Around The World in the News
Lembaran demi lembaran telah habis di makan oleh
tinta yang mengalir sesuai dengan pemikiran dan kata hati. Dunia dalam kertaslah yang setiap saat
menemani waktuku. Tanpa ku rasa kertas
putih telah tergores dengan tinta dan tulisan yang penuh dengan makna. Detik bergulir sesuai dengan perasaan. Mata yang biasanya terpejam dan hanya
bercerita lewat dunia mimpi, tapi semuanya berubah menjadi kenyataan. Mata yang memandang lebih lama dari yang
sebelumnya, pikiran yang diasah lebih cepat dari sebelumnya, tangan yang hanya
bergerak sedikit, kian menjadi gerakan yang begitu dahsyat.
Jadikan buah lemon menjadi buah yang
manis. Semua kesulitan pasti ada
kemudahan. Orang cerdik akan berusaha
merubah kerugian menjadi keuntungan.
Sedangkan orang bodoh akan membuat suatu musibah menjadi bertumpuk dan
berlipat ganda. Kita harus bisa
menjadikan sebuah musibah menjadi sebuah tantangan, yang mana harus kita hadapi
dan jangan sesekali kita hindari.
Semakin kita menghindari dari sebuah tantangan, semakin berlari tantangan
tersebut mengejar kita.
Suara jam bedering di tengah malam,
membuat aku pun bergegas bangun dan meyiapkan diri untuk mendekati “Dunia dalam
Kertas”. Disaat semua orang berteman
dengan mimpi, namun aku berteman dengan kertas putih dan tinta. Disaat itu pun semua ide yang ada dalam
benakku menyatu dan merangkai menjadi kata-kata yang indah. sambil di temani bulan yang kian melingkar,
saya pun bergegas mendari ide brilian.
Dengan bergulirnya waktu, loading dalam pikiranku semakin cepat,
sehingga bersemangat untuk menggoreskan semua tinta pada dunia yang kian suci
yaitu “Dunia dalam kertas.”
Dalam pembahasan kali ini akan lebih
memperdalam “argumentative essay” karena tinggal menghitung beberapa hari lagi
akan menginjak argumentative essay. Ini
adalan sesuatu yang baru bagi saya untuk menuliskan sebuah argumentative essay.
Time
to ponder
Apa yang datang
di pikiran Anda ketika mendengar " esai argumentatif " ?
Bagaimana cara berbeda dari tulisan ekspositoris ?
Apakah Anda memiliki pengalaman menulis dua jenis esai ?
Bagaimana cara berbeda dari tulisan ekspositoris ?
Apakah Anda memiliki pengalaman menulis dua jenis esai ?
Time
to think:
What is argumentative essay?
Esai argumentatif adalah genre penulisan yang mengharuskan siswa untuk menyelidiki topik; mengumpulkan , menghasilkan , dan mengevaluasi bukti ; dan membangun posisi pada topic secara ringkas .
What is argumentative essay?
Esai argumentatif adalah genre penulisan yang mengharuskan siswa untuk menyelidiki topik; mengumpulkan , menghasilkan , dan mengevaluasi bukti ; dan membangun posisi pada topic secara ringkas .
Harap dicatat
: Beberapa kebingungan mungkin terjadi antara esai argumentatif dan esai
ekspositori . Kedua genre serupa , tetapi esai argumentatif berbeda dari esai
ekspositori dalam jumlah pra - menulis ( penemuan ) dan penelitian yang
terlibat . Esai argumentatif umumnya ditugaskan sebagai batu penjuru atau tugas
akhir secara tertulis tahun pertama atau kursus komposisi maju dan melibatkan
panjang , penelitian rinci . Esai ekspositori melibatkan penelitian kurang dan
lebih pendek panjang . Esai ekspositori sering digunakan untuk latihan menulis
di kelas atau tes , seperti GED atau GRE .
What
argumentation is
(Fitzpatrick 2005)
(Fitzpatrick 2005)
Menulis adalah hanya masalah memberikan
informasi kepada audiens Anda ?
Dalam menulis esai arguemntative Anda harus membujuk audiens Anda untuk mempertimbangkan sudut pandang Anda , bahkan jika mereka mungkin tidak setuju dengan Anda. Hal ini membutuhkan beberapa perawatan dan keterampilan : Anda perlu menunjukkan rasa hormat karena menentang sudut pandang , Anda harus memilih kosa kata dengan hati-hati , dan , di atas semua , Anda harus menulis dengan jelas dan logis .
Dalam menulis esai arguemntative Anda harus membujuk audiens Anda untuk mempertimbangkan sudut pandang Anda , bahkan jika mereka mungkin tidak setuju dengan Anda. Hal ini membutuhkan beberapa perawatan dan keterampilan : Anda perlu menunjukkan rasa hormat karena menentang sudut pandang , Anda harus memilih kosa kata dengan hati-hati , dan , di atas semua , Anda harus menulis dengan jelas dan logis .
Definisi: Dalam
jenis esai, kami tidak hanya memberikan informasi tetapi juga menyajikan sebuah
argumen dengan Pro (mendukung ide-ide) dan KONTRA (ide yang berlawanan) dari
masalah argumentatif. Kita harus jelas mengambil posisi kami dan menulis
seolah-olah kita mencoba untuk membujuk penonton lawan untuk mengadopsi
keyakinan atau perilaku baru. Tujuan utama adalah untuk membujuk orang untuk
mengubah keyakinan bahwa banyak dari mereka tidak ingin mengubah.
Memilih topik
argumentatif bukanlah tugas yang mudah. Topik harus sedemikian rupa.
·
harus dipersempit
·
harus mengandung argument
·
harus menjadi topik yang dapat cukup didukung (dengan
statistik, luar kutipan sumber, dll)
Jika Anda percaya bahwa
Anda dapat menemukan cukup bukti untuk mendukung ide Anda dan menolak orang
lain secara efektif, Anda dapat memilih topik yang menantang juga. Organization: Semua topik argumentatif
memiliki Pro dan kontra. Sebelum memulai menulis, sangat penting untuk membuat
daftar ide-ide ini dan memilih yang paling cocok di antara mereka untuk
mendukung dan membantah.
Pattern 1:
Thesis
statement:
PRO idea 1
PRO idea 2
CON(s) + Refutation(s)
Conclusion
Pattern 2:
Thesis statement:
CON(s) + Refutation(s)
PRO idea 1
PRO idea 2
Conclusion
Pattern 3:
Thesis
statement:
CON idea 1 -----> Refutation
CON idea 2 -----> Refutation
CON idea 3 -----> Refutation
Conclusion
Supporting our ideas: Ini adalah bagian yang paling penting
ketika membujuk orang lain. Kami meminta beberapa orang untuk mengubah keyakinan atau
tindakan mereka. Kita harus mendukung ide-ide kita dengan fakta-fakta tersebut,
statistik dan / atau kewenangan yang tidak boleh ada ruang untuk keraguan.
Language: Signposts sangat penting dalam argumentative
essay. Memungkinkan pembaca
untuk mengikuti argumen dengan mudah.
·
Ketika menunjukkan menentang argumen (kontra)
·
Beberapa orang mungkin tidak setuju dengan ide ini
·
Mencapai titik balik
·
Ketika menyangkal gagasan yang berlawanan, kita dapat
menggunakan strategi
Sebelum
membuat keputusan akhir tentang sudut pandang Anda sendiri pandang, itu adalah ide
yang baik untuk mengevaluasi kekuatan
dan alasan yang mendukung Anda telah terdaftar.
Alasan yang kuat adalah salah satu yang dipercaya, relevan, dan penting.
Untuk menguji setiap alasan pada daftar Anda, tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan ini: apakah itrue? Apakah jelas terhubung ke topik saya? Apakah itu penting, atau tidak memiliki konsekuensi nyata?
Tulis pernyataan tesis!
Pernyataan tesis dari sebuah esai argumentatif harus berisi pendapat. Pendapat biasanya dinyatakan dengan kata kerja modal "harus" atau evaluatif seperti "baik" dan "buruk".
Remaja harus memiliki pekerjaan paruh waktu.
Kerja paruh waktu yang baik untuk remaja.
Alasan yang kuat adalah salah satu yang dipercaya, relevan, dan penting.
Untuk menguji setiap alasan pada daftar Anda, tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan ini: apakah itrue? Apakah jelas terhubung ke topik saya? Apakah itu penting, atau tidak memiliki konsekuensi nyata?
Tulis pernyataan tesis!
Pernyataan tesis dari sebuah esai argumentatif harus berisi pendapat. Pendapat biasanya dinyatakan dengan kata kerja modal "harus" atau evaluatif seperti "baik" dan "buruk".
Remaja harus memiliki pekerjaan paruh waktu.
Kerja paruh waktu yang baik untuk remaja.
Suku Mer
Orang Mer
tinggal di daerah bagian tengah Kepala Burung Irian, yaitu di sekitar mata air
Wosimi dan hulu sungai Urema. Daerah tersebut termasuk dalam wilayah Distrik
Teluk Etna dan Kabupaten Manokwari. Jumlah populasi mereka sekitar 200 jiwa.
Desa-desa mereka antara lain Ure atau Muri dan Javor. Nama lain mereka Muri
atau Miere
Suku Mandobo, Muyu, Auyu
Suku besar yang
menempati Boven Digoel adalah Mandobo, Muyu, dan Auyu. Suku Mandobo
menguasai sebagian besar tanah adat di ibu kota kabupaten, sedangkan
orang-orang suku Muyu menduduki mayoritas posisi penting dalam struktur
birokrasi Boven Digoel. Dari lebih kurang 1.800 pegawai negeri sipil di Boven
Digoel, sekitar 45 persennya dari suku Muyu, sekitar 15 persen dari suku
Mandobo, dan sisanya dibagi-bagi, seperti Biak, Asmat, Serui, Maluku, Kei,
Toraja, Batak, Aceh, Minahasa, Bugis, Buton, dan Jawa.
Suku Mairasi
Suku bangsa
Mairasi mendiami daerah di sekitar teluk Arguni, sampai ke teluk Triton (Etna)
dan teluk Wandamen timur laiut, di daerah Leher Burung Irian. Daerah mereka
masuk ke dalam kabupaten Kaimana terutama di distrik Kaimana dan Teluk Etna
serta sebagian masuk di daerah Kabupaten Manokwari. Jumlah populasi mereka
3.000 jiwa. Kata Mairasi berarti “asli”, bahasa ini termasuk dalam kelompok
bahasa Papua. Desa mereka adalah Morano, Faranyao, Sisir, Lobo, Susunu, Warika,
Kokoroba, Barari, Urisa, dan Maimai. Nama lain mereka adalah Kaniran, Faranyao.
Suku Kwesten
Suku Kwesten
adalah salah satu suku yang bermukim di daerah Kabupaten Jayapura, Provinsi
Papua. Mereka menempati tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Sarmi, Tor
Atas, Pantai Timur. Kampung-kampung pemukiman mereka itu antara lain kampung
Ombe, Holmafin, Keder, Dabe, Takar, Betaf, Ansudu, Yamua.
Mereka merupakan penutur bahasa
Kwesten, yang termasuk termasuk kelompok bahasa Tor. Dalam subkelompok bahasa
terdapat pula bahasa Breik, Bonerif, Mandar, Itik dan Maremgi.
Suku Kwerba: Kwerba adalah
satu suku yang mendiami Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Mereka terutama
berdiam dalam wilayah Kecamatan Sarmi, Kecamatan Mamberamo Tengah, dan
Kecamatan Pantai Barat.
Suku Kurudu
Kurudu adalah salah satu suku yang mendiami wilayah Kabupaten Yapen
Waropen, Provinsi Papua. Mereka terutama berdiam dalam wilayah Kecamatan Yapen
Timr dan Kecamatan Waropen Atas.
Suku Kupol: Kupol atau
biasa pula disebut orang Ketengban adalah satu kelompok etnik, yang merupakan
salah satu penduduk asal di Provinsi Papua. Mereka berdiam dalam wilayah
Kecamatan Okibibab, Kabupaten Jayawiyaja. Kecamatan ini berpenduduk 17.296 jiwa
pada tahun 1985. Sumber penelitian ilmu linguistik mengungkapkan bahwa mereka
adalah penutur bahasa Kupol atau bahasa Ketengban, dengan jumlah penutur
sekitar 11.000 orang. Bahasa ini masih bisa dibagi lima dialek. Bahasa ini
termasuk rumpun bahasa Papua.
Informasi lebih jauh tentang kebudayaan masyarakat Kupol ini belum dapat
diperoleh. Namun, apabila dilihat dari budaya kelompok tetangganya seperti
orang Ngalum, jelas masih dalam keadaan terbelakang. Mereka masih hidup dengan
mata pencaharian bercocok tanam dengan sistem ladang berpindah. Teknologi
sederhana dan system pengetahuan bersahaja lamban berubah karena lamanya terkurung
dalam lingkungan yang terisolasi.
Sumber:
http://indonesia-life.info/
Suku Korowai
Papua tidak hanya kaya akan
keindahan alam yang dimilikinya, tapi juga keragaman suku-suku aslinya. Suku
Korowai misalnya, mereka dijuluki "suku rumah pohon" karena mereka
memang tinggal di atas pohon yang tingginya hingga 30 meter.
Suku Korowai mendiami wilayah
Distrik Kaibar, Kabupaten Mappi, Papua. Mereka ini lah yang menjadi tujuan
wisata Harley Bayu Sastha dan Erwin Yogaswara peserta ACI (Aku Cinta Indonesia)
detikcom untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai tempat tinggal mereka.
"Waktu aku melihatnya takjub
banget karena mereka bikin rumahnya gak dipaku hanya diikat akar rotan. Anehnya
rumah tersebut kuat. Tangganya di batang pohon atau langsung dari akar rotan,"
ujar Harley, ketika dihubungi detikcom, Jumat (22/10/2010).
Selain tinggalnya di atas pohon,
suku Korowai juga mempunyai keunikan yang lain. "Orang Koroway larinya
cepat banget seperti kasuari. Mereka terbiasa untuk saling memberi kabar,"
tutur Erwin.
sumber: http://us.detiknews.com/read/2010/10/22/122452/1472193/10/rumah-pohon-suku-korowai?nd991103605
Suku Kimyal
Secara harfiah, arti suku Kimyal dapat diberikan
oleh Nona Elinor Young seorang misionaris muda yang datang didaerah Korupun
pada tahun 1970-an. Dia melihat perbandingan posisi dan letak geografis antara
komunitas masyarakat yang mendiami di wilayah ini dengan suku bangsa Yali di
bagian barat (Daerah Soloikma, Lolat, Ninia, Holuwon dan lainnya), maka Nona
Elinor menyebut istilah Kimyal yang berakar dari ejaan kata : “Kimban/Khemban”
(logat Sela) “Kesengban” (logat Korupun) artinya ”Barat” dan “Yale” artinya
“Timur”. Dengan demikian, hanya diambil kata “Kim” dari Kimban atau Khemban dan
“Yal” dari kata Yale. Kedua suku kata ini dapat digabung menjadi “Kim-Yal” atau
Kimyal. Kebanyakan masyarakat lokal menyebut “Kemyal”, dari Khemban-Yale
(Barat-Timur). Tujuan dari pemberian nama dengan istilah Kimyal adalah
bermaksud “orang-orang yang mendiami ditengah-tengah kawasan timur dan barat.
Akan tetapi penulis sebagai pewaris negeri di suku bangsa ini, sangat tidak
setuju dengan pemberian nama suku dengan istilah Kimyal, sebab hal ini diberikan
nama secara tidak wajar dan dianggap asing sebelum nama ini terpopuler dan
dikenal suku-suku tetangganya sendiri maupun oleh orang luar seperti sekarang
ini.
Suku Kembrano: Kembrano adalah
satu suku yang menempati wilayah Kabupaten Manokwari, daerah Kepala Burung, di
Provinsi Papua. Mereka umumnya mendiami wilayah Kecamatan Nintuni.
Suku Kambrau
Orang Kambrau
atau Kamberau atau Lambrau berdiam di semenanjung Bomberai sebelah tenggara, di
sekitar teluk Kamberau. Desa-desa mereka adalah Ubia Seramuku, Bahomia, Inari,
Tanggaromi, Koi, Wamesa dan Coa do wilayah distrik Kaimana dan Distrik Teluk
Arguni, Kabupaten Kaimana. Jumlah Populasinya 9000 jiwa. Bahasa mereka masih
satu kelompok dengan bahasa Kamoro dan Asmat.
Suku Iresim
Suku Iresim
mendiami daerah pesisir selatan teluk Cendrawasih, yaitu di sebelah barat kota
Nabire, dan di dekat danau Yamur. Daerah tersebut berada dalam wilayah distrik
teluk Etna, Kabupaten Kaimana. Jumlah populasinya sekitar 100 jiwa. Bahasa
mereka termasuk dalam kelompok bahasa Wurm-Hatori (sub-kelompok bahasa teluk
Cendrawasih) dari rumpun bahasa Papua.
Suku Irahutu: Orang Irahutu
atau Irarutu mendiami bagian timur semenanjung Bomberai, di kepala burung
Irian, mulai dari sebelah barat daya teluk Arguni sampai ke utara ke teluk
Bintuni. Pemukiman mereka tersebar di 40 buah desa dengan jumlah populasi
sekitar 4.000 jiwa. Bahasa mereka termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.
Daerah mereka sendiri berada dalam wilayah Kabupaten Manokwari, sebagia berada
di Teluk Arguni. Desa mereka antara lain Manggera, Kupriai, Warmenu, Egerwara,
Wararoma, Temia, Warafuta dan Rauna.
Suku Imeko
Suku Imeko terdapat di bagian
selatan Kabupaten Sorong Selatan. IMEKO adalah singkatan dari nama Inanwatan,
Metemani, Kokoda. Ketiganya merupakan nama daerah sebaran mereka. Ada enam
kelompok etnik di wilayah IMEKO, yaitu Inanwatan, Iwari, Eme, Awe’e, Dema, dan
Meybrat.
Suku Imeko terkenal dengan tarian
adat yang disebut noabibido, artinya 'tarian goyang panta't. Tarian adat Imeko
sering dilaksanakan pada saat-saat tertentu, seperti saat panen tebu dan
memasuki rumah baru. Ciri khas tarian ini adalah gerakan-gerakan tangan yang
menyerupai gerakan kepakan berbagai macam burung, seperti burung camar, elang,
kasuari, atau kanguru.
Sumber: AnneAhira.com
Suku Ekari/Ekagi
Suku Ekari
bermukim di wilayah pegunungan tengah Papua. Di wilayah ini sebagian besar
penduduknya adalah suku Ekari dan suku Dani. Suku Ekari mempunyai tradisi Pesta Yuwo, suatu pesta yang diwarnai dengan
pembantaian ratusan ekor babi secara serentak disuatu tempat tertentu. Umumnya babi-babi diikat kakinya pada kayu dan ditaruh di tanah. Setelah
babi-babi yang tergeletak dibunuh, dengan cara dipukul tengkuknya dengan kampak
atau kayu. Ada juga yang dengan cara dipanah
bagian lambungnya, hingga menembus jantung. Babi dipikul dua orang, lalu
dipanah dari samping dari jarak dekat.
Didekat
babi-babi disediakan tumpukan kayu bakar yang sudah dibakar, babi yang sudah
dipukul, baik sudah mati atau belum mati dibakar setelahnya. Setelah babi-babi itu dibakar seperlunya tampak bersih dari bulu dan
berwarna hitam dan kaku, mulai babi-babi itu dipotong-potong menjadi empat atau
lima bagian, lalu dibagi. Pesta ini biasanya disponsori
oleh orang-orang yang memiliki babi paling banyak dan ada keinginan untuk
memasarkannya. Pesta ini tidak bersifat rutin. Kadang-kadang dalam jarak waktu
yang cukup lama.
Sumber:
http://darmasadtri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=77:pesta-yuwo&catid=18:pengalaman&Itemid=32
Suku Demisa: Demisa adalah
salah satu kelompok sosial yang termasuk penduduk asal alam Kabupaten Yapen
Waropen di Propinsi Papua. Mereka terutama berdiam dalam wilayah Kecamatan
Waropen Bawah.
Suku Citak
Orang Citak
merupakan satu kelompok etnik yang berdiam dalam wilayah Kecamatan Citak Mitak,
Kabupaten Merauke, Propinsi Papua. Mereka ini berdiam di sekitar aliran sungai
Wildeman dan sungai Sua. Wilayah pemukiman kelompok ini berdekatan dengan
beberapa kelompok etnik lainnya, seperti kelompok Awyu, Yaqai, Asmat. Dilihat dari
hasil-hasil karya seninya orang Citak bersama dengan orang Mimika dan ketiga
kelompok tersebut di atas termasuk wilayah gaya seni Barat-Daya. Hasil
penelitian para ahli menyimpulkan, bahwa wilayah gayasenia Barat-Daya ini
merupakan satu dari sembilan wilayah gayaseni yang terdapat di Papua.
Orang Citak
memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa Citak atau terkadang disebut bahasa
Kaunak. Ada yang berpendapat bahasa ini merupakan salah satu dialek dari bahasa
Asmat yang termasuk rumpun bahasa Papua. Jumlah penutur bahasa ini diperkirakan
sekitar 4.000 jiwa, yang sekaligus sebagai perkiraan jumlah orang Citak.
Kecamatan Citak Mitak yang luasnya 2.156 kilometer persegi itu pada tahun 1987
berpenduduk 8.811 jiwa. Dalam wilayah ini masih ada kelompok-kelompok lain, seperti
kelompok Butu Katnao, Kuruwai, dan Sirape.
Suku Buruwai : Orang Buruwai
atau Karufa berada di bagian selatan semenanjung Bomberai, bagian barat Teluk
Kamrau. Daerah mereka termasuk ke dalam wilayahkabupaten Kaimana. Daerah mereka
antara lain Guriasa, Tairi, Hia, Gaka, Yarona, Kuna, Esania dan Marobia.
Populasi mereka sekitar 700 jiwa (tahun1997). Nama lainnya Asienara, Madidwana
Suku Asmat
Suku Asmat
adalah sebuah suku di Papua. Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya
yang unik. Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir
pantaidan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling
berbeda satu sama lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan
ritual. Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu
suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku
Simai.
Ada banyak pertentangan di antara desa berbeda Asmat. Yang
paling mengerikan adalah cara yang dipakai Suku Asmat untuk membunuh musuhnya.
Ketika musuh dibunuh, mayatnya dibawa ke kampung, kemudian dipotong dan
dibagikan kepada seluruh penduduk untuk dimakan bersama. Mereka menyanyikan lagu
kematian dan memenggalkan kepalanya. Otaknya dibungkus daun sago yang
dipanggang dan dimakan. Sekarang biasanya, kira-kira 100 sampai 1000 orang
hidup di satu kampung. Setiap kampung punya satu rumah Bujang dan banyak rumah
keluarga. Rumah Bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara keagamaan. Rumah
keluarga dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang mempunyai kamar mandi dan
dapur sendiri. Hari ini, ada kira-kira 70.000 orang Asmat hidup di Indonesia.
Mayoritas anak-anak Asmat sedang bersekolah.
Suku Amungme
Suku Amungme
adalah salah satu suku yang tinggal di dataran tinggi Papua. Suku Amungme
memiliki tradisi pertanian berpindah, dan berburu. Mereka mendiami
beberapa lembah luas di kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak Jaya antara
gunung-gunung tinggi yaitu lembah Tsinga, lembah Hoeya, dan lembah Noema serta
lembah-lembah kecil seperti lembah Bella, Alama, Aroanop, dan Wa. Sebagian lagi
menetap di lembah Beoga (disebut suku Damal, sesuai panggilan suku Dani) serta
dataran rendah di Agimuga dan kota Timika.
Amungme terdiri
dari dua kata "amung" yang artinya utama dan "mee" yang
artinya manusia. Menurut legenda yang, konon orang Amungme berasal dari derah Pagema (lembah
baleim) Wamena. Hal ini dapat ditelusuri dari kata kurima yang artinya tempat
orang berkumpul dan hitigima yang artinya tempat pertama kali para nenek moyang
orang-orang Amungme mendirikan honey dari alang-alang. Orang Amungme
memiliki kepercayaan bahwa mereka adalah anak pertama dari anak sulung bangsa
manusia, mereka hidup disebelah utara dan selatan pegunungan tengah yang selalu
diselimuti salju yang dalam bahasa Amungme disebut nemangkawi (anak panah
putih).
suku Amungme
Suku Amungme adalah salah satu
suku yang tinggal di dataran tinggi Papua. Suku Amungme memiliki tradisi
pertanian berpindah, dan berburu. Mereka mendiami
beberapa lembah luas di kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak Jaya antara
gunung-gunung tinggi yaitu lembah Tsinga, lembah Hoeya, dan lembah Noema serta
lembah-lembah kecil seperti lembah Bella, Alama, Aroanop, dan Wa. Sebagian lagi
menetap di lembah Beoga (disebut suku Damal, sesuai panggilan suku Dani) serta
dataran rendah di Agimuga dan kota Timika. Amungme terdiri
dari dua kata "amung" yang artinya utama dan "mee" yang
artinya manusia.
Suku Ambai: Ambai adalah
salah satu suku yang menempati pulau kecil sebelah timur Yapen, dalam wilayah
Kabupaten Waropen, Propinsi Irian Jaya.
Suku Airo-Sumaghaghe: Orang
Airo-Sumaghaghe berdiam di daerah bagian selatan Kabupaten Merauke. Mereka
terutama mendiami aliran sungai Ayip di pedalaman Pirimapun. Daerah ini
termasuk wilayah Kecamatan Pantai Kasuari.
cloud.papua.go.id/.../budaya/.../Seni-dan-Budaya-Pap..
Pengembangan Pendidikan
Bagi Manusia Papua
Oleh James Modouw
Kadispora Papua
Kondisi Umum
Papua Potensi SDA yang melimpah(hutan, laut, tambang, Budaya) Jumlah penduduk yang relatif sedikit 2.3 juta Jiwa.( 1.6
Penduduk Asli) tersebar pada wilayah geografis yg
luas 2x pulau jawa. Keterbatasan aksesibilitas karena sarana transportasi dan komunikasi yang
terbatas. Penataan tata pemerintahan otonomi khusus yang belum terselesaikan.
OTSUS BAGI PROVINSI PAPUA
Pasal 56. Tentang Pendidikan
v Ayat 1: Pemerintah Provinsi Papua bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan Pendidikan pada semua jalur,jenjang dan jenis Pendidikan
v Ayat 3: Setiap penduduk provinsi Papua berhak memperoleh pendidikan yang
bermutu.. sampai pada tingkat pendidikan menengah dengan beban masyarakat yang
serendah rendahnya
v Ayat 6 : Pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Pendidikan
v Ditunjang oleh Pasal 36 Ayat 2–30% dari dana
Perimbangan Inpres No.5
Tahun 2007 Menteri Pendidikan Nasional :
·
memberikan dukungan kepada
Pemerintah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dalam meningkatkan akses
pendidikan, mutu dan daya saing lulusan melalui penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan, peningkatan kuantitas dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
serta peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan melalui jalur pendidikan
formal dan non-formal baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah maupun tinggi
sesuai dengan Rencana Induk;
·
memfasilitasi
Pemerintah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dalam menyelenggarakan
pendidikan kejuruan, keterampilan dan keahlian yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu, teknologi, kondisi wilayah dan sosial budaya maupun
tantangan pembangunan ke depan;
·
memfasilitasi Pemerintah Provinsi
Papua dan Provinsi Papua Barat dalam melakukan perintisan sekolah berkeunggulan
lokal;
·
memberikan kesempatan yang lebih
luas kepada putra-putri asli Papua untuk menempuh pendidikan di perguruan
tinggi terbaik di luar Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, dan
mengupayakan dukungan beasiswa;bermutu, murah dan merata,
BAHASA
Di Provinsi
Papua dan Papua Barat tercatat ada 310 bahasa yang digunakan masyarakatnya. Di
provinsi Papua Barat sendiri tercatat ada 67 suku yang mendiaminya.
Bahasa-bahasa yang digunakan ada 67 bahasa, yakni : bahasa Matbat, Biga, Seget,
Duriankere, Ma’ya, Maden, Biak, Kawe, Wauyai, Legenyem, Waigeo, Moi, As, Moraid,
Abun, Karon Dori, Mpur,Meyah, Hatam, Manikion, Wandamen, Arandai,Moskona,
Kaburi, Kais, Mai Brat, Tehit, Kalabra, Konda, Yahadian, Suabo, Puragi, Kokoda,
Kemberano, Tanahmerah, Erokwanas, Bedoanas, Arguni, Sekar, Onin,Iha, Baham,
Karas, Uruangnirin, Mor, Irarutu, Kuri, Mairasi, Buruai, Kamberau, Kowiai,
Semimi, Mer, Kamoro, Ekari, Tunggare, Iresim, Yaur, Yeretuar, Tandia, Roon,
Dusner, Meoswar, Ansus, Woi, Pom, dan Mapia. Dapatdikatakan provinsi ini
menyimpan potensi sumberdaya manusia dan budaya. Sumberdaya budaya yang dalam
hal ini keragaman bahasa perlu mendapat perhatian untuk dikembangkan terlebih dahulu sebelum pengembangan sumberdaya alam dan
sumberdaya penduduk Papua Barat itu sendiri untuk mendukung kegiatan pembangunan
di provinsi Papua Barat. Menurut klasifikasi
Loukotka ada palingsedikit 31 golongan bahasadi Papua. Di dalamnya terdapat 234 bahasa yang masih diklasifikasikan juga secara
geografikal.
BUDAYA
Suku-suku yang
mendiami di Provinsi Papua dan Papua Barat tercatat ada 206 suku suku. Di antara suku-suku itu mendiami wilayah provinsi Papua Barat
tercatat ada sekitar 67 suku. Suku-suku itu adalah Suku Matba, Biga, Seget, Duriankere,
Ma’ya, Maden, Biak, Kawe, Wauyai, Legenyem, Waigeo, Moi, As, Moraid, Abun,
Karon Dori, Mpur, Meyah, Hatam, Manikion, Wandamen, Arandai, Moskona, Kaburi,
Kais, Mai Brat,Tehit, Kalabra, Konda, Yahadian, Suabo, Puragi, Kokoda,
Kemberano, Tanahmerah, Erokwanas, Bedoanas, Arguni, Sekar, Onin, Iha, Baham, Karas,
Uruangnirin, Mor, Irarutu, Kuri, Mairasi, Buruai,
Kamberau, Kowiai, Semimi, Mer, Kamoro, Ekari, Tunggare, Iresim, Yaur, Yeretuar,
Tandia, Roon, Dusner, Meoswar, Ansus, Woi, Pom, dan Mapia. Pada suku-suku ini
dikelompokkan dalam klan- klan yang merupakan bagian
dari masyarakat.
PENDUDUK
Penduduk
Provinsi Papua Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia Timur dengan
luas wilayah 115.363,50 km2 dan total penduduk sebanyak
760.422 jiwa pada tahun 2010 yang tersebar secara tidak merata di Sebelas
kabupaten/kota. Bila diperinci menurut jenis kelamin, maka
penduduk di Provinsi papua Barat dapat dibedakan bahwa penduduk dengan
jenis kelamin laki-laki sebanyak 402.398 jiwa dan perempuan sebanyak 358.024
jiwa dengan sex ratio sebesar 112,39. Sex ratio diatas 100 menunjukkan bahwa jenis kelamin
laki-laki lebih dominan dari pada jenis kelamin perempuan. Walaupun penduduk
berjenis kelamin laki-laki lebih banyak, namun angka tersebut tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan.
PENDIDIKAN
Terbatasnya
kondisi ekonomi masyarakat dan sarana prasarana pembelajaran baik formal maupun
non formal sampai ke daerahterpencil adalah salah satu kendala. Jumlah tenaga pengajar
yang tercermin darirasio guru dan murid pun masih sangat 620 kecil. Kesenjangan ini sangat signifikan apabila dibandingkan dengan
kondisi sumber daya manusia di sejumlah provinsi di wilayah Indonesia
Barat.Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Provinsi Papua Barat usia 5 tahun ke
atas yang tamat SM/sederajat sebesar 22,94 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar
2,18 persen, tamat DIV/S1 sebesar 4,15 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,25
persen.
Define
the topic!
Beberapa topik memerlukan definisi. Misalnya, jika topik Anda adalah "Haruskah sekolah memberikan pendidikan moral?" Anda harus menjelaskan apa pendidikan moral.
Bagaimana Anda mendefinisikan istilah?
Beberapa topik memerlukan definisi. Misalnya, jika topik Anda adalah "Haruskah sekolah memberikan pendidikan moral?" Anda harus menjelaskan apa pendidikan moral.
Bagaimana Anda mendefinisikan istilah?
West Papua (formerly
Irian Jaya Barat abbreviated Irjabar) is a province of Indonesia located in the western part of New
Guinea. The capital is Manokwari.
The name of the province of West Irian Jaya was previously set out in Law No. 45
Year 1999. Based on Government
Regulation No. 24 of 2007 dated
18 April 2007, the name was changed to the province of West Papua. West Papua and Papua provinces
obtain a special
autonomy status.
NKRI is a country formed by
the spirit of nationalism (nationalism),
namely the determination of Indonesian citizens to build and advance the
future of the nation in spite of different races, religions,
cultures, tribes, and customs.
Integration is the Papua conflict
that arises from the Netherlands to form regardless of the state of West Papua
Indonesia, but this conflict opposed by President Sukarno. In this conflict
there is the New York Agreement and PEPERA.
Dated
on August 15, 1962 New York Agreement was obtained containing western Papua
submission of the Netherlands through the United Nations Temporary Executive
Authority (UNTEA). Dated May 1, 1963 Western New Guinea back to Indonesia. The
position of Western New Guinea became more uncertain after held the Act (Act of
free) 1969, the people of Western New Guinea chose to remain in RI environment.
Limited
the topic!
Beberapa
topik argumentatif memerlukan membatasi. Misalnya,
jika topik Anda adalah
"surat nilai" dan tesis Anda mengatakan
"guru tidak harus
menggunakan huruf nilai",
pembaca mungkin bertanya-tanya apakah Anda berarti "semua guru di semua tingkatan dari TK sampai perguruan tinggi" atau "guru tertentu saja" tidak menggunakan bahu
mereka.
West
Papua should still integrate with Indonesia.
Because the struggle Indonesia was very spirit and Soekarno have many
struggle and he is willing the end for Indonesia. Soekarno has commitment that Papua should
come back in the hand of Indonesia.
Analysis the topic!
Sebelum
Anda memutuskan sudut pandang, Anda harus menganalisis masalah secara menyeluruh. Topik yang paling argumentatif memiliki dua sudut pandang - bagi
dan melawan - dan dapat dinyatakan sebagai ya / tidak pertanyaan, seperti
"Haruskah siswa SMA bekerja selama tahun sekolah?"
Should Papua still integrate with Indonesia, in my
analysis based on cases that occurred in Papua
and many other
countries who want to seize Papua in Indonesian hands simply
because merely want to seize
the resources in Papua. Papua should be part of the Indonesian because
if the terms of the political, that is based on an international agreement in
1896 that championed by Prof. Van Vollen Houven (Indonesian customary law
experts) agreed that "Indonesia" is the former Dutch East Indies.
While the West Irian though said by the Dutch in contrast to the tribal people
of Indonesia, but it is legally a Dutch East Indies.
If the terms of anthropology , that Indonesia is the
original Homo sapiens Soloensis Wajakensis and having the characteristics :
black , curly hair ( austromelanesoid race ) which is a characteristic feature
of the Aboriginal tribes ( Australia ) and the negroid race ( Papua ) .
When viewed in terms of history that the Round Table Conference is being done to regulate the transfer of sovereignty Indonesia tinged with sly Dutch businesses who want to continue to maintain the West Irian (New Guinea) on the grounds of ethnicity. Finally, the RTC decided the settlement of the West Irian will be determined within one year after the transfer of sovereignty through negotiations between the RIS with the Kingdom of the Netherlands.
When viewed in terms of history that the Round Table Conference is being done to regulate the transfer of sovereignty Indonesia tinged with sly Dutch businesses who want to continue to maintain the West Irian (New Guinea) on the grounds of ethnicity. Finally, the RTC decided the settlement of the West Irian will be determined within one year after the transfer of sovereignty through negotiations between the RIS with the Kingdom of the Netherlands.
John Rumbiak says, In regard to
issues Crime against
Humanity in West
Papua cannot be seen apart from a PERCEPTION
OF GOVERNMENT INDONESIA against the people and land
of West Papua. Government of
West Papua is Indonesia
considered integral to the Indonesian
territory that had been taken by blood through
TRIKORA Command under
the leadership of General Suharto,
the former Indonesian president authoritarian.
This is a matter
of pros and cons, but in the analysis of Papuan society must return to the
bosom of mother earth as Indonesian national struggle is so big and full of
blood.
If it broke away from Indonesian Papua, Papua care how. While the Papuan people who are primitive, not knowing his vast knowledge, also not knowing science and technology. Then who will become chairman in Papua? Who else if not people from other countries that regulate or been ruler in Papua.
If it broke away from Indonesian Papua, Papua care how. While the Papuan people who are primitive, not knowing his vast knowledge, also not knowing science and technology. Then who will become chairman in Papua? Who else if not people from other countries that regulate or been ruler in Papua.
The brainstorming
of Argumentative Essay
Unites Perception between Papua and Indonesia
Introduction
This paper offers
an argument about why west Papua should still integrate with NKRI because of
many reason; education, culture, natural resources, history, art, economic. This is about mindset people in Papua was
change by another country. According to
Teun A.Van Dijk, Ideology are cognitive.
The meaning is involving mental objects such
as ideas,
thoughts, beliefs, judgments, and values. The people of Papua though Indonesia
looking at one eye or not to
admit of Papua
is part of Indonesia whether
it's because
the people of Papua primitive or less know
the technology. Whereas struggle of Indonesia very strong and
willing to die to get Papua in hand of ally.
This problem is different perception between Papua and Indonesia. Should that perception be unites?
Body
First point
How the Indonesian government to develop everything in Papua, namely in terms of education, natural resources, culture, economic, and political?
Supporting
point
Government of Indonesia should be development all of them
because all of them can make many benefits for Indonesia. Indonesia can be developed countries.
Second point
The effort of Indonesia is snatch Papua in
the hands of ally.
Supporting info
·
Bilateral negotiations Indonesia Netherlands
·
Through the United Nations Forum
·
Support African Countries Asian Nations (KAA)
·
Struggle with political and economic confrontation
·
Tri Commando Folk (TRIKORA)
·
Approval of New York [New York Agreement]
·
The importance of the Act (the Act)
Third point
Indonesia should more pay attention with the people of
Papua?
Supporting
info
Government of Indonesia should more pay attention with
the people of Papua because they are needs help from Indonesia. For example give freedom with people of Papua
and give education of enough in order to they have many knowledge and they can
smart people not primitive people.
Conclusion
Mindset or perception people of Indonesia should unite with
people of Papua in order all of problem can be finish.
Inilah brainstroming
yang saya pikirkan untuk Argumentative Essay.
Ini semua akan saya kembangin lagi dan semua opini dan bukti-bukti
ataupun datanya sudah saya persiapkan.
Jadi, mengelilingi
dunia dalam berita sangatlah susah dan tidak mudah kita untuk mengumpulkan
sumber-sumber yang kita butuhkan. Begitu
pula dengan kita mendekati argumenative essay, berarti kita harus sanggup untuk
beropini sesuai dengan sumber yang kita dapatkan. Persepsi ataupun mindset kita tidak selalu
sama dengan sumber yang kita dapat. Oleh
karena itu berpandai-pandailah kita dalam memperoleh sebuah informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic