We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 28 April 2014

Mengarungi Papua Barat Melalui Argumentative Essay

10th Class Review



“karena setiap lembarnya, mengalir berjuta
cahaya, karena setiap aksara membuka jendela dunia..” 
― cholil ERK

Dalam Class Review ke-10 ini, pada hari Selasa 22 April 2014 Mr. Lala Bumela menyampaikan mengenai “Nikmatnya Membaca” bahwa setiap makna akan sangat “Dynamic”. Karena yang telah kita lakukan sekarang ini merupakan pencarian makna dalam setiap kalimat per kalimat dan akan lebih Dynamic lagi jika makna tersebut di cari dalam setiap suku kata. Pencarian makna disini sama halnya dalam melakukan “Extensive Reading”. Apa alasannya membaca itu bisa menjadi nikmat dan kenapa makna itu dikatakan Dynamic? Alasannya yaitu, karena dalam membaca ada sesuatu hal yang tidak terduga-duga yang sebelumnya tidak pernah terlintas dalam fikiran kita keluar. Klimaks nya dalam membaca itu ada pada saat sebuah konflik muncul dan itu akan menjadi menarik bagi pembaca. Jelas terbukti, dengan membaca kita bisa menjadi tau apa yang sebelumnya belum kita ketahui, dengan membaca pula, kita tidak akan tertinggal mengenai informasi yang ada.

Setiap buku, tidak peduli betapa sederhananya adalah, memperkuat sesuatu yang Anda sudah tahu dan mengajarkan Anda sesuatu yang baru. Ini lah makna dari “Nikmatnya Membaca”
Dalam sebuah kutipan di sebuah buku yang ditulis oleh Mr. Mikko Lehtonen dari London, United Kingdom dengan judul ‘The Cultural Analysis of Texts’ pada tahun 2000, di dalam sebuah kutipan di bukunya jelas diterangkan bahwa ketika seseorang menulis sebuah teks maka seketika itu pula penulis tidak hanya membangun sebuah arti kedalam sebuah teks, akan tetapi harus juga membangun arti untuk hidupnya melalui cara yakni mencari tahu apa saja prioritas yang mesti di perhatikan di dalam suatu teks agar pemikiran dalam teks itu dapat dengan tepat singkron dengan para pembaca yang ditargetkannya.
Menurut Hoey (2001) seperti yang di kutip dalam Hayland(2004), mempersamakan pembaca dan penulis untuk menari-nari mengikuti step satu dengan yang lainnya.masing-masing pengumpulan makna dari teks oleh antisipasi apa persamaan yang lainnya untuk membuat koneksi pada teks utama. Pada kata lain, menurut Hyland penulis-pembaca membuat sebuah koneksi yang disebut Art.
Lehtonen (2000) on Barthes. Dimana bahasa untuk Saussure sebuah sistem penggambaran maknanya. Barthes telah melihat aturan orang-orang yang telah mempraktekan aktifitas bahasa seperti juga menjadi pusat dalam formasi makna.
Masih menurut Lehtonen penulis bukan penulis sebelumnya untuk tindakan penulisan, tetapi mengambil bentuk seperti one while writing. Barthes tentu saja mengumkan the death of author, tanda secara serempak he birth of the reader.
Pembaca termasuk pilihan apa yang di baca, di olah dan penghubung mereka bersama dalam order to form meaning, sebaik mungkin membawa pengetahun dari pembaca kedalam teks.
Teks dan pembaca tidak pernah keluar dengan bebas dengan lainnya. Tetapi faktanya memproduksi yang lainnya. Pembaca naik pada nucleus pada formasi makna dan pembaca menjadi tempat dimana makna terdapat di dalam nya.

Mengenai Extensive Reading
Membaca ekstensif adalah membaca sebanyak mungkin, untuk kesenangan sendiri, pada tingkat kesulitan di mana reader dapat membaca dengan lancar dan cepat tanpa mencari kata-kata atau menerjemahkan ke Bahasa Inggris saat membaca. Dengan kata lain, dari pada menghabiskan setengah jam decoding bagian kecil dari satu buku (juga dikenal sebagai membaca intensif). Hal ini memungkinkan reader terbiasa membaca kalimat yang lebih kompleks dengan mudah, memperkuat kata-kata yang sudah tahu dan membantu mempelajari kata-kata baru dari konteks.



Menjelajahi Argumentative Essay
Esai argumentatif adalah genre penulisan yang mengharuskan untuk menyelidiki topik; mengumpulkan, menghasilkan, dan mengevaluasi bukti; dan membangun posisi pada topik secara ringkas.
Beberapa kebingungan mungkin terjadi antara esai argumentatif dan esai ekspositori. Kedua genre serupa, tetapi esai argumentatif berbeda dari esai ekspositori dalam jumlah pra-menulis (penemuan) dan penelitian yang terlibat. Esai argumentatif umumnya ditugaskan sebagai batu penjuru atau tugas akhir secara tertulis tahun pertama atau kursus komposisi maju dan melibatkan panjang, penelitian rinci. Esai ekspositori melibatkan penelitian kurang dan lebih pendek panjang. Esai ekspositori sering digunakan untuk latihan menulis di kelas atau tes, seperti GED atau GRE.
Langkah-Langkah Penulisan Esai Secara Umum:
1.      Memilih Topik
Bila topik telah ditentukan, Anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti Anda siap untuk menuju langkah berikutnya. Pikirkan terlebih dahulu jenis naskah yang akan Anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, Anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila Anda ingin melakukan analisis khusus, topik Anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, Anda dapat mempersempit topik Anda. Mempersempit topik membuat esai Anda jauh lebih kuat dan berkarakter.

2.      Tentukan Tujuan
Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan di tulis. Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang Anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang Anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.


3.      Tuliskan Minat Anda
Jika Anda telah menetapkan tujuan esai Anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik minat Anda. Semakin banyak subyek yang Anda tulis, akan semakin baik. Jika Anda memiliki masalah dalam menemukan subyek yang Anda minati, coba lihat di sekeliling Anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang Anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.

4.      Evaluasi Potensial Topik
Jika telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, Anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang Anda miliki untuk topik yang Anda pilih.

5.      Membuat Outline atau Kerangka Karangan
Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik Anda dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama.

6.      Menuliskan Tubuh Esai Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah Anda pilih. Masing-masing ide penting yang Anda tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis Anda. Kemudian, tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut. Bila perlu, Anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf. Gunakan salah satu bagan esai yang ada di bawah ini!
a.       DAM-D :
Dampak yang ada-Analisis- Misalnya (contoh kasus/fakta)-Dampak yang mungkin timbul lagi
b.      Masa DSD : Masa Dulu – Sekarang – Depan
c.       5W+1H : What, When, Who, Why, Where, dan How
d.      HIP/TAS : Tesis- Hipotesis- Simpulan / Tesis – Antitesis - Simpulan
e.       PIK: Pendahuluan – Inti – (Ke)simpulan

7.      Menulis Paragraf Pertama Mulailah dengan menarik perhatian pembaca. Anda dapat menggunakan salah satu TOPKUAT :
T (Tesis)          : Satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan
  tesis Anda atau tesis orang lain Anda kutip.
O (Obrolan)     : Dialog atau percakapan tokoh yang Anda kutip atau Anda buat seperti
  dialog dalam cerita/narasi.
P (Perbuatan)  : Perbuatan tokoh terkenal atau perbuatan yang banyak dilakukan orang                                secara umum.
K (Kuriositas) : Rasa ingin tahu Anda terhadap suatu hal/topik yang Anda pilih.
U (Ungkapan)             : Ungkapan yang menarik sesuai dengan topik yang Anda tentukan.
A (Anekdot)   : Suatu cerita yang menggambarkan hal yang Anda maksud terkait topik.
  Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, Anda
  harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.
T (Tanya) : kalimat tanya yang mengundang pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tulisan topik Anda.

8.      Menuliskan Kesimpulan Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah Anda kemukakan dan memberikan perspektif akhir Anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas) yang menggambarkan pendapat dan perasaan Anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot/refleksi untuk menutup esai Anda.

Esai Argumentatif
Esai argumentatif menyajikan perdebatan (pro dan kontra) tentang suatu gagasan. Menulis esai argumentatif mempertajam kemampuan melihat manfaat (keuntungan) dan mudarat (kerugian) dari suatu gagasan. Penulis harus mengevaluasi pendapat dengan membandingkan dan mengkontraskan. Fakta-fakta disajikan untuk mendukung pendapatnya. Gagasan pro atau kontra dipisahkan agar memudahkan analisis terhadap data yang ada.
Pada dasarnya bagian pendahuluan berisi pengantar yang memadai tentang topik bahasan yang hendak ditulis. Gagasan yang ditulis dalam paragraf pendahuluan memberikan gambaran umum tentang gagasan atau argumen yang akan ditulis pada bagian isi esai. Unsur yang paling penting dalam paragraf pendahuluan adalah kalimat tesis (thesis statement). Kalimat tesis merupakan gagasan utama esai yang dinyatakan secara jelas (tidak ambigu) dan eksplisit. Kalimat tesis ini berfungsi sebagai pengontrol gagasan yang hendak disampaikan dalam isi esai. Bagian isi esai merupakan penjabaran dari gagasan utama yang dinyatakan dalam kalimat tesis. Penutup esai diwujudkan dalam satu paragraf simpulan yang dimaksudkan untuk mengakhiri pembahasan topik esai. Paragraf ini biasanya berisi rangkuman dari pokok pikiran yang telah disampaikan penulis. Paragraf penutup juga bisa berupa penegasan atas argumen yang telah dijabarkan di bagian isi dengan maksud agar pembaca mengetahui secara persis posisi penulis atas suatu masalah. Menutup esai dengan paragraf yang efektif akan memberikan kesan ketuntasan (sense of closure) bagi pembaca sehingga apa yang telah disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.

Mr. Lala Bumela menyampaikan bahwa sifat dari text itu sekarang ini merupakan gabungan, tidak ada yang murni. Misalnya gabungan antara text descriptive dengan text narrative, dls.
Pada Class Review ini Mr. Lala juga mengatakan kepada kami untuk mengenali “Rimba“ yang akan kami tulis seperti dalam topik mengenai papua dan NKRI. Menurut Mr. Lala Bumela, point of view dikembangkan lama dan berat 
Menurut Fitzpatrick 2005, dalam menulis argumentative essay kita harus membujuk audiens untuk mempertimbangkan sudut pandang kita, bahkan jika mereka (reader) mungkin tidak setuju dengan kita. 
Dibawah ini adalah outline dari argumentative essay : 
Introduction
            This paper offers an argument about why West Papua should be better with NKRI. However, West Papua is one part of the NKRI. There are many reasons that West Papua should be better following NKRI.
Define The Topic: West Papua is one of province of Indonesia. Papua was the ex-colonial territories from foreign countries. And about NKRI, Indonesian government also tried to convince the people of Papua, that Papua is an integral part of the Homeland.
Supporting info: Minister of Foreign, Garfield Barwick wrote that an independent of West Papua would be a "stand provocation" for Indonesia, and a strong relationship with Indonesia is more important than allowing self-determination.
Body
-           First point, it is about the construction in West Papua still lagging
Supporting info: According to a minister Helmy, there are currently 183 disadvantaged areas in Indonesia, and of that number by 70% in Eastern Indonesia (West Papua). In this case the Indonesian government has made efforts to accelerate development in Papua to catch up.
-           Second point, it is about Education. Education in West Papua is still far behind. Images of Education inland of West Papua is not 'As beautiful as' its nature. Education in West Papua still 180 degrees left than education in other cities.
Supporting info: UNICEF Officer of Education field in West Papua, Sri Karnike reveals from the results of field research that are conducted both coastal and inland areas, there are many educational facilities do not exist at all.
The government has a great attention to the development in the province of West Papua, especially in the education sector. The Indonesian government is also trying to have the education there is not left behind by sending professional workforce. Teachers and Education Personnel Director, Supriyadi Rustad pointed out that the Directorate General of Higher Education (Directorate General of Higher Education) has prepared a variety of programs that focus on areas that have categories Frontier, Outermost and Disadvantaged (3T) in which Papua and West Papua is a part. Supriyadi said as many as 3,000 graduates have been placed in the 3T.
-           Third point, it is about Culture. Papua is a territory that has a very unique culture as many kinds of traditional house, dances and habits of each society.
It is a cultural wealth that needs to be guarded well by NKRI.
-           Fourth point, it is about Natural Resources in West Papua. West Papua province has tremendous potential, such as agriculture, mining, forest products and tourism. The natural resources like wood, gold, petroleum, even fish, and the other can find easily in Papua. So it is not weird if Indonesia always keep the West Papua.
Supporting info: 90% of the land of Papua is forest, superior product too much born of wilderness in dense more than 1000 species of plants. More than 150 varieties in the forest is a commercial crop.
-           Fifth point, it is about Economic. There are many big foreign companies who exploit the natural resources in Papua.
Supporting info: There are many foreign companies in West Papua such as Freeport, BP, Shell, and many others.
Independent of West Papua would be the micro - the state open the “influence from outside “of other world powers. We must realize that the occupation in such a good shape and occupiers nevertheless remains aimed only one: Spend the West Papuans and control of our land
-           Sixth point, it is about Politics. Many interests of foreign that are not require Papua became part of Indonesia. At least, some foreign countries would get the benefit more if Papua is not the part of Indonesia.
Supporting info: In the world of international diplomacy being conducted by the Indonesian government, in the framework of international support for the integrity of the Unitary Republic of Indonesia (NKRI) from Sabang to Merauke and avoid the threat of disintegration.
-           Seventh point, it is about History. Each territory has its own history, but Papua is one area that is difficult to be sustained. A lot of struggle to get the Papua as a whole, such as the Agreement of New York and operation TRIKORA. The Indonesia efforts are New York appointment, PEPERA, KMB and the other. 

Conclusion
Papua is a Territory of the Republic of Indonesia which is one of the main sources of wealth because of West Papua is rich with many varieties of potential natural and cultural resources. So that, West Papua will be better if following NKRI. Released Papua can give the abundant benefit to another country. The government also should care in many aspects of Papua, such as economic, education, infrastructure, and many else.

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic