Setengah Musim Berikutnya
Hembusan
angin mulai menyapa diriku yang sedang duduk termenung menyaksikan begitu
sepinya malam ini. Hujan terus membahasi hamparan bumi. Sendainya hujan turun
bersama awan yang terang mungkin keindahan warna-warni pelangi akan terlihat
oleh kedua mataku. Tetapi, sayangnya ia tiba disaat kegelapan malam. Sampai
keindahan bintangpun tak terlihat pada malam hari ini. Malamnya mulai menghiasi
lagi akan tantangan kedepannya, tentunya dalam mengarungi academic writing.
Mulai menggambarkan malam lagi dalam
mengarungi lautan. Terlihat ombaknya sangat dahsyat, tapi ini sudah setengah
jalan. Harus mampu setengahnya lagi dengan penuh semangat.
08
April merupakan pertemuan yang ke Sembilan dengan writing 4. Baru satu langkah
dalam melewati setengah musim berikutnya di academic writing. Masih seperti minggu
yang lalu pertemuan kali ini masih berkarib dengan reading time dan berkeliling
ke Papua Barat. Saya akan menjelaskan tentang diskusi kelompok saya tentang
artikel “Don’t Use Your Data as a Pillow” dari paragraph satu sampai dengan
paragraph 26.
1.
Pesta kecil yang dipersiapkan untuk
kepergian Eben, yang menu makanannya khas Papua, seperti sagu asin, pudding,
kaldu asin, daun papaya goreng, ubi rebus, dan ayam. Itu merupakan urusan yang
sederhana yang diselenggarakan oleh Denny Yomaki, pekerja hak asasi manusia,
untuk menandai dari penelitian Eben pada Mei 2013. Acara ini dijadwalkan untuk
berlangsung beberapa hari sebelum Eben kembali ke pasca sarjana untuk menulis
Deny temuan Eben. Eben akan pergi ke pesta dengan beberapa basis dan
prinsip-prinsip pendekatan
metodologi.
2.
Eben pertama kali dating ke papua Barat
sekitar lima tahun sebelum reformasi, pada tahun 1998, untuk melakukan
penelitian tesis Eben di New College of Florida. Kemudian “Papua Barat” secara
resmi dikenal dengan “Irian Jaya”. Awalnya Eben berniat untuk mempelajari
kekeringan sebuah El Nino yang melanda wilayah tersebut. Pada saat Eben tiba,
hujan datang. Ada kekurangan yang ditandai oleh antusiasme rakyat Papua untuk
berbicara mengenai kekeringan. Penguasa terlama Indonesia, Soeharto, baru saja
digulingkan oleh gerakan reformasi. Subjek dari hari itu MERDEKA (kebebasan)
setelah teriakan nasionalisme yang mempersatukan Indonesia dalam perjuangan
mereka untuk kemerdekaan dari kolonialisme Belanda, merdeka adalah gerakan
inspirasi untuk kemerdekaan dari Indonesia di Aceh, Papua Barat dan Timor
Timor. Awalnya Eben bingung dengan gerakan reformasi yang melunturkan
kepopuleran di Indonesia setelah tersingkirnya Soeharto, mengapa bentuk
pemerintahan itu lepas kendali.
3.
Dimana dalam banyaknya serangkaian
peristiwa militer yang terjadi di Indonesia, salah satunya adalah seorang
mahasiswa ditembak kepalanya dan puluhan demonstran tak bersenjata
ditenggelamkan di laut. Eben mulai menyadari pada saat itu mengapa banyak orang
papua ingin merdeka, karena penduduknya sudah banyak mengelami kejadian di
atas. Dan militer Indonesia baru-baru ini mengumumkan untuk mengirimkan 50.000
tentara ke Papua Barat, namun itu baru pengmuman belum diluncurkan rencananya. Setiap
24 warga Papua akan mendapatkan penjagaan dari satu orang tentara.
4.
Eben itu adalah seorang mahasiswa pasca
sarjana dari oxford, California, dan santa cruz. Dan dia membuat perjalanan
ulang ke Papua, dimana Papua itu memiliki cerita yang khas. Cerita yang khasnya
itu pasti berhubungan dengan keinginan penduduknya untuk merdeka, dan banyak
konflik penyiksaan juga, dan ternyata AS mendukung Papua untuk merdeka. Dalam
hal ini Eben juga belajar tentang kampanye terror yang dipicu oleh “Dracula”
dan yang tidak terduga lagi bagaimana
nenek moyang dia itu mencuri modernitas dari penduduk asli Papua.
5.
Banyak orang Papua yang menganggap bahwa
kedatangan Eben itu sebagai sekutu dan Eben itu ditarik dalam suatu gerakan di
Papua, pada saat dia sedang belajar mengenai konflik yang ada di papua. Dimana
seorang aktivis dari HAM mendorong dan mendukung Eben untuk meneliti dan menyelidiki
tentang kampanye teror. Dimana dalam menyelidiki kampanye akan dapat meneliti tenang
kekerasan yang terjadi di Papua. Dengan menyelidiki itu pula si Eben berfikir
mungkin itu dapat membantu oang-orang Papua dalam mendapatkan kemerdekaan.
6.
Pada pesta tersebut Deny memimpin membacakan
doa dalam doa Kristen. Doa tersebut berisikan terima kasih kepada Tuhan untuk
keselamatan dan mendoakan Eben supaya selamat dalam perjalanan pulang. Setelah
Deny membacakan doa, Eben bersama warga Papua duduk diteras dan bercanda guraw,
tetapi dalam logat Papua. Pada saat berkumpul di teras, Eben berbicara dengan
Telys Waropen. Waropen adalah seorang anggota komnas HAM dan beliau adalah
seorang penghasut dan akhir-akhir ini diberitakan oleh pemerintah tentang
menanggapi tuntutan gerakan reformasi di Indonesia.
7.
Waropen itu berasal dari Wasior, wasior adalah dimana polisi pada baru-baru ini melakukan
serangan terhadap separatis Papua dan operasi itu bernama “operasi penyisihan dan penumpasan”. Setelah Eben dan Denny mengunjungi
Wasior, mereka mendengar bahwa di wasior itu tempat dimana militer Indonesia yang
diam-diam mendukung milisi Papua.
8.
Kemudian Deny dan Eben meneliti di daerah Wasior, tapi saat mereka meneliti
di Wasior diawasi dengan intens (ketat). Ada sebagian orang di Wasior yang
ingin diwawancarai untuk menceritakan kisah mereka, kisah yang dimaksud adalah
tentang seluk beluk Wasior. Tetapi Deny dan Eben melindungi orang-orang mereka
wawancarai dan mereka melindungi identitas orang yang memberikan informasi
tentang seluk beluk Wasior. Waktu untuk mewawancarai warga itu pada malam hari
ketika pengawasan polisi sedikit renggang.
9.
Agenda penelitian yang paling menarik
untuk Eben adalah mewawancarai dukun terkenal yang ada di Wasior. Dukun
terkenal itu merupakan dukun yang bertanggung jawab dalam gempa bumi yang
tejadi di Indonesia, karena Eben dan Denny sedang diawasi intens oleh polisi
wasior . jadi mereka tidak melanjutkan penelitian untuk mewawancarai dukun
terkenal tersebut.
10. Ternyata
sebelumnya Waropen itu mempelajari dukun yang terkenal untuk data tesisnya di salah
satu universitas lokal. Berarti Waropen lebih mengetahui banyak tentang dukun
tersebut. Dan akhirnya Eben berfikir bahwa Waropen
adalah sumber penting yang dapat membantu dalam penelitian dia dan mengetahui
banyak mengenai dukun tersebut.
11. Mulailah
Eben untuk mewawancarai Waropen dengan bahasa yang sopan. Waropen bertanya
tentang jenis penelitian apa yang Eben buat, dan dia juga bertanya apakah
identitas itu penting dalam sebuah penelitian. Sebelum Eben akan pergi ke pesta
itu juga telah melakukan wawancara kurang lebih 350 wawancara kepada polisi Papua, korban kekerasan, tahanan politik,
pejuang gerilya dan aktivis HAM.
12. Rekan
informasi dan mentor menyarankan Eben untuk memelihara semua sumber yang tidak
diketahui namanya dengan izin dari kelembagaan universitasnya (anonym). Pedoman penelitian Eben mnyatakan bahwa “penelitian yang melibatkan produser
wawancara dibebaskan jika dalam meneliti data pribadi serta dalam materi yang
dipublikasikan dan tanggapan secara anonym itu sedemikian rupa menyatakan bahwa
subjek manusia tidak dapat didefinisikan”.
13. Banyak
sumber yang anomin, yaitu sumber tanpa nama dan sumbernya kurang terpercaya.
Kutipan itu dapat memiliki fungsi penting dimana seorang jurnalis dan penerbit
melindungi diri dalam masalah pencemaran nama baik.
14. Eben
kekeh supaya sumbernya tidak disebutkan karena menjaga nama baik seseorang,
tetapi Waropen tetap kekeh untuk menyebutkan sumbernya, karena Waropen ingin
diakui sebagai intelektual publik.
15. Waropen
berkata bahwa pasti ada kasus dimana HAM melaporkan identitas korban dan saksi
juga harus dilindungi. Dan pada saat itu juga Eben mengungkap mengapa pembaca
itu sangat tertarik dengan tesis yang dibuat oleh Waropen, yang mengungkap
tentang dukun yang terkenal di Wasior. Barulah pada saat itu Waropen berkata “Jangan gunakan data anda sebagai bantal dan
pergi tidur ketika anda kembali ke Amerika dan jangan hanya menggunakan data
itu sebagai jembatan untuk anda sendiri untuk peluang menjadi profesionalan
diri”. Jadi, jelas judul “Don’t Use Your Data as a Pillow” itu merupakan suatu gambaran tentang
penelitian dari Eben yang jangan menggunakan datanya untuk membuatnya
profesinal karena dia mampu untuk mengungkap issue yang menarik yaitu keinginan
merdeka bagi rakyat Papua Barat.
16. Waropen
memprovokasi saya untuk menjadi seorang ahli regional yang handal dan sorang
yang akan mengetahui hal-hal dengan pasti dan akan mengambil pertanyaan melalui
perhitungan. Pada bagian ini berbicara mengenai antopologi dimana menggnakan
penelitian mereka untuk berbicara mengenai kekuasaan.
17. Waropen
menyuruh saya untuk memikirkan kembali tentang apa yang disebut dengan data dan
Waropen menyuruh untuk memperbaiki dan selektif terhadap data kepada Eben.
Waropen menentang Eben untuk mengetahui segala hal tentang di Wasior (saat
mewawancarai masyarakat).
18. Dalam
sebuah penerbitan, Eben berfikir apakah dia hanya menggunakan datanya untuk
memajukan peluang profesinal diri dia sendiri, dan itu memang sangat ditentang
oleh Waropen. Sebelumnya Eben juga pernah menerbitkan Koran tentang Papua Barat,
dimana Koran itu berjudul “The Guardian of London” dan Eben juga berkata bahwa
dalam karyanya telah mengekplorasi bagaimana resistensi skema tentang pasukan
militer yang terinspirasi lingkungan hidup dan praktek adat setempat. Waropen
tetap meminta dan mendorong Eben untuk tetap pada sebuah fakta-fakta dan
mengambil sebuah tindakan yang nyata. Sejak saat itu Eben berfikir bahwa ia
harus membawa kasus Papua Barat ke dunia internasional.
19. Saya
meneliti rumor yang menghubungkan kekerasan dengan BP. BP itu sebelumnya
bernama “British Petroleum” dan kemudian diganti menjadi “Beyond Petroleum”
yang menghabiskan dana £100 juta hanya untuk mengganti dan mengubah citranya
saja. BP itu suatu perusahaan dimana memanfaatkan gas alam secara berlebihan
yang ada di Papua Barat dan BP mengharapkan keuntungan sekitar $198.000.000.000.
Agen militer Indonesia juga meminta perlindungan kontrak kepada BP. Di Wasior juga,
terjadi kekerasan dimana seorang anggota militer itu menembak mati anggota
kepolisian. BP itu sedang mengadu domba antara kepolisian, militer dan OPM, karena BP ingin tetap berjaya
perusahaanya di Papua Barat. BP memanfaatkannya hanya untuk kepentingan BP
sendiri tanpa memikirkan nasib rakyat Papua Barat.
20. Di
Wasior berhasil mewawancarai double-agen Papua. Melalui sumber yang didapatkan
dari wawancara, Eben berhasil membktikan rumor yang menghubungkan kekerasan
yang terjadi di Wasior akibat proyek dari BP. Orang-orang yang Eben wawancara
pada kegelapan malam, salah satunya berkata bahwa “HIDUNYA DALAM BAHAYA” dan
para pejabat militer aktif (yang menghianati Papua) telah mencoba membunuhnya.
Dan dia beranggapan bahwa hanya Eben yang dapat membantu melarikan diri dari
situasi itu, karena dia beranggapan bahwa hanya Eben yang mampu menguak semua
tentang kasus Papua.
21. Dua
minggu setelah Waropen menuntut saya untuk “Jangan gunakan data saya sebagai
bantal”. Diakhir Mei 2003 John Rumbiak, adalah seorang pembela HAM di Papua,
meminta saya untuk menghadiri pertemuan di markas London BP dengan Dr Byron
Groten (ketua COF (Chief Financial Officer)). CFO adalah perusahaan minyak
raksasa, dimana sistemnya bernama “community-based security” dimana bertugas
untuk kelompok menjaga keamanan Papua dan meminimalkan untuk bekerja sama
dengan pasukan keamanan Indonesia. Rumbiak merumuskan tentang mengamalkan
pertemuan untuk berbicara tentang bagaimana kebijakan keamanan BP yang
mempengaruhi HAM di Papua Barat. Rumbiak meminta Eben untuk bergabung dengan
pertemuan tentang penemuan Eben yang membahas tentang kekerasan di Wasior.
22. Pertemuan
antara Eben dan Rumbiak di Puasat kantor BP.
23. Munculah
actor baru yaitu John O’Reily. O’Reily adalah senior presiden BP di Indonesia,
Grote dan O’reily sebelumnya bekerja di BP Columbia sebelum bergabung dengan BP
Indonesia. Ternyata BP itu tidak hanya di Indonesia saja, melainkan di negara
lain juga ada. Perusahaan BP di Columbia itu terlibat dalam kontroversi tentang
kematian regu para militer yang mulai membunuh lingkungan aktivis. Keterlibatan
tersebut sama dengan apa yang terjadi di Papua Barat.
24. Gote,
O’Reily, Eben, dan Rumbiak melakukan diskusi melalui skema kerahasiaan. Tetapi
Rumbaik tidak ingin dirahasiakan, karena Rumbiak beralasan bahwa rakyat Papua
ingin mengetahui tentang apa yang mereka bicarakan. Sitem dalam BP itu
“community-based security” yang menghasut tentang kekerasan. Jadi 80%
keuntungan itu untuk BP dan 20% untuk rakyat Papua yang bekerja di perusahaan
BP. BP terus bertahan karena terus dilindungi oleh pasukan keamanan Indonesia-
begitu pula dengan pasukan keamanan Indonesia yang meminta perlindungan kepada BP.
Rumbiak berkata bahwa “Agen rahasia militer Indonesia (yang bekerja sama dengan
BP) bertekad untuk memprovokasi kekerasan sampai BP memberikan kemanan dan
perlindungan.
25. “Kekerasan
tidak baik untuk bisnis” kata Grote. Bekerja di Papua Barat merupakan tantangan
besar. Eben yakin bahwa “community-based security” akan tetap bekerja karena di
bawah lindungan BP.
26. Rumbiak
meminta Eben untuk mempresentasikan penemuan tentang kekerasan yang terjadi di
Wasior. Eben menjelaskan bahwa milisi Papua meminta bantuan agen militer
Indonesia untuk membunuh sekelompok polisi Indonesia. Kemudian polisi Indonesia
menggunakan alasan untuk meluncurkan “Operasi Isolat dan Memusnahkan” baik
polisi maupun militer ingin kontrak perlindungan dari BP.
Dari
penjelasan dari paragraph di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa BP itu
mengadudomba antara polisi, militer dan OPM. BP Indonesia merupakan perusahaan minyak dan gas
bumi yang berkantor pusat di London, Kerajaan
Inggris. BP telah
beroperasi di Indonesia lebih dari 35 tahun, kini menjadi salah satu investor terbesar di
Indonesia, dengan investasi kumulatif lebih dari USD 5 Milyar. Akuisisi asset ARCO pada tahun 2000-an dan persetujuan dari
Pemerintah Republik Indonesia pada Maret 2005 untuk memulai konstruksi LNG
Tangguh, memperbesar
secara signifikan posisi BP pada sektor energi di Indonesia. Saat ini BP Indonesia memiliki karyawan
lebih dari 1.000 orang, yang sebagian besar berada di Jakarta dan Papua
Barat.
Mr Lala berkata bahwa harus mencari tahu
tentang perusahaan shell. Royal Dutch Shell plc adalah sebuah perusahaan energi utama, salah satu peringkat 4 atas
perusahaan swasta minyak dan gas di dunia (bersama dengan BP, ExxonMobil, dan Total). Shell juga memiliki bisnis petrokimia yang
cukup besar Shell Chemicals dan sektor energi
terbaharui mengembangkan
tenaga angin dan surya. Markas besar perusahaan ini berada di Den
Haag, Belanda dengan markas besar legal di London, Britania
Raya.
Shell di Indonesia mulai beroperasi di
Indonesia sejak tahun 1928. Bidang bisnis SCI antara lain perdagangan
dalam produk petrokimia, gas & tenaga, penjelajahan dan produksi (E&P)
dan bisnis SPBU yang sekarang beroperasi di Karawaci. Shell mulai mengoperasikan SPBU di Indonesia sejak 1
November 2005. SPBU
pertamanya terletak di Lippo
Karawaci, Tangerang. Pada 1
Maret 2006, Shell membuka SPBU di Jakarta yang terletak di Jalan S. Parman (Slipi). Bahan Bakar yang diperjualbelikan adalah Shell
Super, Shell
Super Extra, dan Shell
Diesel.
Dari
artikel yang saya dapatkan dari sebuah artikel tentang 12 perusahaan yang terlibat pengadaan solar sell. Proyek pengadaan solar sell,
televisi, radio dan parabola untuk kabupaten/kota se Provinsi Papua ini
diketahui sebagai proyek tahun anggaran 2010 yang dilaksanakan oleh Biro
Pemerintahan Kampung Sekretariat Daerah Provinsi Papua. Kegiatan penggadaan ini
merupakan lanjutan kegiatan 2009 yang dianggarkan kembali dalam APBD 2010.
Laporan Badan Pemeriksa Keuangan Tahun 2012 menyebutkan proyek ini telah
merealisasikan pekerjaan sebesar Rp136.775.416.000,00. Sebanyak 12 perusahaan
terlibat dalam proyek penggadaan ini. Berikut adalah daftar perusahan yang
terlibat dalam proyek pengadaan solar sell, televisi, radio dan parabola untuk
kabupaten/kota se Provinsi Papua ini :
1. Di kabupaten Mappi dan Keerom
melibatkan CV Karya Papua Mandiri dengan realisasi pekerjaan sebesar Rp.
7.107.236.000,-
2. Di kabupaten Sarmi melibatkan CV
Patiki dengan realisasi pekerjaan sebesar Rp. 4.380.673.000,-
3. Di kabupaten Jayapura dan Boven
Digoel melibatkan CV Caesar Adori dengan realisasi pekerjaan sebesar Rp.
18.686.157.000,-
4. Di kabupaten Mimika melibatkan CV
Komonden Jaya Raya dengan realisasi pekerjaan sebesar Rp. 7.677.790.000,-
5. Di kabupaten Waropen dan Yapen
Waropen melibatkan CV Kaisar Papua dengan realisasi pekerjaan sebesar Rp.
6.133.562.000,-
6. Di kabupaten Paniai dan Nabire
melibatkan CV Pratama Jaya dengan realisasi pekerjaan sebesar Rp. 18.373.660.000,-
7. Di kabupaten Merauke melibatkan CV
Maju Jaya dengan realisasi pekerjaan sebesar Rp. 6.885.542.000,-
8. Di kabupaten Asmat dan Supiori
melibatkan CV Otonomia Bangun dengan realisasi pekerjaan sebesar Rp.
7.888.655.000,-
9. Di kabupaten Biak Numfor melibatkan
CV Magarina I dengan realisasi pekerjaan sebesar Rp. 5.421.019.000,-
10. Di kabupaten Kota Jayapura
melibatkan CV Sunan Jaya dengan realisasi pekerjaan sebesar Rp. 3.338.448.000,-
11. Di kabupaten Pegunungan Bintang
melibatkan CV Rhema Cendrawasih dengan realisasi pekerjaan sebesar Rp.
8.152.557.000,-
12. Di kabupaten Yahukimo melibatkan CV
Indui Perkasa Jaya dengan realisasi pekerjaan sebesar Rp. 42.730.117.000,-
Total Rp. 136.775.416.000,-
Dalam
membahas tentang artikel “Don’t Use Your Data as a Pillow” timbulah banyak
pertanyaan, yang pertama adalah “Kenpa Eben tidak membahas BP secara detail,
tetapi malah membahas tentang Papua?” saya berpendapat bahwa Eben itukan kuliah
di Oxford university yang berada di Inggris dan BP juga berpusat di Inggris.
Tidak mungkin Eben mengahancurkan BP sementara ia sendiri kuliah di negara yang sama. Jika Eben
mengungkap secara detail tentang BP tentang kekejamannya.
Pertanyaan
yang kedua adalah “Mengapa BP terus berada di Papua dan apakah orang-orang
Papua tidak menuntut BP yang jelas-jelas memanfatkan secara berlebihan gas alam
yang ada di Papua?, karena perusahaan BP itu mempekerjakan orang-orang yang ada
di Papua, secara tidak langsung bila perusahaan BP ditiadakan di Papua,
orang-orang Papua akan kehilangan pekerjaannya. Meskipun tidak semua orang
bekerja dengan BP, tapi sebagian dari mereka. Alasan yang kedua adalah pada
saat pejabat di Papua mengadakan sebuah kongres, BP yang membiayai semua dari
mulai tempat akomondasi, transportasi, dan semua yang dibutuhkan pada kongres
tersebut. Pejabat tinggi di Papua tela disuap dana oleh BP dengan itu tetap
mempertahankan perusahaan BP berada di Papua Barat.
Pemetaan
dari konflik papua Barat itu bermula dari BP. BP itu mengadu domba antara OPM,
TNI, dan Polisi. Jika berbicara mengenai BP pasti berkesinambungan dengan uang,
karena BP hanya mencari keuntungan atas gas alam yang ada di Papua. Dari OPM,
TNI dan Polisi itu semuanya meminta perlindungan dari BP, padahal satu sama
lain tidak mengetahui tentag hal tersebut. TNI itu seolah-olah membantai OPM
dan OPM dibunuh oleh para anggota kepolisian.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam
paragraph satu sampai dengan 26 itu membahas tentang penelitian Eben di Papua
Barat yang menyelidiki kekerasan yang terjadi di Papua. Informasi yang selengkapnya
itu terdapat pada dukun yang terkenal di Wasior, karena wasior itu merupakan
tempat dimana militer Indonesia yang diam-diam mendukung milisi Papua. Ternyata
ada kasus yang lebih menarik lagi yaitu tentang BP. BP (Beyond Petroleum) itu
merupakan perusahaan dimana memanfaatkan gas alam secara berlebihan dan
mengharapkan keuntungan sekitar $198.000.000.000 dan nama sistemnya adalah
“Community-based century”. Ada perusahaan yang berkaitan dengan BP yaitu Shell.
Royal Dutch Shell Plc adalah sebuah perusahaan energy utama. Salah satu
peringkat empat atas perusahaan minyak swasta dan gas di dunia (bersama dengan
BP, Exxon Mobil, dan Total). Pada tahun 2010 shell mendapatkan jumlah Ekuitas
sebesar $148.013.000.000 dan jumlah assetnya sebesar $322.560.000.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic