Sebelum membahas segala hal mengenai
pengkomplitan karya tulis yang sebelumnya, saya ingin pembaca mengingat kembali
permainan catur. Permainan yang sering
disebut sebagai sebuah olahraga otak ini memang sudah jarang dimainkan masyarakat
terutama anak-anak. Penyebabnya sangat
jelas, karena catur kalah saing dengan permainan modern yang ada saat ini. Tujuan utama dari permainan ini adalah
mencari cara bagaimana dapat menjatuhkan sang raja, ketika sudah terlaksana
tujuan tersebut maka game is over. Kali
ini mari kita berimajinasi, mengimajinasikan nutrisi-nutrisi dalam karya-karya
sebelumnya sebagai permainan catur.
Pion pertama yang harus dikalahkan
adalah para prajurit dalam permainan catur.
Para prajurit ini harus dijatuhkan guna mendapatkan informasi mengenai
one missing point dari karya sebelumnya, yaitu tentang “Who is Howard
Zinn?”. Howard Zinn merupakan anak dari
imigran Yahudi. Howard Zinn dilahirkan dari seorang Ayah
bernama Edward Zinn yang bekerja sebagai pelayan dan ibu bernama Jennie
(Rabinowitz) Zinn yang pekerjaan nya hanya sebagai seorang ibu rumah
tangga. 1992 merupakan tahun bersejarah
baginya karena itulah tahun dimana Howard Zinn menghirup oksigen bumi untuk
pertama kalinya.
Howard Zinn mengikuti sekolah umum di New York. Zinn juga pernah bergelut sebagai pemasang
pipa di Brooklyn Navy Yard, yaitu
tepatnya pada saat lulus dari Thomas Jefferson High School. Pada saat menjadi tukang pipalah Zinn bertemu
dengan calon pendampin hidupnya di masa depan, Roslyn
Shechter.
Setelah
itu Howard Zinn menjadi sosok aktif dalam dunia politik, hingga pada tahun 1939
Zinn hadir dalam sebuah rapat penting yang dipelopori oleh American Communist Party.
Zinn mengalami sebuah pengalaman ketika dia dipukul oleh polisi berkuda
hanya karna mereka hendak memecahkan keramaian di Time Square. Tempat seperti Time Square memang tempatnya
keramaian, dan itu wajar. Tidaklah aneh
Zinn sangat marah akan kejadian itu.
Oleh sebab itulah Zinn tidak suka akan kediktatoran.
Bahkan
Howard Zinn pun pada tahun 1943 begabung dengan United States Air Force.
Zinn berperan dalam pemboman di Royan terhadap tentara-tentara Jerman pada
April 1945. Salah satu aksi penyerangan
itu dilakukan di European theater. Zinn
tidak mengetahui persis berapa banyak korban jiwa yang terenggut, yang pasti
akan sangat banyak. Karena hal-hal itulah
Howard Zinn tumbuh menjadi sosok pembenci perang. Dapat disimpulkan Howard Zinn dapat menjadi seperti
saat ini merupakan buah dari pengalaman pribadinya.
Howard Zinn
melanjutkan pelayaran pendidikannya ke New York University pada tahun 1949 dan
mendapatkan gelar sarjananya di situ pula.
Tidak lama setelah itu Zinn mendapatkan gelar doctornya di Columbia
University dan gelar professor ia dapatkan setelah menulis disertasi mengenai
karir dari Fiorello LaGuardia. Materi
ini pulalah yang mengisi buku pertamanya, LaGuardia
in Congress (1959). Hebatnya Zinn
langsung mendapatkan penghargan prestisius, yaitu dengan memenangkan American Historical Association's Albert J. Beveridge
Prize. Lalu, pada tahun 1956 ia menjadi The
Chairmanship of the History and Social Sciences Department di Spelman College
yang merupakan sekolah wanita kulit hitam di Atlanta. Zinn mendukung hak-hak orang kulit hitam yang
saat itu dianggap sebagai golongan kedua dalam lingkungan.
Howard
Zinn lalu bergabung dengan National Association for the
Advancement of Coloured People. Kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dengan
rutinitas mengajarnya. Tidak cukup
sampai situ, Zinn pada tahun 1963 ia aktif di Student Nonviolent Coordinating Committee. Namun
sayang, keaktifan Zinn dalam dunia politik membuat timbulnya pemecatan dari
Spelman College untuknya, Spelman beralasan pemecatan Zinn dikarenakan
ketidakpatuhannya. Namun pendapat
perbeda muncul dari siswa nya yang bernama Alice walker. Alice menyebutkan Zinn dikeluarkan karena
mencintai siswanya, karena Zinn selalu membela dan mempertanyakan keadilan atas
hak-hak kulit hitam pada saat itu.
Goresan-goresan
tangan Zinn lainnya:
Pion pertama sudah teratasi dengan dijelaskannya berbagai
macam hal mengenai Howard Zinn.
Penjelasan yang rumit mengenai siapa dan karya-karya Howard Zinn ada
didalamnya. Kali ini pion yang
menghalangi adalah pion kuda catur yang berisikan kewajiban untuk mengetahui
satu tokoh penting lainnya, Christopher Colombus merupakan tokoh yang akan
dikupas selanjutnya.
Masyarakat dunia termasuk Indonesia mengenal sosok
Christopher Colombus sebagai sosok penemu benua Amerika. Tapi informasi tersebut hanyalah kebohongan belaka. Berabad-abad sebelum colombus tiba dan
menginjakan kaki di daratan Amerika, telah tiba Orang
- orang Skandinavia (Viking) menjelajahi benua Amerika Utara tepatnya pada abad
ke-11 dan mendirikan koloni L'Anse aux Meadow.
Columbus
bukanlah orang yang baik seperti khalayak kenal, tidak seperti teks-teks bacaan
sekolah mengenai sejarah Amerika yang ditemukan oleh Colombus sosok penuh
kebaikan. Ia memperkosa putri salah satu
bangsawan Spanyol yang masih berusia 13 tahun. Itulah alasan mengapa Colomcus
pergi berlayar. Hal ini dikarenakan pengadilan
tidak bisa memutuskan ia harus di hukum mati. Kejadian memalukan ini
terjadi pada tahun 1491. Namun ada
satu orang Pastor bernama Pastor Perez yang menetralkan suasana dan memohon agar
Colombus mendapat hukuman dalam bentuk lain, yaitu misi penemuan benua baru
guna mengkonvers penduduk asli menjadi Kristen.
Colombus ditugaskan untuk menemukan dratan bernama India denagn harapan
Colombus tidak bisa kembali lagi. Namun
ternyata benua Amerikalah yang ditemukan dan pada awalnya memang benua tersebut
dianggap sebagai India oleh Colombus.
Colombus dapat
dikatakan sebagai sosok penuh keburukan dan kekejaman. Itu yang harusnya masyarakat ketahui. Keberingasan Columbus sangatlah kejam. Selain menyiksa, ia
juga sering memperkosa perempuan-perempuan pribumi, lalu mencambuk mereka demi
kesenangan belaka. Tidak aneh apabila
seharunya koloni yang di bawa Columbus pada pelayaran bertanggungjawab atas
kematian 34 juta penduduk asli Amerika.
Mungkin pada zaman modern ini penyakit sifilis sudah
berkurang level kengeriannya. Teknologi
yang sudah semakin canggih mendorong terciptanya obat untuk penyakit
tersebut. Namun setelahnya muncul
penyakit sejenis yang memiliki level kengerian lebih super, HIV AIDS
virus. Colombus ternyata bereran dalam
penyebaran sifilis di Eropa sepulang dari America. Hal ini selaras dengan pemaparan pada
paragraph sebelumnya, penyakit sifilis ia dapatkan karena tindakan kejamnya
yang selalu memperkosa wanita-wanita pribumi.
Dengan informasi-informasi baru mengenai buruknya Colombus
memunculkan kesadaaran dalam benak masyarakat seharusnya. Fakta colombus yang dikenal sebagai sosok
hebat haruslah dihapuskan dan lebih baik apabila peserta didik tidak disuguhi
teks cerita mengenai Colombus penemu Amerika.
Seharusnya pula masyarakat dunia sadar bahwa memperingati hari Colombus
adalah sebuah penghinaan karena colombus tidak layak mendapatkan kehormatan
tersebut atas tindakan-tindakan kejamnya.
Pion-pion catur yang sudah terkalahkan tersebut akan
dikumpulkan dalam satu wadah. Pion
pertama menjelaskan mengenai Howard Zinn dan pion kedua memaparkan Christopher
colombus, oleh karena itu kali ini adalah saatnya untuk menyatukannya dalam
satu wadah. Dengan kata lain diantara
kedua hal tersebut terdapat sebuah hubungan.
Hubungan tersebut akan terlihat jelas ketika membuka buku A People's History of the United States, Zinn mencoba membuka mata
masyarakat lebar-lebar mengenai fakta Christopher Colombus yang
sebenarnya. Zinn menyebutkan kabalikan
dari apa yang masyarakat ketahui mengenai Colombus dengan menyebutkan Colombus
sebagai manusia penuh keburukan, yang dimulai dari seorang pembunuh, pemerkosa,
penculik, rakus, dan lain-lain. Hasil
goresan tangan tersebut tentunya mendapatkan banyak respon dari masyarakat. Pertanyaannya adalah, mengapa bisa seperti
itu?
Teks adalah sebuah komunikatif
artefak. Itulah jawaban atas pertanyaan
di atas yang dengan kata lain manusia atau lebih tepatnya seorang penulis
menciptakan sebuah instrument komunikasi.
Hal ini tentu tidak akan bisa dilakukan oleh teknologi manapun karena
teks sebagai artefak melewati kecanggihan teknologi (Lehtonen 2000: 72). Contoh nyatanya adalah ketika Zinn dapat
membenarkan fakta sejarah mengenai Christoper Colombus yang tentunya tidak akan
dapat dilakukan oleh teknologi.
Namun pion catur bukanlah hanya
terdiri dari dua pion tersebut, masih banyak pion-pion lainnya yang siap
menghadang. Pion catur yang sering di
kenal sebagai bomnya catur merupakan sasaran selanjutnya. Writing dan context adalah senjata guna
mengalahkannya.
Cutting
(2002: 3) memaparkan bahwasanya terdapat tiga aspek utama dalam context. Pertama adalah Situation Context, yaitu
mengenai hal-hal yang diketahui oleh masyarakat yang dapat dilihat disekitar
mereka. Background Knowledge Context
merupakan aspek kedua, yaitu membahas apa yang masyarakat ketahui tentang
dunia. Terakhir adalah Co-Textual
Context, yaitu mengenai apa yang masyarakat ketahui tentang apa yang telah
mereka ucapkan.
Sedangkan menurut
Halliday (1985) context pun memiliki dimensi-deminsi. Dimensi tersebut menurut Halliday ada 3. Field merujuk kepada apa yang sedang terjadi
atau dapat dikatakan membahas mengenai text itu sendiri termasuk apa yang
dibahas text ada di dalamnya. Tenor
merujuk kepada siapa yang berperan dan termasuk juga hubungan dari setiap
participant. Sedangkan Mode merujuk
kepada sisi mana yang merupakan tempat bahasa berperan, seperti formality dan
kesopanan. Itulah dimensi-dimensi yang
dipaparkan oleh Halliday.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic