We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Kamis, 13 Maret 2014

Belajar dari Kesalahan


   
         Tak terasa sudah lima minggu ini kita lalui. Itu berarti                                                                                                                                                       sudah hampir setengah semester kita bersama dalam mata kuliah writing empat ini. Dalam satu bulan pertamam ini, banyak kejadian dan pengalaman yang didapat. Contohnya dalam tugas critical review, karena tugas critical review itu baru ada pada semester sekarang, maka dari itu banyak sekali pengelaman dan pengetahuan  baru yang kita dapatkan. Salah satunya yaitu bagaimana cara membuat critical review, terlatih dalam menulis yang banyak, dan diberi dedline (batasan waktu). Kemudian dalam segi proses, karena kita sering dilatih menulis, menulis, dan menulis,  maka kita semakin lancar dan terbiasa dalam menulis. Walaupun pada awal-awalnya kita merasa  terpaksa. Bukan hanya dalam hal menulis, kitapun sering dilatih dalam hal membacanya. Karena dalam hal membuat classriview itu kita diwajibkan untuk membaca buku tertentu, namun yang pasti harus berhubungan dengan tema atau pembahasan yang sedang diperbincangkan. Oleh karena itu, berawal dari paksaan, namun lama- kelamaaan bisa menjadi suatu kebiasaan apabila hal tersebut sering dilakukan. 
            Saya sedikit kaget ketika Mr Lala mengatakan bahwa kelas kita (PBI.C) itu paling down di antara empat kelas tersebut. Karena di kelas PBI.C yang tugasnya harus di kirim diblog itu sangat sedikit yaitu hanya beberapa orang saja. Padahal peraturannya itu, sehari sebelum pertemuan di kelas, tugas critical review sudah harus ada diblog. Oleh karena itu, untuk minggu depan jika tugasnya belum dimasukkan ke blog kelas masing- masing, maka mereka tidak diperbolehkan untuk mengikuti mata kuliahnya.
            Seperti yang beliau katakana bahwa sekarang bukan saatnya untuk bermain-main, sekarang kita harus sangat serius dan sungguh-sungguh dalam belajar. Karena standar akademik kita akan selalu  naik. Oleh karena itu, ini bukanlah untuk main-main belaka. Mengapa ? karena kampus kita IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini akan berubah menjadi UIN. Maka dari itu, mahasiswa, osen, maupun fasilitasnya akan terus ditingkatkan. Karena kampus kita ini sedang berproses menjadi UIN.
            Pada pertemuan yang kelima ini masih membahas mengenai tugas critical review yang kemaren, yaitu membahas tentang classroom discourse. Kemudian untuk tugas critical review maendatang akan menggunakan bahasa inggris. Kemudian yang tadinya harus memenuhi syarat minimal 2500 kata, maka karena sekarang menggunakan bahasa inggris minimalnya 1000 kata. Menurut Mr Lala, kalian itu lebih banyak membahas kata-kata atau kalimat yang tidak penting. Seharusnya kita harus lebih banyak mempunyai ide untuk membahas topic yang akan dibahas. Kemudian peper kalian lebih membahas buku, menulis, dan pembaca. Seharusnya kita lebih focus pada historinya. Sebab, historinya itu akan berhubungan dengan literacy.
            Ada pepatah mengatakan bahwa “literat” atau orang yang bisa menulis adalah orang yang bisa membuat sejarah. Oleh karena itu,  siapapun orang yang bisa menulis dan pandai menulis, maka dia adalah orang yang bisa menciptakan sejarah. Sedangkan sejarah sangat berkaitkan dengan literacy. Orang yang bisa membolak-balikkan sejarah adalah orang yang literacynya sangat tinggi. Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan kemampuan membaca dan menulis kita, karena semakin kita bisa membaca dan menulis, maka semakin kita akan bisa menguasai dunia.
Ada tiga tingkatan kategori dalam kesalahan, di antaranya yaitu :
Ø  Weakness => budaya yang tidak punya aturan
Ø  Mistake    => belum memenuhi syarat dalam structure
Ø  Ignorance

Apabila kesalahan dalam proses belajar atau latihan itu terjadi satu, dua atau tiga kesalahan, maka itu wajar dan bisa dimaklumi. Tetapi jika kesalahan itu terjadi berkali-kali atau terus – menerus, maka itu tidak wajar. Karena belajar adalah progress, bukan ignorance (semakin buruk).

Menurut Mr Lala pada pertemuan kemarin, “ saya tidak kecewa, tetapi saya tidak senang ( I am not disappointed, but I am not happy). Karena dalam tulisan kalian, masih banyak terdapat kesalahan dan masih belum sesuai dengan harapan saya. Kemudian cita rasa pada tulisan kalian itu masih belum ada. Nah, apabila pada tulisan kalian itu ingin mempunyai literasi, maka kalian juga harus banyak dan sering membaca.
Jika anda mendapatkan suatu informasi, maka anda telah boleh menunda informasi yang penting atau crusial, maka anda harus segera ditulis atau praktekkan, agar tidak lupa atau informasi dan ide tersebut akan hilang.

Rymes (2008) hal 13, bahawa definisi simple dari discourse adalah bahasa yang digunakan. Apa sih manfaat ketika kita mempelajari atau menganalisis wacana kelas? Beberapa manfaat ketika kita mempelajari atau menganalisis kelas, yaitu untuk memahami secara umum perbedaan komunikasi antara kelompok-kelompok sosial, mengetahui karakter masing-masing siswa dan sebagainya.
 Rymes (2008) hal 14, sebuah kata yang digunakan itu semuanya tergantung pada konteksnya. Classroom adalah contoh konteks utama dan paling jelas untuk wacana kita akan diteliti. Namun “konteks” untuk menganalisis wacana kelas juga bisa diluar kelas. Dalam komponen yang berbeda darin membicarakan kelas, dan apa saja yang mencakup konteks yang mempengaruhi dalam kelas. Konteks itu dapat dibatasi oleh batas-batas yang sesuai dari bahasa yang sesuai di sekolah. Tetapi oleh batas-batas yang sesuai wacana bahasa dalam pelajaran berakhir. Meskipun kita akan melihat pembicaraan yang terjadi di dalam kelas, semuanya mengatakan di dalam kelas juga di pengaruhi, untuk berbagai tingkat dengan konteks di luar kelas. Dalam berbagai situasi penelitian kelas telah menunjukan bahwa interaksi kelas telas menunjukkan bahwa interaksi kelas secara dramatis. Sedangkan wacana di luar konteks kelas memiliki lebih luas berbagai kemungkinan yang dapat diterima dan juga lebih produktif.
Di bawah ini ada beberapa kesalahan yang terbesar kita ketika menulis critical riview classroom discourse, yaitu:
Ø  Terjebak dalam hal-hal sepele atau dengan kata lain itu terjebak dalam hal-hal yang tidak penting.
Ø  Tidak akrab atau dekat dengan kata kunci mengenai wacana kelas.
Ø  Menceritkan fakta-fakta tentang konflik agama tanpa menunjukkan sudut pandangnya.
Ø  Struktur generik tidak dibangun dengan baik.
Ø  Pola referensi yang hilang.

Itulah beberapa point kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh kita sebagai penulis ketika menulis critical riview. Banyak hal-hal atau kalimat yang seharusnya tidak kita tulis, namun kita menulis dan membahasnya. Akan tetapi, kesalahan-kesalahan yang tadi disebutkan, seharusnya bisa kita jadikan pelajaran untuk kita semua. Agar dilain kesempatan kita bisa memperbaiki kesalahan tersebut dan bisa membuat class riview yang lebih baik lagi.
Bakhtin (1986), seperti yang dikutip oleh Hyland (2002) bahwa bahasa dialogis adalah percakapan antara penulis dan pembaca dalam suatu kegiatan yang sedang berlangsung.

Kemudian ia juga berpendapat bahwa menulis berarti mencerminkan jejak kegunaan sosialnya karena hal ini terkait dan selaras dengan teks-teks lain yang di atasnya itu membangun dan yang mengantisipasinya.

Dari pengertian Bakhtin yang intertektualisasi itu menunjukkan bahwa wacana itu selalu terkait dengan wacana lain, baik saat mereka berubah dari waktu ke waktu dan dalam kesamaan mereka pada setiap waktu. Ini menunjukkan bahwa teks pengguna kejaringan teks sebelum dan sebagainya menyediakan sistem pilihan untuk membuat makna yang dapat dikenali oleh teks pengguna lain. Karena mereka membantu menciptakan makna yang tersedia dalam suatu budaya, konvensi yang dikembangkan dengan cara ini menutup interpretasi tertentu dan membuat pilihan retoris tertentu saat menulis.

Pada pertemuan minggu lalu Mr Lala juga berbicara bahawa kita itu belum menulis, namun hanya memenuhi kebutuhan saja. Maksudnya begini, walaupun kita menulis classriview atau critical riview, itu bukan dikatakan menulis. Karena kita semua menulis jika diperintahkan dan jika ada tugas saja. Tetapi jika tidak ada perintah seperti itu, maka kita semua tidak akan menulis. Itu berarti menulisnya hanya memenuhi kebutuhan saja, yakni bukan karena ingin menulis. Contohnya, ketika membahas mengenai sejarah Amerika Serikat atau mengenai columbus dan Howard zinn. Nah, apakah kalian semua mau membaca tentang sejarahnya Columbus atau Amerika Serikat jika saya tidak menyuruh kalian untuk membaca?






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic