We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 10 Maret 2014

Segala Sesuatu Menggunakan Literasi



Class review 5


            Kini tiba saatnya waktuku tiba untuk bergelut dengan buku dan pulpen.  Malam menjelang pagi adalah waktu yang paling tepat.  Disaat semuanya sudah tertidur lelap, kini hanya ada aku yang terbangun sendiri.  Hanya bertemankan sepi, disertai gemuruhnya angin, dan ocehan binatang-binatang malam.  Akan tetapi itu membuatku semakin bebas untuk berfikir, yang pastinya tanpa adanya gangguan dari siapapun.  Waktu yang sepi adalah waktu yang tepat untuk berimajinasi.  Terkadang sulit memang disaat kumencoba berimajinasi disiang hari.  Seperti kelelawar memang, yang jam kerjanya dimalam hari.  Sedangkan siang hari digunakan untuk mengumpulkan stamina untuk malam hari.
            Ditemani dengan secangkir kopi yang menjaga mataku dari rasa ngantuk.  Entahlah sudah berapa kopi yang sudah saya minum selama membuat class review.  Saya tidak akan mengatakan “tidak terasa sekarang sudah pertemuan kelima”, tapi saya akan berkata “sungguh sangat terasa perjalanan menuju ke pertemuan kelima ini”.  Kenapa begitu? Karena dengan apa yang sudah saya rasakan, memang seperi itulah adanya.  Proses dan pengorbanan untuk melalui dari minggu ke minggu sangat terasa.  Amazing huh, sungguh sesuatu bisa bertahan sampai ke pertemuan kelima ini.
            Tidak ada gunanya meneteskan air mata, yang harus dilakukan adalah perubahan dan perbaikan.  Rasa ingin menyerah memang pernah terbesit dalam benakku, namun itu bukanlah sebuah jalan keluar untuk untuk menghindari kebuntuan.  Pada class review kemarin, tidak ada sedikitpun pembahasan yang menyinggung tentang classroom discourse.  Entahlah pada saat itu fikiranku terbang kemana-mana sehingga menyebabkan writer’s block.
            Pada class review kelima ini, saya akan kembali membahas atau tepatnya menyinggung tentang classroom discourse untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang ada pada class review kemarin.  Karena pada pertemuan kelima ini Mr. Lala menyinggung kembali tentang materi tersebut.  Siswa yang sudah menuliskan berbagai pengertian tentang classroom discourse dari Rymes, Halliday, ataupun lehtonen, itu sudah dianggap berhasil.  Sedangkan dalam class review saya tidak ada sama sekali, maka saya harus memperbaikinya.  Baiklah sebelum saya membahas materi selanjutnya tentang pertemuan kelima ini, saya akan membahas sedikit tentang minggu kemarin.
            Dalam classroom discourse terdapat banyak kesulitan atau begitu complicated.  Complicated yang dimaksud disini adalah:
v  Background
Background ini terdiri dari politik, ekonomi, sosial, budaya. Setiap latar belakang siswa titu pastinya berbeda-beda. Dari segi ekonomi dan budaya adalah hal yang paling menonjol. Tapi bagaimana siswa itu sendiri mampu menyatukan setiap perbedaan yang ada.
v   Communicative Strategis
Communicative strategis adalah strategi yang berfikir jauh kedepan, karena suatu pembelajaran dalam kelas itu mempunyai maknan tersendiri untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
v  Meaning Making Practice
Setiap siswa tentunya mempunyai pemahaman yang berbeda dalam proses pembelajaran di kelas. Setiap siswa mempunyai alasan yang berbeda pula dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini yang akan mempengaruhi siswa dalam bertindak dan bagaimana dia bersikap. Meaning making practice ini akan menghasilkan ideologi dan values.  Apa itu ideology dan values?
·         Ideologi adalah sebuah sistem nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh kelompok tertentu.
·         Values (nilai-nilai) mempengaruhi siswa dalam bersikap dan bertindak di kelas, seperti disiplin dan teamwork.
Classroom discourse analysis adalah studi tentang bagaimana bahasa - di-gunakan dipengaruhi oleh konteks –nya gunakan. Di dalam kelas, konteks dapat berkisar dari pembicaraan dalam pelajaran, untuk siswa seumur hidup sosialisasi, dengan sejarah lembaga pendidikan.  Definisi paling sederhana dari wacana adalah bahasa, bahasa yang selalu digunakan.  
fitur " wacana " mendefinisikan ( bahwa itu adalah " in- use" ) adalah fitur yang sebagian orang percaya adalah bukan komponen penting dari bahasa. Sebaliknya, beberapa ahli bahasa berpendapat bahwa Fitur bahasa mendefinisikan adalah kemampuannya untuk de- dikontekstualisasikan.
            Pengertian Bakhtin intertekstualitas menunjukkan bahwa wacana selalu terkait dengan wacana lain, baik saat mereka berubah dari waktu ke waktu dan dalam kesamaan mereka pada setiap titik waktu. Ini menghubungkan teks-pengguna ke jaringan teks sebelum dan sebagainya menyediakan sistem pilihan untuk membuat makna yang dapat dikenali oleh lain teks-pengguna. Karena mereka membantu menciptakan makna yang tersedia dalam suatu budaya, konvensi yang dikembangkan dengan cara ini menutup interpretasi tertentu.
            Pada dasarnya classroom discourse itu adalah suatu literasi.  Karena mengingat kembali tentang pengertian literasi menurut Halliday bahwa literasi adalah “something we do”, sesuatu yang kita lakukan.  Termasuk segala sesuatu yang terjadi atau yang dilakukan dalam wacana kelas itu bisa disebut dengan literasi.
            Pada pertemuan kelima ini Mr. Lala memberikan isu kunci yang mendominasi pemaaman saat penulisan, yaitu:
·         Konteks
·         Literasi
·         Budaya
·         Aliran
·         Identitas
·         Teknologi
Menurut Mikko Lehtonen: setiap teks selalu memiliki konteks yang mengelilingi dan menembus keduanya temporal dan lokal dan link dengan teks-teks ya, serta dengan lainnya
praktek manusia. Sebanyak makna tanda-tanda ling
g lain, serta dngan praktek manusia lainnya.  Sebanyak makna tanda-tanda linguistic bergantung pada posisi mereka dalam kaitannya dengan tanda-tanda lain , makna dari teks yang pada akhirnya tidak mungkin untuk belajar terlepas dari konteks mereka, karena teks sebagai semiotic.  Konteks sebagai co-teks, gagasan lehtonen telah diuraikan tentang konteks kategoris berangkat dari model tradisional mengenai hubungan antara teks dan konteks.  Bahkan sifat seluruh konsep ‘konteks’ harus benar-benar dievaluasi kembali.  Konteks tidak ada sebelum penulis atau teks, baik apakah itu ada diluar mereka.
Teks dan konteks.  Konteks mencakup semua faktor-faktor seperti yang penulis dan pembaca membawa ke proses pembentukan makna, terutama diskursif mereka.  Konteks mencakupsemua hal sebagai berikut:
·         Substansi, materi fisik atau yang membawa relay teks.
·         Music dan gambar
·         Paralanguage, prilaku yang berarti bahasa yang menyertainya seperti kualitas suara, expresi, dll.
·         Co-teks, teks yang mendahului atau mengikuti yang di bawah analisis.
·         Interteks, teks yang peserta anggap sebagai milik wacana lain,
tapi yang mereka persekutukan dengan teks di bawah pertimbangan, dan yang mempengaruhi interpretasi mereka.
·         peserta : niat dan interpretasi mereka, pengetahuan dan keyakinan, sikap interpersonal, afiliasi dan perasaan
·         fungsi : apa teks dimaksudkan untuk melakukan oleh pengirim dan addressers, atau dianggap dilakukan oleh penerima dan addressees.
Oleh karena itu, dalam prakteknya adalah mustahil untuk konteks dan teks yang terpisah dari satu sama lain (memisahkan mereka sementara untuk tujuan analisis adalah hal yang berbeda).
Dalam bukunya Ken Hyland menyebutkan bahwa Genre adalah termotivasi , hubungan fungsional antara jenis teks dan situasi retoris . Artinya , genre bukanlah jenis teks maupun situasi , melainkan hubungan fungsional antara jenis teks dan jenis situasi . Jenis teks bertahan karena mereka bekerja , karena mereka merespons secara efektif terhadap situasi yang berulang.
Sukses menulis menuntut kesadaran dari kedua struktur retoris dan pengendalian tata bahasa . Ini, bagaimanapun , bukanlah tata bahasa tanpa tubuh tua penulisan sebagai pendekatan objek tapi satu terkait dengan spesifik tujuan genre ( Hyland , 2004b ).  diakui jenis komunikatif
tindakan , yang berarti bahwa untuk berpartisipasi dalam acara sosial , individu
harus terbiasa dengan genre yang mereka hadapi di sana. karena
ini , genre sekarang menjadi salah satu konsep yang paling penting dalam bahasa
pendidikan saat ini.
Genre sini ditulis dianggap sebagai bagian dari situasi sosial yang berulang dan ditandai, daripada bentuk-bentuk tertentu, dengan penulis melakukan penilaian dan kreativitas dalam merespon kondisi yang sama (Hyland 2002).
Menulis dan budaya dalam bukunya Ken Hyland.  Gagasan bahwa pengalaman penulis ' dari praktik keaksaraan yang berbeda masyarakat akan mempengaruhi pilihan linguistik mereka menunjukkan bahwa guru harus mempertimbangkan bagian yang yang dimainkan budaya dalam menulis siswa.  Budaya secara umum dipahami sebagai historis ditransmisikan dan
jaringan sistematis makna yang memungkinkan kita untuk memahami ,
mengembangkan dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keyakinan kita tentang dunia ( Lantolf ,1999) . Akibatnya bahasa dan pembelajaran adalah dikepung dengan budaya ( Kramsch , 1993) .
Dikutip dari buku Hyland, Connor (1996:5): retorika kontrastif mempertahankan bahasa dan menulis yang adalah fenomena budaya.  Sebagai konsekuensi langsung, masing-masing bahasa memiliki konvensi retorika unik.
Teknologi, untuk menjadi orang yang melek hari ini berarti memiliki kontrol atas berbagai media cetak dan media elektronik.  Banyak yang terakhir memiliki dampak yang besar pada cara kita menulis, genre kita buat, identitas pengarang kita asumsikan, bentuk produk jadi kami , dan cara kita terlibat dengan pembaca. (Hyland, 2002;2009: 58)
Masih dari buku Ken Hyland tentang literasi dan keahlian.  Menulis bersama dengan membaca, itu adalah suatu perbuatan literasi.  Bagaimana sebenarnya kita menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari.  Pengertia modern tentang literasi mendrong kita untuk melihat menulis sebagai suatu praktek sosial lebih baik dari sesuatu sebagai keahlian yang abstrak dari orang-orang dan tempat dimana mereka menggunakan teks, sebagai penulis dan cole (1981:236): ‘literasi adalah tidak semata-mata mengetahui bagaimana untuk membaca dan menulis sebuah tulisan, tapi mempraktekan pengetahuan ini untuk tujuan spesifik dalam menggunakan konteks spesifik, menimbang tentang peraturan literasi sebagai pembantu kita untuk memahami bagaimana orang-orang menggunakan perasaan kehidupan mereka, praktek rutinitas kehidupan mereka tentang menulis dan membaca.
Selajutnya dalam power point Mr.Lala menjelaskan tentang isu kunci dalam menulis.  Dalam model interaktif sosial, makna diciptakan melalui 'konfigurasi yang unik dan interaksi apa yang baik pembaca dan penulis membawa ke teks' (Nystrand et al, 1993:. 299).  Hyland (2002): Menulis mencerminkan jejak kegunaan sosialnya karena hal ini terkait dan selaras dengan teks-teks lain yang di atasnya itu membangun dan yang mengantisipasi.
Itulah uraian tentang isu kunci dalam menulis pada pertemua kita sekarang ini membahas tentang kelemahan terbesar dari tinjauan kritis pertama kita, begitu banyaknya kelemahan dalam critical review kita, khususnya pada diri saya sendiri.  Akan tetapi beliau mengatakan bahwa masih ada banyak ruang untuk perbaikan.  Maka dari itu pada kesempatan kali ini beliau meminta kita untuk menulis langsung diatas laptop kita masing-masing tentang Columbus dan Howard Zinn dalam menggunakan bahasa Inggris.  Dengan begitu beliau bisa melihat kemampuan perindividualnya, sampai dimana kemampuan literasi kita.  Pada hari ini kita menuliskan tentang:
As I remember about the article on Howard zinn, he told about Columbus that he is a killer and cruel.  On zinn’s article that I read he dislike to America.  Okay we back about Columbus, I startled about him really.  Because the issue about Columbus is the first person who find out of America it is wrong.  So who is the person who find the America? Well as I read from the internet the history about America, the true is America found with muslim   not Columbus.  The evidence that when Columbus go to America, there was a life over there, and there was a build of mosque.  And the people were use a long dress and use Arabic language.  So, that’s right it is not Columbus.  Muslim found the America long time before Columbus go there, but I forget how many years, the important it is very long time.
But the information as I got from the internet, after the muslim there is a man who find the America, and it is 70 years before Columbus on 15th century. His name is Laksamana cheng Ho, this issue from menzies.  but why on the history Columbus the found America? It is because when he will go to America, spanyol collect the money for him. And that spanyol and Columbus’s secret.
Pada hari itu saya hanya menulis kurang lebih 200 kata dalam waktu hanya beberapa menit saja.  Entahlah hanya itu yang ada dalam fikiran saya mengenai Columbus dan Howard Zinn.  Saya tidak menyinggung tentang siapa itu Howard Zinn.  Menurut Mr.Lala tulisan tersebut terkesan malah lebih menceritakan kembali bukannya menkritik.
Pada kesimpulannya pertemuan kelima ini kta mengevaluasi tentang critical review kemarin.  Setelah itu kita membahas tentang isu kunci dalam menulis. Dalam kegiatan menulis didalamnya terdapat genre, konteks, budaya, dan literasi.  Segala kegiatan yang kita lakukan bisa disebut literasi, karena literasi adalah something we do.
·         Literasi adalah kegiatan sosial dan jauh lebih baik dijelaskan dalam hal orang praktik keaksaraan.
·         Orang-orang memiliki kemahiran yang berbeda yang berhubungan dengan berbagai domain kehidupan.
·         Praktik keaksaraan masyarakat terletak dalam hubungan sosial yang lebih luas, sehingga perlu untuk menggambarkan pengaturan peristiwa keaksaraan.
·         Praktik keaksaraan berpola oleh lembaga-lembaga sosial dan kekuasaan hubungan, dan beberapa kemahiran yang lebih dominan, terlihat dan berpengaruh daripada yang lain.
·         Literasi didasarkan pada sistem simbol sebagai cara untuk mewakili dunia kepada orang lain dan diri kita sendiri. (Barton 2007).
Selain itu kita juga membahas tentang key issues in writing.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic