Di dalam sebuah peradaban, terjadi
berbagai macam aktivitas manusia. Aktivitas tersebut berpengaruh besar terhadap
perkembangan sebuah bangsa dimana menghasilkan suatu budaya sebagai ciri
keberadaan sebuah peradaban. Salah satu ciri dari peradaban adalah tulisan.
Melalui tulisan, sejarah atau kehidupan masa lalu dapat diketahui dan
dipelajari. Hal itu karena tulisan adalah sebuah bukti akurat bahwa sebuah
kejadian pernah ada di masa silam. Selain itu, untuk membuka pintu dari sebuah
tulisan kita harus bisa membaca. Seperti sebuah pepatah mengatakan bahwa
membaca adalah kunci sebuah pengetahuan. Bahkan dalam islam, wahyu pertama yang
diterima Rasulullah SAW yaitu beliau diperintahkan untuk membaca. Fenomena
tersebut menunjukkan betapa pentingnya kegiatan tersebut. Sementara hasil dari kedua kegiatan tersebut
adalah peradaban.
Adanya tulisan dimulai sejak zaman sebelum masehi dan berupa simbol-simbol yang berbeda dengan abjad atau huruf yang digunakan pada masa sekarang ini. Negeri yang sangat terkenal akan peradabannya dan peninggalan sejarah yang begitu menakjubkan adalah Mesir dan Romawi. Peninggalan dan pengaruh dari kedua bangsa tersebut masih sangat terasa sampai sekarang. Di Amerika sendiri selain peninggalan suku Maya, saya tertarik dengan sebuah peradaban dari suku Inka yang berlokasi di Peru, Lima. Bahkan saya sempat membaca bahwa disana terdapat sebuah kota yang sempat hilang karena penjajahan spanyol. Kota tersebut bernama Maccu Piccu yang ditinggalkan oleh penduduknya pada masa pemerintahan Tupac Inka Yupanqui. Saya sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada peradaban bangsa tersebut. Sedangkan yang saya temukan di internet hanyalah sedikit informasi akurat dan selebihnya berisi spekulasi-spekulasi yang kekurangan bukti. Hal yang membuat saya penasaran akan hal itu karena disebutkan bahwa suku Inka sendiri memiliki peradaban yang sangat maju pada masa itu, terutama pada system irigasinya dan juga pertahanannya pun cukup canggih, akan tetapi anehnya bisa ditaklukkan oleh bangsa spanyol. Mungkin dari kejadian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa kemajuan intelektual itu diperlukan. Salah satunya yakni pekembangan budaya literasi di suatu bangsa.
Berbicara soal tulisan, dalam sebuah drama korea yang mengambil kisah seorang raja yang paling berhasil pada dinasti Joseon, ada seorang raja besar yang bernama king Sukjong. Raja Sukjong sendiri merupakan seorang yang sangat cerdas dan pandai dalam mengatasi masalah Negara dan politik saat itu. Ia mampu memegang kendali Negara dan menyeimbangkan pemerintahan antara fraksi Noron dan fraksi Soron yang saat itu selalu bersengketa dalam memperebutkan kekuasaan di dalam pemerintahan. Pada suatu ketika, ia menurunkan jabatan permaisurinya dan digantikan oleh seorang selir yang dicintainya. Pada saat itu diyakini bahwa insiden tersebut merupakan konspirasi dari fraksi Soron yang mendukung selir istana tersebut. Sementara sang permaisuri dan fraksi Noron sebagai pendukungnya kehilangan kendali di pemerintahan dan sang permaisuri diasingkan dari istana. Namun, fraksi Noron tidak berputus asa dan berusaha memulihkan kekuatan mereka. Pada saat itu ada seorang sastrawan yang menulis sebuah novel tentang raja tersebut beserta selir dan permaisurinya. Dalam novel tersebut diceritakan bahwa raja tersebut adalah seorang laki-laki yang meninggalkan istri yang sangat bijak demi seorang selir yang sangat jahat. Novel tersebut beredar di ibu kota dan menimbulkan reaksi pada seluruh rakyat. Bahkan, para sarjana berdemonstrasi dan mengajukan petisi untuk mengembalikan permaisuri yang diasingkan itu ke posisi semula dan menurunkan tahta permaisuri yang tadinya selir tersebut. Hal itu menyebabkan keguncangan terhadap kestabilan Negara. Pada akhirnya, permaisuri yang dibuang alias queen Inhyeon dikembalikan ke posisinya sebagai ratu dan selir istana yang bernama Jang Ok Jung diturunkan dari posisi ratu ke posisi selir tingkat satu Jang Hee Bin. Kemudian di akhir cerita tersebut, queen Inhyeon meninggal secara misterius dan diduga kematiannya itu akibat ulah selir Jang Hee Bin yang akhirnya ia dihukum mati dengan racun. Kedua wanita tersebut sangat terkenal dalam sejarah dan kisahnya sudah banyak dipublikasikan dengan berbagai versi. Dari cerita tersebut, dapat kita ketahui bahwa sebuah tulisan dapat sangat berpengaruh dalam sebuah Negara. Bayangkan saja, hanya karena sebuah novel kestabilan suatu Negara dapat sangat terguncang. Hal itu membuktikan bahwa tulisan dapat mempengaruhi pikiran pembaca dan mensugestikan mereka untuk bertindak sesuatu sesuai dengan tujuan yang tersirat dalam tulisan tersebut.
Beranjak dari pembahasan tersebut,
yuk tengok apa yang dikatakan oleh Howard Zinn dalam tulisannya yang berjudul “Speaking Truth to Power with Books”. Tulisan
tersebut berisi tentang bagaimana sebuah tulisan bekerja dalam hal mengubah
hidup seseorang. Bagaimana bisa hal itu terjadi? Dan mengapa hal itu terjadi?
Sebuah tulisan, tanpa kita sadari mempunyai power yang sangat besar dalam
kehidupan kita. Seperti apa yang dikatakan Howard bahwa banyak orang menyatakan
bahwa sebuah buku telah mempengaruhi hidup mereka. Itu artinya, tulisan yang
mereka baca dapat diterima oleh nalar mereka dan menjadi motivator atau
pendukung kemunculan sikap dari alam bawah sadar kita yang tidak pernah
terealisasikan sebelumnya. Sebuah buku mempunyai beberapa hal untuk mengubah
kesadaran seseorang. Sebuah buku dapat berisi sesuatu yang dapat memunculkan
atau menawarkan ide-ide baru yang tidak pernah terpikirkan oleh pembaca. Hal
itu akan menjadi sebuah motivasi atau alasan seseorang untuk mengubah hidupnya
melalui jalan pikirannya. Di sekolah-sekolah pun, kita semua belajar segalanya
dari buku atau tulisan. Dan dari tulisan tersebut, muncul ide-ide atau
pemikiran-pemikiran baru dalam otak kita.
Meskipun buku dapat mempengaruhi
jalan pemikiran seseorang, ada kalanya sebuah buku tidak dapat diterima oleh
kita. Tentunya buku atau tulisan yang tidak sejalan dengan pemikiran kita.
Seperti halnya yang dialami oleh Howard Zinn ketika ia mencoba mengungkapkan
kebenaran tentang Christopher Columbus yang telah dikenal sebagai seorang
pahlawan dalam bukunya yang berjudul “A
People’s History of the United States”. Sebagian pembaca tidak menerima
tulisan tersebut karna dalam pikiran mereka, mereka tidak mempercayai adanya
sisi gelap dari seorang pahlawan. Padahal apa yang ditulis oleh Howard Zinn itu
mungkin saja benar. Kemungkinan-kemungkinan dalam sejarah itu bisa saja ada.
Hanya saja, hal-hal seperti itu tidak tertulis atau memang sengaja
disembunyikan. Menulis mengenai kebenaran atau fakta memiliki dua kemungkinan
respon. Yang pertama, bisa saja pembaca berpikiran bahwa mereka menemukan fakta
baru mengenai hal tersebut dan dapat menerima tulisan kita. Sementara
kemungkinan lainnya yakni kita dianggap sebagai provokator yang mencoba
mencemarkan sesuatu yang baik. Di Negara kita sendiri pernah ada sebuah buku
yang dilarang beredar. Mungkin sebagian orang pernah mengetahui sebuah buku
yang berjudul “Gurita Cikeas”. Buku
tersebut pernah menjadi perbincangan di layar kaca karena isinya. Bahkan sempat
ditarik dari pasaran. Buku tersebut berisi kebenaran-kebenaran yang ditentang
karena dianggap mencemarkan nama baik dan tidak sesuai fakta. Itu menunjukkan
bahwa buku tersebut dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi seseorang yang
tercantum dalam konten tersebut.
Dari apa yang disampaikan Howard
Zinn dalam tulisannya itu, ia telah memaparkan apa-apa saja dampak dari
keberadaan sebuah buku dan pengaruh isinya terhadap semua orang. Ia beranggapan
bahwa berbicara kebenaran dalam sebuah buku itu sangat penting.
Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada pembaca dalam merespon tulisan
semacam itu pun telah ia beberkan menurut apa yang ia alami ketika mengeluarkan
pernyataan mengenai Christopher Colombus. Ia pun menyadari apa yang ia tulis
akan menjadi bahan controversial. Namun, disini saya tidak menemukan tips untuk
menulis mengenai kebenaran. Jika sebuah buku yang berisi tentang kebenaran itu
tidak dapat diterima dan menimbulkan konflik, tentunya hal itu memerlukan
penyelesaian bukan? Setiap dampak negative dari suatu kejadian itu menurut saya
memerlukan penyelesaiannya. Jadi bukan sekedar membuat sebuah tulisan dan
dipublikasikan tanpa menghiraukan akibatnya. Tentunya kita perlu menyusun
antisipasi untuk hal tersebut. Meskipun pembaca telah mengklarifikasi kebenaran
tersebut, tetap saja ada kemungkinan terjadinya masalah. Kebenaran memang perlu
diungkapkan, namun kita juga harus mempertimbangkan hal itu dengan baik dan
mengambil jalan yang sekiranya dapat diterima di pikiran pembaca dan tidak
menimbulkan reaksi berlebihan. Hal itu karena setiap orang memiliki cara
pandang yang berbeda dalam menilai suatu masalah. Kita seharusnya mengerti akan
hal itu. Memuaskan hati pembaca melalui tulisan kita itu tidak mudah. Maka dari
itu, meskipun kebenaran yang kita tulis itu kita publikasikan, tetap saja kita
harus berusaha agar tulisan kita itu tidak menyinggung suatu pihak.
Selain itu, tidak semua tulisan yang
berdasarkan kebenaran itu positif dan bersifat baik. Ada kalanya demi mencapai
tujuan yang baik, kita perlu melakukan white
lie. Jadi, dalam menulis sebuah tulisan, kita perlu mempertimbangkan dampak
yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut. Meskipun kebenaran itu memang sesuatu
yang harus diungkapkan dan tidak boleh disembunyikan. Jadi intinya kita perlu
menggunakan tulisan sebagai power yang membangun dan bukan sebagai penyebab
bencana. Mungkin sejarah pun demikian, beberapa kebenaran bisa saja
disembunyikan untuk kebaikan dan kelangsungan hidup kita. Seperti kasus
Christopher Colombus, mungkin saja fakta-fakta buruk tentangnya sengaja
dibumihanguskan untuk kebaikan semua orang. Atau bisa jadi untuk kepentingan
pribadi. Apapun alasannya, yang penting minumnya teh botol sosro.
Berhati-hati dalam menulis sebuah
tulisan itu sangat diperlukan. Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa
pikiran setiap orang itu berbeda-beda. Oleh karena itu, jika suatu saat kita
menulis sebuah tulisan sebaiknya kita memahami karakter masyarakat. Mengungkap
sebuah fakta harus didasari dengan bukti-bukti yang kuat dan kecil
kemungkinannya untuk dibantah. Hal itu akan menjadikan tulisan yang kita tulis
menjadi berkualitas dan dapat diterima nalar pembaca. Meskipun tidak seratus
persen, paling tidak 51% berbanding 49% atau lebih spektakuler lagi jika 99%
pembaca dapat menerima tulisan kita. Kemudian menurut apa yang saya pelajari
dalam tulisan Howard Zinn, kita perlu menulis sebuah tulisan yang berisi banyak
stimulus baik bagi pembaca. Tulisan yang mampu mengubah cara pandang pembaca
dan memotivasi mereka untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya. Seperti
zaman dahulu kala, guna membentuk karakter suatu bangsa, banyak diciptakan
buku-buku doktrin untuk dikonsumsi oleh masyarakat dalam rangka pembentukan
pola pikir. Bahkan di beberapa wilayah, paham-paham seperti itu dijadikan
sumber hukum bagi mereka. Salah satunya adalah al-Qur’an. Meskipun itu adalah
kitab suci dalam suatu agama, namun tetap saja pada intinya berisi mengenai
doktrin atau hal-hal yang harus dipatuhi.
Sejatinya, tulisan merupakan sebuah
rekaman atas suatu kejadian dari masa lampau yang terus berjalan sampai
sekarang dan masa yang akan datang.bukanhanya itu saja, tulisan juga bisa
diartikan sebagai segala ungkapan dari apa yang ada dalam pikiran kita. Oleh
karena itu, kita sebagai pembaca pun perlu mengklarifikasi sebuah tulisan guna
mendapatkan informasi yang akurat. Melalui tulisan, kita dapat melihat kejadian
tanpa perlu berada di tempat kejadian. Selain itu, kita juga dapat
mengulang rekaman tersebut
sewaktu-waktu. Namun, pada zaman canggih seperti sekarang ini, saya penasaran
akan menjadi sejarah seperti apa zaman ini. Apakah orang-orang di masa depan
akan melihat sejarah kita lewat tulisan? Atau mungkin melalui video dan
gambar-gambar yang kita buat saat ini?
Selain tulisan-tulisan yang mencatat
kejadian-kejadian di masa lalu atau prediksi-prediksi masa depan, tulisan yang
bersumber dari pemikiran kita juga sama berpengaruhnya. Seperti misalnya karangan-karangan
novel, komik, motivasi, dan sebagainya. Tulisan-tulisan semacam itu juga
diperlukan dalam perkembangan masyarakat. Hal itu menunjukkan kemajuan budaya
literasi ataupun literatur. Dari hal-hal tersebut, pembaca dapat berimajinasi
positif dalam rangka menggambarkan apa yang terjadi dalam tulisan tersebut. Hal
itu sangat berguna untuk melatih otak kita untuk berpikir. Buku-buku science
juga tidak kalah pentingnya dalam peredarannya. Bahkan mungkin sebagian orang
menganggap bahwa buku-buku science merupakan jenis buku yang paling penting
dari buku-buku lainnya, karena mereka berisi tentang pengetahuan-pengetahuan
yang perlu diketahui oleh manusia. Intinya, jenis buku apapun jika isinya baik
untuk dipelajari maka dapat dikatakan bawa buku tersebut layak dikonsumsi
masyarakat.
Kegiatan baca-tulis atau literasi
sangat penting dibudidayakan dalam kehidupan kita. Setiap individu, diharuskan
memiliki kemampuan literasi dalam berbaur dengan masyarakat. Saking pentingnya
kegiatan tersebut, tidak ada kata tidak bisa untuk mereka tang memiliki
kekurangan dalam hal fisik. Mereka tetap bisa membaca dan menulis menggunakan
huruf Braille. Fenomena tersebut menunjukkan betapa pentingnya literasi di
kehidupan kita, karena budaya literasi dapat mempengaruhi suatu peradaban. Sehingga
mereka yang mempunyai kekupangan dapat ikut andil dalam kegiatan tersebut. Oleh
karena itu, tidak ada alasan untuk tidak membiasakan budaya literasi. Bahkan,
beberapa tokoh besar dunia ternyata memiliki kekurangan disbanding mereka yang
kelima indranya berfungsi dengan baik. Kita dapat belajar dari perjalanan berat
yang mereka tempuh.
Tulisan sendiri memiliki power yang
sangat besar untuk mempengaruhi jalan pikiran seseorang. Dari zaman dahulu
sampai sekarang, tulisan masih memiliki pengaruh besar terhadap peradaban. Hal
itu juga menjadi alasan mengapa ada mata kuliah writing di perguruan tinggi. Dengan
tulisan kita bisa mempengaruhi orang lain. Tulisan merupakan media terefektif
sebagai penggerak sebuah aktivitas. Seseorang yang suka membaca dan menulis
dapat dipastikan memiliki pemikiran yang canggih dalam menanggapi sebuah wacana,
karena mereka sudah terbiasa menanggapi berbagai macam tulisan. Jadi,
sinkronisasi sel-sel di otak mereka lebih cepat daripada orang yang jarang
menggunakan otaknya untuk berpikir. Negara-negara maju yang kita ketahui saat
ini, mereka memiliki masyarakat yang memiliki kesadaran literasi tinggi. Maka
dari itu mereka dapat berkembang dengan pesat. Sementara Negara kita yang
seharusnya berkecukupan malah tertinggal jauh dari mereka. Hal itu karena
kemampuan literasi masyarakat kita terbilang kurang dan akhirnya kurang cakap
dalam berdiplomasi sehingga berujung pada kekalahan argument dengan Negara
lain. Sementara ini, seperti itulah yang saya yakini sampai saat ini sejak saya
mengetahui betapa pentingnya budaya litersi.
Kembali pada tulisan Howard Zinn
mengenai bagaimana sebuah buku dapat mempengaruhi jalan pikiran kita. Mula-mula
bagaimana membentuk sebuah keterkaitan antara bagaimana buku-buku tersebut
berpengaruh terhadap kita dan apa yang kemudian kita lakukan. Setelah itu
keterkaitan antara apa yang kita lakukan dengan apa yang orang lain lakukan.
Kemudian keterkaitan antara apa yang orang lain lakukan dengan apa yang terjadi
di dunia ini. Begitulah cara kerja sebuah buku atau tulisan dapat merubah
dunia. Melalui pergerakan secara kompak dan saling terkait antar individu
sehingga menghasilan sebuah perubagan terhadap dunia. Itu artinya, kita tidak
dapat berpengaruh apapun terhadap apapun ketika kita sendirian. Kita dapat
mewujudkan sesuatu yang besar melalui orang lain dengan tujuan yang sama.
Begitulah cara kerjanya.
Sebuah tulisan pasti memberikan
pengaruh terhadap pembacanya meskipun sedikit. Sama halnya dengan tulisan yang
ditulis oleh Howard Zinn yang berjudul “Speaking
Truth to Power with Books” yang saya baca dan review ini. Tentunya tulisan
itu mempengaruhi pemikiran saya dan memunculkan ide-ide baru dalam kepala saya
sehingga saya dapat menulis review ini. Hal itu membuktikan bahwa sebuah
tulisan memang benar-benar memiliki kemampuan dalam mempengaruhi seseorang.
Namun, bahaya sekali jika kita terpengaruh oleh tulisan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Faktanya, selain mengungkap kebenaran,
tulisan juga dapat memutarbalikkan fakta. Hal itu tergantung pada purpose si
penulis dalam menulis sebuah tulisan. Disinilah peran kita sebagai pembaca
harus cerdas dalam memilih sebuah tulisan untuk dibaca dan jangan mudah
terpengaruh secara mentah-mentah dengan apa yang dikemukakan dari sebuah
tulisan. Mencari referensi yang berkaitan dengan tulisan yang kita baca bisa
dijadikan cara jitu untuk memahami dan menanggapi sebuah tulisan.
Begitu pentingnya literasi untuk perkembangan sebuah bangsa, kita dapat mengerti mengapa bangsa kita begitu lama mau dijajah oleh belanda. Bayangkan saja, pada masa penjajahan belanda bangsa Indonesia tidak diperbolehkan mendapat pendidikan kecuali para bangsawan atau pejabat. Hal itu karena mereka takut jika bangsa kita mendapat pendidikan, maka kita akan memberontak untuk merdeka. Coba kita bandingkan Indonesia dengan Korea. Kemerdekaan antara kedua Negara ini hanya berbeda dua hari saja, namun mengapa perbedaan perkembangannya begiu jauh? Itu karena Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun, sedangkan Korea dijajah oleh Jepang hanya selama 3,5 tahun saja. Selain itu, Korea merupakan Negara yang maju dalam hal budaya, literasi dan ilmu pengetahuannya sejak zaman dulu kala. Hal itulah yang membuat saya begitu tertarik dari Negara tersebut dan berharap bangsa kita memiliki pemikiran seperti bangsa-bangsa timur yang termasuk sebagai Negara maju di Asia.
Pada episode terakhir dari critical review
ini saya ingin menegaskan kembali bahwa sebuah tulisan itu berpotensi
mempengaruhi pembacanya. Hal itu disebabkan bahwa di dalam sebuah tulisan
terdapat ide-ide baru yang dapat kita cari dan manfaatkan. Sebuah tulisan juga
dapat menjadi motivator atau stimulus untuk mensugesti pikiran kita agar
bersikap sesuai apa yang diinginkan oleh tulisan tersebut. Selain itu,
kebenaran sebuah tulisan harus dapat dipertangungjawabkan. Selain itu, diusahakan
untuk memberikan dampak positif pada sebuah tulisan yang kita tulis ataupun kit
abaca. Keberadaan dan kejayaan suatu bangsa tergantung pada kemampuan literasi
masyarakatnya. Maka dari itu, kita harus menjadi seorang yang cerdas dalam
menaggapi sebuah wacana. Demikian critical review terakhir yang saya tulis menggunakan
bahasa Indonesia.
References :
1. Teks Speaking Truth to Power with Books by Howard Zinn
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Joseon
References :
1. Teks Speaking Truth to Power with Books by Howard Zinn
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Joseon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic