Inilah apa yang
telah saya tulis minggu kemarin di kelas.
What I
remembered about Howard Zinn, is a social activism, the writer, and also
American historian. He was the one of
people who braved to speak loudly about bad effect from war. One of the book from Howard Zinn who tell
about that isThe Logic of Withdrawal. According to his experience, when He join with United States
Air force one so, He decided to be a
social activism. But, I can’t understand why He don’t talk the truth, about who
is really find America. In one side He
too brave to speak about Chistoper Columbus, but in other side He not really
brave to speak, if in the fact before Columbus find out America, Muslim was in
there and making connection with native citizen.
Pada pertemuan ke-lima ini dibahas mengenai beberapa kelemahan kami dlam
menulis critical review. Diantara
beberapa kelemhan itu adalah: masih terjebak dalam beberapa hal yang kurang
penting, kurang memahami kata kunci yaitu mengenai classroom discourse,
menceritakan fakta mengenai konflik agama tanpa menunjukkan pandangan yang
tegas, struktur kata yang tidak dibangun dengan baik, dan pola referensi yang
hilang. Satu hal yang ingin beliau
sampaikan, yaitu bahwa, banyak cara untuk mengembangkan sebuah ide. (menurut
Pak Lala).
Sementara
menurut saya kesalahan terbesar yang saya lakukan dalam menulis critical review adalah karena saya belum
pernah menulis ini sebelumnya. Saya tipikal orang yang harus diberikan contoh
terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu. Dan saat Pak Lala memberikan tugas
tersebut, dia mengatakan bahwa terdapat lima point yang harus dikritik dalam
tulisan tersebut. Sepengertian saya
mengkritik atau mengkritisi adalah memberikan sesuatu yang berlawanan,
maksudnya mengkritik berarti memberikan argumen yang berlawanan dengan argumen
yang diungkapkan oleh orang lain.
Di minggu berikutnya, beliau memberikan gambaran mengenai seperti apasih
kritikal review itu. Selain itu saya
juga membaca beberapa tulisan anak yang lain yang menurut Pak Lala bagus dan
sudah memenuhi standar yang beliau harapkan.
Untuk critical review yang pertama beliau masih menganggap itu sebagai
kekurangan. Yang kedua beliau akan
menganggap itu sebuah kesalahan, namun jika kesalahan itu masih terulang untuk
yang ketiga kalinya maka beliau menganggap itu sebagai ketidak pedulian
mahasiswanya terhadap mata kuliah beliau.
Dalam buku Ken
Hyland terdapat beberapa kutipan diantaranya Van Dijk (2008: viii) tentang
konteks, “Ini bukan situasi sosial yang mempengaruhi (atau dipengaruhi oleh)
wacana, tetapi cara peserta mendefinisikan situasi seperti itu. Konteks
demikian bukan semacam kondisi 'obyektif' atau penyebab langsung, melainkan
(antar) konstruksi subjektif dirancang dan ongoingly (secara kontinyu)
diperbarui dalam interaksi dengan peserta sebagai anggota kelompok dan
masyarakat. Jika mereka, semua orang dalam situasi sosial yang sama akan berbicara
dengan cara yang sama. Konteks adalah peserta konstruksi”. (hal. 45)
Dalam buku tersebut juga
disebutkan bahwa ada tiga aspek utama dalam konteks, yaitu:
·
Konteks situasional: apa yang setiap orang ketahui tentang
apa yang ada di sekitar mereka.
·
Konteks latar belakang pengetahuan: apa yang setiap orang
ketahui tentang dunia, aspek kehidupan dan apa yang mereka ketahui satu sama
lain.
·
Co-tekstual konteks: apa yang tahu tentang apa yang mereka
telah mengatakan 'orang.
Sementara
menurut Halliday (1985) yang kutip dari buku yang sama juga menyatakan tentang
dimensi dari konteks, yaitu:
• Field: Mengacu pada apa
yang terjadi, jenis aksi sosial, atau apa yang teks adalah tentang (topik
bersama dengan bentuk-bentuk yang diharapkan secara sosial dan pola biasanya
digunakan untuk mengekspresikan itu).
• Tenor: Mengacu pada siapa
yang mengambil bagian, peran dan hubungan peserta (status dan kekuasaan mereka,
misalnya, yang mempengaruhi keterlibatan, formalitas dan kesopanan).
• Mode: Mengacu pada apa bagian bahasa diputar, apa peserta mengharapkan untuk lakukan untuk mereka (apakah lisan atau tertulis, bagaimana informasi terstruktur, dan sebagainya).
• Mode: Mengacu pada apa bagian bahasa diputar, apa peserta mengharapkan untuk lakukan untuk mereka (apakah lisan atau tertulis, bagaimana informasi terstruktur, dan sebagainya).
Jadi, jika saya
ambil kesimpulan dari beberapa pendapat di atas maka, konteks adalah peserta
atau isi dari sebuah bangunan (konstruksi) yang di dalamnya terdapat beberapa
aspek utama dan juga terdapat dimensi-dimensi tertentu seperti pada apa yang
telah dijelaskan sebelumnya. Menurut Ken
Hyland konteks memiliki hubungan yang tak terpisahkan dengan teks (hal 46). Contohnya dokumen hukum dan buku panduan tentu bahasa yang digunakan dalam buku
tersebut akan berbeda dengan surat atau editorial.
Kutipan 2.5,
hal. 54 dari Connor yang berbicara contrastive
rhetoric. “Retorika kontrastif
adalah area penelitian dalam kemahiran bahasa-kedua yang mengidentifikasi
masalah dalam komposisi yang dihadapi oleh penulis bahasa-kedua dan dengan
mengacu pada strategi retoris dari bahasa-pertama. Mencoba menjelaskan kepada semua – retorika
konstrastif menyatakan bahwa bahasa dan menulis adalah fenomena budaya
(kultur). Sebagai konsekuensi langsung,
setiap bahasa memiliki konvensi retorika unik untuk itu.
Konsep 2.2 gambran
literasi sosial
1. Literasi adalah kegiatan
sosial dan jauh lebih baik dijelaskan dalam hal praktik keaksaraan masyarakat.
2. Orang-orang memiliki kemahiran yang berbeda yang berhubungan dengan domain yang berbeda dari kehidupan.
3. Praktik keaksaraan masyarakat terletak dalam hubungan sosial yang lebih luas, sehingga perlu untuk menggambarkan pengaturan peristiwa keaksaraan.
4. Praktik keaksaraan berpola oleh lembaga-lembaga sosial dan hubungan kekuasaan, dan beberapa kemahiran yang lebih dominan, terlihat dan berpengaruh daripada yang lain.
5. Literasi didasarkan pada sistem simbol sebagai cara untuk mewakili dunia untuk orang lain dan diri kita sendiri.
6. Sikap dan nilai-nilai yang berkaitan dengan keaksaraan memandu tindakan kita untuk komunikasi.
7. Sejarah kehidupan kita mengandung banyak peristiwa keaksaraan dari mana kita belajar dan yang memberikan kontribusi hingga saat ini.
8. Sebuah peristiwa keaksaraan juga memiliki sejarah sosial yang membantu menciptakan praktek saat ini.
2. Orang-orang memiliki kemahiran yang berbeda yang berhubungan dengan domain yang berbeda dari kehidupan.
3. Praktik keaksaraan masyarakat terletak dalam hubungan sosial yang lebih luas, sehingga perlu untuk menggambarkan pengaturan peristiwa keaksaraan.
4. Praktik keaksaraan berpola oleh lembaga-lembaga sosial dan hubungan kekuasaan, dan beberapa kemahiran yang lebih dominan, terlihat dan berpengaruh daripada yang lain.
5. Literasi didasarkan pada sistem simbol sebagai cara untuk mewakili dunia untuk orang lain dan diri kita sendiri.
6. Sikap dan nilai-nilai yang berkaitan dengan keaksaraan memandu tindakan kita untuk komunikasi.
7. Sejarah kehidupan kita mengandung banyak peristiwa keaksaraan dari mana kita belajar dan yang memberikan kontribusi hingga saat ini.
8. Sebuah peristiwa keaksaraan juga memiliki sejarah sosial yang membantu menciptakan praktek saat ini.
(((((((Barton (2007: 34–5)))))))
Dalam pengertian
di atas dikatakan bahwa bahasa dan menulis adalah fenomena budaya. Sekarang saya telah mengenal istilah L1 (first
language) dan L2 (second language). Sebagai Bangsa Indonesia bahasa nasional kita
semua adalah Bahasa Indonesia. Sementara
bahasa kedua yang dimaksudkan adalah bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris.
Berikut adalah kutipan dari riset mengenai L1 dan L2
• kesukaan pada organisasi
yang berbeda dan pendekatan untuk penataan argumen.
• pendekatan atau cara yang berbeda untuk menggabungkan bahan ke dalam tulisan mereka (parafrase, dll)
• pendekatan atau cara yang berbeda untuk menggabungkan bahan ke dalam tulisan mereka (parafrase, dll)
• perspektif yang berbeda
pada oarang yang memiliki orientasi membaca, untuk menarik perhatian dan estimasi pengetahuan
pembaca.
• perbedaan penggunaan
penanda kohesi, penanda tertentu yang membuat hubungan leksikal lemah
• perbedaan dalam penggunaan fitur linguistik terbuka (seperti kurang subordinasi, lebih bersama, kurang passivisation, pengubah bebas sedikit, kurang noun-modifikasi, kata-kata yang kurang spesifik, berbagai kurang leksikal, variasi diprediksi dan gaya sederhana).
• perbedaan dalam penggunaan fitur linguistik terbuka (seperti kurang subordinasi, lebih bersama, kurang passivisation, pengubah bebas sedikit, kurang noun-modifikasi, kata-kata yang kurang spesifik, berbagai kurang leksikal, variasi diprediksi dan gaya sederhana).
Sebenarnya
kultur yang yang ingin dibahas disini adalah yang ada kaitannya dengan
menulis. Jadi, dari pengertian di atas
kita dapat mengetahui bahwa keterkaitan antara menulis dan budaya adalah dengan
adanya sebuah tulisan maka budaya itun ada dan hadir di dunia ini. Guru Bahasa Indonesia pernah bertanya kepada
kami semua. Beliau bertanya seperti ini
“sejak kapan di mulainya sejarah?” dan jawaban beliau adalah “sejak adanya tulisan”.
Di zaman
sekarang ini rasanya kita susah sekali untuk tidak bergantung terhadap
teknologi. Dari mulai untuk keperluan
sehari-hari sampai pada urusan pekerjaan, seperti mesin ketik. Dahulu kita pernah mengenal mesin ketik
manual, yang cara penggunaanya masih rumit.
Namun sekarang zaman sudah berubah, untuk mengetik kita bisa
mengguamakan komputer dan kawan-kawannya.
Salah satu kelebihan yang nyata adalah, sebelum tulisan tersebut di
print-out kita bisa terlebih dahulu memeriksa kata demi kata, sehingga
hasilnyapun sungguh berbeda denga ketika menggunakan mesin ketik. Berikut adalah kutipan dari buku Ken Hyland
(2009: 58)
• Ubah menciptakan,
mengedit, mengoreksi dan memformat proses.
• Mengkombinasikan teks
tertulis dengan media visual dan audio jauh lebih mudah.
• Mendorong menulis
non-linear dan proses membaca melalui link hypertext.
• Tantangan pemikiran tradisional
tentang kepenulisan, wewenang dan kekayaan intelektual.
• Izinkan penulis akses ke
informasi lebih lanjut dan untuk menghubungkan informasi bahwa dalam cara-cara
baru
• Mengubah hubungan antara
penulis dan pembaca sebagai pembaca sering 'menulis kembali'
• Memperluas berbagai genre dan kesempatan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas
• Blur tradisional lisan dan tertulis perbedaan saluran
• Memperluas berbagai genre dan kesempatan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas
• Blur tradisional lisan dan tertulis perbedaan saluran
• Memperkenalkan kemungkinan
untuk membangun dan memproyeksikan identitas sosial baru
• Memfasilitasi masuk ke
komunitas wacana baru on-line
• Meningkatkan marginalisasi
penulis yang terisolasi dari teknologi tulisan baru
• Penawaran menulis guru tantangan dan peluang untuk praktek kelas baru
• Penawaran menulis guru tantangan dan peluang untuk praktek kelas baru
Dari beberapa
efek teknologi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa, manusia semakin
dimanjakan dengan adanya teknologi.
Meskipun demikian, menurut pendapat saya sesungguhnya teknologi juga
memiliki dampak yang negatif.
Diantaranya adalah menjadikan manusia malas.
Genre, diakui sebagai jenis tindakan
yang komunikatif, yang berarti bahwa untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial,
individu harus terbiasa dengan genre yang mereka hadapi di sana. Karena alasan ini,
genre sekarang menjadi salah satu konsep yang paling penting dalam bahasa pendidikan
saat ini. Ini adalah adat, namun, untuk mengidentifikasi tiga pendekatan genre
(Hyon, 1996; Johns, 2002):
(a) pekerjaan Australia dalam
tradisi Sistemik Fungsional ilmu bahasa.
(b) pengajaran bahasa Inggris
untuk Keperluan Khusus.
(c) studi Retorika Baru
dikembangkan dalam komposisi konteks Amerika Utara.
Grammar adalah nama untuk
sumber daya yang tersedia untuk pengguna bahasa
sistem untuk menghasilkan teks. Sebuah pengetahuan tentang tata bahasa
oleh pembicara atau penulis menggeser penggunaan bahasa dari implisit dan tidak
sadar untuk manipulasi sadar bahasa dan
pilihan teks yang sesuai. Sebuah genre yang berdasarkan tata bahasa berfokus pada
cara yang dilalui berbeda proses bahasa
atau genre secara tertulis yang dikodifikasikan dengan cara berbeda dan cara
yang dikenali. Itu pertimbangan pertama
bagaimana teks terstruktur dan terorganisir di tingkat seluruh teks dalam
kaitannya dengan tujuannya, penonton dan pesan. Kemudian mempertimbangkan
bagaimana semua bagian dari teks, seperti paragraf dan kalimat, terstruktur, terorganisir
dan kode sehingga membuat teks efektif
komunikasi tertulis. (Knapp dan Watkins,
1994: 8)
Konsep 2.9 menulis dan
identitas
Pengertian dari identitas
saat ini terlihat sebagai konsep plural, yang didefinisikan secara sosial dan
dinegosiasikan melalui pilihan penulis buat dalam wacana mereka. Pilihan ini
sebagian dibatasi oleh ideologi dominan kemahiran istimewa di masyarakat
tertentu, dan sebagian terbuka untuk interpretasi penulis 'sebagai akibat dari
pribadi dan sosial budaya
pengalaman. Identitas demikian mengacu penulis berbagai macam 'keakuan' penulis mengembangkan dalam konteks yang berbeda, proses hubungan mereka dengan masyarakat khusus, dan tanggapan mereka terhadap hubungan kekuasaan institusional tertulis di dalamnya. (Ken Hyland, 2009: p. 70)
pengalaman. Identitas demikian mengacu penulis berbagai macam 'keakuan' penulis mengembangkan dalam konteks yang berbeda, proses hubungan mereka dengan masyarakat khusus, dan tanggapan mereka terhadap hubungan kekuasaan institusional tertulis di dalamnya. (Ken Hyland, 2009: p. 70)
Untuk mengetahui sejarah
yang sebenarnya mengenai Christoper Columbus, saya mencarinya di internet dan
salah satunya web. terdapat judul yaitu “kebohongan Amerika tentang Christoper
Columbus”. Ternyata, disitu terdapat
fakta yang sangat mencengangkan mengenai Columbus sebagai penemu benua Amerika. Beikut petikan dari tulisan tersebut.
1. Tahukah kamu apa alasan
sebenarnya Columbus berlayar?
Columbus
memperkosa putri salah satu bangsawan Spanyol yang masih berusia 13 tahun. Pengadilan tidak bisa memutuskan ia harus di
hukum mati. Terjadi pada tahun 1941 dan
seorang pastor bernama Pastor Perez menengahi atas nama Columbus dan memohon
dengan Ratu Isabella untuk mendanai Columbus yang jika ia berhasil akan mampu
untuk mengkonversi penduduk asli Kristen, sehingga akhirnya Ratu Isabella
mengirimnya dalam misi mencari benua baru (saat itu tujuan utama adalah mencari
India) dan dengan harapan Columbus tidak akan bisa pulang kembali.
2. Jurnal Columbus
Saat akhirnya
mendarat di Benua Biru Amerika, ia masih mengira inilah tanah India. Saat itu para penduduk asli menyambut
Columbus dengan gembira. Namun
sebaliknya apa yang ditulis Columbus dalam jurnalnya?
“Mereka
membawakan kami burung beo, bola kapas dan tombak dan banyak hal lainnya sebagai
hadiah. Mereka rela memperdagangkan
segala yang mereka miliki __ Mereka tidak memanggul senjata, padahal saya
menunjukkan pedang. Mereka tidak
memiliki besi. Tombak mereka terbuat
dari tebu __ Mereka akan dengan mudah kami taklukan menjadi budak __ dengan
lima puluh orang saja, kita bisa menundukkan mereka semua dan membuat mereka
melakukan apapun yang kita inginkan.
Columbus juga
menulis “Saya percaya, bahwa mereka akan dengan mudah menjadi orang Kristen
buatan, karena sepertinya mereka tidak beragama.”
Kesimpulan dari pertemuan kali ini adalah bahwa antara konteks,
literasi, kultur, teknologi, genre dan identitas memiliki hubungan yang saling
terkait satu sama lain dalam dunia tulis-menulis. Dan dari kesemuanya dapat melahirkan dan juga
dapat menjadi bukti sejarah.
REFERENCE.
Hyland, Ken. 2009. Teaching and Researching Writing. Great Britain. Pearson Education Limited.
http://daulahislam.com/unique/sejarah-unique/kebohongan-amerika-tentang-christopher-columbus.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic