Nikmatnya
Membaca
Terik matahari menemani saya untuk
menulis class review yang kali ini akan membahas lebih banyak hal. Siang ini,
pukul 13.55 matahari seakan tepat melayang di atas kepala. Kekuatan panasnya
membuat kenyamanan terasa berkurang. Butuh pelepas dahaga untuk mengembalikan
kenyamanan agar saya dapat menulis class review ke sepuluh.
Mungkin
akan ada beberapa halaman yang lebih dalam class review kali ini. Membaca dan
mendaki merupakan dua hal yang berbeda tetapi terkesan sama. Hal ini bisa terjadi
karena dalam membaca, kita akan menginjak titik puncak dari sebuah bacaan.
Dalam mendaki, sebelum mencapai puncak gunung tentu kita akan melalui hutan
belantara yang penuh tantangan dan akan menguji adrenalin. Dalam membaca, ada
juga yang kita dapat umpamakan sebagai hutan kalimat-kalimat yang kita lalui
sebelum kita merasa bahwa kita sudah membaca pada titik puncak. Puncak dalam
membaca bisa terletak di awal, tengah, atau akhir dari sebuah teks.
Tugas
berat kami selanjutnya adalah untuk menulis argumentative essay. Argumentative
essay adalah suatu jenis teks yang penulisannya menuntut penulis untuk
menyelidiki topiknya, mengumpulkan data, menghasilkan, dan mengevaluasi bukti.
Argumentative essay kurang lebih hampir sama dengan expository text, khususnya hortatory
exposition.
Beberapa kebingungan mungkin terjadi antara esai argumentatif
dan esai ekspositori.
Keduanya serupa, tetapi esai argumentatif
berbeda dari esai ekspositori dalam jumlah pra-menulis (penemuan)
dan penelitian yang terlibat. Esai argumentatif umumnya
ditugaskan sebagai tugas akhir secara tertulis yang
melibatkan
proses panjang
dan penelitian
yang
rinci. Esai
ekspositori kurang melibatkan penelitian
dan lebih pendek. Esai ekspositori sering
digunakan untuk latihan menulis di
kelas atau tes, seperti general education
development (GED) atau general record
examination (GRE).
Essai
argumentatif membutuhkan banyak sekali bukti-bukti yang nantinya akan disatukan
dalam sebuah teks. Essay argumentative juga membutuhkan penulis untuk menjadi
point of view tertentu. Seperti yang dikatakan Fitzpatrick (2005), In writing an argumentative essay you have to persuade your audience to
consider your point of view, even if they may disagree with you.
Menulis essai argumentative berarti pula penulis akan menemukan halangan di
depannya, yaitu tidak menutup kemungkinan ada beberapa pembaca yang tidak
sependapat dengan apa yang kita tulis.
Hal
pertama yang harus dilakukan dalam menulis essai argumentative adalah menentukan
topic yang akan ditulis. Beberapa topik memerlukan definisi.
Misalnya, jika topik
yang dipilih adalah "Haruskah sekolah memberikan pendidikan moral?" penulis harus menjelaskan apa pendidikan
moral. Kuncinya adalah bagaimana kita
mendefinisikan istilah “pendidikan moral” tersebut.
Hal
kedua yang harus dilakukan adalah membatasi topic yang akan ditulis. Beberapa topik
argumentatif memerlukan pembatasan. Misalnya,
jika topik penulis adalah
"nilai huruf" dan
tesis penulis mengatakan
"guru tidak harus menggunakan nilai huruf", pembaca mungkin bertanya-tanya apakah
itu berarti
"semua guru di semua tingkatan dari TK sampai perguruan tinggi" atau
"guru tertentu saja"
yang tidak menggunakan nilai
huruf.
Hal ketiga yang dilakukan adalah
menganalisa topic yang akan ditulis. Fase ini merupakan fase yang paling sulit.
Butuh pemahaman yang sangat baik untuk dapat menganalisa sebuah topic. Sebelum
penulis memutuskan
akan memakai sudut pandang
sebagai siapa, penulis harus menganalisis masalah secara
menyeluruh. Kebanyakan esai
argumentative memiliki dua sudut pandang yaitu mendukung dan melawan dan dapat
dinyatakan sebagai pertanyaan ya atau tidak, seperti "Haruskah
siswa SMA bekerja selama sekolah?"
Berikut
adalah contoh untuk sudut pandang yang mendukung. Opinion: High School Student should work during the school year.
Setelah kita menulis pendapat atau tesis kita, kita
harus member alasan. Contohnya sebagai berikut
They can save for college.
They can make new friends.
They can learn responsibility.
They may discover a career for themselves.
Sedangkan
contoh untuk sudut pandang yang melawan akan seperti ini. Opinion: High School Student
should NOT work during the school year. Alasan-alasan yang
mendukung tesis ini adalah sebagai berikut
They can get
better grades if they do not work
They can participate in extracurricular activities
Mr.
Bumela menyarankan bahwa sebelum membuat keputusan akhir akan memakai sustu
sudut pandang, alangkah baiknya kami telah memiliki daftar kekuatan dari alasan
yang mendukung. Alasan yang kuat adalah sesuatu yang dipercaya, relevan,
dan penting. Untuk menguji
setiap alasan pada daftar
alasan yang kami tulis, tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan ini:
apakah benar? Apakah jelas terhubung ke topik yang ditulis? Apakah itu penting, atau apakah memiliki
konsekuensi nyata?
Hal yang harus ditulis selanjutnya
setelah menentukan topic dan menentukan point of view adalah menulis thesis
statement. Thesis statement dari esai argumentative harus berisi pendapat.
Pendapat biasanya disampaikan dengan modal verb “should” atau kata yang
mengevaluasi seperti “good” atau “bad”. Contohnya, teenager should have part
time job atau part time work is good for teenager.
Thesis statement yang sempurna pasti
mengandung alasan atau pendapat pendukung. Contohnya, Employers
should hire teenagers because they are eager to work, they are flexible, and
they have the knowledge and skills required to do many entry-level jobs. Thesis statement juga dapat
mengandug pandangan yang berlawanan seperti, While
some people say that teenagers do not have a good work ethic, employer should
hire teenagers because they are eager to work, they are flexible, and they have
the knowledge and skills required to do many entry-level jobs.
Menulis esai argumentative membutuhkan
waktu yang banyak. Butuh waktu untuk mencari alasan yang logis dan dapat
diterima oleh pembaca. Secara umum, struktur dari esai argumentative adalah
sebagai berikut
1.
Introduction
2.
Body
-
first point
and supporting info
-
second point
and supporting info
-
third point
and supporting info
3.
conclution
selanjutnya,
saya akan mencoba membuat outline esai argumentative saya.
The
Integration of West Papua into NKRI
1.
Introduction
Thesis statement : this paper is designed to give some arguments related to
the issue of the integration of West Papua into NKRI.
Define
the topic :
-
Integration :
especially national integration is the awareness of a common identity amongst the
citizens of a country.
-
West Papua :
West Papua was defended by Indonesia from Dutch colonial in 1961 and it is the
western half of the island of New Guinea and smaller islands to its west.
-
NKRI : derived from UUD 1945 which reads:
state of Indonesia is united state, in the form of Republic. Unity among others
interpreted as opposed to a federal state. Also intended as a union of our
geographical territory.
2.
Body
There
are some facts that strengthen West Papua to be still integrated to NKRI
First
point is most of the people in West
Papua have low education , so when Papua separated with Indonesia Papua cannot
lead their country by themselves.
Second
point is in the economical aspect, West Papua give some wealth to Indonesia
from its rich natural sources.
Third
point is the people in West Papua still steeped in their culture and Indonesia
is the country that give freedom to the citizens to keep their culture.
Fourth
point is in the political aspect, Indonesia has defended Papua from Dutch
colonial with Trikora, Pepera, and New York agreement.
3.
Conclusion
West
Papua has many aspects that strengthen West Papua to be still integrated to
NKRI. If Indonesia allowed West Papua to escape from NKRI, it is such the worst
thing to do.
Argumentative essay yang akan saya tulis tentu harus bersumber dari beberapa teks atau bacaan. itu berarti saya harus menikmati saat-saat membaca, supaya informasi yang didapat itu kuat, sesuai dengan topik yang saya angkat, dan memiliki sumber yang terpercaya. dari sini kita dapat merasakan bagaimana nikmatnya membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic