Malam
yang sunyi. Menemani setiap alunan tangan ini menulis. Jarum jam yang berdetak
seakan menjadi pelengkap saksi bisu dalam setiap ayunan tangan ini menulis.
Wahai sang malam bersahabatlah dalam setiap ayunan tangan ini menulis. Jadilah
selalu saksi bisuku dalam setiap ayunan tangan ini menulis. Wahai sepi,
tetaplah menjadi sahabatku. Denganmu, aku dapat berpikir jernih. Denganmu, hati
ini merasa lebih tenang. Denganmu pula, alunan ide-ide brilliant terbelesit
dalam pikiran ini. Sepi dan malam adalah sahabat terbaikku dalam menulis
rangkain kata demi kata. Sepi dan malam adalah saksi bisukku yang selalu setia
menemani.
Mata
kuliah “Writing and Composition 4” kini telah memasuki pertemuan kesepuluh.
Pada pertemuan kesepuluh, mata kuliah ini berlangsung pada hari Selasa, tanggal
8 April 2014 di ruang 44 Gedung PBI pada pukul 10.50 WIB. Mata kuliah ini
dibimbing oleh Mr. Lala Bumela, M. Pd. Sangat luar biasa sekali, mata kuliah
ini telah memasuki pertemuan kesepuluh. Semakin dekat jarak untuk mengerjakan tugas
argumentative essay, yang mana kini masih membahas tentang teks yang berjudul
“Don’t Use Your Data as a Pillow”. Teks tersebut merupakan teks panduan untuk
melangkah selanjutnya pada argumentative essay.
Kini
telah memasuki pembahasan yang begitu complex. Pembahasan kali ini bersumber
dari teks yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow. Kami harus menguak
fakta tentang tentang BP (Beyond Petroleum), Shell (Perusahaan Minyak),
pementaan konflik Papua yang dilatarbelakangi dari segi nasionalisme, ekonomi
dan politik, perselisihan anatara TNI dan POLRI dan lain-lain.
Seputar tentang Beyond Petroleum (BP)
bp atau BP
(dulunya "British Petroleum") adalah sebuah perusahaan minyak
bumi bermarkas di London, dan salah satu 4 besar perusahaan minyak di seluruh
dunia (bersama dengan Shell, ExxonMobil,
dan Total).
Pada Desember 1998, BP bergabung dengan American Oil Company (Amoco), membentuk "BP Amoco". Namun, langkah ini
dipandang umum sebagai sebuah pembelian Amoco oleh BP, hanya saja digambarkan
secara resmi sebagai sebuah penggabungan karena alasan legal. Dan setelah
setahun beroperasi bersama, mereka menggabungkan banyak operasi dan nama
"Amoco" dilepas dari nama perusahaan. Divisi BP Solar telah menjadi
pemimpin dalam produksi panel
surya.BP juga merupakan partner
pemimpin dalam jalur
pipa Baku-Tbilisi-Ceyhan yang
kontroversial.
Pendapatan
BP
|
Pada 20
April 2010 Horizon
Deepwater meledak, mengakibatkan 11
orang meninggal, dan menyebabkan tumpahan minyak yang mengkontaminasi daerah yang luas dari lingkungan
laut Amerika Serikat dan terus memiliki dampak serius pada kehidupan liar,
industri perikanan lokal, dan pariwisata daerah. Pemerintah AS menyebut BP
sebagai pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini.(Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Bp Jam 4:
24pm Selasa, 15 April 2014)
Sejarah
Beyond Petroleum (BP)
BP memiliki perwakilan di lebih
dari 100 negara, BP berawal dari seorang William Knox D'Arcy, yang telah lama
menginvestasikan waktu, uang dan tenaga kerja dengan keyakinan bahwa deposit
minyak berharga dapat ditemukan di Persia (sekarang dikenal sebagai Iran).
Selama enam dasawarsa pertama,
fokus utama perusahaan terletak pada cadangan minyak di Timur Tengah. Tapi
setelah itu hingga akhir 1960-an, fokus perhatian bergeser ke arah Inggris dan
selanjutnya ke daerah lain di dunia.
BP mencetak keberhasilan
pertama di perairan Inggris, ketika pada tahun 1965, ditemukan ladang gas West
Sole, yang dikelola dua tahun kemudian. Pencarian untuk minyak menyebar lebih
jauh ke utara, dan pada tahun 1970 BP menemukan Forties field-ladang minyak
komersial pertama yang ditemukan di wilayah Inggris.
Sementara itu di Alaska, BP
memperoleh imbalan atas usaha eksplorasi sepuluh tahun, ketika pada tahun 1969,
mengumumkan penemuan minyak utama di Prudheoe Bay di Slope Utara.Saat ini BP
Oil & Gas memproduksi minyak dan gas di beberapa negara diantaranya Abu
Dhabi, Australia, Kolombia, Norwegia dan Papua New Guinea.
BP sekarang adalah sebuah perusahaan internasional yang memiliki kekuatan utama eksplorasi dan produksi minyak dan gas, refining, pemasaran dan pasokan bahan bakar minyak, dan pembuatan dan pemasaran bahan kimia. BP juga membangun dan mengembangkan pembangkit tenaga gas dan pembangkit listrik tenaga surya.
BP merupakan salah satu
perusahaan energi terbesar di dunia dengan omzet $ 175 milyar dan
beroperasi di lebih dari 100 negara dengan bisnis yang stabil di Eropa,
Amerika, Australia, Asia dan Afrika, serta mempekerjakan 110.000 tenaga kerja
di seluruh dunia.
(http://oli-industri.blogspot.com/2011/03/sejarah-beyond-petroleum-bp.html
diunggah pada tanggal 15 April hari Selasa pukul 5.02 pm )
Shell (Perusahaan Minyak milik Belanda)
Royal Dutch Shell plc adalah sebuah perusahaan energi utama, salah satu peringkat 4 atas perusahaan
swasta minyak dan gas di dunia (bersama dengan BP, ExxonMobil,
dan Total. Shell juga memiliki bisnis petrokimia yang cukup besar Shell
Chemicals dan sektor energi
terbaharui mengembangkan tenaga angin
dan surya. Markas besar perusahaan ini berada di Den
Haag, Belanda dengan markas besar legal di London, Britania
Raya.
Kekayaan
Shell
Pendapatan
|
▲
US$ 368.056 milyar (2010)
|
▲
US$ 35.344 milyar (2010)
|
|
▲
US$ 20.474 milyar (2010)
|
|
▲
US$ 322.560 milyar (2010)
|
|
▲
US$ 148.013 milyar (2010)
|
Shell di Indonesia
SCI mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1928. Bidang bisnis SCI antara lain perdagangan dalam produk
petrokimia, gas & tenaga, penjelajahan dan produksi (E&P) dan bisnis
SPBU yang sekarang beroperasi di Karawaci.Shell mulai mengoperasikan SPBU di Indonesia sejak 1
November 2005. SPBU pertamanya
terletak di Lippo Karawaci, Tangerang.
Pada 1
Maret2006, Shell membuka SPBU di Jakarta yang terletak di Jalan S. Parman (Slipi).Bahan Bakar yang diperjualbelikan adalah Shell
Super, Shell
Super Extra, dan Shell
Diesel.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Shell_%28perusahaan%29diunggah
pada hari Selasa tanggal 15 April 2014 pukul 4:33 pm)
Shell Indonesia
Sebagai bagian dari
Royal Dutch/Shell Group (Shell), salah satu perusahaan minyak dan gas terkemuka
di dunia, Shell Indonesia memiliki ikatan sejarah yang erat dengan Indonesia
selama lebih dari 100 tahun yang lalu.
Meskipun Royal Dutch
Shell plc didirikan di Den Haag pada tahun 1890, sejarah Shell di Indonesia
dimulai sejak tahun 1884 ketika warga negara Belanda, Aeilko Jans Zijlker,
menemukan jejak minyak di Sumatra. Dengan lisensi yang diperoleh dari
penguasa setempat, Sultan Langkat, dia menggali sumur pertamanya yang ternyata
kering. Setahun setelahnya, dia menggali Telaga Tunggal 1 di Pangkalan Brandan
Sumatra Utara dan kali ini dia menemukan minyak dari Telaga Tunggal 1 dan mulai
berproduksi dalam kuantitas komersial.
Pada tahun 1890, Ziljker
mengubah "Provisional Sumatra Petroleum Company" miliknya menjadi
sesuatu yang lebih substansial, dan pada tanggal 16 Juni, piagam
perusahaan Royal Dutch Petroleum Company didirikan di Den Haag. Sejak itulah
Royal Dutch Shell plc/Shell Group of Companies ada di Indonesia dalam berbagai
aktivitas bisnis.
Aktivitas
Bisnis Saat Ini
Sebagai bagian dari
Royal Dutch/Shell Group (Shell), salah satu perusahaan minyak dan gas terkemuka
di dunia, Shell Indonesia memiliki ikatan sejarah yang erat dengan Indonesia sejak
100 tahun yang lalu.
Beroperasi di dalam
bidang Produksi Minyak Hilir, Shell Indonesia melayani pangsa pasar bisnis dan
pengendara bermotor. Shell Indonesia,
mengelola kegiatan bisnisnya yang meliputi pemasaran dan perdagangan
pelumas secara langsung maupun melalui distributor-distributor yang
ditunjuk.
Shell
untuk Bisnis
Pelumas,
BBM & Bitumen
Shell merupakan pemain
utama dalam pasar pelumas industri. Shell terbukti sebagai pemimpin dan
inovator pelumas yang mampu memenuhi berbagai macam dan jenis kebutuhan mesin,
seperti mesin hidrolik, roda gigi, peralatan mesin, kompresor, dan turbin.
Shell menyediakan beraneka ragam produk pelumas yang telah dikembangkan secara
khusus untuk memenuhi kebutuhan spesifik masing-masing industri seperti:
pertambangan, semen, dan pembangkit tenaga listrik.
Dalam bidang transportasi, Shell menawarkan
berbagai pelumas yang berkualitas tinggi, diantaranya Rimula, yang telah banyak
digunakan oleh perusahaan-perusahaan transportasi.
Dalam bidang Kelautan, Shell menyediakan bahan bakar, pelumas, dan pelayanan terkait untu kapal-kapal dalam berbagai skala. Di Indonesia, Shell Marine Products memiliki jaringan pasokan yang kuat dari lebih dari 15 lokasi pelabuhan melalui distributor-distributor resmi.
Dalam bidang Kelautan, Shell menyediakan bahan bakar, pelumas, dan pelayanan terkait untu kapal-kapal dalam berbagai skala. Di Indonesia, Shell Marine Products memiliki jaringan pasokan yang kuat dari lebih dari 15 lokasi pelabuhan melalui distributor-distributor resmi.
Pada tahun 2006, Shell memulai bisnis Commercial
Fuels di Indonesia, dimana Shell menyediakan bahan bakar dan dukungan teknis
terkait untuk Sektor Industri dan Transportasi.
Shell Bitumen dikenal sebagai Merek Bitumen Global Terkemuka di dunia, dengan performa yang membanggakan dalam pembuatan konstruksi sebagian besar bandara/jalan tol di dunia, serta melindungi bangunan-bangunan dari kebocoran akibat tekanan atau resapan air/tekanan air. Shell memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dengan menyediakan dukungan teknis terbaik, produk berkualitas serta layanan pra dan pasca penjualan kepada seluruh konsumen.
Shell Bitumen dikenal sebagai Merek Bitumen Global Terkemuka di dunia, dengan performa yang membanggakan dalam pembuatan konstruksi sebagian besar bandara/jalan tol di dunia, serta melindungi bangunan-bangunan dari kebocoran akibat tekanan atau resapan air/tekanan air. Shell memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dengan menyediakan dukungan teknis terbaik, produk berkualitas serta layanan pra dan pasca penjualan kepada seluruh konsumen.
Perdagangan
Dalam bisnis
perdagangan, Shell secara teratur mendapatkan produk-produk seperti LSWR,
Naptha dan Baseoils dari kilang-kilang Pertamina berdasarkan SPA (Shell
Purchase Agreement) De-bottlenecking Project, dan berpartisipasi dalam bisnis
penyediaan produk ke Pertamina untuk penggunaan dalam negeri.
Eksplorasi
& Produksi
Shell Indonesia juga
secara serius menjajaki peluang dalam bidang eksplorasi minyak dan gas dan
berencana untuk dapat hadir secara signifikan di sektor hulu.
Shell
untuk Pengendara Bermotor
Pelumas
Otomotif
Di pasar pasar pelumas
otomotif di Indonesia,
merek Shell telah tumbuh dengan pesat. Produknya yang terkemuka, Shell Helix, menempati
posisi merek yang kuat dan dikenal sebagai pelumas berkualitas tinggi untuk
kendaraan roda 4.
Di samping itu, Shell
Advance, pelumas yang dirancang khusus untuk kendaraan roda dua juga terbukti
unggul di kelasnya.
SPBU
Shell
Shell Indonesia mencatat
tonggak sejarah baru dengan diresmikannya SPBU Shell pertama di Karawaci,
Tangerang. Shell merupakan perusahaan minyak internasional pertama dalam
bisnis ritel BBM di Indonesia setelah 40 tahun.
SPBU berkelas
internasional dengan fasilitas lengkap ini merupakan perwujudan komitmen Shell
untuk memberikan produk dengan kualitas teruji, kuantitas yang akurat dan
layanan terbaik . Shell memiliki aspirasi untuk meningkatkan jumlah SPBU di
Jakarta dan di wilayah lain di Indonesia.
Prinsip
Umum Bisnis Shell
Sejalan dengan
perusahaan-perusahaan Shell lainnya di seluruh dunia, Shell Indonesia juga
menerapkan Prinsip-prinsip Umum Bisnis Shell, yang menjelaskan mengenai
cara kami menjalankan bisnis. Prinsip ini mendeskripsikan perilaku yang
diharapkan dari setiap karyawan dan setiap orang yang berbisnis dengan kami.
Prinsip ini didasarkan pada nilai inti kami yaitu kejujuran, integritas, dan
rasa hormat pada orang lain.
Kesehatan,
Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (HSSE, Health, Safety, Security and Environment)
Konsisten dengan
komitmen kami untuk berkontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan,
perusahaan-perusahaan Shell memiliki pendekatan sistematis terhadap kesehatan,
keselamatan, keamanan, dan manajemen lingkungan untuk mencapai perbaikan kinerja
yang berkelanjutan. Untuk itu, perusahaan-perusahaan Shell mengelola masalah
ini seperti aktivitas bisnis penting lainnya, menetapkan target untuk
perbaikan, dan mengukur, menilai, serta melaporkan kinerja. Aktivitas HSSE
meliputi pelatihan cara berkendara yang aman untuk semua karyawan dan wiraniaga
Shell Indonesia serta melakukan pengkajian terhadap risiko kesehatan secara
teratur.
Shell
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia di
Shell merupakan aset terpenting kami dan Shell menginvestasikan segala
kemampuan untuk memberikan program-progam pembelajaran yang berkesinambungan
guna membangun dan meningkatkan kemampuan profesional, teknis, dan manajemen di
semua bidang. Program Pembelajaran dan Pengembangan adalah bagian integral dari
Strategi pengembangan Sumber Daya Manusia dan setiap individu di Shell akan
bekerja bersama-sama dengan atasannya untuk menentukan keterampilan dan
perilaku yang dibutuhkan serta menentukan cara untuk membangunnya. Shell
percaya bahwa Program Pembelajaran dan Pengembangan akan membantu setiap
individu dalam mencapai pengembangan pribadi dan karir, menciptakan budaya
kerja berkinerja tinggi, dan mendorong pengembangan pribadi yang sesuai dengan
arah dan strategi perusahaan.
Shell
dan Masyarakat
Melalui berbagai program
investasi sosial, PT Shell Indonesia memiliki komitmen terhadap pembangunan
berkelanjutan di wilayah dan komunitas tempat aktivitas bisnis kami berada.
Aktivitas sosial ini didorong oleh komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan
dan keyakinan bahwa kesuksesan jangka panjang kami akan bergantung pada
kemampuan kami untuk menciptakan keseimbangan yang tepat antara pertumbuhan
ekonomi, kepedulian terhadap lingkungan, dan pembangunan kemasyarakatan yang
merata.
Program investasi sosial
kami yang utama adalah Shell LiveWIRE yang bertujuan untuk memotivasi anak muda
yang berusia antara 18-32 tahun untuk tertarik pada bidang kewirausahawanan dan
mempertimbangkannya sebagai pilihan karir. Program ini akan mendorong kesadaran
dan memberikan pengetahuan, bimbingan dan saran kepada anak muda mengenai
kiat-kiat memulai bisnis sendiri dengan dukungan serta panduan dari praktisi
bisnis yang berpengalaman. Program investasi sosial lainnya meliputi
pendidikan, kesehatan, pembangunan masyarakat, lingkungan, dan program energi
yang berkelanjutan.
(http://www.shell.co.id/id/aboutshell/shell-businesses/profile.html
diunggah pada tanggal 15 April 2014 hari Selasa pukul 4: 43 pm).
Konflik Papua
Konflik Papua
adalah konflik di Provinsi Papua di Indonesia. diawali pada tahun 1961, muncul keinginan Belanda untuk membentuk negara Papua
Barat terlepas dari Indonesia,Langkah
Belanda ini dilawan Presiden Soekarno dengan mendekatkan diri pada negara
komunis terutama Uni Soviet. Sikap Soekarno ini membuat takut Belanda dan
Presiden Amerika Serikat John F Kennedy. Sebab jika itu dibiarkan maka
Indonesia sangat mungkin menjadi negara komunis terbesar di Asia Tenggara.
Ketakutan itu lalu membuat Belanda mengambil sikap untuk menyerahkan masalah
Papua ke PBB. Dari dan melalui PBB, Belanda mengambil sikap untuk keluar dari
papua dan tidak jadi Mengambil,merebut,dan menjajah Papua lalu Papua diserahkan
" kembali " ke Indonesia dengan syarat memberi kesempatan pada rakyat
Papua untuk menentukan sikap sendiri atau referendum (Penentuan Pendapat
Rakyat/PERPERA). Lewat PERPERA tahun 1969, rakyat Papua memilih " tetap
" dalam lingkungan Republik Indonesia.
Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah sebuah organisasi adat didirikan
pada tahun 1965 untuk mempromosikan penentuan nasib sendiri dan pemisahan diri Papua dari Republik Indonesia.
Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan mengibarkan Bendera Bintang Kejora dan berbicara dalam mendukung tujuan OPM adalah dilarang
kegiatan di Indonesia, yang dapat dikenakan biaya dari "Makar"
(pengkhianatan). Sejak awal berdirinya OPM
telah mencoba dialog diplomatik, melakukan upacara bendera (ilegal menurut
hukum Indonesia), dan tindakan militan dilakukan sebagai bagian dari Konflik
Papua. Pendukung secara rutin menampilkan Bendera Bintang Kejora dan simbol lainnya Kesatuan Papua yang telah diadopsi pada periode 1961 sampai
pemerintahan Indonesia dimulai pada bulan Mei 1963 dengan Perjanjian New York.
Para pendukung organisasi menuduh orang-orang Papua tidak
memiliki hubungan etnis, budaya atau geografis dengan Indonesia, bahwa mereka
adalah orang-orang kolonial di bawah Resolusi PBB 1541 dan bahwa mereka berhak ketentuan Resolusi PBB 1514. Menurut pendukung OPM, pemerintah Indonesia di Papua adalah pendudukan militer.
Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa wilayah tersebut
memilih untuk dimasukkan ke dalam Republik Indonesia dengan referendum yang
dikenal sebagai Tindakan Pemilihan Bebas pada tahun 1969. Pernyataan ini ditolak oleh para
pendukung organisasi yang menuduh Tindakan Pemilihan Bebas tidak sukarela dan
tidak mewakili populasi.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Papua
diunggah pada tanggal 15 April 2014 hari Selasa pukul 4:53 pm ).
PERIHAL
OPM
Menurut sejarah, saat
Irian Barat (Papua) masih dikuasai Belanda dan menjelang penyerahannya ke
pangkuan Ibu Pertiwi, Belanda menanamkan antek-anteknya untuk menjadikan bom
waktu, sehingga upacara penyerahan gagal. Namun yang terjadi
sebaliknya. Para pemimpin Papua saat itu
mendukung penyerahan ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Mestinya masih ada segelintir antek Belanda
yang tidak setuju dengan kepuptusan para pemimpin mereka. Pihak yang tidak
setuju ini bergabung dalam organisasi yang diberi nama OPM, yang
merupakan kelompok separatis.
(Sumber : http://hankam.kompasiana.com/2012/08/05/tni-polri-di-daerah-konflik-tanpa-perlindungan-hukum-482718.html
diunggah pada hari Selasa tanggal 15 April 2014 pukul 17.30)
Konflik Papua memiliki satu hal
unik, yang membedakannya dengan konflik-konflik lokal lain di Indonesia. Keunikan ini adalah adanya nasionalisme Papua yang
telah tertanam di dalam diri rakyat Papua selama puluhan tahun. Rasa
nasionalisme tersebutlah yang mendorong rakyat Papua membenci adanya penjajahan
terhadap mereka, baik yang dilakukan Belanda maupun Indonesia.
Nasionalisme
Papua yang mulai ditanamkan oleh Belanda ketika didirikan sekolah pamong praja
di Holandia, tertanam serta tersosialisasikan dari generasi ke generasi. Ketika
Belanda dan Indonesia
bukanlah pihak yang diharapkan, rakyat Papua melihat keduanya sebagai bangsa
yang hendak menguasai Papua. Pemikiran ini yang menyebabkan gerakan
anti-Indonesia sangat kuat dan mudah meluas di Papua. Kebijakan represif pada
masa Orde Baru tidak mampu memadamkan nasionalisme ini, namun justru
memperkuatnya.
(http://aiirm59.blogspot.com/2012/05/konflik-papua.html
diunggah pada tanggal 5 April 2014 hari Selasa pukul 5:33pm).
Pemetaan Faktor-Faktor Pemicu Konflik di Papua
1. Faktor Manusia : Persepsi
Ancaman Bagi Keamanan Nasional : Besar
Potensi Menimbulkan Konflik Bersenjata :
Besar
Alasan :
Masalah persepsi ini
timbul bahkan sejak Papua bergabung ke Indonesia. Timbulnya persepsi bahwa
“diri saya” lebih baik daripada yang lain, menciptakan superioritas in-group
dan memandang remeh out-group. Pada Masa awal, pihak pemerintahlah yang seperti
menganak tirikan masyarakat Papua. Hal ini dapat dilihat dari persepsi selektif
yang berkembang di masa itu bahkan mungkin saja hingga masa sekarang ini, yaitu
masyarakat Papua adalah Stone Age of Irian Jaya ( Orang Zaman Batu).
Persepsi selektif ini berkembang juga di kalangan TNI dan Polisi yang dikirim
ke Papua, bahwa orang-orang Papua sebagai “Badan Bau” dengan keahlian berburu.
Hal ini tentu saja menimbulkan resistensi masyarakat Papua kepada
Pemerintah. Masyarakat Papua menjadi merasa bukan sebagai bagian dari Indonesia, dan merasa berbeda dari orang Indonesia.
2. Faktor Manusia : Perbedaan etnis dalam
etnis masyarakat Papua itu sendiri
Ancaman Bagi Keamanan Nasional : Besar
Potensi Menimbulkan Konflik Bersenjata :
Besar
Alasan :
Seperti yang kita
ketahui di Papua mempunyai keragaman etnis. Masing-masing etnis di Papua
mempunyai ketua adatnya masing-masing. Demikian juga, dengan
peraturan-peraturan daerah setiap etnis mempunyai cirinya
sendiri-sendiri. Perbedaan etnis ini juga terkadang menimbulkan konflik di
papua. Bahkan dalam perjuangan mereka menuntut referendum pun, hal tersebut telah
berkembang menciptakan faksi-faksi di organisasi dalam masyarakat itu sendiri.
Contohnya adalah Dewan Parlemen Nasional Papua Barat (PNPB) diketuai oleh
Buchtar Tabuni, Dewan Nasional Papua (DNP) diketuai Ely Sirwa dan
merupakan Kelompok Forkorus Yaboisembut-Edison Waromi, Tim kampanye Free
West Papua di luar negeri Benny Wenda,dkk. Kelompok Forkorus dan
Buchtar-Mako tabuni terkenal tidak akur. Sementara itu, kelompok Benny Weda
tidak diketahui berpihak kepada siapa.
Faksi-faksi ini di masa
depan tentunya akan sangat berpengaruh bagi keamanan nasional. Jika
diantara mereka bertikai besar potensinya untuk menimbulkan konflik bersenjata
di antara etnis mereka sendiri. Hal ini karena setiap kelompok ini telah
membangun kekuatan dan mempunyai pendukungnya masing-masing. Besar kemungkinan
mereka bertempur demi menjadi penguasa di Papua. Tentu saja, hal ini juga
menjadi sangat kompleks dengan berkembangnya pula persepsi di antara masyarakat
Papua terhadap masing-masing kelompok tersebut.
3. Faktor Sumber Daya Alam : Pertambangan
khususnya Tambang Emas Freeport
Ancaman Bagi Keamanan Nasional : Besar
Potensi Menimbulkan Konflik Bersenjata :
Besar
Alasan :
Papua merupakan salah
satu daerah di Indonesia
yang paling kaya, salah satunya adalah dengan berlimpahnya emas di Gunung Grasberg
di Puncak Irian Jaya. George A. Maley menyatakan deposit di gunung ini mencapai
1,76 miliar ton batuan bijih dengan kadar rata-rata 1,11 persen tembaga atau
sama dengan 35,2 milyar pon logam tembaga murni. Sayangnya, Gunung Grasberg
dan pertambangannya ini dikuasai oleh Amerika. Selain pembagian keuntungan yang
tidak seimbang antara pemerinta Indonesia
dengan Pt. Freeport, pertambangan emas ini juga memicu konflik masyarakat
Papua, dengan pemerintah , dan Pt Freeport.
Sesuai kontrak karya yang
berlaku sejak Desember 1991, kontribusi PT Freeport Indonesia
kepada pemerintah hanya 12 miliar dollar AS. Sejak saat ini, PT.
Freeport hanya memberi royalti bagi pemerintah senilai 1 persen untuk emas dan
1,5-3,5 persen untuk tembaga. Hal ini tentu saja, tidak sebanding dengan tanah
yang dikeruk dan kekayaan yang di ambil. Masyarakat Papua tidak merasakan
manfaat dari adanya pertambangan Freeport
tersebut. Mereka merasa dijajah dan tidak terbantu kesejahteraannya. Oleh
karena hal ini pulalah Masyarakat Papua menjadi pesimis dengan Indonesia dan
persepsi kepada pemerintah semakin memburuk.
Hal tersebut dikarenakan
pemerintah Indonesia
tidak melakukan tindakan tegas akan eksploitasi yang dilakukan PT.
Freeport. Tanah di Puncak Jaya merupakan tanah ulayat, tanah adat sehingga
orang Papua merasa tidak rela tanahnya dikuasai asing, selain itu ada PT. Freeport juga mencemari
lingkungan di wilayah Papua. Salah satunya adalah warga suku Kamoro yang
kehidupannya kian hari makin terjepit, karena sungai dan ratusan hektar lahan
sagu milik suku Kamoro rusak akibat endapan taling di taling pembuangan
limbah Pt. Freeport di Timika, Papua.
4. Faktor Sumber Daya Alam
: Pembalakkan Hutan di Papua.
Ancaman Bagi Keamanan Nasional : Besar
Potensi Menimbulkan Konflik Bersenjata :
Besar
Alasan :
Kondisi hutan di Papua
saat ini telah semakin menipis. Pada tahun 2005-2009, luas hutan Papua 42 juta
hektar (ha). Di tahun 2011 luas hutan Papua hanya tersisa 30, 07 juta hektar.
Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap masyarakat Papua, karena mereka
mempunyai adat-istiadat untuk melindungi tanah dan hutan mereka.
Selain itu, hutan sangat
penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat di Papua. Hutan memberikan segala
kebutuhan mereka mulai dari makanan bahkan kebutuhan untuk tempat tinggal. Jika
hutan tidak ada lagi, maka tumbuhan dan hewan-hewan yang hidup di hutan akan
punah, dan binatang-binatang buas akan mengganggu warga. Jika ekosistem
terganggu, maka dapat menciptakan kelaparan yang dapat berpengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat. Jika kesejahteraan masyarakat terganggu ada
masyarakat dan faktor-faktor luar seperti LSM dan sebagainya yang akan menuntut
pemerintah dan jika ada tindakan represif tentunya dapat menciptakan konflik.
Lahan hutan yang terkena pembalakkan secara tidak terkontrol ini juga dapat
menjadi garis awal kepentingan-kepentingan luar seperti LSM lingkungan, green
peace dan sebagainya.
Mereka dapat mempekeruh
konflik yang terjadi di Papua dengan dalih hutan sebagai paru-paru
dunia dan demi kestabilan iklim di dunia. Oleh karena itu, pemerintah
juga perlu memeberikan perhatian khusus dengan pemeliharaan hutan agar
kepentingan-kepentingan luar ini tidak masuk ke Indonesia. Sangat mungkin, jika
aktor-aktor yang mempunyai kepentingan-kepentingan tersebut menginginkan Papua
merdeka, sehingga mereka dapat merealisasikan kepentingannya (dalihnya) dalam
menjaga hutan. Padahal, sesungguhnya mungkin ada kepentingan terkait
sumber daya lain yang ikut terlibat.
5. Faktor Sumber Daya Alam
: Hasil bumi, termasuk salah satunya kekayaan laut.
Ancaman Bagi Keamanan Nasional : Besar
Potensi Menimbulkan Konflik Bersenjata :
Besar
Alasan :
Di Kepulauan raja Ampat,
Papua, Dr. Gery Allen menyatakan telah ditemukan 950 jenis ikan karang dalam
dua pekan, dan terdapat empat jenis yang tergolong baru bagi dunia yaitu
Eviota, sejenis ikan gobi, Apogon, dan satu jenis hiu disebut Hemysyllium. Raja
Ampat disinyalir merupakan taman laut yang paling indah di dunia. Dr. Fred
Wells dari Australia
menambahkan, dalam waktu singkat ia berhasil menemukan 600 jenis
Molusca dari berbagai ukuran. Beragam jenis ikan dan kondisi Papua
yang asri meningkatkan kualitas Sumber daya alam di bumi Papua.
Keragaman hayati
tersebut sesungguhnya berarti bumi Papua kaya akan sumber pangan. Jika
dikelola dengan baik tentunya ini akan menjadi kekuatan Indonesia.Dalam
hubungannya dengan faktor ancaman, keragaman hayati ini dapat memicu negara
lain ingin memiliki SDA tersebut, karena di negara mereka kekurangan. Contohnya
adalah dengan adanya nelayan-nelayan negara lain yang melanggar batas wilayah Indonesia,
sehingga memicu konflik.
Pelanggaran tersebut
menjadi pelanggaran atas kedaulatan wilayah Indonesia. Jika dibiarkan dan tidak
ditindak tegas, hal tersebut dapat menyebabkan wilayah kita di klaim oleh
negara lain. Wilayah Papua mungkin akan di aneksasi negara lain atau pun negara
lain akan memberikan pengaruh dan dukungan terhadap organisasi
kemerdekaan di Papua. Hal tersebut tentunya demi memuluskan
kepentingan-kepentingan mereka di tanah Papua. Contohnya karena adanya
kelangkaan SDA di negaranya.
Dalam hubungannya
dengan konflik bersenjata di masa depan, jika memang kedaulatan
wilayah di langgar dan wilayah tersebut di aneksasi maka kita
dapat mengangkat senjata demi membela keutuhan wilayah NKRI. Hal ini
tentunya dapat menimbulkan perang terbuka antara Indonesia dengan negara lain.
Sementara itu, dalam konflik vertikal antara pemerintah dengan kelompok
pemberontak dapat memicu konflik bersenjata. Masuknya
kepentingan-kepentingan asing yang akhirnya mendukung perjuangan kelompok
tersebut, dapat memberikan bantuan kepada pemberontak dengan cara
mensuplai senjata-senjata api.
Senjata-senjata api
tersebut memberikan kesempatan untuk konflik terbuka dengan Tentara Nasional
Indonesia. Adanya negara asing yang mengintervensi konflik tersebut yang
digerakkan hasrat menguasai SDA, memberikan kekuatan lebih kepada kelompok
Pemberontak. Kekuatan yang lebih dan dukungan ini akan melanggengkan konflik.
Pemerintah Indonesia
pun akan tersudutkan dengan Pelanggaran HAM yang berlangsung di Papua. Maka
untuk mencegah hal tersebut, perlu diberikan perhatian secara khusus di
sektor SDA.
(http://gettingintimatewithglobalworldina.wordpress.com/2014/01/24/pemetaan-tabel-faktor-faktor-di-papua-yang-dapat-memicu-konflik/
diunggah pada hari Selasa, tanggal 5 April 2014 pukul 4:56pm).
Daerah konflik adalah
daerah yang berbahaya, di daerah tersebut terdapat sengketa yang mengancam
keselamatan badan bahkan nyawa dari yang terlibat di dalamnya. misalnya di
Papua
TNI/POLRI
menghadapi
situasi yang membahayakan dirinya karena hal-hal sebagai berikut:
1. Pada Daerah konflik di Papua, TNI/
POLRI menjadi target dari OPM, baik perebutan senjata, penganiayaan bahkan
pembunuhan;Beberapa kali diberitakan jatuhnya korban jiwa TNI/ POLRI di Papua;
2. Dalam menghadapi situasi seperti itu
(khususnya serangan terhadap badan atau nyawa), hanya ada dua pilihan
membunuh atau dibunuh.
3. Tanpa perlindungan hukum, terlihat dari
situasi sbb:
a. Dalam hal anggota TNI/ POLRI
menjadi korban kekejaman OPM sampai ada yang meninggal dunia, kita termasuk di
dalamnya para pejuang HAM di negeri ini, menganggap biasa, itu risiko tugas;
b. Dalaml hal TNI/ POLRI mengambil tindakan
balasan dan menimbulkan korban luka atau meninggal di kalangan pihak lawan
(OPM), maka para pejuang HAM di negara kita beramai-ramai menyatakan TNI/POLRI
telah melakukan pelanggaran HAM BERAT (menurut tata bahasa seharusnya
PELANGGARAN BERAT HAM, karena kata “berat” u/ menerangkan “pelanggaran”, bukan
menerangkan “HAM”);
c. Hal tersebut menjadikan TNI/ POLRI gampang
dalam mengambil tindakan, sehingga dikhawatirkan OPM makin membesar dan
membahayakan keutuhan NKRI.
Kondisi
tersebut tidak imbang, tidak adil.
(http://hankam.kompasiana.com/2012/08/05/tni-polri-di-daerah-konflik-tanpa-perlindungan-hukum-482718.html
diunggah pada hari Selasa tanggal 15 April 2014 pukul 17.30)
Bentuk konflik di Papua
1.
Konflik
kelas social, karena konflik yang terjadi di Papua salah satunya terjadi akibat
adanya kesenjangan social dan budaya yang ada di masyarakat Papua
2.
Konflik
Rasial. Paling banyak penyebab konflik di Papua adalah karena terjadinya salah
paham atau penghasutan antar suku yang ada di daerah Papua
3.
Konflik
politik, konflik Papua salah satunya terjadi karena menyangkut dengan
diskriminasi atau penggolongan-penggolongan antara rakyat biasa yang ada di
Papua dengan imigran-imigran serta pejabat-pejabat pemerintah dan juga kaum
elit politik.
Berikut
ini hasil diskusi kelompok kami (Rina Astuti, Rini Andriani, Risa Meilani, Tika
Dwi Purnami & Yuliati) dari teks yang berjudul “Don’t Use Your Data as a
Pillow”:
Paragraph 1:
Sentence
1 : pesta kecil untuk perpisahan.
Sentence
2 : menurut Eben, pesta perpisahan tersebut adalah pesta yang sederhana, tapi
tidak untuk orang Papua sendiri karena pesta tersebut diadakan hanya untuk
orang-orang yang dianggap penting.
Sentence
3 : pesta yang sudah dijadwalkan untuk Eben yang telah menyelesaikan
researchnya.
Sentence
4 : Eben berharap dengan adanya pesta tersebut dia akan menemukan jaringan baru
untuk melengkapi researchnya.
Sentence
5 : sebuah diskusi untuk menanyakan hasil dari research, basic value dari
researchnya.
Sentence
6 : dua cara yang digunakan Eben untuk menghadapi tantangan yaitu pendekatan
metodologi dasar dan prinsip mengarahkan.
Kesimpulan paragraf 1:
Sebuah
pesta penghormatan yang dipersembahkan untuk orang penting khususnya untuk Eben
yang telah menyelesaikan penelitiannya.
Kesimpulan paragraf 2:
Ketika
Eben hendak melakukan penelitian tentang El-Nino (kekeringan) di Papua,
ternyata pada saat itu di Papua sedang turun hujan. Hal tersebut mengurangi
antusiasme Eben untuk meneliti El-Nino. Eben justru merasa bingung karena pada
saat itu di Papua sedang maraknya gerakan reformasi setelah lengsernya Presiden
Suharto.
Kesimpulan paragraf 3:
Setelah
Eben menyaksikan serangkaian pembantaian yang dilakukan oleh militer Indonesia
terhadap penduduk Papua, Eben mulai mengerti mengapa penduduk Papua menolak
untuk reformasi dan lebih memilih jalan untuk merdeka dibandingkan dengan jalan
reformasi.
Kesimpulan paragraf 4:
Eben
melakukan perjalanan ulang ke Papua untuk melakukan research tentang adat khas
Papua. Fakta yang mencengangkan adalah ketika Eben menemukan bukti bahwa nenek
moyangnya pernah menjajah Papua. Hal tersebut membuat Eben berpikir ulang untuk
melakukan researchnya.
Kesimpulan paragraf 5:
Sebagian
besar orang-orang Papua melihat Eben sebagai sekutunya. Tapi disisi lain Eben
tertarik untuk membantu orang-orang Papua dalam mendapatkan kebebasannya.
Kesimpulan paragraf 6:
Waropen
(anggota komnas HAM) diundang oleh Deni ke pestanya. Kemudian terjadilah
perbincangan antara Waropen dan Eben. Perbincangan tersebut mengingatkan Eben
pada kejadian ketika Eben pertamakali datang ke Papua, yang mana pada saat itu
sedang maraknya gerakan reformasi di Indonesia.
Kesimpulan paragraph 7:
Eben
dan Denny mengunjungi Wasior untuk menginvestigasi rumor bahwa agen-agen
militer Indonesia
ternyata diam-diam mendukung misi Papua untuk merdeka.
Kesimpulan paragraf 8:
Penelitian
Eben dan Denny di Wasior dilakukan secara rahasia dengan menyembunyikan
identitas narasumber yang mereka wawancarai.
Kesimpulan paragraf 9:
Eben
dan Denny tidak ingin mengambil resiko untuk mewawancarai seorang dukun yang
telah diagendakan sebelumnya dalam penelitian mereka, karena penelitian mereka
masih dibawah pengawasan.
Kesimpulan paragraf 10:
Eben
bermaksud untuk menjadikan Waropen sebagai narasumber penting untuk membatu
melengkapi kesenjangan penelitiannya tentang dukun yang belum berhasil Eben
wawancarai.
Kesimpulan paragraf 11:
Eben
mewawancarai Waropen dengan tetap menyembunyikan identitas narasumber. Waropen
balik Tanya kepada Eben mengapa Eben menyembunyikan identitas narasumber,
padahal hal tersebut dapat menguatkan hasil penelitiannya.
Kesimpulan paragraph 12:
Eben
mendapatkan pengecualian dari universitasnya untuk menyembunyikan identitas
para narasumber yang telah ia wawancarai. namun, sebagai narasumber Waropen
menginginkan identitasnya dicantumkan karena ia ingin diakui sebagai intelek
publik.
Kesimpulan paragraph 13:
Sebuah
sumber yang disembunyikan dapat menimbulkan kecurigaan para pembaca surat kabar dan majalah.
Namun, para jurnalis dan editor juga memiliki hukum dan UU untuk menyembunyikan
identitas para narasumber guna melindungi diri dari gugatan pencemaran nama
baik narasumber karena ada beberapa hal tertentu yang tidak untuk bisa
dipublikasikan.
Kesimpulan paragraf 14:
Waropen
merupakan salah satu sumber “data” atau informasi penting dalam penelitian yang
dilakukan Eben. Eben menawarkan beberapa saran untuk mencapai merdeka
(kebebasan di Papua). Saran Eben tersebut sudah terpikirkan oleh Waropen, namun
Waropen tidak mempunyai cukup bukti, sedangkan sistem hukum sekarang harus
segala sesuatunya harus berdasarkan bukti. Waropen melihat atau menganggap Eben
sebagai sekutu, tapi disisi lain Eben membutuhkan keterangan dari Waropen untuk
penelitian dari universitasnya.
Kesimpulan paragraf 15:
Percakapan
antara Eben dan Waropen mulai memanas dan beradu argument mengenai
disembunyikannya identitas narasumber. Bahkan Eben mulai menyinggung mengenai
iddentitas korban dan saksi dalam kasus HAM pun harus dilindungi. Waropen pun
bersikeras sehingga mengatakan “Jangan menggunakan data Anda sebagai bantal dan
pergi ke tidur ketika Anda kembali ke Amerika!”
“Jangan hanya menggunakan ini (penelitian) sebagai jembatan untuk
peluang profesional Anda sendiri!”
Kesimpulan paragraf 16:
Waropen
menginginkan Eben untuk menjadi seorang ahli regional yang handal dengan alasan
banyak antropolog budaya terlalu berhati-hati dalam melakukan researchnya. Jika
researchnya itu berhubungan dengan kekuasaan. Selain itu ahli regional sering
mengabaikan tuntutan akuntabilitas dari orang-orang yang menjadi narasumber
mereka. Sehingga kritikan-kritikan si ahli tidak mendapatkan respon serius dari
para penguasa.
Kesimpulan paragraf 17:
Waropen
meminta Eben untuk memikirkan kembali apa yang disebut sebagai data dalam
antropologi budaya. Karena baru-baru ini Charles Hale mendesak antropolog untuk
mengambil metodologi positif serius dalam setiap research.
Kesimpulan paragraf 18:
Ketika
Eben bertemu Waropen dia sudah menerbitkan sejumlah artikel dikoran tentang Papua Barat. Waroprn
mendorong Eben untuk menunjukan fakta dan tindakan nyata dalam tulisannya.
Konfrontasi Waropen membuat Eben berpikir bagaimana dia bisa mulai masuk untuk
membawa pengetahuan dan penelitiannya tentang Papua Barat pada dunia.
Kesimpulan paragraf 19:
Ketika
Eben dan Denny pergi ke Wwasior, Eben hendak meneliti tentang kekerasan yang
terjadi di perusahaan BP. BP sebelumnya bernama “British Petroleum” kemudian
diubah menjadi menjadi “Beyond Petroleum”, baru saja mulai mengeksploitasi
lading gas di Papua Barat yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan dan
hasil yang sangat besar. Kabarnya, agen militer Indonesia memprovokasi kekerasan
dalam upaya konvensional untuk menguntungkan “perlindungan” kontrak.
Kesimpulan paragraf 20:
Eben
berhasil mewawancarai dua orang agen Papua. Salah satunya mengatakan bahwa dia
mendapat dukungan logistic dan intelejen untuk membunuh para perwira polisi.
Wawancara tersebut membuktikan rumor yang menghubungkan kekerasan yang terjadi
di Wwasior untuk proyrk BP. Agen tersebut mengatakan bahwa seorang perwira
militer aktif telah mencoba untuk membunuhnya karena ia tahu terlalu banyak.
Dia meminta bantuan Eben untuk melarikan diri, namun Eben tidak bisa melakukan
apapun untuk membantunya.
Kesimpulan paragraf 21:
John Rumbiak yang merupakan pembela hak asasi manusia mengundang Eben untuk
menghadiri pertemuan di London dengan Dr. Byron Grote, the Chief Financial
Officer (CFO) di markas BP (Beyond Petroleum) pada
akhir Mei 2003. Dengan menghadiri pertemuan itu,
Eben bisa mempresentasikan penemuannya tentang kekerasan militer yang ada di
Wasior. Dalam presentasi
Eben kepada Dr. Byron Grote secara tidak langsung Rumbiak sedang menjadikan
Eben sebagai saksi yang kuat tentang adanya kasus di Papua Barat.
Kesimpulan paragraf 22:
Eben
bertemu dengan Rumbiak sebelum menghadiri pertemuan dikantor pusat. Mereka
bercerita tentang pengalaman atau perjalanan terakhir dengan menggunakan bahasa
Indonesia dan Inggris saat mengobrol.
Kesimpulan paragraf 23:
Eben
merasa tersanjung dan terhormat karena bisa bertemu ddengan orang-orang yang
paling berkuasa di Eropa.
Kesimpulan paragraf 24:
Rumbiak
keberatan jika diskusi tidak direkam. Rumbiak ingin apa yang terjadi saat
meeting direkam untuk ditunjukan kepada rakyat Papua Barat. Tetapi perwakilan
BP menolak karena khawatir akan keamanan perusahaan mereka. BP menolak untuk
melakukan kekerasan.
Kesimpulan paragraf 25:
Dr.
Grote menolak melakukan kekerasan untuk dapat mengeksplor wilayah di Papua,
membuka masyarakat adalah cara baik. Dia menjamin semua masyarakat akan tetap
bekerja. Dr. Grote tidak ingin perusahaan lain tidak punya kode etik
mengembangkan ladang tersebut. Eben terpukau dengan perkataan tersebut.
Kesimpulan paragraf 26:
Eben
mempresentasikan penemuannya di Wasior. Seorang anggota milisi Papua mengaku
membunuh sekelompok polisi Indonesia
atas bantuan dari militer Indonesia.
Polisi Indonesia
vs TNI?
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas
dapat disimpulkan bahwa konflik yang terjadi di
Papua Barat disebabkan dari berbagai faktor. Salah satunya adalah konflik
nasionalisme, ekonomi dan politik. Banyaknya kekayaan alam Papua membuat Negara
lain ingin menguasainya. Sehingga banyak terjadi hal-hal politik yang dilakukan
Negara lain terhadap Papua Barat. Disamping itu, Indonesia sendiri kurang peduli
terhadap Papua sehingga Papua Barat membentuk OPM yang mengingkan untuk merdeka dan memisahkan
diri dari NKRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic