Indonesia sejak 1 November 2005. SPBU pertamanya terletak di Lippo Karawaci, Tangerang. Pada 1 Maret2006, Shell membuka SPBU di Jakarta yang terletak di Jalan S. Parman (Slipi).Bahan Bakar yang diperjualbelikan adalah Shell Super, Shell Super Extra, dan Shell Diesel.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Shell_%28perusahaan%29diunggah pada hari Selasa tanggal 15 April 2014 pukul 4:33 pm)
Shell Indonesia
Sebagai bagian dari Royal Dutch/Shell Group (Shell), salah satu perusahaan minyak dan gas terkemuka di dunia, Shell Indonesia memiliki ikatan sejarah yang erat dengan Indonesia selama lebih dari 100 tahun yang lalu.
Meskipun Royal Dutch Shell plc didirikan di Den Haag pada tahun 1890, sejarah Shell di Indonesia dimulai sejak tahun 1884 ketika warga negara Belanda, Aeilko Jans Zijlker, menemukan jejak minyak di Sumatra. Dengan lisensi yang  diperoleh dari penguasa setempat, Sultan Langkat, dia menggali sumur pertamanya yang ternyata kering. Setahun setelahnya, dia menggali Telaga Tunggal 1 di Pangkalan Brandan Sumatra Utara dan kali ini dia menemukan minyak dari Telaga Tunggal 1 dan mulai berproduksi dalam kuantitas komersial.
Pada tahun 1890, Ziljker mengubah "Provisional Sumatra Petroleum Company" miliknya menjadi sesuatu yang  lebih substansial, dan pada tanggal 16 Juni, piagam perusahaan Royal Dutch Petroleum Company didirikan di Den Haag. Sejak itulah Royal Dutch Shell plc/Shell Group of Companies ada di Indonesia dalam berbagai aktivitas bisnis.
Aktivitas Bisnis Saat Ini
Sebagai bagian dari Royal Dutch/Shell Group (Shell), salah satu perusahaan minyak dan gas terkemuka di dunia, Shell Indonesia memiliki ikatan sejarah yang erat dengan Indonesia sejak 100 tahun yang lalu.
Beroperasi di dalam bidang Produksi Minyak Hilir, Shell Indonesia melayani pangsa pasar bisnis dan pengendara bermotor. Shell Indonesia, mengelola kegiatan bisnisnya yang  meliputi pemasaran dan perdagangan pelumas secara langsung maupun melalui distributor-distributor yang  ditunjuk.
Shell untuk Bisnis
Pelumas, BBM & Bitumen
Shell merupakan pemain utama dalam pasar pelumas industri. Shell terbukti sebagai pemimpin dan inovator pelumas yang mampu memenuhi berbagai macam dan jenis kebutuhan mesin, seperti mesin hidrolik, roda gigi, peralatan mesin, kompresor, dan turbin. Shell menyediakan beraneka ragam produk pelumas yang telah dikembangkan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan spesifik masing-masing industri seperti: pertambangan, semen, dan pembangkit tenaga listrik.
Dalam bidang transportasi, Shell menawarkan berbagai pelumas yang berkualitas tinggi, diantaranya Rimula, yang telah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan transportasi.

Dalam bidang Kelautan, Shell menyediakan bahan bakar, pelumas, dan pelayanan terkait untu kapal-kapal dalam berbagai skala. Di Indonesia, Shell Marine Products memiliki jaringan pasokan yang kuat dari lebih dari 15 lokasi pelabuhan melalui distributor-distributor resmi.
Pada tahun 2006, Shell memulai bisnis Commercial Fuels di Indonesia, dimana Shell menyediakan bahan bakar dan dukungan teknis terkait untuk Sektor Industri dan Transportasi.

Shell Bitumen dikenal sebagai Merek Bitumen Global Terkemuka di dunia, dengan performa yang membanggakan dalam pembuatan konstruksi sebagian besar bandara/jalan tol di dunia, serta melindungi bangunan-bangunan dari kebocoran akibat tekanan atau resapan air/tekanan air. Shell memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dengan menyediakan dukungan teknis terbaik, produk berkualitas serta layanan pra dan pasca penjualan kepada seluruh konsumen.
Perdagangan
Dalam bisnis perdagangan, Shell secara teratur mendapatkan produk-produk seperti LSWR, Naptha dan Baseoils dari kilang-kilang Pertamina berdasarkan SPA (Shell Purchase Agreement) De-bottlenecking Project, dan berpartisipasi dalam bisnis penyediaan produk ke Pertamina untuk penggunaan dalam negeri.
Eksplorasi & Produksi
Shell Indonesia juga secara serius menjajaki peluang dalam bidang eksplorasi minyak dan gas dan berencana untuk dapat hadir secara signifikan di sektor hulu.
Shell untuk Pengendara Bermotor
Pelumas Otomotif
Di pasar pasar pelumas otomotif di Indonesia, merek Shell telah tumbuh dengan pesat. Produknya yang terkemuka, Shell Helix, menempati posisi merek yang kuat dan dikenal sebagai pelumas berkualitas tinggi untuk kendaraan roda 4.
Di samping itu, Shell Advance, pelumas yang dirancang khusus untuk kendaraan roda dua juga terbukti unggul di kelasnya.
SPBU Shell
Shell Indonesia mencatat tonggak sejarah baru dengan diresmikannya SPBU Shell pertama di Karawaci, Tangerang.  Shell merupakan perusahaan minyak internasional pertama dalam bisnis ritel BBM di Indonesia setelah 40 tahun.
SPBU berkelas internasional dengan fasilitas lengkap ini merupakan perwujudan komitmen Shell untuk memberikan produk dengan kualitas teruji, kuantitas yang akurat dan layanan terbaik . Shell memiliki aspirasi untuk meningkatkan jumlah SPBU di Jakarta dan di wilayah lain di Indonesia.
Prinsip Umum Bisnis Shell
Sejalan dengan perusahaan-perusahaan Shell lainnya di seluruh dunia, Shell Indonesia juga menerapkan Prinsip-prinsip Umum Bisnis Shell, yang  menjelaskan mengenai cara kami menjalankan bisnis. Prinsip ini mendeskripsikan perilaku yang diharapkan dari setiap karyawan dan setiap orang yang berbisnis dengan kami. Prinsip ini didasarkan pada nilai inti kami yaitu kejujuran, integritas, dan rasa hormat pada orang lain.
Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (HSSE, Health, Safety, Security and Environment)
Konsisten dengan komitmen kami untuk berkontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan, perusahaan-perusahaan Shell memiliki pendekatan sistematis terhadap kesehatan, keselamatan, keamanan, dan manajemen lingkungan untuk mencapai perbaikan kinerja yang berkelanjutan. Untuk itu, perusahaan-perusahaan Shell mengelola masalah ini seperti aktivitas bisnis penting lainnya, menetapkan target untuk perbaikan, dan mengukur, menilai, serta melaporkan kinerja. Aktivitas HSSE meliputi pelatihan cara berkendara yang aman untuk semua karyawan dan wiraniaga Shell Indonesia serta melakukan pengkajian terhadap risiko kesehatan secara teratur.
Shell dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia di Shell merupakan aset terpenting kami dan Shell menginvestasikan segala kemampuan untuk memberikan program-progam pembelajaran yang berkesinambungan guna membangun dan meningkatkan kemampuan profesional, teknis, dan manajemen di semua bidang. Program Pembelajaran dan Pengembangan adalah bagian integral dari Strategi pengembangan Sumber Daya Manusia dan setiap individu di Shell akan bekerja bersama-sama dengan atasannya untuk menentukan keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan serta menentukan cara untuk membangunnya. Shell percaya bahwa Program Pembelajaran dan Pengembangan akan membantu setiap individu dalam mencapai pengembangan pribadi dan karir, menciptakan budaya kerja berkinerja tinggi, dan mendorong pengembangan pribadi yang sesuai dengan arah dan strategi perusahaan.
Shell dan Masyarakat
Melalui berbagai program investasi sosial, PT Shell Indonesia memiliki komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan di wilayah dan komunitas tempat aktivitas bisnis kami berada. Aktivitas sosial ini didorong oleh komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan keyakinan bahwa kesuksesan jangka panjang kami akan bergantung pada kemampuan kami untuk menciptakan keseimbangan yang tepat antara pertumbuhan ekonomi, kepedulian terhadap lingkungan, dan pembangunan kemasyarakatan yang merata.
Program investasi sosial kami yang utama adalah Shell LiveWIRE yang bertujuan untuk memotivasi anak muda yang berusia antara 18-32 tahun untuk tertarik pada bidang kewirausahawanan dan mempertimbangkannya sebagai pilihan karir. Program ini akan mendorong kesadaran dan memberikan pengetahuan, bimbingan dan saran kepada anak muda mengenai kiat-kiat memulai bisnis sendiri dengan dukungan serta panduan dari praktisi bisnis yang berpengalaman. Program investasi sosial lainnya meliputi pendidikan, kesehatan, pembangunan masyarakat, lingkungan, dan program energi yang berkelanjutan.
(http://www.shell.co.id/id/aboutshell/shell-businesses/profile.html diunggah pada tanggal 15 April 2014 hari Selasa pukul 4: 43 pm).
Konflik Papua
Konflik Papua adalah konflik di Provinsi Papua di Indonesia. diawali pada tahun 1961, muncul keinginan Belanda untuk membentuk negara Papua Barat terlepas dari Indonesia,Langkah Belanda ini dilawan Presiden Soekarno dengan mendekatkan diri pada negara komunis terutama Uni Soviet. Sikap Soekarno ini membuat takut Belanda dan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy. Sebab jika itu dibiarkan maka Indonesia sangat mungkin menjadi negara komunis terbesar di Asia Tenggara. Ketakutan itu lalu membuat Belanda mengambil sikap untuk menyerahkan masalah Papua ke PBB. Dari dan melalui PBB, Belanda mengambil sikap untuk keluar dari papua dan tidak jadi Mengambil,merebut,dan menjajah Papua lalu Papua diserahkan " kembali " ke Indonesia dengan syarat memberi kesempatan pada rakyat Papua untuk menentukan sikap sendiri atau referendum (Penentuan Pendapat Rakyat/PERPERA). Lewat PERPERA tahun 1969, rakyat Papua memilih " tetap " dalam lingkungan Republik Indonesia.
Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah sebuah organisasi adat didirikan pada tahun 1965 untuk mempromosikan penentuan nasib sendiri dan pemisahan diri Papua dari Republik Indonesia.
Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan mengibarkan Bendera Bintang Kejora dan berbicara dalam mendukung tujuan OPM adalah dilarang kegiatan di Indonesia, yang dapat dikenakan biaya dari "Makar" (pengkhianatan). Sejak awal berdirinya OPM telah mencoba dialog diplomatik, melakukan upacara bendera (ilegal menurut hukum Indonesia), dan tindakan militan dilakukan sebagai bagian dari Konflik Papua. Pendukung secara rutin menampilkan Bendera Bintang Kejora dan simbol lainnya Kesatuan Papua yang telah diadopsi pada periode 1961 sampai pemerintahan Indonesia dimulai pada bulan Mei 1963 dengan Perjanjian New York.
Para pendukung organisasi menuduh orang-orang Papua tidak memiliki hubungan etnis, budaya atau geografis dengan Indonesia, bahwa mereka adalah orang-orang kolonial di bawah Resolusi PBB 1541 dan bahwa mereka berhak ketentuan Resolusi PBB 1514. Menurut pendukung OPM, pemerintah Indonesia di Papua adalah pendudukan militer.
Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa wilayah tersebut memilih untuk dimasukkan ke dalam Republik Indonesia dengan referendum yang dikenal sebagai Tindakan Pemilihan Bebas pada tahun 1969. Pernyataan ini ditolak oleh para pendukung organisasi yang menuduh Tindakan Pemilihan Bebas tidak sukarela dan tidak mewakili populasi.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Papua diunggah pada tanggal 15 April 2014 hari Selasa pukul 4:53 pm ).
PERIHAL  OPM
Menurut sejarah, saat Irian Barat (Papua) masih dikuasai Belanda dan menjelang penyerahannya ke pangkuan Ibu Pertiwi, Belanda menanamkan antek-anteknya untuk menjadikan bom waktu, sehingga upacara  penyerahan  gagal. Namun yang terjadi sebaliknya. Para pemimpin Papua saat itu mendukung penyerahan ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Mestinya masih ada segelintir antek Belanda yang tidak setuju dengan kepuptusan para pemimpin mereka. Pihak yang tidak setuju ini bergabung dalam organisasi  yang diberi nama OPM, yang merupakan kelompok separatis.
(Sumber : http://hankam.kompasiana.com/2012/08/05/tni-polri-di-daerah-konflik-tanpa-perlindungan-hukum-482718.html diunggah pada hari Selasa tanggal 15 April 2014 pukul 17.30)
                                                      
Konflik Papua memiliki satu hal unik, yang membedakannya dengan konflik-konflik lokal lain di Indonesia. Keunikan ini adalah adanya nasionalisme Papua yang telah tertanam di dalam diri rakyat Papua selama puluhan tahun. Rasa nasionalisme tersebutlah yang mendorong rakyat Papua membenci adanya penjajahan terhadap mereka, baik yang dilakukan Belanda maupun Indonesia.
Nasionalisme Papua yang mulai ditanamkan oleh Belanda ketika didirikan sekolah pamong praja di Holandia, tertanam serta tersosialisasikan dari generasi ke generasi. Ketika Belanda dan Indonesia bukanlah pihak yang diharapkan, rakyat Papua melihat keduanya sebagai bangsa yang hendak menguasai Papua. Pemikiran ini yang menyebabkan gerakan anti-Indonesia sangat kuat dan mudah meluas di Papua. Kebijakan represif pada masa Orde Baru tidak mampu memadamkan nasionalisme ini, namun justru memperkuatnya.
(http://aiirm59.blogspot.com/2012/05/konflik-papua.html diunggah pada tanggal 5 April 2014 hari Selasa pukul 5:33pm).
Pemetaan Faktor-Faktor Pemicu Konflik di Papua
1. Faktor Manusia : Persepsi
Ancaman Bagi Keamanan Nasional : Besar
Potensi Menimbulkan Konflik Bersenjata : Besar
Alasan :
Masalah persepsi ini timbul bahkan sejak Papua bergabung ke Indonesia. Timbulnya persepsi bahwa “diri saya” lebih baik daripada yang lain, menciptakan superioritas in-group dan memandang remeh out-group. Pada Masa awal, pihak pemerintahlah yang seperti menganak tirikan masyarakat Papua. Hal ini dapat dilihat dari persepsi selektif yang berkembang di masa itu bahkan mungkin saja hingga masa sekarang ini, yaitu masyarakat Papua adalah Stone Age of Irian Jaya ( Orang Zaman Batu).  Persepsi selektif ini berkembang juga di kalangan TNI dan Polisi yang dikirim ke Papua, bahwa orang-orang Papua sebagai “Badan Bau” dengan keahlian berburu. Hal ini tentu saja menimbulkan resistensi masyarakat Papua kepada Pemerintah. Masyarakat Papua menjadi merasa bukan sebagai bagian dari Indonesia, dan merasa berbeda dari orang Indonesia.

2. Faktor Manusia : Perbedaan etnis dalam etnis masyarakat Papua itu sendiri
Ancaman Bagi Keamanan Nasional : Besar
Potensi Menimbulkan Konflik Bersenjata : Besar
Alasan :
Seperti yang kita ketahui di Papua mempunyai keragaman etnis. Masing-masing etnis di Papua mempunyai ketua adatnya masing-masing. Demikian juga, dengan peraturan-peraturan daerah setiap etnis mempunyai cirinya sendiri-sendiri. Perbedaan etnis ini juga terkadang menimbulkan konflik di papua. Bahkan dalam perjuangan mereka menuntut referendum pun, hal tersebut telah berkembang menciptakan faksi-faksi di organisasi dalam masyarakat itu sendiri. Contohnya adalah Dewan Parlemen Nasional Papua Barat (PNPB) diketuai oleh Buchtar Tabuni, Dewan Nasional Papua (DNP)  diketuai Ely Sirwa dan merupakan Kelompok Forkorus Yaboisembut-Edison Waromi, Tim kampanye Free West Papua di luar negeri Benny Wenda,dkk. Kelompok Forkorus dan Buchtar-Mako tabuni terkenal tidak akur. Sementara itu, kelompok Benny Weda tidak diketahui berpihak kepada siapa.
Faksi-faksi ini di masa depan tentunya akan sangat berpengaruh bagi keamanan nasional. Jika diantara mereka bertikai besar potensinya untuk menimbulkan konflik bersenjata di antara etnis mereka sendiri. Hal ini karena setiap kelompok ini telah membangun kekuatan dan mempunyai pendukungnya masing-masing. Besar kemungkinan mereka bertempur demi menjadi penguasa di Papua. Tentu saja, hal ini juga menjadi sangat kompleks dengan berkembangnya pula persepsi di antara masyarakat Papua terhadap masing-masing kelompok tersebut.
3. Faktor Sumber Daya Alam : Pertambangan khususnya Tambang Emas Freeport
Ancaman Bagi Keamanan Nasional : Besar
Potensi Menimbulkan Konflik Bersenjata : Besar
Alasan :
Papua merupakan salah satu daerah di Indonesia yang paling kaya, salah satunya adalah dengan berlimpahnya emas di Gunung Grasberg di Puncak Irian Jaya. George A. Maley menyatakan deposit di gunung ini mencapai 1,76 miliar ton batuan bijih dengan kadar rata-rata 1,11 persen tembaga atau sama dengan 35,2 milyar pon logam tembaga murni. Sayangnya, Gunung Grasberg dan pertambangannya ini dikuasai oleh Amerika. Selain pembagian keuntungan yang tidak seimbang antara pemerinta Indonesia dengan Pt. Freeport, pertambangan emas ini juga memicu konflik masyarakat Papua, dengan pemerintah , dan Pt Freeport.
Sesuai kontrak karya yang berlaku sejak Desember 1991,  kontribusi PT Freeport Indonesia kepada pemerintah hanya 12 miliar dollar AS. Sejak saat ini, PT. Freeport hanya memberi royalti bagi pemerintah senilai 1 persen untuk emas dan 1,5-3,5 persen untuk tembaga. Hal ini tentu saja, tidak sebanding dengan tanah yang dikeruk dan kekayaan yang di ambil. Masyarakat Papua tidak merasakan manfaat dari adanya pertambangan Freeport tersebut. Mereka merasa dijajah dan tidak terbantu kesejahteraannya. Oleh karena hal ini pulalah Masyarakat Papua menjadi pesimis dengan Indonesia dan persepsi kepada pemerintah semakin memburuk.
Hal tersebut dikarenakan pemerintah Indonesia tidak melakukan tindakan tegas akan eksploitasi yang dilakukan PT. Freeport. Tanah di Puncak Jaya merupakan tanah ulayat, tanah adat sehingga orang Papua merasa tidak rela tanahnya dikuasai asing, selain itu ada PT. Freeport juga mencemari lingkungan di wilayah Papua. Salah satunya adalah warga suku Kamoro yang kehidupannya kian hari makin terjepit, karena sungai dan ratusan hektar lahan sagu milik suku Kamoro rusak akibat endapan taling di taling pembuangan limbah Pt. Freeport di Timika, Papua.
4. Faktor Sumber Daya Alam : Pembalakkan Hutan di Papua.
Ancaman Bagi Keamanan Nasional : Besar
Potensi Menimbulkan Konflik Bersenjata : Besar
Alasan :
Kondisi hutan di Papua saat ini telah semakin menipis. Pada tahun 2005-2009, luas hutan Papua 42 juta hektar (ha). Di tahun 2011 luas hutan Papua hanya tersisa 30, 07 juta hektar. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap masyarakat Papua, karena mereka mempunyai adat-istiadat untuk melindungi tanah dan hutan mereka.
Selain itu, hutan sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat di Papua. Hutan memberikan segala kebutuhan mereka mulai dari makanan bahkan kebutuhan untuk tempat tinggal. Jika hutan tidak ada lagi, maka tumbuhan dan hewan-hewan yang hidup di hutan akan punah, dan binatang-binatang buas akan mengganggu warga. Jika ekosistem terganggu, maka dapat menciptakan kelaparan yang dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Jika kesejahteraan masyarakat terganggu ada masyarakat dan faktor-faktor luar seperti LSM dan sebagainya yang akan menuntut pemerintah dan jika ada tindakan represif tentunya dapat menciptakan konflik. Lahan hutan yang terkena pembalakkan secara tidak terkontrol ini juga dapat menjadi garis awal kepentingan-kepentingan luar seperti LSM lingkungan, green peace dan sebagainya.
Mereka dapat mempekeruh konflik yang terjadi di Papua dengan dalih hutan sebagai paru-paru dunia dan demi kestabilan iklim di dunia. Oleh karena itu, pemerintah juga perlu memeberikan perhatian khusus  dengan pemeliharaan hutan agar kepentingan-kepentingan luar ini tidak masuk ke Indonesia. Sangat mungkin, jika aktor-aktor yang mempunyai kepentingan-kepentingan tersebut menginginkan Papua merdeka, sehingga mereka dapat merealisasikan kepentingannya (dalihnya) dalam menjaga  hutan. Padahal, sesungguhnya mungkin ada kepentingan terkait sumber daya lain yang ikut terlibat.
5.  Faktor Sumber Daya Alam : Hasil bumi, termasuk salah satunya kekayaan laut.
Ancaman Bagi Keamanan Nasional : Besar
Potensi Menimbulkan Konflik Bersenjata : Besar
Alasan :
Di Kepulauan raja Ampat, Papua, Dr. Gery Allen menyatakan telah ditemukan 950 jenis ikan karang dalam dua pekan, dan terdapat empat jenis yang tergolong baru bagi dunia yaitu Eviota, sejenis ikan gobi, Apogon, dan satu jenis hiu disebut Hemysyllium. Raja Ampat disinyalir merupakan taman laut yang paling indah di dunia. Dr. Fred Wells dari Australia menambahkan, dalam waktu singkat ia berhasil menemukan 600 jenis Molusca dari berbagai ukuran. Beragam jenis ikan dan kondisi Papua yang asri meningkatkan kualitas Sumber daya alam di bumi Papua.
Keragaman hayati  tersebut sesungguhnya berarti bumi Papua kaya akan sumber pangan. Jika dikelola dengan baik tentunya ini akan menjadi kekuatan Indonesia.Dalam hubungannya dengan faktor ancaman, keragaman hayati ini dapat memicu negara lain ingin memiliki SDA tersebut, karena di negara mereka kekurangan. Contohnya adalah dengan adanya nelayan-nelayan negara lain yang melanggar batas wilayah Indonesia, sehingga memicu konflik.
Pelanggaran tersebut menjadi pelanggaran atas kedaulatan wilayah Indonesia. Jika dibiarkan dan tidak ditindak tegas, hal tersebut dapat menyebabkan wilayah kita di klaim oleh negara lain. Wilayah Papua mungkin akan di aneksasi negara lain atau pun negara lain akan memberikan pengaruh dan dukungan  terhadap organisasi kemerdekaan di Papua. Hal tersebut tentunya demi memuluskan kepentingan-kepentingan mereka di tanah Papua. Contohnya karena adanya kelangkaan SDA di negaranya.
Dalam hubungannya dengan konflik bersenjata di masa depan, jika memang  kedaulatan wilayah di langgar dan wilayah tersebut di aneksasi maka kita dapat mengangkat senjata demi membela keutuhan wilayah NKRI. Hal ini tentunya dapat menimbulkan perang terbuka antara Indonesia dengan negara lain. Sementara itu, dalam konflik vertikal antara pemerintah dengan kelompok pemberontak dapat memicu konflik bersenjata.  Masuknya kepentingan-kepentingan asing yang akhirnya mendukung perjuangan kelompok tersebut, dapat  memberikan bantuan kepada pemberontak dengan cara mensuplai senjata-senjata api.
Senjata-senjata api tersebut memberikan kesempatan untuk konflik terbuka dengan Tentara Nasional Indonesia. Adanya negara asing yang mengintervensi konflik tersebut yang digerakkan hasrat menguasai SDA, memberikan kekuatan lebih kepada kelompok Pemberontak. Kekuatan yang lebih dan dukungan ini akan melanggengkan konflik. Pemerintah Indonesia pun akan tersudutkan dengan Pelanggaran HAM yang berlangsung di Papua. Maka untuk mencegah hal tersebut, perlu diberikan perhatian secara khusus di sektor SDA.
Daerah konflik adalah daerah yang berbahaya, di daerah tersebut terdapat sengketa yang mengancam keselamatan badan bahkan nyawa dari yang terlibat di dalamnya. misalnya di Papua
TNI/POLRI menghadapi situasi yang membahayakan dirinya karena hal-hal sebagai berikut:
1.  Pada Daerah konflik di Papua, TNI/ POLRI menjadi target dari OPM, baik perebutan senjata, penganiayaan bahkan pembunuhan;Beberapa kali diberitakan jatuhnya korban jiwa TNI/ POLRI di Papua;
2. Dalam menghadapi situasi seperti itu (khususnya serangan terhadap badan atau nyawa),  hanya ada dua pilihan membunuh atau dibunuh.
3. Tanpa perlindungan hukum, terlihat dari situasi sbb:
a. Dalam hal  anggota TNI/ POLRI menjadi korban kekejaman OPM sampai ada yang meninggal dunia, kita termasuk di dalamnya para pejuang HAM di negeri ini, menganggap biasa, itu risiko tugas;
b. Dalaml hal TNI/ POLRI mengambil tindakan balasan dan menimbulkan korban luka atau meninggal di kalangan pihak lawan (OPM), maka para pejuang HAM di negara kita beramai-ramai menyatakan TNI/POLRI telah melakukan pelanggaran HAM BERAT (menurut tata bahasa seharusnya PELANGGARAN BERAT HAM, karena kata “berat” u/ menerangkan “pelanggaran”, bukan menerangkan “HAM”);
c. Hal tersebut menjadikan TNI/ POLRI gampang dalam mengambil tindakan, sehingga dikhawatirkan OPM makin membesar dan membahayakan keutuhan NKRI.
Kondisi tersebut tidak imbang, tidak adil.

Bentuk konflik di Papua
1.      Konflik kelas social, karena konflik yang terjadi di Papua salah satunya terjadi akibat adanya kesenjangan social dan budaya yang ada di masyarakat Papua
2.      Konflik Rasial. Paling banyak penyebab konflik di Papua adalah karena terjadinya salah paham atau penghasutan antar suku yang ada di daerah Papua
3.      Konflik politik, konflik Papua salah satunya terjadi karena menyangkut dengan diskriminasi atau penggolongan-penggolongan antara rakyat biasa yang ada di Papua dengan imigran-imigran serta pejabat-pejabat pemerintah dan juga kaum elit politik.

Berikut ini hasil diskusi kelompok kami (Rina Astuti, Rini Andriani, Risa Meilani, Tika Dwi Purnami & Yuliati) dari teks yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow”:
Paragraph 1:
Sentence 1 : pesta kecil untuk perpisahan.
Sentence 2 : menurut Eben, pesta perpisahan tersebut adalah pesta yang sederhana, tapi tidak untuk orang Papua sendiri karena pesta tersebut diadakan hanya untuk orang-orang yang dianggap penting.
Sentence 3 : pesta yang sudah dijadwalkan untuk Eben yang telah menyelesaikan researchnya.
Sentence 4 : Eben berharap dengan adanya pesta tersebut dia akan menemukan jaringan baru untuk melengkapi researchnya.
Sentence 5 : sebuah diskusi untuk menanyakan hasil dari research, basic value dari researchnya.
Sentence 6 : dua cara yang digunakan Eben untuk menghadapi tantangan yaitu pendekatan metodologi dasar dan prinsip mengarahkan.
Kesimpulan paragraf 1:
Sebuah pesta penghormatan yang dipersembahkan untuk orang penting khususnya untuk Eben yang telah menyelesaikan penelitiannya.
Kesimpulan paragraf 2:
Ketika Eben hendak melakukan penelitian tentang El-Nino (kekeringan) di Papua, ternyata pada saat itu di Papua sedang turun hujan. Hal tersebut mengurangi antusiasme Eben untuk meneliti El-Nino. Eben justru merasa bingung karena pada saat itu di Papua sedang maraknya gerakan reformasi setelah lengsernya Presiden Suharto.
Kesimpulan paragraf 3:
Setelah Eben menyaksikan serangkaian pembantaian yang dilakukan oleh militer Indonesia terhadap penduduk Papua, Eben mulai mengerti mengapa penduduk Papua menolak untuk reformasi dan lebih memilih jalan untuk merdeka dibandingkan dengan jalan reformasi.
Kesimpulan paragraf 4:
Eben melakukan perjalanan ulang ke Papua untuk melakukan research tentang adat khas Papua. Fakta yang mencengangkan adalah ketika Eben menemukan bukti bahwa nenek moyangnya pernah menjajah Papua. Hal tersebut membuat Eben berpikir ulang untuk melakukan researchnya.
Kesimpulan paragraf 5:
Sebagian besar orang-orang Papua melihat Eben sebagai sekutunya. Tapi disisi lain Eben tertarik untuk membantu orang-orang Papua dalam mendapatkan kebebasannya.
Kesimpulan paragraf 6:
Waropen (anggota komnas HAM) diundang oleh Deni ke pestanya. Kemudian terjadilah perbincangan antara Waropen dan Eben. Perbincangan tersebut mengingatkan Eben pada kejadian ketika Eben pertamakali datang ke Papua, yang mana pada saat itu sedang maraknya gerakan reformasi di Indonesia.
Kesimpulan paragraph 7:
Eben dan Denny mengunjungi Wasior untuk menginvestigasi rumor bahwa agen-agen militer Indonesia ternyata diam-diam mendukung misi Papua untuk merdeka.
Kesimpulan paragraf 8:
Penelitian Eben dan Denny di Wasior dilakukan secara rahasia dengan menyembunyikan identitas narasumber yang mereka wawancarai.
Kesimpulan paragraf 9:
Eben dan Denny tidak ingin mengambil resiko untuk mewawancarai seorang dukun yang telah diagendakan sebelumnya dalam penelitian mereka, karena penelitian mereka masih dibawah pengawasan.
Kesimpulan paragraf 10:
Eben bermaksud untuk menjadikan Waropen sebagai narasumber penting untuk membatu melengkapi kesenjangan penelitiannya tentang dukun yang belum berhasil Eben wawancarai.
Kesimpulan paragraf 11:
Eben mewawancarai Waropen dengan tetap menyembunyikan identitas narasumber. Waropen balik Tanya kepada Eben mengapa Eben menyembunyikan identitas narasumber, padahal hal tersebut dapat menguatkan hasil penelitiannya.
Kesimpulan paragraph 12:
Eben mendapatkan pengecualian dari universitasnya untuk menyembunyikan identitas para narasumber yang telah ia wawancarai. namun, sebagai narasumber Waropen menginginkan identitasnya dicantumkan karena ia ingin diakui sebagai intelek publik.
Kesimpulan paragraph 13:
Sebuah sumber yang disembunyikan dapat menimbulkan kecurigaan para pembaca surat kabar dan majalah. Namun, para jurnalis dan editor juga memiliki hukum dan UU untuk menyembunyikan identitas para narasumber guna melindungi diri dari gugatan pencemaran nama baik narasumber karena ada beberapa hal tertentu yang tidak untuk bisa dipublikasikan.
Kesimpulan paragraf 14:
Waropen merupakan salah satu sumber “data” atau informasi penting dalam penelitian yang dilakukan Eben. Eben menawarkan beberapa saran untuk mencapai merdeka (kebebasan di Papua). Saran Eben tersebut sudah terpikirkan oleh Waropen, namun Waropen tidak mempunyai cukup bukti, sedangkan sistem hukum sekarang harus segala sesuatunya harus berdasarkan bukti. Waropen melihat atau menganggap Eben sebagai sekutu, tapi disisi lain Eben membutuhkan keterangan dari Waropen untuk penelitian dari universitasnya.
Kesimpulan paragraf 15:
Percakapan antara Eben dan Waropen mulai memanas dan beradu argument mengenai disembunyikannya identitas narasumber. Bahkan Eben mulai menyinggung mengenai iddentitas korban dan saksi dalam kasus HAM pun harus dilindungi. Waropen pun bersikeras sehingga mengatakan “Jangan menggunakan data Anda sebagai bantal dan pergi ke tidur ketika Anda kembali ke Amerika!”  “Jangan hanya menggunakan ini (penelitian) sebagai jembatan untuk peluang profesional Anda sendiri!”
Kesimpulan paragraf 16:
Waropen menginginkan Eben untuk menjadi seorang ahli regional yang handal dengan alasan banyak antropolog budaya terlalu berhati-hati dalam melakukan researchnya. Jika researchnya itu berhubungan dengan kekuasaan. Selain itu ahli regional sering mengabaikan tuntutan akuntabilitas dari orang-orang yang menjadi narasumber mereka. Sehingga kritikan-kritikan si ahli tidak mendapatkan respon serius dari para penguasa.
Kesimpulan paragraf 17:
Waropen meminta Eben untuk memikirkan kembali apa yang disebut sebagai data dalam antropologi budaya. Karena baru-baru ini Charles Hale mendesak antropolog untuk mengambil metodologi positif serius dalam setiap research.
Kesimpulan paragraf 18:
Ketika Eben bertemu Waropen dia sudah menerbitkan sejumlah  artikel dikoran tentang Papua Barat. Waroprn mendorong Eben untuk menunjukan fakta dan tindakan nyata dalam tulisannya. Konfrontasi Waropen membuat Eben berpikir bagaimana dia bisa mulai masuk untuk membawa pengetahuan dan penelitiannya tentang Papua Barat pada dunia.
Kesimpulan paragraf 19:
Ketika Eben dan Denny pergi ke Wwasior, Eben hendak meneliti tentang kekerasan yang terjadi di perusahaan BP. BP sebelumnya bernama “British Petroleum” kemudian diubah menjadi menjadi “Beyond Petroleum”, baru saja mulai mengeksploitasi lading gas di Papua Barat yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan dan hasil yang sangat besar. Kabarnya, agen militer Indonesia memprovokasi kekerasan dalam upaya konvensional untuk menguntungkan “perlindungan” kontrak.
Kesimpulan paragraf 20:
Eben berhasil mewawancarai dua orang agen Papua. Salah satunya mengatakan bahwa dia mendapat dukungan logistic dan intelejen untuk membunuh para perwira polisi. Wawancara tersebut membuktikan rumor yang menghubungkan kekerasan yang terjadi di Wwasior untuk proyrk BP. Agen tersebut mengatakan bahwa seorang perwira militer aktif telah mencoba untuk membunuhnya karena ia tahu terlalu banyak. Dia meminta bantuan Eben untuk melarikan diri, namun Eben tidak bisa melakukan apapun untuk membantunya.
Kesimpulan paragraf 21:
John Rumbiak yang merupakan pembela hak asasi manusia mengundang Eben untuk menghadiri pertemuan di London dengan Dr. Byron Grote, the Chief Financial Officer (CFO) di markas BP (Beyond Petroleum)  pada akhir Mei 2003. Dengan menghadiri pertemuan itu, Eben bisa mempresentasikan penemuannya tentang kekerasan militer yang ada di Wasior. Dalam presentasi Eben kepada Dr. Byron Grote secara tidak langsung Rumbiak sedang menjadikan Eben sebagai saksi yang kuat tentang adanya kasus di Papua Barat.
Kesimpulan paragraf 22:
Eben bertemu dengan Rumbiak sebelum menghadiri pertemuan dikantor pusat. Mereka bercerita tentang pengalaman atau perjalanan terakhir dengan menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris saat mengobrol.
Kesimpulan paragraf 23:
Eben merasa tersanjung dan terhormat karena bisa bertemu ddengan orang-orang yang paling berkuasa di Eropa.
Kesimpulan paragraf 24:
Rumbiak keberatan jika diskusi tidak direkam. Rumbiak ingin apa yang terjadi saat meeting direkam untuk ditunjukan kepada rakyat Papua Barat. Tetapi perwakilan BP menolak karena khawatir akan keamanan perusahaan mereka. BP menolak untuk melakukan kekerasan.
Kesimpulan paragraf 25:
Dr. Grote menolak melakukan kekerasan untuk dapat mengeksplor wilayah di Papua, membuka masyarakat adalah cara baik. Dia menjamin semua masyarakat akan tetap bekerja. Dr. Grote tidak ingin perusahaan lain tidak punya kode etik mengembangkan ladang tersebut. Eben terpukau dengan perkataan tersebut.
Kesimpulan paragraf 26:
Eben mempresentasikan penemuannya di Wasior. Seorang anggota milisi Papua mengaku membunuh sekelompok polisi Indonesia atas bantuan dari militer Indonesia. Polisi Indonesia vs TNI?
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa konflik yang terjadi di  Papua Barat disebabkan dari berbagai faktor. Salah satunya adalah konflik nasionalisme, ekonomi dan politik. Banyaknya kekayaan alam Papua membuat Negara lain ingin menguasainya. Sehingga banyak terjadi hal-hal politik yang dilakukan Negara lain terhadap Papua Barat. Disamping itu, Indonesia sendiri kurang peduli terhadap Papua sehingga Papua Barat membentuk OPM yang mengingkan untuk merdeka dan memisahkan diri dari NKRI.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic