We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Kamis, 24 April 2014

Konflik Papua Yang Tak Kunjung Usai


Waktu berlalu begitu cepat, tanpa bisa dihentikan ataupun diatur oleh kita. Saya rasa, baru kemarin menikmati hari tanpa mengerjakan tugas class review , tetapi kini saya harus kembali kesemula lagi, yaitu untuk mengerjakan tugas-tugas writing selanjutnya. Satu minggu berlalu tanpa class riview. Namun hal itu, hanyalah sementara, kami harus kembali lagi ke aktifitas, seperti biasanya, dan mulai kerja keras, semangat yang tinggi dan focus kembali pada tugas biasanya.
Semakin jauh pertemuan yang kita lewati, maka semakin sulit dan menantang pula tugas-tugas yang ada. Seperti pepatah mengatakan, semakin besar pohon, maka semakin kencang pula angin yang mengguncang. Itulah yang saya rasakan saat ini. Namun semua kesulitan serta rintangan yang ada, harus kita kalahkan dan diselesaikan. Karena saya yakin di mana ada kesulitan, maka disitulah terdapat kemudahan juga.
Pada pertemuan kemarin, Mr Lala masih menjelaskan mengenai isi dari peaper yang berjudul “Don’t use your date as a pillow” yang berisikan mengenai konflik yang ada di Papua. Pada class riview ini, yaitu class riview yang kesembilan akan membahas dan mengupas dengan  sejelas-jelasnya konflik yang berada di Papua.
Konflik yang ada di Papua ini, konflik yang sangat crusial dan amat rumit. Di dalam konflik tersebut, banyak fakta-fakta yang tidak terungkap dan tidak dibahas oleh Eben dalam tulisannya yang berjudul  “Don’t use your date as pillow”. Mempelajari kasus atau konflik yang ada di Papua ini, lumayan menguras otak dan fikiran kami semua. Karena ini adalah kasus bangsa indonesia yang sangat crusial. Namun di samping itu, dengan mempelajari konflik yang ada di Papua, banyak pengetahuan buru dan dan hal yang baru yang kami dapatkan di dalamnya. Namun dibalik itu semua, ada beberapa tugas yang harus saya selesaikan dalam konflik di Papua tersebut. Yaitu bagaimana cara kita agar bisa memetakan secara jelas pihak-pihak yang terlibat dalam kasus ini.
Di bawah ini ada beberapa pertanyaan-pertanyaan yang muncul yang menyangkut pada konflik Papua yang berkepanjangan ini, yaitu:
·         Apa yang menyebabkan konflik di Papua terjadi ?
·         Siapa yang ada di balik kasus Papua ?
·         Siapa yang membantai ?
·         Siapa yang menjadi korban ?
·         Mengapa si Eben hanya membahas Papua saja, namun tidak membahas lebih mengenai perusahan BP ?
·         Pihak-pihak siapa saja yang terlibat dalam konflik yang berkepanjangan ini ?
Nah itulah beberapa pernyataan yang harus saya jawab dan jelaskan dan class riview ini. Sebelum saya menjelaskan secara luas, ada beberapa dugaan yang muncul dalam terjadinya konflik ini, yaitu daerah Papua kurangnya perhatian dari pemerintah Indonesia. Banyaknya kasus-kasus militer Indonesia yang membunuh orang-orang Papua. Adanya campus tangan dari pihak luar, yang mengkambing hitamkan pihak pemerintah Indonesia dengan pihak Papua.
Dalam peaper yang berjudul “Don’t use your date as a pillow” yang penulisnya bernama S. Eben Kirksey. Eben menuliskan pengalaman dan pengetahuannya ketika berada di Papua. Berawal dari hanya ingin menyelesaikan tugas thesisnya yang tempatnya di Papua, ia mulai tertarik dengan mempelajari dan mencari tahu konflik yang ada di Papua saat itu. Tetapi, sebelum saya melanjutkan mengenai Eben itu, saya akan sedikit memberi gambaran mengenai kasus yang akan kita pelajari ini.
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea. Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, namun sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua provinsi di mana bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat.
Perkembangan asal usul nama pulau Papua memiliki perjalanan yang panjang seiring dengan sejarah interaksi antara bangsa-bangsa asing dengan masyarakat Papua, termasuk pula dengan bahasa-bahasa lokal dalam memaknai nama Papua.
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002. UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua mengamanatkan nama provinsi ini untuk diganti menjadi Papua. Pada tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini. Nama Papua Barat (West Papua) masih sering digunakan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), suatu gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri.
Pada tanggal 3 Mei 1956 Indonesia membatalkan hubungan Indonesia Belanda, berdasarkan perjanjian KMB. Pembatalan ini dilakukan dengan Undang Undang No. 13 tahun 1956 yang menyatakan, bahwa untuk selanjutnya hubungan Indonesia Belanda adalah hubungan yang lazim antara negara yang berdaulat penuh, berdasarkan hukum internasional. Sementara itu hubungan antara kedua negara semakin memburuk, karena :
1.      terlibatnya orang-orang Belanda dalam berbagai pergolakan di Indonesia (APRA, Andi Azis, RMS)
2.      2. Belanda tetap tidak mau menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia

Di bawah ini adalah kesimpulan dari beberapa paragraph yang ada dalam teks “Don’t use your date as a pillow”.
P1 : Eben menuliskan keterkesanan dia terhadap pesta yang disediakan untuk dia oleh warga papu.a dari pesta ni eben berharap pesta ini sebagai kemajuan dalam bersosial dengan dunia asing.
P2 : Alasan eben datang ke papua 1998 untuk meneliti kekeringan menyelesaikan tesis, ketika datang sudah hujan dan tidak ada warga papua yang mau memberikan keterangan tentang hal itu.
P3 : orang papu yang dilihat eben bukan ingin reformasi tapi ingin merdeka dan memisahkan diri dari indonesia, latar belakangnya banyak pembunuhan oposisi (anti pemerintah) dari Dracula (militer indonesia) salah satu kekejamannya ada yang ditembak mati, ditenggelamkan ke laut.
P4 : Eben datang yang kedua kalinya sudah lulus dari beberapa universitas oxford, California dsb. Dia tertarik pada konflik yang terjadi di Indonesia. Dunia sudah tau bahwa pemerintah kurang care terhadap papua barat juga di dukung kasus-kasus pembunuhan oleh militer Indonesia. Ga semua tentara menyerang papua barat, ada sebagian yang mendukung secara diam-diam.
P5 : masyarakat papua ingin eben kerja sama dengan warga papua karena menganggap eben punya keahlian dan meminta eben untuk melakukan kampanye penelitian tentang terror yang dilakukan tni Indonesia caranya dengan mempelajari dimensi budaya kekerasa dalam bentuk terror yang dilakukan oleh tni kepada masyarakat papau. Eben berharap penelitiannya membantu rakyat papua untuk meraih kebebasan.
P6 : menceritakan tentang pesta dan bagaimana eben menikmati pesta perpisahannya dengan berbicang-bincang dengan denny ini merupakan pertemuan pertama eben dengan waropen, seorang pakar HAM dari komisi nasional HAM. Ada doa bersama yang dipimpin denny atas kesehatan eben.
P7 : latar belakang waropen yang berasal dari wasior, papua. Eben dan denny telah tang ke wasior sebelum pesta perpisahan dimulai. Kedatangan eben sama denny sebelum pesta dimulai untuk menyelidiki tni Indonesia yang pro terhadap papua.
P8 : proses eben mencari informasi di wasior, ternyata sangat sulit karena tentara nasional Indonesia selalu mengawasi eben sehingga tidak ada yang mau diwawancarai. Kalau ada pun Wawancara dilakukan di malam hari.
P9 : observasi eben awalnya adalah tentang antropologi papua dan hal-hal unik dan ciri khas yang ada di papua akan tetapi dia itu berinisiatif untuk mewawancarai dukun yang terkenal di sunning terdekat itu. Dukun itu berbicara tentang penyebab bencana gempa yang terjadi di jawa dan jatuhnya pesawat membawa militer adalah tanggung jawab mereka padahal pernyataan tersebut merupakan bahasa halus bahwa mereka membenci Indonesia.

P10 : eben belajar kepada waropen tentang perdukunan yang terjadi di papua untuk memenuhi tugas thesisnya.
P11 : pandangan eben kepada waropen bahwa waropen merupakan narasumber yang sangat penting bagi eben dalam rangka menyelesaikan penelitiannya. Kata eben “itu hanya sebatas data, bukan pengetahuan”. Waropen cemas karena eben tidak mengutip sumber terpercaya.
P12 : rekan informal dan mentor menyarankan eben untuk memelihara semua sumber yang tidak diketahui namanya dengan izin dari kelembagaan universitasnya.
P13 : aninoous, yaitu sumber tanpa nama. Kekurangannya, terpercaya. Kelebihannya, kita bisa menjaga nama baik narasumber dan penulis dan itu merupakan strategi menjaga kutipan tanpa nama biar legal.
P14 : eben kekeh agar tidak menyebutkan sumbernya. Dan waropen kekeh harus menyebutkan sumbernya.
P15 : waropen bilang “don’t use your data as a pillow”, jangan menggunakan data sebagai jembatan untuk kembali ke amerika.
P16 : pada kenyataannya waropen memproduksi eben untuk menjadi seorang ahli yang dapat diandalkan (seseorang yang mengetahui hal yang pasti dan dapat dipertanggungjawabkan).
P17 : waropen memberikan tantangan kepada eben untuk menjadi seseorang yang lebih baik dan untuk mengetahui tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi dengan baik, dengan data-data dan mendorong eben untuk menerjemahkan suatu pengetahuan yang belum mereka ketahui ke dalam bentuk tulisan.
P18 : eben udah nulis data tapi waropen menolak data eben itu membuat eben berfikir agar dia bisa menulis bukan hanya tulisan dan bagaimana dia bisa membawa pengetahuan yang dia dapatkan dari papua untuk mempublikasikan karyanya ke dunia luar.
P19 : saat eben dan denny meneliti keterhubungan antar britis patrolium dengan kerusuhan yang terjadi di papua. Britis petroleum menghabiskan 100 juta euro untuk membersihkan citra dirinya mengubah nama menjadi beon petroleum dan mulai mengeksploitasi lahan di papua yang di duga mempunya keuntungannya diperkirakan 198 miliar dolar. Ada agen militer Indonesia yang memprofokasi kekerasan tersebut, dibawah kontrak perlindungan yang menguntungkan pihak BP (disuruh oleh BP)
P20. di wasior eben mengurus untuk mengamankan wawancara yang aman dengan opm, satu dari interviewer mengaku akan membunuh militer Indonesia dan dia juga mengakui mendapatkan perbekalan pendukung dan agen rahasia dari tentara Indonesia. Eben berhasil mengatur rumor untuk memperkuat hubungan kekerasan yang baru-baru ini terjadi di wasior untuk proyek BP. Orang yang sama mengatakan hidupnya dalam bahaya ingin dibunuh oleh aparat pejabat aktif aparat militer. Eben pengen bantu tapi ga bisa.
P21 : muncul john rumbiak seorang pembela Ham di papua, rumbiak mengandalkan hasil penelitian eben sebagai penguat klaim yang dikasus yang di paragraph 20 agar orang-orang papua percaya pada BP untuk membela HAM di papua barat.
P22 : bercerita tentang eben dan rumbiak mengunjungi kantor BP yang ada di London. Eben n rumbiak tersesat ketika akan menghadiri perjanjian dengan BP yang menyebabkan mereka datang terlambat 20.
P23 : setelah tiba di kantor BP mereka bertemu dengan Byron Grote n O’Reilly (duat BP untuk Indonesia) yang pernah terlibat kontroversi BP di kolumbia antara kematian para militer dan aktifis lingkungan, eben merasa tertantang untuk melakukan penelitian tentang hal tersebut.
P24 : menceritakan apa saya yang terjadi dalam pertemuan antara Dr. Grote, Jhon O’really n Rumbiak. Grote bilang jangan direkam karena ini sangat rahasia, tapi rumbiak ga mau karena akan diceritakan pada rakyat papua. Rumbiak langsung bilang ke dr. Grote bahwa BP telah banyak melanggar HAM. Perjanjiannya agen militer yang bekerja ke BP di gaji 80% dan BP mengingkarinya, kalo kamu terus-terusan begini perusahaan lain di papua akan mengikuti seperti BP. Kalu kamu terus-terusan begini kekerasa di papua terus terjadi. Rumbiak ingin ada kontrak perlindungan agar tidak ada pelanggaran Ham yang dilakukan oleh tentara yang melindungi perusahaan kalian kepada polisi Indonesia.
P25 : kata dr. Grote kekerasan ga baik buat bisnis, masyarakat yang terbuka baik, mereka menciptakan lingkungan bisnis berkembang pesat. Kami tidak melakukan kekerasan, tapi agen militer papua dan opm malah mau bekerja sama dengan kami, secara tidak langsung mereka membantu perusahaan BP kami.
Dr grote berdalih bahwa BP tidak menimbulkan kekerasan. Saya yakin kerjasama double agen militer dengan kami akan terus berjalan. Jika saya membatalkan kerjasama ini, perusahaan yang lain ga akan mengembangkan bisnis gas seperti sekarang dan lagi mereka tidak akan menggunakan kode etik dalam berbisnis.
P26 : rumbiak nyuruh eben untuk ngomong ke G n O. Eben mulai menceritakan agen militer yang melindungi BP telah banyak membunuh militer Indonesia. Kenapa polisi indo mengusik BP ? karena polisi indo itu punya alasan mereka punya misi namanya operation isolate n anhiliet (operasi penyisiran dan penumpasan) untuk menumpas opm sedangkan militer yang pro opm kerja di BP. Jadi atas kasus ini para polisi papua meminta kontrak perlindungan dari BP biar militer yang melindungi perusahaan mereka tidak berbuat sewenang-wenang.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam paragraph satu sampai dengan 26 itu membahas tentang penelitian Eben di Papua Barat yang menyelidiki kekerasan yang terjadi di Papua. Di samping itu, terjadinya konflik yang ada di Papua itu karena ada campur tangan dari pihak asing, seperti BP.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic