10th Class Review
“karena setiap lembarnya, mengalir
berjuta
cahaya, karena setiap aksara membuka jendela dunia..”
― cholil ERK
cahaya, karena setiap aksara membuka jendela dunia..”
― cholil ERK
Dalam Class Review ke-10 ini, pada hari Selasa 22 April 2014 Mr. Lala Bumela menyampaikan mengenai “Nikmatnya Membaca” bahwa setiap makna akan sangat “Dynamic”. Karena yang telah
kita lakukan sekarang ini merupakan pencarian makna dalam setiap kalimat per
kalimat dan akan lebih Dynamic lagi jika makna tersebut di cari dalam setiap
suku kata. Pencarian makna disini sama halnya dalam melakukan “Extensive Reading”. Apa alasannya membaca itu bisa menjadi nikmat dan kenapa makna
itu dikatakan Dynamic? Alasannya yaitu, karena dalam membaca ada sesuatu hal
yang tidak terduga-duga yang sebelumnya tidak pernah terlintas dalam fikiran
kita keluar. Klimaks nya dalam membaca itu ada pada saat sebuah konflik muncul
dan itu akan menjadi menarik bagi pembaca. Jelas terbukti, dengan membaca kita
bisa menjadi tau apa yang sebelumnya belum kita ketahui, dengan membaca pula,
kita tidak akan tertinggal mengenai informasi yang ada.
Setiap buku, tidak peduli betapa
sederhananya adalah, memperkuat sesuatu yang Anda sudah tahu dan mengajarkan
Anda sesuatu yang baru. Ini lah makna dari “Nikmatnya Membaca”
Dalam
sebuah kutipan di sebuah buku yang ditulis oleh Mr. Mikko Lehtonen dari
London, United Kingdom dengan judul ‘The Cultural Analysis
of Texts’ pada tahun 2000, di dalam sebuah kutipan di bukunya jelas diterangkan
bahwa ketika seseorang menulis sebuah
teks maka seketika itu pula penulis tidak hanya membangun sebuah arti kedalam
sebuah teks, akan tetapi harus juga membangun arti untuk hidupnya melalui cara
yakni mencari tahu apa saja prioritas yang mesti di perhatikan di dalam suatu teks
agar pemikiran dalam teks itu dapat dengan tepat singkron dengan para pembaca
yang ditargetkannya.
Menurut Hoey (2001) seperti
yang di kutip
dalam Hayland(2004), mempersamakan pembaca dan penulis untuk menari-nari
mengikuti step satu dengan yang lainnya.masing-masing pengumpulan makna dari
teks oleh antisipasi apa persamaan yang lainnya untuk membuat koneksi pada teks
utama. Pada kata lain, menurut Hyland
penulis-pembaca membuat sebuah koneksi
yang disebut Art.
Lehtonen (2000) on Barthes. Dimana bahasa
untuk Saussure sebuah sistem penggambaran maknanya. Barthes telah melihat
aturan orang-orang yang telah mempraktekan aktifitas bahasa seperti juga
menjadi pusat dalam formasi makna.
Masih menurut Lehtonen penulis bukan penulis sebelumnya untuk tindakan penulisan,
tetapi mengambil bentuk seperti one while writing. Barthes tentu saja mengumkan
the death of author, tanda secara serempak he birth of the reader.
Pembaca termasuk pilihan apa yang di
baca, di olah dan penghubung mereka bersama dalam order to form meaning, sebaik
mungkin membawa pengetahun dari pembaca kedalam teks.
Teks dan pembaca tidak pernah keluar
dengan bebas dengan lainnya. Tetapi faktanya memproduksi yang lainnya. Pembaca
naik pada nucleus pada formasi makna dan pembaca menjadi tempat dimana makna
terdapat di dalam nya.
Mengenai Extensive Reading
Membaca ekstensif
adalah membaca sebanyak mungkin, untuk kesenangan sendiri, pada tingkat
kesulitan di mana reader dapat membaca dengan lancar dan cepat tanpa mencari
kata-kata atau menerjemahkan ke Bahasa Inggris saat membaca. Dengan kata lain,
dari pada menghabiskan setengah jam decoding bagian kecil dari satu buku (juga
dikenal sebagai membaca intensif). Hal ini memungkinkan reader terbiasa membaca
kalimat yang lebih kompleks dengan mudah, memperkuat kata-kata yang sudah tahu
dan membantu mempelajari kata-kata baru dari konteks.
Menjelajahi Argumentative Essay
Esai
argumentatif adalah genre penulisan yang mengharuskan untuk menyelidiki topik;
mengumpulkan, menghasilkan, dan mengevaluasi bukti; dan membangun posisi pada
topik secara ringkas.
Beberapa
kebingungan mungkin terjadi antara esai argumentatif dan esai ekspositori.
Kedua genre serupa, tetapi esai argumentatif berbeda dari esai ekspositori
dalam jumlah pra-menulis (penemuan) dan penelitian yang terlibat. Esai
argumentatif umumnya ditugaskan sebagai batu penjuru atau tugas akhir secara
tertulis tahun pertama atau kursus komposisi maju dan melibatkan panjang,
penelitian rinci. Esai ekspositori melibatkan penelitian kurang dan lebih
pendek panjang. Esai ekspositori sering digunakan untuk latihan menulis di
kelas atau tes, seperti GED atau GRE.
Langkah-Langkah
Penulisan Esai Secara Umum:
1.
Memilih Topik
Bila topik telah
ditentukan, Anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun
demikian, bukan berarti Anda siap untuk menuju langkah berikutnya. Pikirkan
terlebih dahulu jenis naskah yang akan Anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum,
atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan
tinjauan umum, Anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila
Anda ingin melakukan analisis khusus, topik Anda harus benar-benar spesifik.
Jika topik masih terlalu umum, Anda dapat mempersempit topik Anda. Mempersempit
topik membuat esai Anda jauh lebih kuat dan berkarakter.
2.
Tentukan Tujuan
Tentukan terlebih
dahulu tujuan esai yang akan di tulis. Apakah untuk meyakinkan orang agar
mempercayai apa yang Anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal
tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun
topik yang Anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.
3.
Tuliskan Minat Anda
Jika Anda telah
menetapkan tujuan esai Anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik minat Anda.
Semakin banyak subyek yang Anda tulis, akan semakin baik. Jika Anda memiliki
masalah dalam menemukan subyek yang Anda minati, coba lihat di sekeliling Anda.
Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang Anda
lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi
subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.
4.
Evaluasi Potensial Topik
Jika telah ada bebearpa topik yang pantas,
pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, Anda harus
mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka
topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting, berapa
banyak ide-ide yang Anda miliki untuk topik yang Anda pilih.
5.
Membuat Outline atau Kerangka Karangan
Tujuan dari pembuatan outline adalah
meletakkan ide-ide tentang topik Anda dalam naskah dalam sebuah format yang
terorganisir. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama.
6.
Menuliskan Tubuh Esai Bagian ini merupakan bagian paling
menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan
lengkap untuk topik yang telah Anda pilih. Masing-masing ide penting yang Anda tuliskan
pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis Anda. Kemudian,
tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut. Bila perlu, Anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing
paragraf. Gunakan salah satu bagan esai yang ada di bawah ini!
a.
DAM-D :
Dampak yang
ada-Analisis- Misalnya (contoh kasus/fakta)-Dampak yang mungkin timbul lagi
b.
Masa DSD : Masa Dulu – Sekarang – Depan
c.
5W+1H : What, When, Who,
Why, Where, dan How
d.
HIP/TAS : Tesis- Hipotesis-
Simpulan / Tesis – Antitesis - Simpulan
e.
PIK: Pendahuluan – Inti
– (Ke)simpulan
7.
Menulis Paragraf
Pertama Mulailah dengan menarik perhatian pembaca. Anda dapat menggunakan salah
satu TOPKUAT :
T (Tesis) : Satu atau dua kalimat yang akan membawa
pembaca pada pernyataan
tesis Anda atau tesis orang lain Anda kutip.
O (Obrolan) : Dialog atau percakapan tokoh yang Anda
kutip atau Anda buat seperti
dialog dalam cerita/narasi.
P (Perbuatan) : Perbuatan tokoh terkenal atau perbuatan yang
banyak dilakukan orang secara umum.
K (Kuriositas) : Rasa
ingin tahu Anda terhadap suatu hal/topik yang Anda pilih.
U (Ungkapan) : Ungkapan yang menarik sesuai
dengan topik yang Anda tentukan.
A (Anekdot) : Suatu cerita yang menggambarkan hal yang
Anda maksud terkait topik.
Meski anekdot ini
efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, Anda
harus menggunakannya dengan tepat dan
hati-hati.
T (Tanya) : kalimat tanya yang mengundang pembaca ingin mengetahui lebih
lanjut tulisan topik Anda.
8.
Menuliskan
Kesimpulan Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah Anda
kemukakan dan memberikan perspektif akhir Anda kepada pembaca. Tuliskan dalam
tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam
tubuh tesis di atas) yang menggambarkan pendapat dan perasaan Anda tentang
topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot/refleksi untuk menutup esai
Anda.
Esai Argumentatif
Esai
argumentatif menyajikan perdebatan (pro dan kontra) tentang suatu gagasan.
Menulis esai argumentatif mempertajam kemampuan melihat manfaat (keuntungan)
dan mudarat (kerugian) dari suatu gagasan. Penulis harus mengevaluasi pendapat
dengan membandingkan dan mengkontraskan. Fakta-fakta disajikan untuk mendukung
pendapatnya. Gagasan pro atau kontra dipisahkan agar memudahkan analisis
terhadap data yang ada.
Pada dasarnya bagian pendahuluan berisi pengantar yang
memadai tentang topik bahasan yang hendak ditulis. Gagasan yang ditulis dalam
paragraf pendahuluan memberikan gambaran umum tentang gagasan atau argumen yang
akan ditulis pada bagian isi esai. Unsur yang paling penting dalam paragraf
pendahuluan adalah kalimat tesis (thesis statement). Kalimat tesis merupakan
gagasan utama esai yang dinyatakan secara jelas (tidak ambigu) dan eksplisit.
Kalimat tesis ini berfungsi sebagai pengontrol gagasan yang hendak disampaikan
dalam isi esai. Bagian
isi esai merupakan penjabaran dari gagasan utama yang dinyatakan dalam kalimat
tesis. Penutup esai diwujudkan
dalam satu paragraf simpulan yang dimaksudkan untuk mengakhiri pembahasan topik
esai. Paragraf ini biasanya berisi rangkuman dari pokok pikiran yang telah
disampaikan penulis. Paragraf penutup juga bisa berupa penegasan atas argumen
yang telah dijabarkan di bagian isi dengan maksud agar pembaca mengetahui
secara persis posisi penulis atas suatu masalah. Menutup esai dengan paragraf
yang efektif akan memberikan kesan ketuntasan (sense of closure) bagi
pembaca sehingga apa yang telah disampaikan penulis dapat diterima oleh
pembaca.
Mr. Lala
Bumela menyampaikan bahwa sifat dari text itu sekarang ini merupakan gabungan,
tidak ada yang murni. Misalnya gabungan antara text descriptive dengan text
narrative, dls.
Pada Class Review
ini Mr. Lala juga mengatakan kepada kami untuk mengenali “Rimba“ yang akan kami
tulis seperti dalam topik mengenai papua dan NKRI. Menurut
Mr. Lala Bumela, point of view dikembangkan lama dan berat
Menurut Fitzpatrick 2005, dalam menulis
argumentative essay kita harus membujuk audiens untuk mempertimbangkan sudut
pandang kita, bahkan jika mereka (reader) mungkin tidak setuju dengan kita.
Dibawah ini adalah outline dari argumentative
essay :
Introduction
This paper offers an argument about
why West Papua should be better with NKRI. However, West Papua is one part of
the NKRI. There are many reasons that West Papua should be better following
NKRI.
Define The Topic:
West Papua is one of province of Indonesia. Papua was the ex-colonial
territories from foreign countries. And about NKRI, Indonesian government also
tried to convince the people of Papua, that Papua is an integral part of the
Homeland.
Supporting info:
Minister of Foreign, Garfield Barwick wrote that an independent of West Papua
would be a "stand provocation" for Indonesia, and a strong
relationship with Indonesia is more important than allowing self-determination.
Body
- First
point, it is about the construction in West Papua still lagging
Supporting info:
According to a minister Helmy, there are currently 183 disadvantaged areas in
Indonesia, and of that number by 70% in Eastern Indonesia (West Papua). In this
case the Indonesian government has made efforts to accelerate development in
Papua to catch up.
- Second
point, it is about Education. Education in West Papua is still far
behind. Images of Education inland of West Papua is not 'As beautiful as' its
nature. Education in West Papua still 180 degrees left than education in other
cities.
Supporting info:
UNICEF Officer of Education field in West Papua, Sri Karnike reveals from the
results of field research that are conducted both coastal and inland areas,
there are many educational facilities do not exist at all.
The
government has a great attention to the development in the province of West
Papua, especially in the education sector. The Indonesian government is also
trying to have the education there is not left behind by sending professional
workforce. Teachers and Education Personnel Director, Supriyadi Rustad pointed
out that the Directorate General of Higher Education (Directorate General of
Higher Education) has prepared a variety of programs that focus on areas that
have categories Frontier, Outermost and Disadvantaged (3T) in which Papua and
West Papua is a part. Supriyadi said as many as 3,000 graduates have been
placed in the 3T.
- Third
point, it is about Culture. Papua is a territory that has a very
unique culture as many kinds of traditional house, dances and habits of each
society.
It
is a cultural wealth that needs to be guarded well by NKRI.
- Fourth
point, it is about Natural Resources in West Papua. West Papua
province has tremendous potential, such as agriculture, mining, forest products
and tourism. The natural resources like wood, gold, petroleum, even fish, and
the other can find easily in Papua. So it is not weird if Indonesia always keep
the West Papua.
Supporting info:
90% of the land of Papua is forest, superior product too much born of
wilderness in dense more than 1000 species of plants. More than 150 varieties
in the forest is a commercial crop.
- Fifth
point, it is about Economic. There are many big foreign companies who
exploit the natural resources in Papua.
Supporting info:
There are many foreign companies in West Papua such as Freeport, BP, Shell, and
many others.
Independent
of West Papua would be the micro - the state open the “influence from outside
“of other world powers. We must realize that the occupation in such a good
shape and occupiers nevertheless remains aimed only one: Spend the West Papuans
and control of our land
- Sixth
point, it is about Politics. Many interests of foreign that are not
require Papua became part of Indonesia. At least, some foreign countries would
get the benefit more if Papua is not the part of Indonesia.
Supporting info:
In the world of international diplomacy being conducted by the Indonesian
government, in the framework of international support for the integrity of the
Unitary Republic of Indonesia (NKRI) from Sabang to Merauke and avoid the
threat of disintegration.
- Seventh
point, it is about History. Each territory has its own history, but
Papua is one area that is difficult to be sustained. A lot of struggle to get
the Papua as a whole, such as the Agreement of New York and operation TRIKORA.
The Indonesia efforts are New York appointment, PEPERA, KMB and the other.
Conclusion
Papua
is a Territory of the Republic of Indonesia which is one of the main sources of
wealth because of West Papua is rich with many varieties of potential natural
and cultural resources. So that, West Papua will be better if following NKRI.
Released Papua can give the abundant benefit to another country. The government
also should care in many aspects of Papua, such as economic, education,
infrastructure, and many else.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic