Pagi hari yang cerah tanggal 11 Maret 2014, mata kuliah yang sama
dan kelas yang sama yaitu writing. Mr. Lala
datang dengan sigap dan selalu on time memasuki ruang kelas, itu artinya secara
tidak langsung beliau mengajarkan kedisiplinan pada mahasiswanya agar tidak
telat dan disiplin waktu yang dimulai dari dosennya itu sendiri. Untuk contoh, ada suatu lembaga kursus yang
mana tutor itunya sendiri selalu telat ketika beliau akan mengajar maka dari
itu secara tidak langsung beliau mengajarkan leha-leha pada kami sebagai
muridnya.
Pagi itu dimulai dengan pembacaan slide yang di bacakan oleh dua
orang, yang mana slidenya berbunyi sebagai berikut:
Maksud dari isi
slide itu adalah kita semua hidup di ciptakan sebagai kaum peniru, dan hal
demikian adalah level yang masih minim untuk melanjutkan ke tahap
berikutnya. Tetapi pada faktanya
sekarang ini, kita semua sangat bangga dengan berada dalam posisi tersebut
bahkan sedikit agak sombong atas apa yang telah di raih dan di dapat. Melainkan kita itu harus memiliki
antrhopology dalam hal sesuatu, karena sesuatu itu harus kita gali lebih dalam
dan jangan dulu merasa puas dan bangga bahkan merasa sombong pun jangan. Kita itu harus meniru dengan tingkah nya
Howard Zinn, yang belum merasa puas atas apa yag di dapatkan hingga saat ini
karya beliau di puja karena itu adalah hasil dari jerih payah yang ia lakukan. Sudah jelas tertera dalam al-qur’an
bahwasannya kita itu jangan sombong atas segala sesuatu, melainkan harus
tawadhu dan toleransi.
Seperti halnya sama dengan yang telah di katakan oleh Fowler
(1996:10), sejarawan critical linguistik bertujuan untuk memahami nilai (norma)
yang mana norma itu adalah tiang pondasi sosial, ekonomi, formasi politik dan
secara diakronik mengubah dalam norma dan mengubah dalam formasi. Maksudnya, tugas kami sebagai mahasiswa yaitu
sama halnya dengan tugas ahli sejarah dengan cara mengubah norma dan mengubah
formasi dan ternyata attitude itu adalah nomor satu, jadi seharusnya penerapan
good values itu harus nya di tanamkan sejak dini. Misalnya, jangan keluar malam (karena orang
memiliki paradigma yang berbeda namun suka di kaitkan dengan hal mistis) padahal kenyataannya hal itu mengajarkan good
values tapi suka di katakan “pamali”, ketika melangkahi orang yang sedang duduk
di depan rumah sebagai adat ketimuran biasanya mengucapkan “punten” dan menyapa
(dalam hal tersebut di sunda disebut juga handap asor). Untuk melakukan hal demikian maka
dibutuhkannya kontinuitas secara diakronik.
Zaman sekarang dan zaman dahulu itu sangatlah berbeda 1800,
contohnya yaitu hamil di luar nikah dari yang tabu menjadi hal layak untuk di
perbincangkan. Pada zaman nabi, jika
terdapati hal demikian maka orang tersebut di rajam(di cammbuk sebanyak 80 kali
cambukan), di kubur setengah badan lalu di lempari batu pada kepalanya, atau di
asingkan selama dua tahun. Kenyataan
pada zaman sekarang yaitu di nikahkan dan orang sekitar menganggap hal demikian
itu adalah hal yang wajar. Maka dari itu, kita harus setting lagi
tingkat kepercayaan(tauhid) bahwasannya hal demikian itu tidak benar dan salah.
Kecemburuan adalah hal yang wajar, namun tergantung dari diri kita
menyikapi keadaan tersebut. Maka dari
itu harus dibentuk sebagai berikut:
BAGAN
|
Emulate Discover Create
|
Pengertian dari emulate, itu sendiri yaitu berusaha menyamai dengan
apa yang di inginkan untuk menyamai dengan orang yang kita inginkan. Setelah membentuk emulate, maka akan
terbentuk discover dan create yaitu menemukan dan membentuk. Jadi intinya harus
ada usaha awal yaitu emulate, setelah terbentu emulate maka terbentuklah
discover dan create dari bentuk real actionnya.
Dari ketiganya maka akan memberikan penerangan pada kegiatan literature
yaitu tanda bahwa mencintai dari ilmu pengetahuan, dan pengertian literature
pada zaman sekarang memiliki pengertian yang sangat luas.
Meneroka yaitu menopang, mendalami, meneropong. Hal ini terbukti pada writing section, yakni
hari kian hari, minggu kian minggu pada tiap pertemuannya memiliki misi yang
sangat berat untuk di pelajari beda halnya dengan phonology section. Bukti untuk memperkuat argumen ini adalah
dengan cara menuliskan 1000 kata dalam Bahasa Inggris untuk critical review
sebagai progress kelas. Tingkat
penilaiannya yaitu ada tiga yakni, meaning, weakness, dan ignorance. Penilaian writing tertinggi di tentukan oleh
level of relevance, rata-rata nilai writing di critical review yang pertama
yaitu:
C
|
87,97
|
B
|
82,38
|
A
|
84,36
|
D
|
84,06
|
Mengapa demikian? Karena kami itu memulainya pemberangkatan dengan
berbeda modal, yang di lakukan dalam writing class ini. Penyebabnya yaitu,
keterlenaan pada aspek visual. Semua
kelomopok bisa saja pada peringkat yang pertama namun ada sebagiannya yang
terlena oleh aspek visual. Misalnya
saja, orang awam berpendapat bahwa merokok itu adalah suatu hal yang keren dan
gagah. Padahal, belum tentu organ tubuh
bagian dalamnya bagus melainkan yang terjadi adalah kerusakan organ dalam
tubuhnya lama kelamaan asap tersebut mengendap dan tidak bisa di keluarkan kembali.
Progress kelas pun
di mulai, dengan menulis 1000 kata baik itu meneruskan tulisan yang kemarin
atau membuat judul dan paragrap yang baru.
Namun, yang berhasil di rekam dalam tulisan yaitu 148 kata. Temanya yaitu I had catching, syaratnya yaitu
di berikan judul yang pas (tidak kepanjangan) dan harus menarik tentunya harus
dapat di pahamai oleh pembaca, materinya harus berbobot di awal paragrap jika
awal gagal maka tidak akan lolos dalam tahap berikutnya. Writing thinking process jika masih gagal
bubuhi tanda”so, what test?” tetapi, jika lolos uji kasih tanda free test. Syarat untuk mendapatkan so what test? Yaitu:
1)
Lulus
uji how and why test? ( jangan terlalu terbbuka karena kita itu berfungsi
sebagai guide)
2)
Maka
secara keseluruhan harus di rombak kembali.
Pengertian dari so what test? Itu sendiri yaitu cita rasa tulisan
yang harus di klarifikasi akan terbentuk pada larger issues. Progress kelas yang berhasil saya rekam yaitu
sebagai berikut:
Hal yang demikian adalah
adalah merupakan ceruk-ceruk baru pengetahuan, seperti literasi, diakronik,
fakta Colombus yang dibahas oleh Howard Zinn dalam classroom discurse. Materi tersebut termasuk pada praktek
literasi atau litercy action, yang mana akan langsung di praktekan dalam
kehidupan sehari-hari. Maka akan
membentuk effordance and meaning potentials, artinya
yaitu akan menghasilkan potensi yang bermakna.
Untuk memproduksi semua teks yang telah di sajikan itu tidak
pernah netral, kami pun mencari sumber yang teraktual, tajam dan terpercaya. Seperti buku Chaedar Al-wasilah “Pokoknya
Literasi”, dan sumber internet sebagai sumber pendukung pada pendapat
kami. Namun, dalam hal ini menimbulkan
pro dan kontra. Maka dari itu hadirlah
motivasi ideologi tentang menulis, tujuannya yaitu agar tebebas dari segala
macam bentuk kebodohan sehingga manusia memiliki martabat kehidupan yang
manusiawi. Menurut paulo freire dan Ivan
Illich (1970) bahwa dunia pendidikan tidak pernah netral bahkan mengandung
benih-benih penindasan, kontroversi pun menggema. Pendapat tersebut menimbulkan
pro dan kontra yakni ada yang lainnya berpendapat bahwa pendidikan memang
mengandung “kepentingan-kepentingan” ideologis tertentu. Ini merajuk pada dunia pendidikan yang
berpijak dari kerangka wacana semisal positive logis, liberal, konservativ dan
anarkis, keduanya memulai dari paradigma strukturalisme ala Marxisme yang kerap
dipakai oleh para pemikir yang kritis adalah istilah ideologi pendidikan.
Menurut Marx, ideologi
politik pun tak pelak lagi sebagian besar merupakan pembenaran bagi materi atau
organisasi ekonomi masyarakat. Sedangkan
menurut Mannheim ideologi total “pada konsep ideologi tertentu” ia meminta
perhatian terhadap kenyataan bahwa ideologi paling bisa di fahami dalam proses
kesejarahan yang terbuka. Namun,
pandangan tersebut ternyata kurang memiliki bobot nilai sebab bagaimana pun
persoalan ideologi tidak terbatas pada politik negara, tapi juga di bidang
politik sosial dan kebudayaan.
Menurut Fowler (1996:12) ideologi adalah ketentuan keduanya dari
perantara dan sebuah instumen dari proses sejarah. Ideologi adalah omnipresent, dalam sebuah
text yang single seperti berbicara, text tulisan, kombinasi dari audio visual
dan non – visual. Sedangkan menurut
Fairclough (1989;1992;1995;2000; dalam Lehtonen 2000) adalah produksi teks yang
tidak pernah netral sedangkan menurut Alwasilah (2001) literasi itu tidak
pernah netral. Oleh karena itu, membaca
dan menulis selalu dalam motivasi ideologi.
Thesis statement adalah mempertanyakan keyakinan sebagai pembaca
dari pandangan, bentuk persuasi seringkali disebut argumen akademik, mengikuti
sebuah pola ramalan dalam writing.
Sebuah laporan singkat mengenalkan topik, cara pandang dalam mengarahkan
dan seringkali dalam satu kalimat. Kalimat
ini adalah thesis statement, melayani sebagai ringkasan dari argumen yang
membuat dalam sisa kertas. Thesis essay
adalah ide pokok thesis statement dari essay adalah satu atau dua kalimat
statement yang mengidentifikasi penulis topik dan opini penulis tentang topik.
Fungsi thesis statement ada dua yaitu:
1)
Penulis
membuat sebuah thesis untuk fokus terhadap subjek essay
2)
Kehadiran
dari sebuah thesis statement yang bagus membantu pembaca memahaminya.
Tanda kerumitan dalam thesis
yaitu hasil dari proses berfikir yang lama, sebelum mengembangkan sebuah
argumen dalam beberapa topik dapat di kumpulkan dan di organisasikan. Faktanya da kemungkinan hubungan antara fakta
yang diketahui (seperti perbandingan dan persamaan) dan berfikirtentang yang
penting dari hubungan ini.
Jadi, thesis intinya
adalah memberitahu pada pembaca
bagaimana menafsirkan secara signifikan dari bahan subjek dibawah naungan
diskusi adalah mind map dalam kata lain thesis adalah memberitahu pembaca untuk
menerka yang secara langsung menjawab pertanyaan dari penulis. Thesis adalah sebuah interpretasi dari subjek
atau dari sebuah pertanyaan yang memungkinkan menjadi dunia peperangan yang
kedua. Sebuah thesis harus menawarkan
cara memahami peperangan atau novel yang membuat sebuah tuntutan lain yang
memungkinkan perselisihan adalah kebiasaan sebuah kalimat single dalam paragrap
pertama menghadirkan argumen untuk pembaca.
Body of essay mengumpulkan dan mengorganisasikan fakta-fakta yang akan
mengajak pembaca dari logika interpretasi penulis.
Praktek literasi dengan cara membahas Colombus saat Colombus ada di
India, Mengapa Colombus ada di India?
India adalah nama lain dari Hindia, dan Colombus ada di sana karena
keadaan disana masih primitif. Dalam
pikiran Colombus belum pernah ada bangsa lain yang menginjakkan kakinya di
sana. Kehidupan disana masih menangkap
ikan dan kerang-kerangan dengan cara yang sederhana. Di Hindia Timur sumber rempah-rempah seperti
cengkeh, pala, lada dan kemenyan. Bukan
hanya itu saja melainkan perlengkapan senjatanya pun lebih canggih ketimbang
Amerika.
Mengulas sejarah yang real, merupakan salah satu bentuk literasi
yang kuat. Tugas dalam class writing
yaitu jika tidak bisa mengajak orang hanya dengan fakta-fakta saja maka itu
adalah sebuah kegagalan baginya. Contoh
persuasi oral yaitu debate, speech dan hal lainnya yang dilakukan oleh
verbal. Pengertian dari persuasi itu
sendiri yaitu, suatu bentuk karangan yang bertujuan mengajak seseorang
(pembaca) agar mau berbuat sesuatu yang sesuai dengan yang di tuliskan oleh
seorang penulis. Tujuannya, yaitu
penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan fakta dan bukti. Maka dalam hal ini persuasi dan fakta tidak
dapat di pisahkan.
Contoh paragrap persuasi yaitu :
Kita semua mengetahui bahawa kondisi lingkungan Kota Jakarta sudah
sangat memprihatinkan. Banyak sekali sungai yang kotor akibat pembuangan limbah
yang tidak teratur serta pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor yang
semakin banyak. Ini semua dapat menyebabkan gangguan bagi makhluk hidup di Kota
Jakarta, temasuk manusia. Pernapasan kita dapat terganggu dan keindahan Kota
Jakarta tercemar. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita sebagai penduduk
Kota Jakarta berusaha untuk melestarikan lingkungan kota ini dengan berbagai
macam usaha. Di antaranya adalah dengan penghijauan, pembuatan taman kota, dan
pelarangan membuang sampah di sembarang tempat. Ini semua dapat mengendalikan
keindahan Kota Jakarta.
Pada contoh
kalimat paragrap persuasi di atas, yaitu telah diketahui bahwa Jakarta adalah
kota yang rusak dan tidak sehat. Maka
dari itu, penulis mengajak untuk
menjaga, melestarikan Kota Jakarta.
Reading and
writing adalah merupakan motivasi dari ideologi tentang menulis, maka dari itu
persuading as a readernya dimana? Dalam
mempelajari komunikasi persuasi yaitu memahami aspek filosofis komunikasi
persuasi sangat di tekankan. Hal ini
mengingat bahwa komunikasi sebagaimana hanya ilmu-ilmu yang lain, memiliki tiga
aspek filosofis keilmuan, yaitu aspek ontologi epistimologi dan aspek
aksiologi. Aspek ontologi yaitu
menyangkut pertanyaan apa yang di kaji oleh suatu ilmu, epistimologi yaitu
berkaitan dengan cara memperoleh ilmu tersebut, aksiologi yaitu penggunan dari
ilmu tersebut.
Komunikasi ada
dalam segala aktivitas hidup kita , bisa berbentuk rabaan, tulisan, lisan,
gambar, isyarat, simbol visual, audio visual, komunikasi diri sendiri,
kelompok, organisasi, antar persona dan lain-lain. Ada dua perspektif dalam komunikasi yaitu
umum dan khusus. Umum yaitu dapat
dilihat dari segi yaitu oengertian secara etimologis dan terminologis. Persuasi dapat di lakukan secara rasional dan
emosional. Irasional yaitu komponen
kognitif pada diri seseorang dapat di pengaruhi, aspek yang mempengaruhi nya
itu ide dan konsep. Persuasi yang di
lakukan secara emosional yaitu biasanya menyentuh aspek afeksi yaitu hal yang
berkaitan dengan kehidupan emosi seseorang.
Melalui cara emosional aspek simpati dan empati seseorang dapat di
gugah. Jadi komunikasi yang di paparkan
oleh beberapa ahli tampak bahwa, persuasi dapat mempengaruhi seseorang baik
secara verbal maupun non-verbal.
Trik komunikasi persuasi
1)
Bercermin dengan orang lain.
2)
KelangkaanWaktu yang tepat
3)
Keserasian.
4)
Menggiring.
5)
Benefit.
Komponen persuasi
1)
Komunikator
(orang yang menyampaikan pesan komunikasi)
2)
Pesan
komunikasi seperti contonya “bacalah buku dan kunjungi perpustakaan, maka dia
akan menjadi orang yang cerdas dan mendunia”
3)
Media
komunikasi, seperti koran, majalah, media cetak, media elektronik.
Maka dari itu hadirlah
motivasi ideologi tentang menulis yang bertujuan agar terbebas dari sgala macam
bentuk kebodohan sehingga manusia memiliki martabatkehidupan yang
manusiawi. Menurut Paulo Freire dan
Ivan Illich (1970)bahwa dunia pendidikan tidak netral bahkan mengandung
benih-benih penindasan, kontroversi pun menggema. Pendapat tersebut menimbulkan pro dan kontra
antar golongan bahwa pendidikan memang mengandung “kepentingan-kepentingan”
ideologis tertentu. Ini merajuk pada
dunia pendidkan yang berpijak dari kerangka wacana semisal positive logis,
liberal, konservativ dan anarkis, keduanya memulai dari paradigma
strukturalisme ala Marxisme yang kerap dipakai oleh para pemikir kritis adalah
istilah ideologi pendidikan.
Menurut Marx, ideologi politik pun tak pelak lagi sebagian besar
merupakan pembenaran bagi materi atau organisasi ekonomi masyarakat. Sedangkan menurut Manhaim ideologi total
“pada konsep ideologi tertentu” ia minta perhatin pada kenyataan bahwa ideologi
paling bisa dipahami dalam proses kesejarahan yang terbuka. Namun, pandangan tersebut ternyata kurang
memiliki bobot nilai sebab bagaimana pun persoalan ideologi tidak terbatas pada
politik negara, tapi juga di bidang sosial dan kebudayaan.
KESIMPULAN
Pada pagi hari menjelang siang itu membahas
tentang praktek literasi dalam kehidupan sehari-hari yang mana bab nya sebagai
berikut:
1.
Progress
kelas menulis bahasa inggris baik itu meneruskan bab sebelumnya atau menulis
yang baru, tapi yang berhasil di tulis adalah 148 kata
2.
Jangan
merasa puas dan bangga terhadap budaya meniru, karena itu belum seberapa
3.
Pendidikan
values yang membentuk attitude dari sejak dini
4.
Ayat-ayat
writing
5.
Thesis
statement
6.
Ideologi
membaca dan menulis menghasilkan persuasi
7.
Trik
persuasi dan komponen-komponennya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic