Waktu berlalu begitu cepat, tanpa bisa
dihentikan ataupun diatur oleh kita. Saya rasa, baru kemarin menikmati hari
tanpa mengerjakan tugas class review , tetapi kini saya harus kembali kesemula
lagi, yaitu untuk mengerjakan tugas-tugas writing selanjutnya. Satu minggu
berlalu tanpa class riview. Namun hal itu, hanyalah sementara, kami harus
kembali lagi ke aktifitas, seperti biasanya, dan mulai kerja keras, semangat
yang tinggi dan focus kembali pada tugas biasanya.
Semakin jauh pertemuan yang kita
lewati, maka semakin sulit dan menantang pula tugas-tugas yang ada. Seperti
pepatah mengatakan, semakin besar pohon, maka semakin kencang pula angin yang
mengguncang. Itulah yang saya rasakan saat ini. Namun semua kesulitan serta
rintangan yang ada, harus kita kalahkan dan diselesaikan. Karena saya yakin di
mana ada kesulitan, maka disitulah terdapat kemudahan juga.
Pada pertemuan kemarin, Mr Lala masih
menjelaskan mengenai isi dari peaper yang berjudul “Don’t use your date as a
pillow” yang berisikan mengenai konflik yang ada di Papua. Pada class riview
ini, yaitu class riview yang kesembilan akan membahas dan mengupas dengan sejelas-jelasnya konflik yang berada di
Papua.
Konflik yang ada di Papua ini, konflik
yang sangat crusial dan amat rumit. Di dalam konflik tersebut, banyak
fakta-fakta yang tidak terungkap dan tidak dibahas oleh Eben dalam tulisannya
yang berjudul “Don’t use your date as
pillow”. Mempelajari kasus atau konflik yang ada di Papua ini, lumayan menguras
otak dan fikiran kami semua. Karena ini adalah kasus bangsa indonesia yang
sangat crusial. Namun di samping itu, dengan mempelajari konflik yang ada di
Papua, banyak pengetahuan buru dan dan hal yang baru yang kami dapatkan di
dalamnya. Namun dibalik itu semua, ada beberapa tugas yang harus saya
selesaikan dalam konflik di Papua tersebut. Yaitu bagaimana cara kita agar bisa
memetakan secara jelas pihak-pihak yang terlibat dalam kasus ini.
Di bawah ini ada beberapa
pertanyaan-pertanyaan yang muncul yang menyangkut pada konflik Papua yang
berkepanjangan ini, yaitu:
·
Apa
yang menyebabkan konflik di Papua terjadi ?
·
Siapa
yang ada di balik kasus Papua ?
·
Siapa
yang membantai ?
·
Siapa
yang menjadi korban ?
·
Mengapa
si Eben hanya membahas Papua saja, namun tidak membahas lebih mengenai
perusahan BP ?
·
Pihak-pihak
siapa saja yang terlibat dalam konflik yang berkepanjangan ini ?
Nah itulah beberapa pernyataan yang harus saya
jawab dan jelaskan dan class riview ini. Sebelum saya menjelaskan secara luas,
ada beberapa dugaan yang muncul dalam terjadinya konflik ini, yaitu daerah
Papua kurangnya perhatian dari pemerintah Indonesia. Banyaknya kasus-kasus
militer Indonesia yang membunuh orang-orang Papua. Adanya campus tangan dari
pihak luar, yang mengkambing hitamkan pihak pemerintah Indonesia dengan pihak Papua.
Dalam peaper yang berjudul “Don’t use your
date as a pillow” yang penulisnya bernama S. Eben Kirksey. Eben menuliskan
pengalaman dan pengetahuannya ketika berada di Papua. Berawal dari hanya ingin
menyelesaikan tugas thesisnya yang tempatnya di Papua, ia mulai tertarik dengan
mempelajari dan mencari tahu konflik yang ada di Papua saat itu. Tetapi,
sebelum saya melanjutkan mengenai Eben itu, saya akan sedikit memberi gambaran
mengenai kasus yang akan kita pelajari ini.
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau
Papua atau bagian paling
timur West New Guinea (Irian
Jaya). Belahan timurnya
merupakan negara Papua
Nugini atau East New
Guinea. Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, namun sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua provinsi di mana bagian timur
tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua
Barat.
Perkembangan asal usul nama pulau Papua memiliki perjalanan yang panjang
seiring dengan sejarah interaksi antara bangsa-bangsa asing dengan masyarakat
Papua, termasuk pula dengan bahasa-bahasa lokal dalam memaknai nama Papua.
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands
Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai
Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002. UU No. 21
Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua mengamanatkan nama provinsi ini untuk diganti menjadi Papua. Pada
tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua
Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian
timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi
Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua
Barat). Bagian timur inilah
yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini. Nama Papua
Barat (West Papua) masih sering digunakan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), suatu gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia
dan membentuk negara sendiri.
Pada tanggal
3 Mei 1956 Indonesia membatalkan hubungan Indonesia Belanda, berdasarkan
perjanjian KMB. Pembatalan ini dilakukan dengan Undang Undang No. 13 tahun 1956
yang menyatakan, bahwa untuk selanjutnya hubungan Indonesia Belanda adalah
hubungan yang lazim antara negara yang berdaulat penuh, berdasarkan hukum
internasional. Sementara itu hubungan antara kedua negara semakin
memburuk, karena :
1.
terlibatnya orang-orang Belanda dalam
berbagai pergolakan di Indonesia (APRA, Andi Azis, RMS)
2. 2. Belanda
tetap tidak mau menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia
Di bawah ini adalah kesimpulan dari beberapa paragraph
yang ada dalam teks “Don’t use your date as a pillow”.
P1 : Eben menuliskan keterkesanan dia terhadap
pesta yang disediakan untuk dia oleh warga papu.a dari pesta ni eben berharap
pesta ini sebagai kemajuan dalam bersosial dengan dunia asing.
P2 : Alasan eben datang ke papua 1998 untuk
meneliti kekeringan menyelesaikan tesis, ketika datang sudah hujan dan tidak
ada warga papua yang mau memberikan keterangan tentang hal itu.
P3 : orang papu yang dilihat eben bukan ingin
reformasi tapi ingin merdeka dan memisahkan diri dari indonesia, latar
belakangnya banyak pembunuhan oposisi (anti pemerintah) dari Dracula (militer
indonesia) salah satu kekejamannya ada yang ditembak mati, ditenggelamkan ke
laut.
P4 : Eben datang yang kedua kalinya sudah lulus
dari beberapa universitas oxford, California dsb. Dia tertarik pada konflik
yang terjadi di Indonesia. Dunia sudah tau bahwa pemerintah kurang care
terhadap papua barat juga di dukung kasus-kasus pembunuhan oleh militer
Indonesia. Ga semua tentara menyerang papua barat, ada sebagian yang mendukung
secara diam-diam.
P5 : masyarakat papua ingin eben kerja sama
dengan warga papua karena menganggap eben punya keahlian dan meminta eben untuk
melakukan kampanye penelitian tentang terror yang dilakukan tni Indonesia
caranya dengan mempelajari dimensi budaya kekerasa dalam bentuk terror yang
dilakukan oleh tni kepada masyarakat papau. Eben berharap penelitiannya
membantu rakyat papua untuk meraih kebebasan.
P6 : menceritakan tentang pesta dan bagaimana
eben menikmati pesta perpisahannya dengan berbicang-bincang dengan denny ini
merupakan pertemuan pertama eben dengan waropen, seorang pakar HAM dari komisi
nasional HAM. Ada doa bersama yang dipimpin denny atas kesehatan eben.
P7 : latar belakang waropen yang berasal dari
wasior, papua. Eben dan denny telah tang ke wasior sebelum pesta perpisahan
dimulai. Kedatangan eben sama denny sebelum pesta dimulai untuk menyelidiki tni
Indonesia yang pro terhadap papua.
P8 : proses eben mencari informasi di wasior,
ternyata sangat sulit karena tentara nasional Indonesia selalu mengawasi eben
sehingga tidak ada yang mau diwawancarai. Kalau ada pun Wawancara dilakukan di
malam hari.
P9 : observasi eben awalnya adalah tentang
antropologi papua dan hal-hal unik dan ciri khas yang ada di papua akan tetapi
dia itu berinisiatif untuk mewawancarai dukun yang terkenal di sunning terdekat
itu. Dukun itu berbicara tentang penyebab bencana gempa yang terjadi di jawa
dan jatuhnya pesawat membawa militer adalah tanggung jawab mereka padahal
pernyataan tersebut merupakan bahasa halus bahwa mereka membenci Indonesia.
P10 : eben belajar kepada waropen tentang
perdukunan yang terjadi di papua untuk memenuhi tugas thesisnya.
P11 : pandangan eben kepada waropen bahwa
waropen merupakan narasumber yang sangat penting bagi eben dalam rangka
menyelesaikan penelitiannya. Kata eben “itu hanya sebatas data, bukan
pengetahuan”. Waropen cemas karena eben tidak mengutip sumber terpercaya.
P12 : rekan informal dan mentor menyarankan
eben untuk memelihara semua sumber yang tidak diketahui namanya dengan izin
dari kelembagaan universitasnya.
P13 : aninoous, yaitu sumber tanpa nama.
Kekurangannya, terpercaya. Kelebihannya, kita bisa menjaga nama baik narasumber
dan penulis dan itu merupakan strategi menjaga kutipan tanpa nama biar legal.
P14 : eben kekeh agar tidak menyebutkan
sumbernya. Dan waropen kekeh harus menyebutkan sumbernya.
P15 : waropen bilang “don’t use your data as a
pillow”, jangan menggunakan data sebagai jembatan untuk kembali ke amerika.
P16 : pada kenyataannya waropen memproduksi
eben untuk menjadi seorang ahli yang dapat diandalkan (seseorang yang
mengetahui hal yang pasti dan dapat dipertanggungjawabkan).
P17 : waropen memberikan tantangan kepada eben
untuk menjadi seseorang yang lebih baik dan untuk mengetahui tentang
permasalahan-permasalahan yang terjadi dengan baik, dengan data-data dan
mendorong eben untuk menerjemahkan suatu pengetahuan yang belum mereka ketahui
ke dalam bentuk tulisan.
P18 : eben udah nulis data tapi waropen
menolak data eben itu membuat eben berfikir agar dia bisa menulis bukan hanya
tulisan dan bagaimana dia bisa membawa pengetahuan yang dia dapatkan dari papua
untuk mempublikasikan karyanya ke dunia luar.
P19 : saat eben dan denny meneliti
keterhubungan antar britis patrolium dengan kerusuhan yang terjadi di papua.
Britis petroleum menghabiskan 100 juta euro untuk membersihkan citra dirinya
mengubah nama menjadi beon petroleum dan mulai mengeksploitasi lahan di papua
yang di duga mempunya keuntungannya diperkirakan 198 miliar dolar. Ada agen
militer Indonesia yang memprofokasi kekerasan tersebut, dibawah kontrak
perlindungan yang menguntungkan pihak BP (disuruh oleh BP)
P20. di wasior eben mengurus untuk mengamankan
wawancara yang aman dengan opm, satu dari interviewer mengaku akan membunuh
militer Indonesia dan dia juga mengakui mendapatkan perbekalan pendukung dan
agen rahasia dari tentara Indonesia. Eben berhasil mengatur rumor untuk
memperkuat hubungan kekerasan yang baru-baru ini terjadi di wasior untuk proyek
BP. Orang yang sama mengatakan hidupnya dalam bahaya ingin dibunuh oleh aparat
pejabat aktif aparat militer. Eben pengen bantu tapi ga bisa.
P21 : muncul john rumbiak seorang pembela Ham
di papua, rumbiak mengandalkan hasil penelitian eben sebagai penguat klaim yang
dikasus yang di paragraph 20 agar orang-orang papua percaya pada BP untuk
membela HAM di papua barat.
P22 : bercerita tentang eben dan rumbiak
mengunjungi kantor BP yang ada di London. Eben n rumbiak tersesat ketika akan
menghadiri perjanjian dengan BP yang menyebabkan mereka datang terlambat 20.
P23 : setelah tiba di kantor BP mereka bertemu
dengan Byron Grote n O’Reilly (duat BP untuk Indonesia) yang pernah terlibat
kontroversi BP di kolumbia antara kematian para militer dan aktifis lingkungan,
eben merasa tertantang untuk melakukan penelitian tentang hal tersebut.
P24 : menceritakan apa saya yang terjadi dalam
pertemuan antara Dr. Grote, Jhon O’really n Rumbiak. Grote bilang jangan
direkam karena ini sangat rahasia, tapi rumbiak ga mau karena akan diceritakan
pada rakyat papua. Rumbiak langsung bilang ke dr. Grote bahwa BP telah banyak
melanggar HAM. Perjanjiannya agen militer yang bekerja ke BP di gaji 80% dan BP
mengingkarinya, kalo kamu terus-terusan begini perusahaan lain di papua akan
mengikuti seperti BP. Kalu kamu terus-terusan begini kekerasa di papua terus
terjadi. Rumbiak ingin ada kontrak perlindungan agar tidak ada pelanggaran Ham
yang dilakukan oleh tentara yang melindungi perusahaan kalian kepada polisi
Indonesia.
P25 : kata dr. Grote kekerasan ga baik buat
bisnis, masyarakat yang terbuka baik, mereka menciptakan lingkungan bisnis
berkembang pesat. Kami tidak melakukan kekerasan, tapi agen militer papua dan
opm malah mau bekerja sama dengan kami, secara tidak langsung mereka membantu
perusahaan BP kami.
Dr grote berdalih bahwa BP tidak menimbulkan
kekerasan. Saya yakin kerjasama double agen militer dengan kami akan terus
berjalan. Jika saya membatalkan kerjasama ini, perusahaan yang lain ga akan
mengembangkan bisnis gas seperti sekarang dan lagi mereka tidak akan menggunakan
kode etik dalam berbisnis.
P26 : rumbiak nyuruh eben untuk ngomong ke G n
O. Eben mulai menceritakan agen militer yang melindungi BP telah banyak
membunuh militer Indonesia. Kenapa polisi indo mengusik BP ? karena polisi indo
itu punya alasan mereka punya misi namanya operation isolate n anhiliet
(operasi penyisiran dan penumpasan) untuk menumpas opm sedangkan militer yang
pro opm kerja di BP. Jadi atas kasus ini para polisi papua meminta kontrak
perlindungan dari BP biar militer yang melindungi perusahaan mereka tidak
berbuat sewenang-wenang.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam paragraph satu sampai dengan 26 itu
membahas tentang penelitian Eben di Papua Barat yang menyelidiki kekerasan yang
terjadi di Papua. Di samping itu,
terjadinya konflik yang ada di Papua itu karena ada campur tangan dari pihak
asing, seperti BP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic