We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 28 April 2014

Class Review ke 10



Around The World in the News
Lembaran demi lembaran telah habis di makan oleh tinta yang mengalir sesuai dengan pemikiran dan kata hati.  Dunia dalam kertaslah yang setiap saat menemani waktuku.  Tanpa ku rasa kertas putih telah tergores dengan tinta dan tulisan yang penuh dengan makna.  Detik bergulir sesuai dengan perasaan.  Mata yang biasanya terpejam dan hanya bercerita lewat dunia mimpi, tapi semuanya berubah menjadi kenyataan.  Mata yang memandang lebih lama dari yang sebelumnya, pikiran yang diasah lebih cepat dari sebelumnya, tangan yang hanya bergerak sedikit, kian menjadi gerakan yang begitu dahsyat. 
            Jadikan buah lemon menjadi buah yang manis.  Semua kesulitan pasti ada kemudahan.  Orang cerdik akan berusaha merubah kerugian menjadi keuntungan.  Sedangkan orang bodoh akan membuat suatu musibah menjadi bertumpuk dan berlipat ganda.  Kita harus bisa menjadikan sebuah musibah menjadi sebuah tantangan, yang mana harus kita hadapi dan jangan sesekali kita hindari.  Semakin kita menghindari dari sebuah tantangan, semakin berlari tantangan tersebut mengejar kita.
            Suara jam bedering di tengah malam, membuat aku pun bergegas bangun dan meyiapkan diri untuk mendekati “Dunia dalam Kertas”.  Disaat semua orang berteman dengan mimpi, namun aku berteman dengan kertas putih dan tinta.  Disaat itu pun semua ide yang ada dalam benakku menyatu dan merangkai menjadi kata-kata yang indah.  sambil di temani bulan yang kian melingkar, saya pun bergegas mendari ide brilian.  Dengan bergulirnya waktu, loading dalam pikiranku semakin cepat, sehingga bersemangat untuk menggoreskan semua tinta pada dunia yang kian suci yaitu “Dunia dalam kertas.”
            Dalam pembahasan kali ini akan lebih memperdalam “argumentative essay” karena tinggal menghitung beberapa hari lagi akan menginjak argumentative essay.  Ini adalan sesuatu yang baru bagi saya untuk menuliskan sebuah argumentative essay.
Time to ponder
Apa yang datang di pikiran Anda ketika mendengar " esai argumentatif " ?
Bagaimana cara berbeda dari tulisan ekspositoris ?
Apakah Anda memiliki pengalaman menulis dua jenis esai ?

Time to think:
What is argumentative essay?
Esai argumentatif adalah genre penulisan yang mengharuskan siswa untuk menyelidiki topik; mengumpulkan , menghasilkan , dan mengevaluasi bukti ; dan membangun posisi pada topic secara ringkas .
Harap dicatat : Beberapa kebingungan mungkin terjadi antara esai argumentatif dan esai ekspositori . Kedua genre serupa , tetapi esai argumentatif berbeda dari esai ekspositori dalam jumlah pra - menulis ( penemuan ) dan penelitian yang terlibat . Esai argumentatif umumnya ditugaskan sebagai batu penjuru atau tugas akhir secara tertulis tahun pertama atau kursus komposisi maju dan melibatkan panjang , penelitian rinci . Esai ekspositori melibatkan penelitian kurang dan lebih pendek panjang . Esai ekspositori sering digunakan untuk latihan menulis di kelas atau tes , seperti GED atau GRE .
What argumentation is
(Fitzpatrick 2005)
Menulis adalah hanya masalah memberikan informasi kepada audiens Anda ?
Dalam menulis esai arguemntative Anda harus membujuk audiens Anda untuk mempertimbangkan sudut pandang Anda , bahkan jika mereka mungkin tidak setuju dengan Anda.  Hal ini membutuhkan beberapa perawatan dan keterampilan : Anda perlu menunjukkan rasa hormat karena menentang sudut pandang , Anda harus memilih kosa kata dengan hati-hati , dan , di atas semua , Anda harus menulis dengan jelas dan logis .
Definisi: Dalam jenis esai, kami tidak hanya memberikan informasi tetapi juga menyajikan sebuah argumen dengan Pro (mendukung ide-ide) dan KONTRA (ide yang berlawanan) dari masalah argumentatif. Kita harus jelas mengambil posisi kami dan menulis seolah-olah kita mencoba untuk membujuk penonton lawan untuk mengadopsi keyakinan atau perilaku baru. Tujuan utama adalah untuk membujuk orang untuk mengubah keyakinan bahwa banyak dari mereka tidak ingin mengubah.
Memilih topik argumentatif bukanlah tugas yang mudah. Topik harus sedemikian rupa.
·         harus dipersempit
·         harus mengandung argument
·         harus menjadi topik yang dapat cukup didukung (dengan statistik, luar kutipan sumber, dll)
Jika Anda percaya bahwa Anda dapat menemukan cukup bukti untuk mendukung ide Anda dan menolak orang lain secara efektif, Anda dapat memilih topik yang menantang juga.  Organization: Semua topik argumentatif memiliki Pro dan kontra. Sebelum memulai menulis, sangat penting untuk membuat daftar ide-ide ini dan memilih yang paling cocok di antara mereka untuk mendukung dan membantah.
Pattern 1:
Thesis statement:
PRO idea 1
PRO idea 2
CON(s) + Refutation(s)
            Conclusion
Pattern 2:
Thesis statement: 
CON(s) + Refutation(s)
PRO idea 1
PRO idea 2
            Conclusion
Pattern 3:
            Thesis statement:
CON idea 1                 ----->    Refutation
CON idea 2                 ----->    Refutation
CON idea 3                 ----->    Refutation
            Conclusion
Supporting our ideas: Ini adalah bagian yang paling penting ketika membujuk orang lain. Kami meminta beberapa orang untuk mengubah keyakinan atau tindakan mereka. Kita harus mendukung ide-ide kita dengan fakta-fakta tersebut, statistik dan / atau kewenangan yang tidak boleh ada ruang untuk keraguan.
Language: Signposts sangat penting dalam argumentative essay.  Memungkinkan pembaca untuk mengikuti argumen dengan mudah.
·         Ketika menunjukkan menentang argumen (kontra)
·         Beberapa orang mungkin tidak setuju dengan ide ini
·         Mencapai titik balik
·         Ketika menyangkal gagasan yang berlawanan, kita dapat menggunakan strategi

Sebelum membuat keputusan akhir tentang sudut pandang Anda sendiri pandang, itu adalah ide yang baik untuk mengevaluasi kekuatan dan alasan yang mendukung Anda telah terdaftar.
Alasan yang kuat adalah salah satu yang dipercaya, relevan, dan penting.
Untuk menguji setiap alasan pada daftar Anda, tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan ini: apakah itrue? Apakah jelas terhubung ke topik saya? Apakah itu penting, atau tidak memiliki konsekuensi nyata?

Tulis pernyataan tesis!

Pernyataan tesis dari sebuah esai argumentatif harus berisi pendapat. Pendapat biasanya dinyatakan dengan kata kerja modal "harus" atau evaluatif seperti "baik" dan "buruk".

Remaja harus memiliki pekerjaan paruh waktu.
Kerja paruh waktu yang baik untuk remaja.
Suku Mer
            Orang Mer tinggal di daerah bagian tengah Kepala Burung Irian, yaitu di sekitar mata air Wosimi dan hulu sungai Urema. Daerah tersebut termasuk dalam wilayah Distrik Teluk Etna dan Kabupaten Manokwari. Jumlah populasi mereka sekitar 200 jiwa. Desa-desa mereka antara lain Ure atau Muri dan Javor. Nama lain mereka Muri atau Miere
Suku Mandobo, Muyu, Auyu
​​            Suku besar yang menempati Boven Digoel adalah Mandobo, Muyu, dan Auyu.  Suku Mandobo menguasai sebagian besar tanah adat di ibu kota kabupaten, sedangkan orang-orang suku Muyu menduduki mayoritas posisi penting dalam struktur birokrasi Boven Digoel. Dari lebih kurang 1.800 pegawai negeri sipil di Boven Digoel, sekitar 45 persennya dari suku Muyu, sekitar 15 persen dari suku Mandobo, dan sisanya dibagi-bagi, seperti Biak, Asmat, Serui, Maluku, Kei, Toraja, Batak, Aceh, Minahasa, Bugis, Buton, dan Jawa. 
Suku Mairasi
            Suku bangsa Mairasi mendiami daerah di sekitar teluk Arguni, sampai ke teluk Triton (Etna) dan teluk Wandamen timur laiut, di daerah Leher Burung Irian. Daerah mereka masuk ke dalam kabupaten Kaimana terutama di distrik Kaimana dan Teluk Etna serta sebagian masuk di daerah Kabupaten Manokwari. Jumlah populasi mereka 3.000 jiwa. Kata Mairasi berarti “asli”, bahasa ini termasuk dalam kelompok bahasa Papua. Desa mereka adalah Morano, Faranyao, Sisir, Lobo, Susunu, Warika, Kokoroba, Barari, Urisa, dan Maimai. Nama lain mereka adalah Kaniran, Faranyao.
Suku Kwesten
            ​Suku Kwesten adalah salah satu suku yang bermukim di daerah Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Mereka menempati tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Sarmi, Tor Atas, Pantai Timur. Kampung-kampung pemukiman mereka itu antara lain kampung Ombe, Holmafin, Keder, Dabe, Takar, Betaf, Ansudu, Yamua. 

Mereka merupakan penutur bahasa Kwesten, yang termasuk termasuk kelompok bahasa Tor. Dalam subkelompok bahasa terdapat pula bahasa Breik, Bonerif, Mandar, Itik dan Maremgi.
Suku Kwerba: Kwerba adalah satu suku yang mendiami Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Mereka terutama berdiam dalam wilayah Kecamatan Sarmi, Kecamatan Mamberamo Tengah, dan Kecamatan Pantai Barat.
Suku Kurudu
Kurudu adalah salah satu suku yang mendiami wilayah Kabupaten Yapen Waropen, Provinsi Papua. Mereka terutama berdiam dalam wilayah Kecamatan Yapen Timr dan Kecamatan Waropen Atas.
Suku Kupol: Kupol atau biasa pula disebut orang Ketengban adalah satu kelompok etnik, yang merupakan salah satu penduduk asal di Provinsi Papua. Mereka berdiam dalam wilayah Kecamatan Okibibab, Kabupaten Jayawiyaja. Kecamatan ini berpenduduk 17.296 jiwa pada tahun 1985. Sumber penelitian ilmu linguistik mengungkapkan bahwa mereka adalah penutur bahasa Kupol atau bahasa Ketengban, dengan jumlah penutur sekitar 11.000 orang. Bahasa ini masih bisa dibagi lima dialek. Bahasa ini termasuk rumpun bahasa Papua.
Informasi lebih jauh tentang kebudayaan masyarakat Kupol ini belum dapat diperoleh. Namun, apabila dilihat dari budaya kelompok tetangganya seperti orang Ngalum, jelas masih dalam keadaan terbelakang. Mereka masih hidup dengan mata pencaharian bercocok tanam dengan sistem ladang berpindah. Teknologi sederhana dan system pengetahuan bersahaja lamban berubah karena lamanya terkurung dalam lingkungan yang terisolasi.
Sumber: http://indonesia-life.info/
Suku Korowai
​ Papua tidak hanya kaya akan keindahan alam yang dimilikinya, tapi juga keragaman suku-suku aslinya. Suku Korowai misalnya, mereka dijuluki "suku rumah pohon" karena mereka memang tinggal di atas pohon yang tingginya hingga 30 meter.

Suku Korowai mendiami wilayah Distrik Kaibar, Kabupaten Mappi, Papua. Mereka ini lah yang menjadi tujuan wisata Harley Bayu Sastha dan Erwin Yogaswara peserta ACI (Aku Cinta Indonesia) detikcom untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai tempat tinggal mereka.

"Waktu aku melihatnya takjub banget karena mereka bikin rumahnya gak dipaku hanya diikat akar rotan. Anehnya rumah tersebut kuat. Tangganya di batang pohon atau langsung dari akar rotan," ujar Harley, ketika dihubungi detikcom, Jumat (22/10/2010).
Selain tinggalnya di atas pohon, suku Korowai juga mempunyai keunikan yang lain. "Orang Koroway larinya cepat banget seperti kasuari. Mereka terbiasa untuk saling memberi kabar," tutur Erwin.


Suku Kimyal

Secara harfiah, arti suku Kimyal dapat diberikan oleh Nona Elinor Young seorang misionaris muda yang datang didaerah Korupun pada tahun 1970-an. Dia melihat perbandingan posisi dan letak geografis antara komunitas masyarakat yang mendiami di wilayah ini dengan suku bangsa Yali di bagian barat (Daerah Soloikma, Lolat, Ninia, Holuwon dan lainnya), maka Nona Elinor menyebut istilah Kimyal yang berakar dari ejaan kata : “Kimban/Khemban” (logat Sela) “Kesengban” (logat Korupun) artinya ”Barat” dan “Yale” artinya “Timur”. Dengan demikian, hanya diambil kata “Kim” dari Kimban atau Khemban dan “Yal” dari kata Yale. Kedua suku kata ini dapat digabung menjadi “Kim-Yal” atau Kimyal. Kebanyakan masyarakat lokal menyebut “Kemyal”, dari Khemban-Yale (Barat-Timur). Tujuan dari pemberian nama dengan istilah Kimyal adalah bermaksud “orang-orang yang mendiami ditengah-tengah kawasan timur dan barat. Akan tetapi penulis sebagai pewaris negeri di suku bangsa ini, sangat tidak setuju dengan pemberian nama suku dengan istilah Kimyal, sebab hal ini diberikan nama secara tidak wajar dan dianggap asing sebelum nama ini terpopuler dan dikenal suku-suku tetangganya sendiri maupun oleh orang luar seperti sekarang ini.
Suku Kembrano: Kembrano adalah satu suku yang menempati wilayah Kabupaten Manokwari, daerah Kepala Burung, di Provinsi Papua. Mereka umumnya mendiami wilayah Kecamatan Nintuni. ​
Suku Kambrau
Orang Kambrau atau Kamberau atau Lambrau berdiam di semenanjung Bomberai sebelah tenggara, di sekitar teluk Kamberau. Desa-desa mereka adalah Ubia Seramuku, Bahomia, Inari, Tanggaromi, Koi, Wamesa dan Coa do wilayah distrik Kaimana dan Distrik Teluk Arguni, Kabupaten Kaimana. Jumlah Populasinya 9000 jiwa. Bahasa mereka masih satu kelompok dengan bahasa Kamoro dan Asmat.​
Suku Iresim
Suku Iresim mendiami daerah pesisir selatan teluk Cendrawasih, yaitu di sebelah barat kota Nabire, dan di dekat danau Yamur. Daerah tersebut berada dalam wilayah distrik teluk Etna, Kabupaten Kaimana. Jumlah populasinya sekitar 100 jiwa. Bahasa mereka termasuk dalam kelompok bahasa Wurm-Hatori (sub-kelompok bahasa teluk Cendrawasih) dari rumpun bahasa Papua.
Suku Irahutu: Orang Irahutu atau Irarutu mendiami bagian timur semenanjung Bomberai, di kepala burung Irian, mulai dari sebelah barat daya teluk Arguni sampai ke utara ke teluk Bintuni. Pemukiman mereka tersebar di 40 buah desa dengan jumlah populasi sekitar 4.000 jiwa. Bahasa mereka termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Daerah mereka sendiri berada dalam wilayah Kabupaten Manokwari, sebagia berada di Teluk Arguni. Desa mereka antara lain Manggera, Kupriai, Warmenu, Egerwara, Wararoma, Temia, Warafuta dan Rauna.​
Suku Imeko
​ ​Suku Imeko terdapat di bagian selatan Kabupaten Sorong Selatan. IMEKO adalah singkatan dari nama Inanwatan, Metemani, Kokoda. Ketiganya merupakan nama daerah sebaran mereka. Ada enam kelompok etnik di wilayah IMEKO, yaitu Inanwatan, Iwari, Eme, Awe’e, Dema, dan Meybrat.

Suku Imeko terkenal dengan tarian adat yang disebut noabibido, artinya 'tarian goyang panta't. Tarian adat Imeko sering dilaksanakan pada saat-saat tertentu, seperti saat panen tebu dan memasuki rumah baru. Ciri khas tarian ini adalah gerakan-gerakan tangan yang menyerupai gerakan kepakan berbagai macam burung, seperti burung camar, elang, kasuari, atau kanguru.

Sumber: AnneAhira.com
Suku Ekari/Ekagi
            Suku Ekari bermukim di wilayah pegunungan tengah Papua. Di wilayah ini sebagian besar penduduknya adalah suku Ekari dan suku Dani.  Suku Ekari mempunyai tradisi Pesta Yuwo, suatu pesta yang diwarnai dengan pembantaian ratusan ekor babi secara serentak disuatu tempat tertentu.  Umumnya babi-babi diikat kakinya pada kayu dan ditaruh di tanah. Setelah babi-babi yang tergeletak dibunuh, dengan cara dipukul tengkuknya dengan kampak atau kayu.  Ada juga yang dengan cara dipanah bagian lambungnya, hingga menembus jantung. Babi dipikul dua orang, lalu dipanah dari samping dari jarak dekat. 
Didekat babi-babi disediakan tumpukan kayu bakar yang sudah dibakar, babi yang sudah dipukul, baik sudah mati atau belum mati dibakar setelahnya. Setelah babi-babi itu dibakar seperlunya tampak bersih dari bulu dan berwarna hitam dan kaku, mulai babi-babi itu dipotong-potong menjadi empat atau lima bagian, lalu dibagi. Pesta ini biasanya disponsori oleh orang-orang yang memiliki babi paling banyak dan ada keinginan untuk memasarkannya. Pesta ini tidak bersifat rutin. Kadang-kadang dalam jarak waktu yang cukup lama.

Sumber: http://darmasadtri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=77:pesta-yuwo&catid=18:pengalaman&Itemid=32
Suku Demisa: Demisa adalah salah satu kelompok sosial yang termasuk penduduk asal alam Kabupaten Yapen Waropen di Propinsi Papua. Mereka terutama berdiam dalam wilayah Kecamatan Waropen Bawah.​
Suku Citak
Orang Citak merupakan satu kelompok etnik yang berdiam dalam wilayah Kecamatan Citak Mitak, Kabupaten Merauke, Propinsi Papua. Mereka ini berdiam di sekitar aliran sungai Wildeman dan sungai Sua. Wilayah pemukiman kelompok ini berdekatan dengan beberapa kelompok etnik lainnya, seperti kelompok Awyu, Yaqai, Asmat. Dilihat dari hasil-hasil karya seninya orang Citak bersama dengan orang Mimika dan ketiga kelompok tersebut di atas termasuk wilayah gaya seni Barat-Daya. Hasil penelitian para ahli menyimpulkan, bahwa wilayah gayasenia Barat-Daya ini merupakan satu dari sembilan wilayah gayaseni yang terdapat di Papua.

Orang Citak memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa Citak atau terkadang disebut bahasa Kaunak. Ada yang berpendapat bahasa ini merupakan salah satu dialek dari bahasa Asmat yang termasuk rumpun bahasa Papua. Jumlah penutur bahasa ini diperkirakan sekitar 4.000 jiwa, yang sekaligus sebagai perkiraan jumlah orang Citak. Kecamatan Citak Mitak yang luasnya 2.156 kilometer persegi itu pada tahun 1987 berpenduduk 8.811 jiwa. Dalam wilayah ini masih ada kelompok-kelompok lain, seperti kelompok Butu Katnao, Kuruwai, dan Sirape.
Suku Buruwai : Orang Buruwai atau Karufa berada di bagian selatan semenanjung Bomberai, bagian barat Teluk Kamrau. Daerah mereka termasuk ke dalam wilayahkabupaten Kaimana. Daerah mereka antara lain Guriasa, Tairi, Hia, Gaka, Yarona, Kuna, Esania dan Marobia. Populasi mereka sekitar 700 jiwa (tahun1997). Nama lainnya Asienara, Madidwana​
Suku Asmat
           Suku Asmat adalah sebuah suku di Papua. Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik. Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir pantaidan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda satu sama lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.
            Ada banyak pertentangan di antara desa berbeda Asmat. Yang paling mengerikan adalah cara yang dipakai Suku Asmat untuk membunuh musuhnya. Ketika musuh dibunuh, mayatnya dibawa ke kampung, kemudian dipotong dan dibagikan kepada seluruh penduduk untuk dimakan bersama. Mereka menyanyikan lagu kematian dan memenggalkan kepalanya. Otaknya dibungkus daun sago yang dipanggang dan dimakan. Sekarang biasanya, kira-kira 100 sampai 1000 orang hidup di satu kampung. Setiap kampung punya satu rumah Bujang dan banyak rumah keluarga. Rumah Bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara keagamaan. Rumah keluarga dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang mempunyai kamar mandi dan dapur sendiri. Hari ini, ada kira-kira 70.000 orang Asmat hidup di Indonesia. Mayoritas anak-anak Asmat sedang bersekolah.
Suku Amungme
            Suku Amungme adalah salah satu suku yang tinggal di dataran tinggi Papua. Suku Amungme memiliki tradisi pertanian berpindah, dan berburu.  Mereka mendiami beberapa lembah luas di kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak Jaya antara gunung-gunung tinggi yaitu lembah Tsinga, lembah Hoeya, dan lembah Noema serta lembah-lembah kecil seperti lembah Bella, Alama, Aroanop, dan Wa. Sebagian lagi menetap di lembah Beoga (disebut suku Damal, sesuai panggilan suku Dani) serta dataran rendah di Agimuga dan kota Timika.
Amungme terdiri dari dua kata "amung" yang artinya utama dan "mee" yang artinya manusia.  Menurut legenda yang, konon orang Amungme berasal dari derah Pagema (lembah baleim) Wamena. Hal ini dapat ditelusuri dari kata kurima yang artinya tempat orang berkumpul dan hitigima yang artinya tempat pertama kali para nenek moyang orang-orang Amungme mendirikan honey dari alang-alang.  Orang Amungme memiliki kepercayaan bahwa mereka adalah anak pertama dari anak sulung bangsa manusia, mereka hidup disebelah utara dan selatan pegunungan tengah yang selalu diselimuti salju yang dalam bahasa Amungme disebut nemangkawi (anak panah putih).
suku Amungme
Suku Amungme adalah salah satu suku yang tinggal di dataran tinggi Papua. Suku Amungme memiliki tradisi pertanian berpindah, dan berburu.  Mereka mendiami beberapa lembah luas di kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak Jaya antara gunung-gunung tinggi yaitu lembah Tsinga, lembah Hoeya, dan lembah Noema serta lembah-lembah kecil seperti lembah Bella, Alama, Aroanop, dan Wa. Sebagian lagi menetap di lembah Beoga (disebut suku Damal, sesuai panggilan suku Dani) serta dataran rendah di Agimuga dan kota Timika.  Amungme terdiri dari dua kata "amung" yang artinya utama dan "mee" yang artinya manusia.
Suku Ambai: Ambai adalah salah satu suku yang menempati pulau kecil sebelah timur Yapen, dalam wilayah Kabupaten Waropen, Propinsi Irian Jaya. ​
Suku Airo-Sumaghaghe: Orang Airo-Sumaghaghe berdiam di daerah bagian selatan Kabupaten Merauke. Mereka terutama mendiami aliran sungai Ayip di pedalaman Pirimapun. Daerah ini termasuk wilayah Kecamatan Pantai Kasuari.
cloud.papua.go.id/.../budaya/.../Seni-dan-Budaya-Pap..
Menghitung Kontribusi
Pengembangan Pendidikan
Bagi Manusia Papua
Oleh James Modouw
Kadispora Papua
Kondisi Umum Papua Potensi SDA yang melimpah(hutan, laut, tambang, Budaya) Jumlah penduduk yang relatif sedikit 2.3 juta Jiwa.( 1.6 Penduduk Asli) tersebar pada wilayah geografis yg luas 2x pulau jawa.  Keterbatasan aksesibilitas karena sarana transportasi dan komunikasi yang terbatas.  Penataan tata pemerintahan otonomi khusus yang belum terselesaikan.
UU.RI NO 21 TAHUN 2001 TENTANG
OTSUS BAGI PROVINSI PAPUA
Pasal 56. Tentang Pendidikan
v  Ayat 1: Pemerintah Provinsi Papua bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Pendidikan pada semua jalur,jenjang dan jenis Pendidikan
v  Ayat 3: Setiap penduduk provinsi Papua berhak memperoleh pendidikan yang bermutu.. sampai pada tingkat pendidikan menengah dengan beban masyarakat yang serendah rendahnya
v  Ayat 6 : Pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Pendidikan
v  Ditunjang oleh Pasal 36 Ayat 2–30% dari dana Perimbangan Inpres No.5 Tahun 2007 Menteri Pendidikan Nasional :
·         memberikan dukungan kepada Pemerintah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dalam meningkatkan akses pendidikan, mutu dan daya saing lulusan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kuantitas dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan serta peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan melalui jalur pendidikan formal dan non-formal baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah maupun tinggi sesuai dengan Rencana Induk;

·          memfasilitasi Pemerintah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dalam menyelenggarakan pendidikan kejuruan, keterampilan dan keahlian yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu, teknologi, kondisi wilayah dan sosial budaya maupun tantangan pembangunan ke depan;

·         memfasilitasi Pemerintah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dalam melakukan perintisan sekolah berkeunggulan lokal;

·         memberikan kesempatan yang lebih luas kepada putra-putri asli Papua untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi terbaik di luar Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, dan mengupayakan dukungan beasiswa;bermutu, murah dan merata,

BAHASA
Di Provinsi Papua dan Papua Barat tercatat ada 310 bahasa yang digunakan masyarakatnya. Di provinsi Papua Barat sendiri tercatat ada 67 suku yang mendiaminya. Bahasa-bahasa yang digunakan ada 67 bahasa, yakni : bahasa Matbat, Biga, Seget, Duriankere, Ma’ya, Maden, Biak, Kawe, Wauyai, Legenyem, Waigeo, Moi, As, Moraid, Abun, Karon Dori, Mpur,Meyah, Hatam, Manikion, Wandamen, Arandai,Moskona, Kaburi, Kais, Mai Brat, Tehit, Kalabra, Konda, Yahadian, Suabo, Puragi, Kokoda, Kemberano, Tanahmerah, Erokwanas, Bedoanas, Arguni, Sekar, Onin,Iha, Baham, Karas, Uruangnirin, Mor, Irarutu, Kuri, Mairasi, Buruai, Kamberau, Kowiai, Semimi, Mer, Kamoro, Ekari, Tunggare, Iresim, Yaur, Yeretuar, Tandia, Roon, Dusner, Meoswar, Ansus, Woi, Pom, dan Mapia. Dapatdikatakan provinsi ini menyimpan potensi sumberdaya manusia dan budaya. Sumberdaya budaya yang dalam hal ini keragaman bahasa perlu mendapat perhatian untuk dikembangkan terlebih dahulu sebelum pengembangan sumberdaya alam dan sumberdaya penduduk Papua Barat itu sendiri untuk mendukung kegiatan pembangunan di provinsi Papua Barat. Menurut klasifikasi Loukotka ada palingsedikit 31 golongan bahasadi Papua. Di dalamnya terdapat 234 bahasa yang masih diklasifikasikan juga secara geografikal.

BUDAYA
Suku-suku yang mendiami di Provinsi Papua dan Papua Barat tercatat ada 206 suku suku. Di antara suku-suku itu mendiami wilayah provinsi Papua Barat tercatat ada sekitar 67 suku. Suku-suku itu adalah Suku Matba, Biga, Seget, Duriankere, Ma’ya, Maden, Biak, Kawe, Wauyai, Legenyem, Waigeo, Moi, As, Moraid, Abun, Karon Dori, Mpur, Meyah, Hatam, Manikion, Wandamen, Arandai, Moskona, Kaburi, Kais, Mai Brat,Tehit, Kalabra, Konda, Yahadian, Suabo, Puragi, Kokoda, Kemberano, Tanahmerah, Erokwanas, Bedoanas, Arguni, Sekar, Onin, Iha, Baham, Karas, Uruangnirin, Mor, Irarutu, Kuri, Mairasi, Buruai, Kamberau, Kowiai, Semimi, Mer, Kamoro, Ekari, Tunggare, Iresim, Yaur, Yeretuar, Tandia, Roon, Dusner, Meoswar, Ansus, Woi, Pom, dan Mapia. Pada suku-suku ini dikelompokkan dalam klan- klan yang merupakan bagian dari masyarakat.

PENDUDUK
Penduduk Provinsi Papua Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia Timur dengan luas wilayah 115.363,50 km2 dan total penduduk sebanyak 760.422 jiwa pada tahun 2010 yang tersebar secara tidak merata di Sebelas kabupaten/kota. Bila diperinci menurut jenis kelamin, maka penduduk di Provinsi papua Barat dapat dibedakan bahwa  penduduk dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 402.398 jiwa dan perempuan sebanyak 358.024 jiwa dengan sex ratio sebesar 112,39. Sex ratio diatas 100 menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih dominan dari pada jenis kelamin perempuan. Walaupun penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak, namun angka tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

PENDIDIKAN
Terbatasnya kondisi ekonomi masyarakat dan sarana prasarana pembelajaran baik formal maupun non formal sampai ke daerahterpencil adalah salah satu kendala. Jumlah tenaga pengajar yang tercermin darirasio guru dan murid pun masih sangat 620 kecil. Kesenjangan ini sangat signifikan apabila dibandingkan dengan kondisi sumber daya manusia di sejumlah provinsi di wilayah Indonesia Barat.Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Provinsi Papua Barat usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat sebesar 22,94 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 2,18 persen, tamat DIV/S1 sebesar 4,15 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,25 persen.

Define the topic!
Beberapa topik memerlukan definisi. Misalnya, jika topik Anda adalah "Haruskah sekolah memberikan pendidikan moral?" Anda harus menjelaskan apa pendidikan moral.
Bagaimana Anda mendefinisikan istilah?
            West Papua (formerly Irian Jaya Barat abbreviated Irjabar) is a province of Indonesia located in the western part of New Guinea. The capital is Manokwari. The name of the province of West Irian Jaya was previously set out in Law No. 45 Year 1999. Based on Government Regulation No. 24 of 2007 dated 18 April 2007, the name was changed to the province of West Papua. West Papua and Papua provinces obtain a special autonomy status.
            NKRI is a country formed by the spirit of nationalism (nationalism), namely the determination of Indonesian citizens to build and advance the future of the nation in spite of different races, religions, cultures, tribes, and customs.
            Integration is the Papua conflict that arises from the Netherlands to form regardless of the state of West Papua Indonesia, but this conflict opposed by President Sukarno. In this conflict there is the New York Agreement and PEPERA.
Dated on August 15, 1962 New York Agreement was obtained containing western Papua submission of the Netherlands through the United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA). Dated May 1, 1963 Western New Guinea back to Indonesia. The position of Western New Guinea became more uncertain after held the Act (Act of free) 1969, the people of Western New Guinea chose to remain in RI environment.
Limited the topic!
Beberapa topik argumentatif memerlukan membatasi. Misalnya, jika topik Anda adalah "surat nilai" dan tesis Anda mengatakan "guru tidak harus menggunakan huruf nilai", pembaca mungkin bertanya-tanya apakah Anda berarti "semua guru di semua tingkatan dari TK sampai perguruan tinggi" atau "guru tertentu saja" tidak menggunakan bahu mereka.
West Papua should still integrate with Indonesia.  Because the struggle Indonesia was very spirit and Soekarno have many struggle and he is willing the end for Indonesia.  Soekarno has commitment that Papua should come back in the hand of Indonesia.

Analysis the topic!
Sebelum Anda memutuskan sudut pandang, Anda harus menganalisis masalah secara menyeluruh. Topik yang paling argumentatif memiliki dua sudut pandang - bagi dan melawan - dan dapat dinyatakan sebagai ya / tidak pertanyaan, seperti "Haruskah siswa SMA bekerja selama tahun sekolah?"
Should Papua still integrate with Indonesia, in my analysis based on cases that occurred in Papua and many other countries who want to seize Papua in Indonesian hands simply because merely want to seize the resources in Papua.  Papua should be part of the Indonesian because if the terms of the political, that is based on an international agreement in 1896 that championed by Prof. Van Vollen Houven (Indonesian customary law experts) agreed that "Indonesia" is the former Dutch East Indies. While the West Irian though said by the Dutch in contrast to the tribal people of Indonesia, but it is legally a Dutch East Indies.
If the terms of anthropology , that Indonesia is the original Homo sapiens Soloensis Wajakensis and having the characteristics : black , curly hair ( austromelanesoid race ) which is a characteristic feature of the Aboriginal tribes ( Australia ) and the negroid race ( Papua ) .
When viewed in terms of history that the Round Table Conference is being done to regulate the transfer of sovereignty Indonesia tinged with sly Dutch businesses who want to continue to maintain the West Irian (New Guinea) on the grounds of ethnicity.  Finally, the RTC decided the settlement of the West Irian will be determined within one year after the transfer of sovereignty through negotiations between the RIS with the Kingdom of the Netherlands.
John Rumbiak says, In regard to issues Crime against Humanity in West Papua cannot be seen apart from a PERCEPTION OF GOVERNMENT INDONESIA against the people and land of West Papua. Government of West Papua is Indonesia considered integral to the Indonesian territory that had been taken by blood through TRIKORA Command under the leadership of General Suharto, the former Indonesian president authoritarian.
This is a matter of pros and cons, but in the analysis of Papuan society must return to the bosom of mother earth as Indonesian national struggle is so big and full of blood.
If it broke away from Indonesian Papua, Papua care how. While the Papuan people who are primitive, not knowing his vast knowledge, also not knowing science and technology. Then who will become chairman in Papua? Who else if not people from other countries that regulate or been ruler in Papua.

The brainstorming of Argumentative Essay
Unites Perception between Papua and Indonesia
Introduction
This paper offers an argument about why west Papua should still integrate with NKRI because of many reason; education, culture, natural resources, history, art, economic.  This is about mindset people in Papua was change by another country.  According to Teun A.Van Dijk, Ideology are cognitive.  The meaning is involving mental objects such as ideas, thoughts, beliefs, judgments, and values.  The people of Papua though Indonesia looking at one eye or not to admit of Papua is part of Indonesia whether it's because the people of Papua primitive or less know the technology.  Whereas struggle of Indonesia very strong and willing to die to get Papua in hand of ally.  This problem is different perception between Papua and Indonesia.  Should that perception be unites?
Body
First point
How the Indonesian government to develop everything in Papua, namely in terms of education, natural resources, culture, economic, and political?
Supporting point
Government of Indonesia should be development all of them because all of them can make many benefits for Indonesia.  Indonesia can be developed countries.
Second point
The effort of Indonesia is snatch Papua in the hands of ally.
Supporting info
·         Bilateral negotiations Indonesia Netherlands
·         Through the United Nations Forum
·         Support African Countries Asian Nations (KAA)
·         Struggle with political and economic confrontation
·         Tri Commando Folk (TRIKORA)
·         Approval of New York [New York Agreement]
·         The importance of the Act (the Act)
Third point
Indonesia should more pay attention with the people of Papua?
Supporting info        
Government of Indonesia should more pay attention with the people of Papua because they are needs help from Indonesia.  For example give freedom with people of Papua and give education of enough in order to they have many knowledge and they can smart people not primitive people. 
Conclusion
Mindset or perception people of Indonesia should unite with people of Papua in order all of problem can be finish.
            Inilah brainstroming yang saya pikirkan untuk Argumentative Essay.  Ini semua akan saya kembangin lagi dan semua opini dan bukti-bukti ataupun datanya sudah saya persiapkan.
            Jadi, mengelilingi dunia dalam berita sangatlah susah dan tidak mudah kita untuk mengumpulkan sumber-sumber yang kita butuhkan.  Begitu pula dengan kita mendekati argumenative essay, berarti kita harus sanggup untuk beropini sesuai dengan sumber yang kita dapatkan.  Persepsi ataupun mindset kita tidak selalu sama dengan sumber yang kita dapat.  Oleh karena itu berpandai-pandailah kita dalam memperoleh sebuah informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic