We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 03 Maret 2014

Influence of Literacy in the World




Critical Review

            Di dalam sebuah peradaban, terjadi berbagai macam aktivitas manusia. Aktivitas tersebut berpengaruh besar terhadap perkembangan sebuah bangsa dimana menghasilkan suatu budaya sebagai ciri keberadaan sebuah peradaban. Salah satu ciri dari peradaban adalah tulisan. Melalui tulisan, sejarah atau kehidupan masa lalu dapat diketahui dan dipelajari. Hal itu karena tulisan adalah sebuah bukti akurat bahwa sebuah kejadian pernah ada di masa silam. Selain itu, untuk membuka pintu dari sebuah tulisan kita harus bisa membaca. Seperti sebuah pepatah mengatakan bahwa membaca adalah kunci sebuah pengetahuan. Bahkan dalam islam, wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW yaitu beliau diperintahkan untuk membaca. Fenomena tersebut menunjukkan betapa pentingnya kegiatan tersebut.  Sementara hasil dari kedua kegiatan tersebut adalah peradaban.
           
   Adanya tulisan dimulai sejak zaman sebelum masehi dan berupa simbol-simbol yang berbeda dengan abjad atau huruf yang digunakan pada masa sekarang ini. Negeri yang sangat terkenal akan peradabannya dan peninggalan sejarah yang begitu menakjubkan adalah Mesir dan Romawi. Peninggalan dan pengaruh dari kedua bangsa tersebut masih sangat terasa sampai sekarang.  Di Amerika sendiri selain peninggalan suku Maya, saya tertarik dengan sebuah peradaban dari suku Inka yang berlokasi di Peru, Lima. Bahkan saya sempat membaca bahwa disana terdapat sebuah kota yang sempat hilang karena penjajahan spanyol. Kota tersebut bernama Maccu Piccu yang ditinggalkan oleh penduduknya pada masa pemerintahan Tupac Inka Yupanqui. Saya sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada peradaban bangsa tersebut. Sedangkan yang saya temukan di internet hanyalah sedikit informasi akurat dan selebihnya berisi spekulasi-spekulasi yang kekurangan bukti. Hal yang membuat saya penasaran akan hal itu karena disebutkan bahwa suku Inka sendiri memiliki peradaban yang sangat maju pada masa itu, terutama pada system irigasinya dan juga pertahanannya pun cukup canggih, akan tetapi anehnya bisa ditaklukkan oleh bangsa spanyol.  Mungkin dari kejadian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa kemajuan intelektual itu diperlukan. Salah satunya yakni pekembangan budaya literasi di suatu bangsa.
         
     Berbicara soal tulisan, dalam sebuah drama korea yang mengambil kisah seorang raja yang paling berhasil pada dinasti Joseon, ada seorang raja besar yang bernama king Sukjong. Raja Sukjong sendiri merupakan seorang yang sangat cerdas dan pandai dalam mengatasi masalah Negara dan politik saat itu. Ia mampu memegang kendali Negara dan menyeimbangkan pemerintahan antara fraksi Noron dan fraksi Soron yang saat itu selalu bersengketa dalam memperebutkan kekuasaan di dalam pemerintahan. Pada suatu ketika, ia menurunkan jabatan permaisurinya dan digantikan oleh seorang selir yang dicintainya. Pada saat itu diyakini bahwa insiden tersebut merupakan konspirasi dari fraksi Soron yang mendukung selir istana tersebut. Sementara sang permaisuri dan fraksi Noron sebagai pendukungnya kehilangan kendali di pemerintahan dan sang permaisuri diasingkan dari istana. Namun, fraksi Noron tidak berputus asa dan berusaha memulihkan kekuatan mereka. Pada saat itu ada seorang sastrawan yang menulis sebuah novel tentang raja tersebut beserta selir dan permaisurinya. Dalam novel tersebut diceritakan bahwa raja tersebut adalah seorang laki-laki yang meninggalkan istri yang sangat bijak demi seorang selir yang sangat jahat. Novel tersebut beredar di ibu kota dan menimbulkan reaksi pada seluruh rakyat. Bahkan, para sarjana berdemonstrasi dan mengajukan petisi untuk mengembalikan permaisuri yang diasingkan itu ke posisi semula dan menurunkan tahta permaisuri yang tadinya selir tersebut. Hal itu menyebabkan keguncangan terhadap kestabilan Negara. Pada akhirnya, permaisuri yang dibuang alias queen Inhyeon dikembalikan ke posisinya sebagai ratu dan selir istana yang bernama Jang Ok Jung diturunkan dari posisi ratu ke posisi selir tingkat satu Jang Hee Bin. Kemudian di akhir cerita tersebut, queen Inhyeon meninggal secara misterius dan diduga kematiannya itu akibat ulah selir Jang Hee Bin yang akhirnya ia dihukum mati dengan racun. Kedua wanita tersebut sangat terkenal dalam sejarah dan kisahnya sudah banyak dipublikasikan dengan berbagai versi. Dari cerita tersebut, dapat kita ketahui bahwa sebuah tulisan dapat sangat berpengaruh dalam sebuah Negara. Bayangkan saja, hanya karena sebuah novel kestabilan suatu Negara dapat sangat terguncang. Hal itu membuktikan bahwa tulisan dapat mempengaruhi pikiran pembaca dan mensugestikan mereka untuk bertindak sesuatu sesuai dengan tujuan yang tersirat dalam tulisan tersebut.
            Beranjak dari pembahasan tersebut, yuk tengok apa yang dikatakan oleh Howard Zinn dalam tulisannya yang berjudul “Speaking Truth to Power with Books”. Tulisan tersebut berisi tentang bagaimana sebuah tulisan bekerja dalam hal mengubah hidup seseorang. Bagaimana bisa hal itu terjadi? Dan mengapa hal itu terjadi? Sebuah tulisan, tanpa kita sadari mempunyai power yang sangat besar dalam kehidupan kita. Seperti apa yang dikatakan Howard bahwa banyak orang menyatakan bahwa sebuah buku telah mempengaruhi hidup mereka. Itu artinya, tulisan yang mereka baca dapat diterima oleh nalar mereka dan menjadi motivator atau pendukung kemunculan sikap dari alam bawah sadar kita yang tidak pernah terealisasikan sebelumnya. Sebuah buku mempunyai beberapa hal untuk mengubah kesadaran seseorang. Sebuah buku dapat berisi sesuatu yang dapat memunculkan atau menawarkan ide-ide baru yang tidak pernah terpikirkan oleh pembaca. Hal itu akan menjadi sebuah motivasi atau alasan seseorang untuk mengubah hidupnya melalui jalan pikirannya. Di sekolah-sekolah pun, kita semua belajar segalanya dari buku atau tulisan. Dan dari tulisan tersebut, muncul ide-ide atau pemikiran-pemikiran baru dalam otak kita.
            Meskipun buku dapat mempengaruhi jalan pemikiran seseorang, ada kalanya sebuah buku tidak dapat diterima oleh kita. Tentunya buku atau tulisan yang tidak sejalan dengan pemikiran kita. Seperti halnya yang dialami oleh Howard Zinn ketika ia mencoba mengungkapkan kebenaran tentang Christopher Columbus yang telah dikenal sebagai seorang pahlawan dalam bukunya yang berjudul “A People’s History of the United States”. Sebagian pembaca tidak menerima tulisan tersebut karna dalam pikiran mereka, mereka tidak mempercayai adanya sisi gelap dari seorang pahlawan. Padahal apa yang ditulis oleh Howard Zinn itu mungkin saja benar. Kemungkinan-kemungkinan dalam sejarah itu bisa saja ada. Hanya saja, hal-hal seperti itu tidak tertulis atau memang sengaja disembunyikan. Menulis mengenai kebenaran atau fakta memiliki dua kemungkinan respon. Yang pertama, bisa saja pembaca berpikiran bahwa mereka menemukan fakta baru mengenai hal tersebut dan dapat menerima tulisan kita. Sementara kemungkinan lainnya yakni kita dianggap sebagai provokator yang mencoba mencemarkan sesuatu yang baik. Di Negara kita sendiri pernah ada sebuah buku yang dilarang beredar. Mungkin sebagian orang pernah mengetahui sebuah buku yang berjudul “Gurita Cikeas”. Buku tersebut pernah menjadi perbincangan di layar kaca karena isinya. Bahkan sempat ditarik dari pasaran. Buku tersebut berisi kebenaran-kebenaran yang ditentang karena dianggap mencemarkan nama baik dan tidak sesuai fakta. Itu menunjukkan bahwa buku tersebut dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi seseorang yang tercantum dalam konten tersebut.
            Dari apa yang disampaikan Howard Zinn dalam tulisannya itu, ia telah memaparkan apa-apa saja dampak dari keberadaan sebuah buku dan pengaruh isinya terhadap semua orang. Ia beranggapan bahwa berbicara kebenaran dalam sebuah buku itu sangat penting. Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada pembaca dalam merespon tulisan semacam itu pun telah ia beberkan menurut apa yang ia alami ketika mengeluarkan pernyataan mengenai Christopher Colombus. Ia pun menyadari apa yang ia tulis akan menjadi bahan controversial. Namun, disini saya tidak menemukan tips untuk menulis mengenai kebenaran. Jika sebuah buku yang berisi tentang kebenaran itu tidak dapat diterima dan menimbulkan konflik, tentunya hal itu memerlukan penyelesaian bukan? Setiap dampak negative dari suatu kejadian itu menurut saya memerlukan penyelesaiannya. Jadi bukan sekedar membuat sebuah tulisan dan dipublikasikan tanpa menghiraukan akibatnya. Tentunya kita perlu menyusun antisipasi untuk hal tersebut. Meskipun pembaca telah mengklarifikasi kebenaran tersebut, tetap saja ada kemungkinan terjadinya masalah. Kebenaran memang perlu diungkapkan, namun kita juga harus mempertimbangkan hal itu dengan baik dan mengambil jalan yang sekiranya dapat diterima di pikiran pembaca dan tidak menimbulkan reaksi berlebihan. Hal itu karena setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda dalam menilai suatu masalah. Kita seharusnya mengerti akan hal itu. Memuaskan hati pembaca melalui tulisan kita itu tidak mudah. Maka dari itu, meskipun kebenaran yang kita tulis itu kita publikasikan, tetap saja kita harus berusaha agar tulisan kita itu tidak menyinggung suatu pihak.
            Selain itu, tidak semua tulisan yang berdasarkan kebenaran itu positif dan bersifat baik. Ada kalanya demi mencapai tujuan yang baik, kita perlu melakukan white lie. Jadi, dalam menulis sebuah tulisan, kita perlu mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut. Meskipun kebenaran itu memang sesuatu yang harus diungkapkan dan tidak boleh disembunyikan. Jadi intinya kita perlu menggunakan tulisan sebagai power yang membangun dan bukan sebagai penyebab bencana. Mungkin sejarah pun demikian, beberapa kebenaran bisa saja disembunyikan untuk kebaikan dan kelangsungan hidup kita. Seperti kasus Christopher Colombus, mungkin saja fakta-fakta buruk tentangnya sengaja dibumihanguskan untuk kebaikan semua orang. Atau bisa jadi untuk kepentingan pribadi. Apapun alasannya, yang penting minumnya teh botol sosro.
            Berhati-hati dalam menulis sebuah tulisan itu sangat diperlukan. Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa pikiran setiap orang itu berbeda-beda. Oleh karena itu, jika suatu saat kita menulis sebuah tulisan sebaiknya kita memahami karakter masyarakat. Mengungkap sebuah fakta harus didasari dengan bukti-bukti yang kuat dan kecil kemungkinannya untuk dibantah. Hal itu akan menjadikan tulisan yang kita tulis menjadi berkualitas dan dapat diterima nalar pembaca. Meskipun tidak seratus persen, paling tidak 51% berbanding 49% atau lebih spektakuler lagi jika 99% pembaca dapat menerima tulisan kita. Kemudian menurut apa yang saya pelajari dalam tulisan Howard Zinn, kita perlu menulis sebuah tulisan yang berisi banyak stimulus baik bagi pembaca. Tulisan yang mampu mengubah cara pandang pembaca dan memotivasi mereka untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya. Seperti zaman dahulu kala, guna membentuk karakter suatu bangsa, banyak diciptakan buku-buku doktrin untuk dikonsumsi oleh masyarakat dalam rangka pembentukan pola pikir. Bahkan di beberapa wilayah, paham-paham seperti itu dijadikan sumber hukum bagi mereka. Salah satunya adalah al-Qur’an. Meskipun itu adalah kitab suci dalam suatu agama, namun tetap saja pada intinya berisi mengenai doktrin atau hal-hal yang harus dipatuhi.
            Sejatinya, tulisan merupakan sebuah rekaman atas suatu kejadian dari masa lampau yang terus berjalan sampai sekarang dan masa yang akan datang.bukanhanya itu saja, tulisan juga bisa diartikan sebagai segala ungkapan dari apa yang ada dalam pikiran kita. Oleh karena itu, kita sebagai pembaca pun perlu mengklarifikasi sebuah tulisan guna mendapatkan informasi yang akurat. Melalui tulisan, kita dapat melihat kejadian tanpa perlu berada di tempat kejadian. Selain itu, kita juga dapat mengulang  rekaman tersebut sewaktu-waktu. Namun, pada zaman canggih seperti sekarang ini, saya penasaran akan menjadi sejarah seperti apa zaman ini. Apakah orang-orang di masa depan akan melihat sejarah kita lewat tulisan? Atau mungkin melalui video dan gambar-gambar yang kita buat saat ini?
            Selain tulisan-tulisan yang mencatat kejadian-kejadian di masa lalu atau prediksi-prediksi masa depan, tulisan yang bersumber dari pemikiran kita juga sama berpengaruhnya. Seperti misalnya karangan-karangan novel, komik, motivasi, dan sebagainya. Tulisan-tulisan semacam itu juga diperlukan dalam perkembangan masyarakat. Hal itu menunjukkan kemajuan budaya literasi ataupun literatur. Dari hal-hal tersebut, pembaca dapat berimajinasi positif dalam rangka menggambarkan apa yang terjadi dalam tulisan tersebut. Hal itu sangat berguna untuk melatih otak kita untuk berpikir. Buku-buku science juga tidak kalah pentingnya dalam peredarannya. Bahkan mungkin sebagian orang menganggap bahwa buku-buku science merupakan jenis buku yang paling penting dari buku-buku lainnya, karena mereka berisi tentang pengetahuan-pengetahuan yang perlu diketahui oleh manusia. Intinya, jenis buku apapun jika isinya baik untuk dipelajari maka dapat dikatakan bawa buku tersebut layak dikonsumsi masyarakat.
            Kegiatan baca-tulis atau literasi sangat penting dibudidayakan dalam kehidupan kita. Setiap individu, diharuskan memiliki kemampuan literasi dalam berbaur dengan masyarakat. Saking pentingnya kegiatan tersebut, tidak ada kata tidak bisa untuk mereka tang memiliki kekurangan dalam hal fisik. Mereka tetap bisa membaca dan menulis menggunakan huruf Braille. Fenomena tersebut menunjukkan betapa pentingnya literasi di kehidupan kita, karena budaya literasi dapat mempengaruhi suatu peradaban. Sehingga mereka yang mempunyai kekupangan dapat ikut andil dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak membiasakan budaya literasi. Bahkan, beberapa tokoh besar dunia ternyata memiliki kekurangan disbanding mereka yang kelima indranya berfungsi dengan baik. Kita dapat belajar dari perjalanan berat yang mereka tempuh.
            Tulisan sendiri memiliki power yang sangat besar untuk mempengaruhi jalan pikiran seseorang. Dari zaman dahulu sampai sekarang, tulisan masih memiliki pengaruh besar terhadap peradaban. Hal itu juga menjadi alasan mengapa ada mata kuliah writing di perguruan tinggi. Dengan tulisan kita bisa mempengaruhi orang lain. Tulisan merupakan media terefektif sebagai penggerak sebuah aktivitas. Seseorang yang suka membaca dan menulis dapat dipastikan memiliki pemikiran yang canggih dalam menanggapi sebuah wacana, karena mereka sudah terbiasa menanggapi berbagai macam tulisan. Jadi, sinkronisasi sel-sel di otak mereka lebih cepat daripada orang yang jarang menggunakan otaknya untuk berpikir. Negara-negara maju yang kita ketahui saat ini, mereka memiliki masyarakat yang memiliki kesadaran literasi tinggi. Maka dari itu mereka dapat berkembang dengan pesat. Sementara Negara kita yang seharusnya berkecukupan malah tertinggal jauh dari mereka. Hal itu karena kemampuan literasi masyarakat kita terbilang kurang dan akhirnya kurang cakap dalam berdiplomasi sehingga berujung pada kekalahan argument dengan Negara lain. Sementara ini, seperti itulah yang saya yakini sampai saat ini sejak saya mengetahui betapa pentingnya budaya litersi.
            Kembali pada tulisan Howard Zinn mengenai bagaimana sebuah buku dapat mempengaruhi jalan pikiran kita. Mula-mula bagaimana membentuk sebuah keterkaitan antara bagaimana buku-buku tersebut berpengaruh terhadap kita dan apa yang kemudian kita lakukan. Setelah itu keterkaitan antara apa yang kita lakukan dengan apa yang orang lain lakukan. Kemudian keterkaitan antara apa yang orang lain lakukan dengan apa yang terjadi di dunia ini. Begitulah cara kerja sebuah buku atau tulisan dapat merubah dunia. Melalui pergerakan secara kompak dan saling terkait antar individu sehingga menghasilan sebuah perubagan terhadap dunia. Itu artinya, kita tidak dapat berpengaruh apapun terhadap apapun ketika kita sendirian. Kita dapat mewujudkan sesuatu yang besar melalui orang lain dengan tujuan yang sama. Begitulah cara kerjanya.
            Sebuah tulisan pasti memberikan pengaruh terhadap pembacanya meskipun sedikit. Sama halnya dengan tulisan yang ditulis oleh Howard Zinn yang berjudul “Speaking Truth to Power with Books” yang saya baca dan review ini. Tentunya tulisan itu mempengaruhi pemikiran saya dan memunculkan ide-ide baru dalam kepala saya sehingga saya dapat menulis review ini. Hal itu membuktikan bahwa sebuah tulisan memang benar-benar memiliki kemampuan dalam mempengaruhi seseorang. Namun, bahaya sekali jika kita terpengaruh oleh tulisan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Faktanya, selain mengungkap kebenaran, tulisan juga dapat memutarbalikkan fakta. Hal itu tergantung pada purpose si penulis dalam menulis sebuah tulisan. Disinilah peran kita sebagai pembaca harus cerdas dalam memilih sebuah tulisan untuk dibaca dan jangan mudah terpengaruh secara mentah-mentah dengan apa yang dikemukakan dari sebuah tulisan. Mencari referensi yang berkaitan dengan tulisan yang kita baca bisa dijadikan cara jitu untuk memahami dan menanggapi sebuah tulisan.
           
      Begitu pentingnya literasi untuk perkembangan sebuah bangsa, kita dapat mengerti mengapa bangsa kita begitu lama mau dijajah oleh belanda. Bayangkan saja, pada masa penjajahan belanda bangsa Indonesia tidak diperbolehkan mendapat pendidikan kecuali para bangsawan atau pejabat. Hal itu karena mereka takut jika bangsa kita mendapat pendidikan, maka kita akan memberontak untuk merdeka. Coba kita bandingkan Indonesia dengan Korea. Kemerdekaan antara kedua Negara ini hanya berbeda dua hari saja, namun mengapa perbedaan perkembangannya begiu jauh? Itu karena Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun, sedangkan Korea dijajah oleh Jepang hanya selama 3,5 tahun saja. Selain itu, Korea merupakan Negara yang maju dalam hal budaya, literasi dan ilmu pengetahuannya sejak zaman dulu kala. Hal itulah yang membuat saya begitu tertarik dari Negara tersebut dan berharap bangsa kita memiliki pemikiran seperti bangsa-bangsa timur yang termasuk sebagai Negara maju di Asia.
Pada episode terakhir dari critical review ini saya ingin menegaskan kembali bahwa sebuah tulisan itu berpotensi mempengaruhi pembacanya. Hal itu disebabkan bahwa di dalam sebuah tulisan terdapat ide-ide baru yang dapat kita cari dan manfaatkan. Sebuah tulisan juga dapat menjadi motivator atau stimulus untuk mensugesti pikiran kita agar bersikap sesuai apa yang diinginkan oleh tulisan tersebut. Selain itu, kebenaran sebuah tulisan harus dapat dipertangungjawabkan. Selain itu, diusahakan untuk memberikan dampak positif pada sebuah tulisan yang kita tulis ataupun kit abaca. Keberadaan dan kejayaan suatu bangsa tergantung pada kemampuan literasi masyarakatnya. Maka dari itu, kita harus menjadi seorang yang cerdas dalam menaggapi sebuah wacana. Demikian critical review terakhir yang saya tulis menggunakan bahasa Indonesia. 



References :
 
1. Teks Speaking Truth to Power with Books by Howard Zinn
2.  http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Joseon


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic