We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Rabu, 12 Maret 2014

PERTEMUAN KE-LIMA MENULIS DAN MENULIS LAGI!



Inilah apa yang telah saya tulis minggu kemarin di kelas.
What I remembered about Howard Zinn, is a social activism, the writer, and also American historian.  He was the one of people who braved to speak loudly about bad effect from war.  One of the book from Howard Zinn who tell about that isThe Logic of Withdrawal. According to his experience, when He join with United States Air force one  so, He decided to be a social activism. But, I can’t understand why He don’t talk the truth, about who is really find America.  In one side He too brave to speak about Chistoper Columbus, but in other side He not really brave to speak, if in the fact before Columbus find out America, Muslim was in there and making connection with native citizen.
Pada pertemuan ke-lima ini dibahas mengenai beberapa kelemahan kami dlam menulis critical review.  Diantara beberapa kelemhan itu adalah: masih terjebak dalam beberapa hal yang kurang penting, kurang memahami kata kunci yaitu mengenai classroom discourse, menceritakan fakta mengenai konflik agama tanpa menunjukkan pandangan yang tegas, struktur kata yang tidak dibangun dengan baik, dan pola referensi yang hilang.  Satu hal yang ingin beliau sampaikan, yaitu bahwa, banyak cara untuk mengembangkan sebuah ide. (menurut Pak Lala).
Sementara menurut saya kesalahan terbesar yang saya lakukan dalam menulis critical review adalah karena saya belum pernah menulis ini sebelumnya. Saya tipikal orang yang harus diberikan contoh terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu. Dan saat Pak Lala memberikan tugas tersebut, dia mengatakan bahwa terdapat lima point yang harus dikritik dalam tulisan tersebut.  Sepengertian saya mengkritik atau mengkritisi adalah memberikan sesuatu yang berlawanan, maksudnya mengkritik berarti memberikan argumen yang berlawanan dengan argumen yang diungkapkan oleh orang lain.
Di minggu berikutnya, beliau memberikan gambaran mengenai seperti apasih kritikal review itu.  Selain itu saya juga membaca beberapa tulisan anak yang lain yang menurut Pak Lala bagus dan sudah memenuhi standar yang beliau harapkan. 
Untuk critical review yang pertama beliau masih menganggap itu sebagai kekurangan.  Yang kedua beliau akan menganggap itu sebuah kesalahan, namun jika kesalahan itu masih terulang untuk yang ketiga kalinya maka beliau menganggap itu sebagai ketidak pedulian mahasiswanya terhadap mata kuliah beliau.
Dalam buku Ken Hyland terdapat beberapa kutipan diantaranya Van Dijk (2008: viii) tentang konteks, “Ini bukan situasi sosial yang mempengaruhi (atau dipengaruhi oleh) wacana, tetapi cara peserta mendefinisikan situasi seperti itu. Konteks demikian bukan semacam kondisi 'obyektif' atau penyebab langsung, melainkan (antar) konstruksi subjektif dirancang dan ongoingly (secara kontinyu) diperbarui dalam interaksi dengan peserta sebagai anggota kelompok dan masyarakat. Jika mereka, semua orang dalam situasi sosial yang sama akan berbicara dengan cara yang sama. Konteks adalah peserta konstruksi”. (hal. 45)
Dalam buku tersebut juga disebutkan bahwa ada tiga aspek utama dalam konteks, yaitu:
·         Konteks situasional: apa yang setiap orang ketahui tentang apa yang ada di sekitar mereka.
·         Konteks latar belakang pengetahuan: apa yang setiap orang ketahui tentang dunia, aspek kehidupan dan apa yang mereka ketahui satu sama lain.
·         Co-tekstual konteks: apa yang tahu tentang apa yang mereka telah mengatakan 'orang.
Sementara menurut Halliday (1985) yang kutip dari buku yang sama juga menyatakan tentang dimensi dari konteks, yaitu:
• Field: Mengacu pada apa yang terjadi, jenis aksi sosial, atau apa yang teks adalah tentang (topik bersama dengan bentuk-bentuk yang diharapkan secara sosial dan pola biasanya digunakan untuk mengekspresikan itu).
• Tenor: Mengacu pada siapa yang mengambil bagian, peran dan hubungan peserta (status dan kekuasaan mereka, misalnya, yang mempengaruhi keterlibatan, formalitas dan kesopanan).
• Mode: Mengacu pada apa bagian bahasa diputar, apa peserta mengharapkan untuk lakukan untuk mereka (apakah lisan atau tertulis, bagaimana informasi terstruktur, dan sebagainya).
Jadi, jika saya ambil kesimpulan dari beberapa pendapat di atas maka, konteks adalah peserta atau isi dari sebuah bangunan (konstruksi) yang di dalamnya terdapat beberapa aspek utama dan juga terdapat dimensi-dimensi tertentu seperti pada apa yang telah dijelaskan sebelumnya.  Menurut Ken Hyland konteks memiliki hubungan yang tak terpisahkan dengan teks (hal 46).  Contohnya dokumen hukum dan buku panduan  tentu bahasa yang digunakan dalam buku tersebut akan berbeda dengan surat atau editorial. 
Kutipan 2.5, hal. 54 dari Connor yang berbicara contrastive rhetoric.  “Retorika kontrastif adalah area penelitian dalam kemahiran bahasa-kedua yang mengidentifikasi masalah dalam komposisi yang dihadapi oleh penulis bahasa-kedua dan dengan mengacu pada strategi retoris dari bahasa-pertama.  Mencoba menjelaskan kepada semua – retorika konstrastif menyatakan bahwa bahasa dan menulis adalah fenomena budaya (kultur).  Sebagai konsekuensi langsung, setiap bahasa memiliki konvensi retorika unik untuk itu.
Konsep 2.2 gambran literasi sosial
1. Literasi adalah kegiatan sosial dan jauh lebih baik dijelaskan dalam hal praktik keaksaraan masyarakat.
2. Orang-orang memiliki kemahiran yang berbeda yang berhubungan dengan domain yang berbeda dari kehidupan.
3. Praktik keaksaraan masyarakat terletak dalam hubungan sosial yang lebih luas, sehingga perlu untuk menggambarkan pengaturan peristiwa keaksaraan.
4. Praktik keaksaraan berpola oleh lembaga-lembaga sosial dan hubungan kekuasaan, dan beberapa kemahiran yang lebih dominan, terlihat dan berpengaruh daripada yang lain.
5. Literasi didasarkan pada sistem simbol sebagai cara untuk mewakili dunia untuk orang lain dan diri kita sendiri.
6. Sikap dan nilai-nilai yang berkaitan dengan keaksaraan memandu tindakan kita untuk komunikasi.
7. Sejarah kehidupan kita mengandung banyak peristiwa keaksaraan dari mana kita belajar dan yang memberikan kontribusi hingga saat ini.
8. Sebuah peristiwa keaksaraan juga memiliki sejarah sosial yang membantu menciptakan praktek saat ini.
(((((((Barton (2007: 34–5)))))))
Dalam pengertian di atas dikatakan bahwa bahasa dan menulis adalah fenomena budaya.   Sekarang saya telah mengenal istilah L1 (first language) dan  L2 (second language).  Sebagai Bangsa Indonesia bahasa nasional kita semua adalah Bahasa Indonesia.  Sementara bahasa kedua yang dimaksudkan adalah bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris. Berikut adalah kutipan dari riset mengenai L1 dan L2
• kesukaan pada organisasi yang berbeda dan pendekatan untuk penataan argumen.
• pendekatan atau cara yang berbeda untuk menggabungkan bahan ke dalam tulisan mereka (parafrase, dll)
• perspektif yang berbeda pada oarang yang memiliki orientasi membaca, untuk  menarik perhatian dan estimasi pengetahuan pembaca.
• perbedaan penggunaan penanda kohesi, penanda tertentu yang membuat hubungan leksikal lemah
• perbedaan dalam penggunaan fitur linguistik terbuka (seperti kurang subordinasi, lebih bersama, kurang passivisation, pengubah bebas sedikit, kurang noun-modifikasi, kata-kata yang kurang spesifik, berbagai kurang leksikal, variasi diprediksi dan gaya sederhana).
            Sebenarnya kultur yang yang ingin dibahas disini adalah yang ada kaitannya dengan menulis.  Jadi, dari pengertian di atas kita dapat mengetahui bahwa keterkaitan antara menulis dan budaya adalah dengan adanya sebuah tulisan maka budaya itun ada dan hadir di dunia ini.  Guru Bahasa Indonesia pernah bertanya kepada kami semua.  Beliau bertanya seperti ini “sejak kapan di mulainya sejarah?” dan jawaban beliau adalah “sejak adanya tulisan”.
Di zaman sekarang ini rasanya kita susah sekali untuk tidak bergantung terhadap teknologi.  Dari mulai untuk keperluan sehari-hari sampai pada urusan pekerjaan, seperti mesin ketik.  Dahulu kita pernah mengenal mesin ketik manual, yang cara penggunaanya masih rumit.  Namun sekarang zaman sudah berubah, untuk mengetik kita bisa mengguamakan komputer dan kawan-kawannya.  Salah satu kelebihan yang nyata adalah, sebelum tulisan tersebut di print-out kita bisa terlebih dahulu memeriksa kata demi kata, sehingga hasilnyapun sungguh berbeda denga ketika menggunakan mesin ketik.  Berikut adalah kutipan dari buku Ken Hyland (2009: 58)
• Ubah menciptakan, mengedit, mengoreksi dan memformat proses.
• Mengkombinasikan teks tertulis dengan media visual dan audio jauh lebih mudah.
• Mendorong menulis non-linear dan proses membaca melalui link hypertext.
• Tantangan pemikiran tradisional tentang kepenulisan, wewenang dan kekayaan intelektual.
• Izinkan penulis akses ke informasi lebih lanjut dan untuk menghubungkan informasi bahwa dalam cara-cara baru
• Mengubah hubungan antara penulis dan pembaca sebagai pembaca sering 'menulis kembali'
• Memperluas berbagai genre dan kesempatan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas
• Blur tradisional lisan dan tertulis perbedaan saluran
• Memperkenalkan kemungkinan untuk membangun dan memproyeksikan identitas sosial baru
• Memfasilitasi masuk ke komunitas wacana baru on-line
• Meningkatkan marginalisasi penulis yang terisolasi dari teknologi tulisan baru
• Penawaran menulis guru tantangan dan peluang untuk praktek kelas baru
Dari beberapa efek teknologi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa, manusia semakin dimanjakan dengan adanya teknologi.  Meskipun demikian, menurut pendapat saya sesungguhnya teknologi juga memiliki dampak yang negatif.  Diantaranya adalah menjadikan manusia malas.
Genre, diakui sebagai jenis tindakan yang komunikatif, yang berarti bahwa untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, individu harus terbiasa dengan genre yang mereka hadapi di sana. Karena alasan ini, genre sekarang menjadi salah satu konsep yang paling penting dalam bahasa pendidikan saat ini. Ini adalah adat, namun, untuk mengidentifikasi tiga pendekatan genre (Hyon, 1996; Johns, 2002):
(a) pekerjaan Australia dalam tradisi Sistemik Fungsional ilmu bahasa.
(b) pengajaran bahasa Inggris untuk Keperluan Khusus.
(c) studi Retorika Baru dikembangkan dalam komposisi konteks Amerika Utara. 
Grammar adalah nama untuk sumber daya yang tersedia untuk pengguna bahasa  sistem untuk menghasilkan teks. Sebuah pengetahuan tentang tata bahasa oleh pembicara atau penulis menggeser penggunaan bahasa dari implisit dan tidak sadar untuk  manipulasi sadar bahasa dan pilihan teks yang sesuai. Sebuah genre yang berdasarkan tata bahasa berfokus pada cara yang dilalui berbeda  proses bahasa atau genre secara tertulis yang dikodifikasikan dengan cara berbeda dan cara yang dikenali.   Itu pertimbangan pertama bagaimana teks terstruktur dan terorganisir di tingkat seluruh teks dalam kaitannya dengan tujuannya, penonton dan pesan. Kemudian mempertimbangkan bagaimana semua bagian dari teks, seperti paragraf dan kalimat, terstruktur, terorganisir dan kode sehingga membuat teks  efektif komunikasi tertulis.  (Knapp dan Watkins, 1994: 8)
Konsep 2.9 menulis dan identitas
Pengertian dari identitas saat ini terlihat sebagai konsep plural, yang didefinisikan secara sosial dan dinegosiasikan melalui pilihan penulis buat dalam wacana mereka. Pilihan ini sebagian dibatasi oleh ideologi dominan kemahiran istimewa di masyarakat tertentu, dan sebagian terbuka untuk interpretasi penulis 'sebagai akibat dari pribadi dan sosial budaya
pengalaman. Identitas demikian mengacu penulis berbagai macam 'keakuan' penulis mengembangkan dalam konteks yang berbeda, proses hubungan mereka dengan masyarakat khusus, dan tanggapan mereka terhadap hubungan kekuasaan institusional tertulis di dalamnya. (Ken Hyland, 2009: p. 70)
Untuk mengetahui sejarah yang sebenarnya mengenai Christoper Columbus, saya mencarinya di internet dan salah satunya web. terdapat judul yaitu “kebohongan Amerika tentang Christoper Columbus”.  Ternyata, disitu terdapat fakta yang sangat mencengangkan mengenai Columbus sebagai penemu benua Amerika.  Beikut petikan dari tulisan tersebut.
1.      Tahukah kamu apa alasan sebenarnya Columbus berlayar?
Columbus memperkosa putri salah satu bangsawan Spanyol yang masih berusia 13 tahun.  Pengadilan tidak bisa memutuskan ia harus di hukum mati.  Terjadi pada tahun 1941 dan seorang pastor bernama Pastor Perez menengahi atas nama Columbus dan memohon dengan Ratu Isabella untuk mendanai Columbus yang jika ia berhasil akan mampu untuk mengkonversi penduduk asli Kristen, sehingga akhirnya Ratu Isabella mengirimnya dalam misi mencari benua baru (saat itu tujuan utama adalah mencari India) dan dengan harapan Columbus tidak akan bisa pulang kembali.
2.      Jurnal Columbus
Saat akhirnya mendarat di Benua Biru Amerika, ia masih mengira inilah tanah India.  Saat itu para penduduk asli menyambut Columbus dengan gembira.  Namun sebaliknya apa yang ditulis Columbus dalam jurnalnya?
“Mereka membawakan kami burung beo, bola kapas dan tombak dan banyak hal lainnya sebagai hadiah.  Mereka rela memperdagangkan segala yang mereka miliki __ Mereka tidak memanggul senjata, padahal saya menunjukkan pedang.  Mereka tidak memiliki besi.  Tombak mereka terbuat dari tebu __ Mereka akan dengan mudah kami taklukan menjadi budak __ dengan lima puluh orang saja, kita bisa menundukkan mereka semua dan membuat mereka melakukan apapun yang kita inginkan.
Columbus juga menulis “Saya percaya, bahwa mereka akan dengan mudah menjadi orang Kristen buatan, karena sepertinya mereka tidak beragama.”
Kesimpulan dari pertemuan kali ini adalah bahwa antara konteks, literasi, kultur, teknologi, genre dan identitas memiliki hubungan yang saling terkait satu sama lain dalam dunia tulis-menulis.  Dan dari kesemuanya dapat melahirkan dan juga dapat menjadi bukti sejarah.

REFERENCE.
Hyland, Ken. 2009. Teaching and Researching Writing. Great Britain.   Pearson Education Limited.
http://daulahislam.com/unique/sejarah-unique/kebohongan-amerika-tentang-christopher-columbus.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic