Tak terasa sudah lima minggu ini kita lalui. Itu berarti
sudah hampir setengah semester kita bersama dalam mata kuliah writing
empat ini. Dalam satu bulan pertamam ini, banyak kejadian dan pengalaman yang
didapat. Contohnya dalam tugas critical review, karena tugas critical review
itu baru ada pada semester sekarang, maka dari itu banyak sekali pengelaman dan
pengetahuan baru yang kita dapatkan.
Salah satunya yaitu bagaimana cara membuat critical review, terlatih dalam
menulis yang banyak, dan diberi dedline (batasan waktu). Kemudian dalam segi
proses, karena kita sering dilatih menulis, menulis, dan menulis, maka kita semakin lancar dan terbiasa dalam
menulis. Walaupun pada awal-awalnya kita merasa
terpaksa. Bukan hanya dalam hal menulis, kitapun sering dilatih dalam
hal membacanya. Karena dalam hal membuat classriview itu kita diwajibkan untuk
membaca buku tertentu, namun yang pasti harus berhubungan dengan tema atau
pembahasan yang sedang diperbincangkan. Oleh karena itu, berawal dari paksaan,
namun lama- kelamaaan bisa menjadi suatu kebiasaan apabila hal tersebut sering
dilakukan.
Saya sedikit kaget
ketika Mr Lala mengatakan bahwa kelas kita (PBI.C) itu paling down di antara
empat kelas tersebut. Karena di kelas PBI.C yang tugasnya harus di kirim diblog
itu sangat sedikit yaitu hanya beberapa orang saja. Padahal peraturannya itu,
sehari sebelum pertemuan di kelas, tugas critical review sudah harus ada
diblog. Oleh karena itu, untuk minggu depan jika tugasnya belum dimasukkan ke
blog kelas masing- masing, maka mereka tidak diperbolehkan untuk mengikuti mata
kuliahnya.
Seperti yang
beliau katakana bahwa sekarang bukan saatnya untuk bermain-main, sekarang kita
harus sangat serius dan sungguh-sungguh dalam belajar. Karena standar akademik
kita akan selalu naik. Oleh karena itu,
ini bukanlah untuk main-main belaka. Mengapa ? karena kampus kita IAIN Syekh
Nurjati Cirebon ini akan berubah menjadi UIN. Maka dari itu, mahasiswa, osen,
maupun fasilitasnya akan terus ditingkatkan. Karena kampus kita ini sedang
berproses menjadi UIN.
Pada pertemuan
yang kelima ini masih membahas mengenai tugas critical review yang kemaren,
yaitu membahas tentang classroom discourse. Kemudian untuk tugas critical
review maendatang akan menggunakan bahasa inggris. Kemudian yang tadinya harus
memenuhi syarat minimal 2500 kata, maka karena sekarang menggunakan bahasa
inggris minimalnya 1000 kata. Menurut Mr Lala, kalian itu lebih banyak membahas
kata-kata atau kalimat yang tidak penting. Seharusnya kita harus lebih banyak
mempunyai ide untuk membahas topic yang akan dibahas. Kemudian peper kalian
lebih membahas buku, menulis, dan pembaca. Seharusnya kita lebih focus pada
historinya. Sebab, historinya itu akan berhubungan dengan literacy.
Ada pepatah
mengatakan bahwa “literat” atau orang yang bisa menulis adalah orang yang bisa
membuat sejarah. Oleh karena itu, siapapun
orang yang bisa menulis dan pandai menulis, maka dia adalah orang yang bisa
menciptakan sejarah. Sedangkan sejarah sangat berkaitkan dengan literacy. Orang
yang bisa membolak-balikkan sejarah adalah orang yang literacynya sangat
tinggi. Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan kemampuan membaca dan menulis
kita, karena semakin kita bisa membaca dan menulis, maka semakin kita akan bisa
menguasai dunia.
Ada tiga tingkatan kategori dalam kesalahan, di antaranya yaitu :
Ø Weakness => budaya yang tidak punya aturan
Ø Mistake => belum
memenuhi syarat dalam structure
Ø Ignorance
Apabila
kesalahan dalam proses belajar atau latihan itu terjadi satu, dua atau tiga
kesalahan, maka itu wajar dan bisa dimaklumi. Tetapi jika kesalahan itu terjadi
berkali-kali atau terus – menerus, maka itu tidak wajar. Karena belajar adalah
progress, bukan ignorance (semakin buruk).
Menurut
Mr Lala pada pertemuan kemarin, “ saya tidak kecewa, tetapi saya tidak senang (
I am not disappointed, but I am not happy). Karena dalam tulisan kalian, masih
banyak terdapat kesalahan dan masih belum sesuai dengan harapan saya. Kemudian
cita rasa pada tulisan kalian itu masih belum ada. Nah, apabila pada tulisan
kalian itu ingin mempunyai literasi, maka kalian juga harus banyak dan sering
membaca.
Jika
anda mendapatkan suatu informasi, maka anda telah boleh menunda informasi yang
penting atau crusial, maka anda harus segera ditulis atau praktekkan, agar
tidak lupa atau informasi dan ide tersebut akan hilang.
Rymes (2008) hal 13, bahawa definisi simple
dari discourse adalah bahasa yang digunakan. Apa sih manfaat ketika kita
mempelajari atau menganalisis wacana kelas? Beberapa manfaat ketika kita
mempelajari atau menganalisis kelas, yaitu untuk memahami secara umum perbedaan
komunikasi antara kelompok-kelompok sosial, mengetahui karakter masing-masing
siswa dan sebagainya.
Rymes
(2008) hal 14, sebuah kata yang digunakan itu semuanya tergantung pada
konteksnya. Classroom adalah contoh konteks utama dan paling jelas untuk wacana
kita akan diteliti. Namun “konteks” untuk menganalisis wacana kelas juga bisa
diluar kelas. Dalam komponen yang berbeda darin membicarakan kelas, dan apa
saja yang mencakup konteks yang mempengaruhi dalam kelas. Konteks itu dapat
dibatasi oleh batas-batas yang sesuai dari bahasa yang sesuai di sekolah.
Tetapi oleh batas-batas yang sesuai wacana bahasa dalam pelajaran berakhir.
Meskipun kita akan melihat pembicaraan yang terjadi di dalam kelas, semuanya
mengatakan di dalam kelas juga di pengaruhi, untuk berbagai tingkat dengan
konteks di luar kelas. Dalam berbagai situasi penelitian kelas telah menunjukan
bahwa interaksi kelas telas menunjukkan bahwa interaksi kelas secara dramatis.
Sedangkan wacana di luar konteks kelas memiliki lebih luas berbagai kemungkinan
yang dapat diterima dan juga lebih produktif.
Di bawah ini ada beberapa kesalahan yang
terbesar kita ketika menulis critical riview classroom discourse, yaitu:
Ø Terjebak dalam hal-hal sepele atau dengan kata lain itu terjebak dalam
hal-hal yang tidak penting.
Ø Tidak akrab atau dekat dengan kata kunci mengenai wacana kelas.
Ø Menceritkan fakta-fakta tentang konflik agama tanpa menunjukkan sudut
pandangnya.
Ø Struktur generik tidak dibangun dengan baik.
Ø Pola referensi yang hilang.
Itulah beberapa point kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh kita sebagai penulis ketika menulis critical riview. Banyak
hal-hal atau kalimat yang seharusnya tidak kita tulis, namun kita menulis dan
membahasnya. Akan tetapi, kesalahan-kesalahan yang tadi disebutkan, seharusnya
bisa kita jadikan pelajaran untuk kita semua. Agar dilain kesempatan kita bisa
memperbaiki kesalahan tersebut dan bisa membuat class riview yang lebih baik
lagi.
Bakhtin (1986), seperti yang dikutip oleh
Hyland (2002) bahwa bahasa dialogis adalah percakapan antara penulis dan
pembaca dalam suatu kegiatan yang sedang berlangsung.
Kemudian ia juga berpendapat bahwa menulis berarti
mencerminkan jejak kegunaan sosialnya karena hal ini terkait dan selaras dengan
teks-teks lain yang di atasnya itu membangun dan yang mengantisipasinya.
Dari pengertian Bakhtin yang intertektualisasi
itu menunjukkan bahwa wacana itu selalu terkait dengan wacana lain, baik saat
mereka berubah dari waktu ke waktu dan dalam kesamaan mereka pada setiap waktu.
Ini menunjukkan bahwa teks pengguna kejaringan teks sebelum dan sebagainya
menyediakan sistem pilihan untuk membuat makna yang dapat dikenali oleh teks
pengguna lain. Karena mereka membantu menciptakan makna yang tersedia dalam
suatu budaya, konvensi yang dikembangkan dengan cara ini menutup interpretasi
tertentu dan membuat pilihan retoris tertentu saat menulis.
Pada pertemuan minggu lalu Mr Lala juga
berbicara bahawa kita itu belum menulis, namun hanya memenuhi kebutuhan saja.
Maksudnya begini, walaupun kita menulis classriview atau critical riview, itu
bukan dikatakan menulis. Karena kita semua menulis jika diperintahkan dan jika
ada tugas saja. Tetapi jika tidak ada perintah seperti itu, maka kita semua
tidak akan menulis. Itu berarti menulisnya hanya memenuhi kebutuhan saja, yakni
bukan karena ingin menulis. Contohnya, ketika membahas mengenai sejarah Amerika
Serikat atau mengenai columbus dan Howard zinn. Nah, apakah kalian semua mau
membaca tentang sejarahnya Columbus atau Amerika Serikat jika saya tidak
menyuruh kalian untuk membaca?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic