We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Selasa, 04 Maret 2014

Selalu Bersahabat dengan Malam



Class Review 4

Semakin kencang angin berhembus, semakin membuat mata ini mengantuk. Andai saja angin bisa memisahkan satu jiwa menjadi tiga roh yang dapat membantu saya untuk menyelesaikan tugas-tugas ini. sayangnya itu hanya hayalan saja. Apa boleh buat salah satu cara untuk meringankannya, ya nikmati saja apa yang ada di hadapan saya saat ini. Anggap saja tumpukkan buku ini adalah makanan yang siap saya santap satu persatu.
Kini saya semakin sering bersahabat. Bagaimana tidak, saya dikejar waktu untuk menyelesaikan class review, critical review dan juga tugas-tugas lain. Ayo Restu semangat!!! Kalau bukan kamu sendiri yang menjadi pendorong utama, siapa lagi? Jadilah orang yang sangat menghargai waktu dan pastinya menggunakan waktu luang untuk menulis, dan menulis.
Berharap malam ini mendapat sedikit cahaya untuk memberi ide dalam penulisan class review. Walaupun hanya beberapa kalimat, setidaknya malam ini menjadi pembuka pembuatan class review. Perasaan saya saat ini sudah tidak karuan. Merasa lapar, capek, dan ngantuk. Tidak boleh manja, harus dipaksakan. Minimalnya malam ini bisa menuangkan ide sebanyak dua halaman saja, itu sudah cukup, dan malam selanjutnya hanya tinggal beberapa halaman. Sepertinya cukup dua malam saja untuk pembuatan class review ini. ketika saya merasa ide itu telah habis, saya angkat tangan. Jika dipaksakan untuk berfikir, maka nanti hasilnya tidak akan memuaskan.
Kali ini, selamat datang kembali malam. Lagi, kugerakkan tinta diatas buku dan memulai melanjutkan babak kedua dalam pembuatan class review. Ayo semangat, walaupun merasa lelah dengan tugas-tugas mata kuliah lain. Apa boleh buat malam ini tetap begadang dengan ditemani alunan suara musik dan secangkir kopi.  Sebenarnya bosan dengan aktifitas seperti ini, setiap minggu selalu berhadapan dengan tugas yang menguras tenaga dan fikiran. Terlebih saya merasa sudah kehabisan kata-kata. Beberapa ribu bahkan jutaan kata yang sudah saya tulis dalam class review. Ya Rabb, harus bagaimana lagi ini. saya merasa tertekan dengan keadaan seperti ini. ingin lepas, ingin bebas, ingin beristirahat sejenak. Tapi sudahlah, ini adalah sebuah kewajiban.
Mengulas pembahasan pada tanggal 25 Februari 2014. Mr. Lala membuka perkuliahan dengan meminta dua mahasiswa untuk membacakan sajak dari salah satu dosen beliau ketika masih kuliah di Bandung. Sajak tersebut yakni :
Berkariblah dengan sepi, sebab dalam sepi ada [momen] penemuan dari apa yang dalam riuh gelisah dicari. Dalam sepi ada berhenti dari menerima ramainya stimulus yang memborbardir indera kita. Stimulus yang harus dipilah dan dipilih satu satu untuk ditafakuri, lalu dimaknai, dan dijadikan berguna bagi kita. Bila tidak mereka hanya dengungan yang bising di kepala saja tak mengendap menjadi sesuatu yang mengizinkan kita memahami dunia di sekitar kita [sedikit] lebih baik.
Berkariblah dengan sepi, sejak dalam sepi kita menemukan diri yang luput dari penglihatan dan kesadaran ketika beredar dalam ramai; dalam sepi kita dapat melihat pendaran diri yang diserakkan gaduh, mendekat, lalu merapat, membentuk bayang jelas untuk dilihat tanpa harus memuaskan keinginan yang lain.
Berkariblah dengan sepi karena dalam sepi berlalu lalang inspirasi yang tak kita mengerti, atau tak dapat kita tangkapi ketika kita sibuk berjalan dalam hingar yang pekak.
Berkariblah dalam sepi sebab dalam sepi suara hati lebih nyaring terdengar jernih. (Budi Hermawan).
Setelah membaca sajak tersebut, Dosen kami membahas mengenai critical review pada minggu lalu. Pembahasan critical tersebut terletak pada “Classroom Discourse”. Classroom discourse berstruktur kompleks. Menurut Mr.Lala Classroom discourse adalah sebuah situs suci. Maksudnya adalah :
Ø  Apa saja bisa dilakukan didalamnya
Ø  Hanya orang-orang tertentu yang  bisa masuk
Ø  Didalamnya complicated, akan ada critical. Seperti yang kita tahu kata kunci critical adalah adanya interaksi.
Adanya interaksi bisa dilihat dari :
Background
Background setiap orang akan berbeda, karena latar belakang mereka yang berbeda pula. Background terbentuk melalui karakter dalam keluarga maupun lingkungannya. Ini merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi. Background tersebut dapat dilihat dari sisi education, economic, dan religion.
Communicative Strategies
Ini erat sekali dengan interaksi. Bisa berupa perilaku, berbicara, maupun bersikap. Seperti cara bertanya, maupun menjawab pertanyaan.
Meaning Making Practice
Meaning making practice memiliki dua aspek yakni Ideologi dan Value. Ideologi disini adalah bagaimana suatu perbedaan tidak membatasi komunikasi. Sementara value lebih pada sikap.
Classroom discourse sangat penting difahami oleh para guru, dosen maupun siswa di sekolah. Terdapat empat alasan, yaitu :
1.      Wawasan yang diperoleh dari analisis wacana kelas telah meningkatkan pemahaman antara guru dan siswa.
2.      Dengan menganalisis wacana kelas sendiri, guru telah mampu memahami perbedaan dalam kelas melampaui stereotip atau generalisasi lainnya.
3.      Ketika para guru menganalisis wacana dikelas sendiri akan meningkatkan prestasi akademik.
4.      Proses analisis wacana dikelas dapat menambahkan intrinsik dan rasa cinta seumur hidup untuk mengajar dan meneguhkan potensi hidupnya.
Belajar tentang perbedaan pola spesifik wacana antara guru merupakan alat untuk belajar memahami pola yang ada di dalam kelas sendiri, meningkatkan potensi siswa dan penghargaan pribadi. Menghargai dan memahami apa yang dikatakan anak adalah langkah pertama untuk memahami seorang anak dan membantu anak untuk belajar dan tumbuh aktif dalam kelas. Analisis wacana adalah studi tentang bagaimana bahasa digunakan dalam konteks nya. Di dalam kelas, konteks dapat berkisar dari pembicaraan dalam belajar. Dalam buku Classroom Discourse Analysis yang paling dominan adalah “The classroom” yaitu konteks utama dan paling jelas untuk wacana yang akan diperiksa. Namun konteks untuk analisis wacana kelas bukan di dalam kelas  saja, tetapi diluar lingkungan kelas juga.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Classroom Discourse bersifat complicated karena erat sekali dengan interaksi. Sebagai makhluk sosial, tentunya kita pasti berinteraksi. Perbedaan sifat maupun kebudayaan bukan menjadi penghalang . oleh karena itu sudah seharusnya guru mampu menyatukan berbagai perbedaan muridya agar tetap dapat berinteraksi sesuai konteks nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic