We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 03 Maret 2014

PENULIS ADALAH SEORANG PEMIMPIN (?)



2nd CRITICAL REVIEW 



            Karya tulis yang berjenis critical review kali ini akan diambil dari sebuah buku yang berjudul “Anthropology Off The Shelf: Anthropology on Writing” pada Desember 2005 dalam artikel bukunya yang berjudul “Speaking Truth to Power with Books” oleh Howard Zinn yang terdapat pada Part 1 Conceptions halaman ke – 15. Pembahasan didalamnya secara garis besar ialah membahas mengenai kehebatan buku – buku yang bisa mempengaruhi pembaca dan pada akhirnya dapat mempengaruhi dunia. Buku merupakan salah satu sarana terbaik bagi pembelajaran dalam pendidikan. Seorang penulis yang hebat berawal dari lahirnya seorang pembaca yang kritis (Mr. Lala Bumela). Karena dari pembaca yang kritis maka akan melatih kita untuk berpikir kritis dan kita bisa menuangkan ide (pikiran)kritis kita kedalam sebuah tulisan yang bisa mengubah dunia dan cara berpikir manusia dengan menuliskannya kedalam sebuah karya tulis. Apabila kita tidak mau membaca, maka siapapun yang akan menjadi seorang penulis akan merasakan kesulitan ketika menuangkan ide – idenya. Jadi sebelum seorang penulis tersebut menjadi seorang penulis, ia harus mau untuk menjadi seorang pembaca terlebih dahulu, dalam surat Al – Qur’an pun diterangkan mengenani kewajiban untuk membaca dalam surat Al ‘alaq :

ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ   t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ   ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ   Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ    
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Shougat memberikan sebuah pengantar tentang pentingnya membaca sebuah buku dalam kehidupan sehari – hari. Menurutnya, membaca itu bukan lah berarti sebuah aktivitas yang hanya diidentikkan dengan sesuatu yang membutuhkan waktu khusus dan tempat yang khusus untuk membaca. Akan tetapi, aktivitas membaca juga merupakan aktivitas yang mengajak pembaca  untuk berdialog dengan penulisnya melalui bukunya, serta berdiskusi dengan pembaca lainnya. Tak berhenti disitu, aktivitas membaca mengajak pembacanya untuk menelusuri dan mempelajari satu zaman ke zaman yang lainnya. Sehingga dalam isi buku tersebut tak jarang memberikan kesadaran pada para pembacanya tentang keberadaan dan jati dirinya. Sehingga, keinginan kita untuk mengetahui buku apa aja yang dibaca (atau sudah atau mungkin sedang dibaca) oleh seseorang itu terkait juga dengan keinginan tahuan kita sampai sejauh mana sih buku tersebut telah memotivasi, menginspirasi dan membentuk pola pikir serta cara pandang dan juga kepribadian seseorang. Kalau begitu, maka tak salah apabila kita menyatakan bahwa buku yang dibaca (atau sudah atau mungkin sedang dibaca) oleh seseorang mencerminkan juga tentang siapa dia yang sebenarnya. Dapat dikatakan seseorang tidak akan mungkin membaca sebuah buku kalau buku tersebut tidak menggali sesuatu yang dia cari, yang ingin diperdalam, dan sesuatu yang menarik yang sama seperti dirinya. Seperti yang Mr. Lala Bumela pernah katakana dalam kelas, beliau membaca buku (misal: Nancy C. Kula) karena itu menunjukkan eksistensinya sebagai seorang dosen English Phonology. Saat kita ingin mengetahui siapa dia kita bisa mengetahui dari buku – buku yang dia baca.
Sebuah buku yang baik selalu memberikan pengaruh yang bermanfaat bagi para pembacanya. Dengan buku para pembaca lebih luas lagi cara berpikirnya (pemikirannya) dan juga memperluas serata menambahkan ilmu pengetahuan yang baru yang sebelumnya belum ia ketahui.
Di saat kita membicarakan tentang buku, maka akan memaksakan kita untuk membuka diri akan pengetahuan di luar sana yang belum kita ketahui, atau mungkin pengalaman dan bahkan petualangan. Sebuah buku dapat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pembacanya. Dalam hal ini, penulislah yang paling berperan untuk mempengaruhi pembaca lewat kata – kata yang ia tulis, mungkin terkesan seperti memprovokasi, tak jarang ketika seorang pembaca terpengaruh dan melakukan tindakan yang tak terduga setelah membaca sebuah buku, seperti contoh: siapa yang menyangka bahwa Chapman menembak John Lenon dan mengaku terinspirasi setelah membaca buku The Catcher in The Rye karya J. D. Salinger, mungkin tak ada yang mengira bahwa hanya dengan buku – buku di perpustakaan seorang Karl May mampu berpetualang ke seluruh pelosok bumi, dan banyak lagi buku – buku yang menginspirasi para pembacanya untuk melakukan hal – hal yang diluar dugaan dan mencengangkan seperti The Turner Diaries mempengaruhi dan yang menginspirasi Timothy Mc Veigh seorang nazisme di Amerika untuk meledakkan gedung federal di Oklahama Amerika Serikat dan menjalankan aksi terrornya yang di cerikan sama seperti dalam buku tersebut, Isaac Asimov dengan novel tentang Foundation atau Trilogy Foundation dapat mempengaruhi Shoko Asahara ketua Aum Shinrikyo sebuah sekte  kiamat meledakkan sebuah gas di stasiun bawah tanah Tokyo yang menyebabkan 12 orang tewas 5000 orang terluka, ada pula Theodore John Kaczynski, PhD mengirimkan sejumlah bom surat dalam rentang 18 tahun dan mengakibatkan tiga orang tewas dan 29 lainnya terluka akibat aksinya itu dia mengaku mendapatkan inspirasi untuk melakukan teroor dari sebuah novel dengan judul The Secret Agent yang ditulis oleh Joseph Conrad, dan novel The Collector yang ditulis oleh John Flowless sudah menginspirasi paling tidak lima pembunuhan berantai dan 40 pembantaian. Di Negara Indonesia pula terdapat buku yang mempengaruhi pembacanya, salah satunya ialah karya Pramoedya Ananta Toer dalam Tetralogi Buru yang menginspirasi rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia seperti dalam  buku AAC atau yang lebih dikenal Ayat – Ayat Cinta dan Laskar Pelangi. Pembaca dapat memperoleh inspirasi dari kehidupan tokoh – tokoh yang diceritakan didalamnnya. Tentu saja Salinger, dan yang lain yang telah di sebutkan diatas tidak bermaksud untuk menginspirasi siapapun untuk melakukan pembunuhan, pemboman ataupun berbuat kasar setelah membaca hasil karyanya, namun memang katanya buku karya J. D. Salinger ini dapat dengan mudah untuk menginspirasi para psychopat untuk melakukan tindakan – tindakan brutal dan gila. Padahal dalam bukunya dari yang saya dengar tidak eksplisit untuk mengajarkan cara – cara untuk membunuh ataupun sekedar memotivasi, namun mungkin dari kemarahan kritiknya bisa mendorong pembaca dengan masalah yang sama dengan tokoh utama (Holden) untuk bertindak hal – hal yang berbahaya. Maka dari itu kita sebagai pembaca jangan mudah untuk cepat terpengaruh oleh karya – karya seseorang, karena kita sebagai pembaca bisa mudah terpengaruh juga.
Namun, buku pula bisa membantu dalam hal membenahi perilaku yang kurang baik, melalui  bacaan – bacaan yang menginspirasi. Pepatah lama mengatakan bahwa “Buku adalah jendela dunia”, maka membaca adalah kuncinya. Kita bisa membuka jendela dunia dengan membukanya, yakni lewat aktivitas membaca. Kebiasaan membaca buku merupakan cara memanfaatkan waktu kosong yang sangat baik. Pada dasarnya semakin banyak kita untuk membaca buku – buku sebenarnya itu bisa jadi membuat kita lebih membingungkan karena bisa jadi antara buku yang satu dengan yang lain memilki presepsi dan cara pandang yang berbeda namun itulah salah satunya yang menjadi suatu keuntungan dari membaca banyak buku, maka kita akan bisa dan banyak menemukan landasan – landasan bagi kita untuk menulis. Dengan begitu, lama kelamaan jika kita terus membaca sumber buku – buku yang lebih banyak lagi maka cepat atau lambat dengan sendirinya hal tersebut akan membantu kita dalam menulis ketika kita membutuhkan informasi tersebut. Semakin banyak seseorang berlatih untuk menulis, secara sadar ataupun tidak sadar maka hal tersebut akan menjadikan seseorang lebih terbiasa dan lebih mahir dalam menulis karena tebiasa dan hal tersebutpun akan terus selalu berkembang seiring dengan bertambah banyaknya sumber buku yang ia baca dan terus dipelajari. Selain itu ketika tulisan tersebut dibaca oleh orang lain, maka tulisan tersebut menjadi inspirasibagi orang lain ketika mengalami suatu kejadian yang sama persis dialami oleh tokoh dalam buku tersebut, maka bisa jadi tulisan tersebut menjadi inspirasi bagi orang lain. Sehingga menulis itu tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri namun juga bagi orang lain.
Namun terdapat kecenderungan yang terjadi pada kalangan para pembaca terutama remaja ketika membaca sebuah buku, tokoh utama yang diceritakan dalam buku tersebut, akan memberikan inspirasi kepada para pembacanya baik itu pengaruh moral, aspek sosial, ataupun tindakan yang dilakukan oleh tokoh dalam buku tersebut dan dari situ akan terbentuklah identitas dari kepribadian pembaca sendiri. Bagaimana bisa sebuah buku dapat mempengaruhi seorang pembaca seperti itu? Membaca merupakan suatu aktivitas personal yang aktif. Sehingga pada saat membaca, seseorang akan memperkenankan dirinya untuk masuk dan mendalami lagi peran yang dijalankan oleh tokoh utama dalam buku tersebut yang melibatkan emosi, perasaan dan lain sebagainya. Sebenarnya pengetahuan dan kekuatan iman dari seorang pembaca itu sendirilah yang dapat menyebabkan pengaruh dari bahan buku bacaannya terhadap pembacanya. Kepemimpinan adalah sebuah pengaruh. Lantas apakah bisa seorang penulis disebut sebagai seorang “pemimpin”? Karena yang saya ketahui bahwa seorang “pemimpin” adalah seseorang yang dapat mempengaruhi dan memberikan suatu dampak bagi orang yang berada disekitarnya (orang yang dipimpinnya, entah itu pengaruh yang positif ataupun yang negatif. Bukan begitu? Seperti yang kita ketahui, dan sudah dibahas pula di paragraph pertama, seorang penulis (melalui bukunya) dapat mempengaruhi pola pikir pembacanya, maka ketika seorang penulis menuliskan sebuah karya (sastra) ia bertanggung jawab atas yang ia tuliskan dalam buku tersebut. Karena, apa yang ia tuliskan dalam bukunya akan mempengaruhi seisi umat manusia di seantero dunia ini sebagai seorang pemimpin (benarkah?), maka dari itu pada saat nanti kita menjadi seorang penulis buatlah tulisan kita sekreatif mungkin untuk dibaca dan bisa menginspirasi dalam hal positif.
Selama ini banyak orang yang mempresepsikan bahwa tujuan menulis ialah mengekspresikan perasaan kita. Namun, menulis adalah untuk mengetahui, menunjukkan dan memproduksi kembali sesuatu. Kebiasaan membaca akan membantu para pembaca untuk menyalurkan ilmu pengetahuannya. Pendapat saya sendiri mengenai pengertian menulis ialah sebuah proses kegiatan untuk membuat atau menghasilkan hasil karya tulis atau sebuiah karangan yang indah. Melalui proses menulis kita bisa mengenali kemampuan dan potensi diri kita sendiri, selain itu menulis merupakan salah satu cara untuk menjaga ilmu, dan untuk menyebarkannya secara lebih luas. Selain itu juga dengan menulis tentunya kita akan dapat menghasilkan ide  – ide baru yang lebih kreatif lagi. Kegiatan menulis ini dapat kita lakukan setiap hari, menulis merupakan salah satu bagian dari proses belajar karena dengan menulis kita dapat melatih daya ingat kita terhadap apa yang kita tuliskan. Disamping itu, ternyata menulis juga bisa menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat bagi orang lain dan masyarakat (pembaca). Contoh dari hasil karya sebuah tulisan yaitu seperti novel, cerpen, artikel, buku, dan lain – lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian menulis adalah suatu kegiatan yang melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan. Ketika seseorang menulis, maka ia harus bisa untuk berkolaborasi dengan tulisannya tersebut atau disebut juga dengan collaborate writing. Jika kita selaku penulis, hendaknya kita menuliskan karya kita dengan cirri khas dalam karyanya sehingga ketika seorang pembaca membaca karya tersebut sudah mengetahui bahwa yang menuliskan karya tersebut adalah penulis si A missal. Maksudnya if you write do it with style. Dengan memiliki identitas atau cirri khas dalam penulisannya maka kita akan dengan sangat mudah untuk dikenali oleh para pembaca.
Di dalam kegiatan menulis diperlukan kesabaran, terutama dalam membuat suatu karya. Kesabaran tentunya sangat penting dalam sebuah proses menulis suatu karya karena jika kita tidak memiliki kesabaran maka seorang penulis tidak dapat menyelesaikan karyanya sebab ia terlalu terburu – buru atau tidak sabar. Sebagai seorang penulis, haruslah menjalankan sebuah proses tersebut dengan baik karena biasanya sebuah proses yang baik lah yang akan melahirkan karya yang hebat, tentunya proses tersebut pun dijalankan dengan sabar. Ketika kita menulis sebuah karya tanpa disadari kita belajar untuk berpikir lebih luas dan kreatif serta inovatif atau kritis. Manfaat lainnya kita bisa berbagi ilmu dengan orang – orang lain sehingga penulis bisa memberikan manfaat untuk orang banyak dan timbale baliknya kita bisa merasakan proses dengan kesabaran.
Pada zaman sekarang ini, menjadi seorang penulis adalah hal yang begitu mudah untuk di wujudkan, karena media dan sarana untuk menulis bagi para penulis untuk mempublikasikan tulisannya sanngatlah banyak, bisa melalui blog, serta bisa juga mempublikasikan bukunya lewat internet. Tidak seperti pada zaman dulu, para penulis sulit untuk mempublikasikan karyanya karena media dan sarananya yang begitu terbatas. Ketika seseorang menjadi seorang penulis, itu bukanlah yang mudah untuk dijalankan, karena ketika tulisannya bisa saja menimbulkan pro dan kontra dan bisa memunculkan kritik – kritik yang pedas yang bisa saja hal tersebut dapat menumbangkan mental seorang penulis. Namun, apabila menjdai seorang penulis yang terkenal mungkin pada zaman sekarang menjadi hal mudah dikarenaka banyak media sosial yang bisa mempublikasikan semua karya – karyanya.
Pada saat kita menullis, kita wajib untuk mengetahui cara mempresentasikan tulisan kita sehingga membuat tulisan kita menjadi menarik. Menulis juga membutuhkan praktek, sama saja seperti kerajinan apabila tidak sering dipraktekab atau dilatih maka cara membuat kerajinannya pun akan terlupakan. Begitu juga dengan menulis semakin kita malas menulis pola piker kita tidak akan kritis terhadap sesuatu, tidak sama ketika kita selalu melatih menulis maka kita akan peka dan bias juga untuk melatih memperkuat daya ingat kita. Selain itu, dengan kita berlatih menulis maka kita menumbuhkan budaya literasi. Ujung tombak pendidikan literasi adalah guru, karena dalam dunia pendidikan, guru yang memperkenalkan lebih jauh lagi tentang membaca dan menulis dan guru juga lah yang melestarikan budaya literasi yang kemudian diturunkan atau diajarkan pada peserta didiknya.
Menulis dan membaca keduanya sama – sama memiliki manfaat yang besar untuk memperluas ilmu pengetahuan. Menulis dan membaca merupakan salah satu kebutuhan pokok dari suatu masyarakat modern. Maksudnya berari masyarakat pun tidak akan berkembang tanpa ilmu pengetahuan. Tak mungkin suatu masyarakat berkembang tanpa bacaan. Dan tak mungkin bahan bacaan akan ada tanpa sebuah tulisan. Kebanyakan banyak orang orang atau mungkin diri kita pun menganggap bahwa kegiatan membaca adalah suatu kegiatan yang sangat membosankan dan menjenuhkan padahal dengan membaca buku kita dapat banyak sekali menyerap banyak informasi tentang semua yang ada di dunia ini hanya dengan membaca dan diam di tempat dengan santai yang terdapat didalam buku. Maka dari itu, jika kita tidak menginginkan untuk ketinggalan informasi tentang yang ada di dunia ini kita harus banyak – banyak membaca buku. Namun budaya tulis di Indonesia sangatlah lemah, hal ini terbukti dengan hanya sedikitnya jumlah penulis yang ada di Indonesia, jelas berbeda dengan jumlah penulis di Negara maju. Ini yang dapat dijadikan parameter maju dan tidaknya sebuah Negara. Alat untuk mengukur sebuah kemajuan sebuah bangsa bisa kita lihat dari jumlah penulis, jumlah buku, dan juga jumlah orang yang terbiasa untuk membacanya yang terdapat dalam suatu Negara tersebut.
            Sering sekali kita juga mendengar mengenai pepatah yang mengatakan “tuntutlah ilmu sampai ke negeri China” pepatah tersebut sudah sangat sering kita dengar dan sangat familiar. Pepatah itu mempunyai maksud yaitu kita harus terus menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita. Salah satu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasan kita adalah dengan membaca. Membaca, membaca, dan membaca. Hal itu lah yang sedaritadi dituliskan dalam karay critical review kali ini. Dengan membaca seseorang dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak ketahui. Sebagai sumber pengetahuan, secara otomatis buku berfungsi menyimpan pengetahuan yang ideal karena tahan lama dan mudah dibawa kemana saja dan sebagai sumber kreativitas seseorang. Untuk itu orang harus banyak – banyak membaca buku.
            Ketika kita menulis tujuannya bukanlah untuk menyombongkan diri dengan cara memamerkan kepintaran kita atau sebagainya, namun kesombongan itu kadang juga bisa ditemui dalam diri seorang penulis. Penulis adalah sebuah profesi dimana dirinya mampu mengungkapkan imajinasi dan kreativitasnya dalam bentuk karya tulis sehingga ketika kita membacanya kita akan merasakan  kenyamanan dan kita pun mampu untuk memahami makna – makna yang dituliskan.
            Jika membaca adalah proses untuk membuka jendela dunia, melihat wawasan yang ada dan menjadikannya sebagai khazanah pribadi, maka menulis adalah proses menyajikan kembali khazanah tersebut kepada masyarakat luas.

KESIMPULAN          :
Membaca adalah suatu cara untuk kita mendapatkan segudang informasi tentang dunia ini dari sesuatu yang telah ditulis. Buku adalah sebagai sumber ilmu pengetahuan. Sebuah buku akan dapat mempengaruhi para pembaca apabila tingkat dari kesadaran saat membaca sebuah buku yang begitu bisa memprovokasi pembacanya, maksudnya disini ialah seorang pembaca haruslah kuat dan tidak akan mudah goyah atau percaya dengan semua buku yang mereka baca. Karena ketika seorang pembaca mengkritisi suatu karya tulis maka hal tersebutlah yang akan menuntun seorang pembaca kritis menjadi seorang penulis yang kritis.

Referensi         :

1 komentar:

  1. thesis statement kamu di par pertama kurang nampak kurang komstruktif. Coba mainkan lompatan gagasan kamu dengan lebih teratur, dan di beberapa tempat bis dilempar keras gagasan itu agar pembaca punya sensasi yang 'gila' ketika membca artikel kamu. Posisi kamu sebagai kriitkus belum mewujud nyata kayanya

    BalasHapus

a space for comment and critic