Class review 5
Jas
Merah
“Jangan sekali-kali
melupakan sejarah!” (Jas Merah). Demikian isi pidato terakhir kenegaraan Bung
Karno. Kita sadar bahwa sejarah jadi lebih penting diingat saat hidup tak
bertaut dengan suasana genting antara menentukan pilihan hidup merdeka atau
pasrah menerima penjajahan.
Berbicara tentang sejarah,
tentu ini ada hubungannnya dengan mata kuliah writing minggua lalu tepatnya
pada Selasa, 4 Maret 2014. Kita tentu masih ingat benar apa yang menjadi pokok
bahasan, ya. apalagi kalau bukan tentang Howard Zinn. Howard Zinn adalah seorang sejarawan Amerika,
penulis, dramawan, dan aktivis sosial. Dia adalah seorang profesor ilmu politik
di Boston University selama 24 tahun dan mengajar sejarah di Spelman College
selama 7 tahun. Zinn juga menulis lebih dari 20 buku, termasuk bukunya yang
berjudul “A People's History of the United States”. Zinn menulis secara
ekstensif tentang hak-hak sipil dan gerakan anti-perang, dan sejarah tenaga
kerja Amerika Serikat.
A People’s History of the United States telah diterbitkan pertama kali di tahun 1980 hanya terjual empat ribu
kopi, kini telah terjual habis hampir mencapai dua juta kopi dan dicetak ulang
lima kali. Yang menarik dari buku Zinn
tentu saja adalah keberaniannya untuk mengungkap sisi gelap sejarah benua Amerika.
Mereka yang terpinggirkan dalam politik menarasikan sejarah. Sasaran tembaknya
tak tanggung tanggung adalah Christoper Colombus dan para sejarahwan yang
menulis versi lugu dari kedatangan para kolonis. Di dalamnya termasuk
sejarahwan Harvard, Samuel Elliot Morison.
Sejarah menyebutkan bahwa Benua Amerika pertama kali ditemukan oleh
Christopher Columbus. Hal yang telah menjadi pengetahuan umum semua anak
manusia di bumi ini. Namun berbagai literatur dan bukti buktifisik berupa
prasasti, manuscript dan kabar berita lainnya menyebutkan lain.
Bukan Colombuslah penemu benua Amerika karena tujuh puluh tahun sebelum
Columbus menjejakkan kaki di Amerika, daratan yang disangkanya India, Laksamana
Muslim dari China bernama CengHo (ZhengHe) telah mendarat di Amerika. Bahkan
berabad sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari Spanyol dan Afrika Barat
telah membuat kampung-kampung di Amerika
dan berasimilasi secara damai dengan penduduk lokal di sana. Dengan kata
lain, penemu Amerika bukanlah Columbus.
Ada
banyak kebohongan yang sangat mencengangkan ketika para penulis dan peneliti
sejarah menguak sejarah Christopher Columbus. Rasa penasaran ini berdasar pada
kenyataan, bahwa setiap tahun ada satu hari khusus yang disebut “Columbus Day”
sebagai peringatan atas jasanya sebagai penemu Benua Amerika. Benarkah?
Fakta-fakta
kontradiktif seputar Colombus antara lain:
Alasan mengapa Colombus pergi berlayar adalah karena
Colombus memperkosa putri salah satu bangsawan Spanyol yang masih berusia 13
tahun. Pengadilan tidak bisa memutuskan ia harus di hukum mati. Akhirnya Columbus mendarat pertama kali di Benua Biru Amerika, ia
masih mengira inilah tanah India. Saat itu para penduduk asli menyambut
Columbus dengan gembira. Namun, sebaliknya apa yang ditulis Columbus dalam
jurnalnya?
“Mereka membawakam kami
burung beo, bola kapas dan tombak dan banyak hal lainnya sebagai hadiah.
Mereka rela memperdagangkan segala yang mereka miliki … Mereka tidak memanggul
senjata, padahal saya menunjukkan pedang. Mereka tidak memiliki besi. Tombak
mereka terbuat dari tebu … Mereka akan dengan mudah kami taklukan menjadi
budak…. Dengan lima puluh orang saja, kita bisa menundukkan mereka semua dan
membuat mereka melakukan apapun yang kita inginkan.” Columbus juga menulis, “Saya percaya, bahwa mereka akan dengan mudah
menjadi orang Kristen buatan, karena sepertinya mereka tidak beragama.”
Dalam catatan hariannya, Columbus mengakui, bahwa saat ia
tiba di Hindia (ia saat itu masih percaya telah menemukan India, bukan
Amerika), ia menyiksa penduduk pribumi, menggantung, mencambuknya, hanya demi
satu informasi penting : “Dimana ada Emas?“ Helen Ellerbe, dalam “The
Dark Side of Christian History” (hal. 86-88), menggambarkan
keberingasan Columbus. Selain menyiksa, ia juga sering memperkosa
perempuan-perempuan pribumi, lalu mencambuk mereka demi kesenangan belaka.
Koloni yang di bawa Columbus pada pelayaran berikutnya (1496), di klaim bertanggungjawab
atas kematian 34 juta penduduk asli Amerika. Pandemi
sifilis melanda Eropa tak lama setelah Columbus kembali, dan itu mengubah
jalannya sejarah. Awalnya sangat mematikan, penyakit yang menyeramkan dan
banyak kematian pada saat itu. Setelah mengetahui fakta kebohongan yang
sangat mencengangkan atas kekejaman luar biasa yang telah dirinya
lakukan. Dia adalah seorang pembunuh , pemerkosa , dan seseorang yang
secara aktif berpartisipasi dalam genosida yang akhirnya menyebabkan kematian
dari 20 juta masyarakat adat di Indian di Haiti.
Zinn merupakan salah satu contoh seseorang yang memiliki literasi yang
tinggi. Keberanian dan pengetahuan zinn
yang berani menulis tentang Colombus yang kontradiktif dengan pemahaman
masyarakat saat ini dalam bentuk teks. Sebagai artefak, teks telah dihasilkan melalui bantuan dari berbagai
teknologi. Bentuk-bentuk materi teks mencerminkan sifat
tersebut. Teknologi awal yang bertujuan untuk memproduksi ditulis teks yang terhubung ke kapak dan pisau, dengan tanda-tanda yang
terukir di kayu atau batu alat seperti itu tidak
baik untuk menghasilkan teks padaskala besar, baik dari segi panjang atau dalam
jumlah. Penggunaan bulu dan perkamen dalam waktu menciptakan jenis baru dari
artefak (gulungan panjang), serta gaya penulisan yang berbeda. Semua naskah
memiliki sejarah produksi mereka sendiri. Orang-orang
tertentu memiliki diproduksi mereka di bawah prasyarat historis dan
material tertentu. Ini prasyarat mencapai dari
bahasa yang digunakan untuk genre, diasumsikan pembaca, saluran
distribusi teks dan hal-hal seperti lainnya (Lehtonan,2000:73)
Wacana tentang Zinn ini sebelumya merupakan tugas untuk
setiap mahasiswa dimana dalam tugas ini kita diharuskan untuk membuat critical
review. Pada tugas yang telah disubmit pada minggu lalu tentu tak lepas dari
kekurangan. Mr. Lala bumela menjelaskan bahwa beberapa kekurangan kami terletak
pada kesalahan stuktur critical review, tidak familiar dengan topik yang
disajiakan, dan kurangnya refferensi. Pemahaman tentang context, literacy,
culture, technilogy, genre dan identity perlu diperdalam lagi guna menghindari
kesalahan yang sama dalam penulisan critical review. Berikut ini membahasannya:
Writing
and Context
Kita
memahami bahwa tulisan dikembangkan melalui pemahaman yang semakin canggih dari
context. Kita menyadari bahwa makna bukanlah sesuatu yang berada di kata-kata yang kita tulis dan kirim ke orang lain, tetapi
diciptakan dalam interaksi antara penulis dan pembaca karena mereka memahami
kata-kata ini dengan cara yang berbeda, masing-masing berusaha menebak niat
yang lain. Sebagai
Akibatnya, analis dan guru sekarang mencoba
untuk memperhitungkan pribadi, faktor-faktor kelembagaan, dan sosial yang
mempengaruhi tindakan menulis. Secara tradisional, faktor-faktor contexttual sebagian
besar dipandang sebagai obyektif' variabel seperti kelas, gender atau ras tapi
sekarang cenderung dipandang sebagai apa para peserta melihat relevan. Jadi,
surat pribadi misalnya mungkin berarti sesuatu
yang berbeda untuk penulis dan penerima dari pembaca kasual
(Hyland, 2009:45). Van
Dijk (2008)
berpendapat context bukan situasi sosial yang mempengaruhi (atau dipengaruhi
oleh) wacana, tetapi cara peserta mendefinisikan situasi seperti itu. context demikian bukan semacam kondisi 'obyektif' atau penyebab langsung, melainkan (inter) konstruksi subjektif dirancang dan ongoingly diperbarui dalam interaksi oleh peserta sebagai anggota kelompok dan
masyarakat. Jika semua orang dalam situasi sosial yang sama akan berbicara dengan cara yang sama. Context adalah peserta konstruksi.
Context sebagai sekelompok variabel statis yang mengelilingi penggunaan
bahasa, kita harus melihatnya sebagai sosial, interaktif berkelanjutan
dan terikat waktu (Duranti dan Goodwin, 1992). Context yang jarang dianalisis
dalam dirinya sendiri dan biasanya diambil untuk diberikan atau didefinisikan
agak impresionistis. Setelah semua, mengingat semua situasi di mana kita bisa
membaca atau menulis, context mungkin intuitif meliputi segala sesuatu. Cutting
(2002:3) menyatakan bahwa ada tiga aspek utama context penafsiran ini :
1. context situasional : apa yang masyarakat tahu tentang apa yang dapat mereka
lihat di sekitar mereka.
2. latar belakang context pengetahuan : apa masyarakat ketahui tentang dunia,
apa yang mereka tahu tentang aspek kehidupan, dan apa yang mereka tahu tentang satu sama lain
apa yang mereka tahu tentang aspek kehidupan, dan apa yang mereka tahu tentang satu sama lain
3. co-tekstual context : apa yang masyarakat tahu tentang apa yang mereka miliki telah katakan.
Analis lebih berorientasi pada bahasa memahami context yang berbeda cara dan mulai dengan teks, melihat sifat-sifat situasi sosial sebagai sistematis dikodekan dalam wacana. Lebih dari pendekatan lain bahasa, Linguistik Fungsional Sistemik telah berusaha untuk menunjukkan bagaimana context meninggalkan jejak mereka pada pola penggunaan bahasa. Halliday mengembangkan analisis context berdasarkan gagasan bahwa teks adalah hasil dari pilihan bahasa penulis dalam context situasi tertentu (Malinowski, 1949). Artinya, bahasa bervariasi sesuai dengan
situasi dimana ia digunakan, sehingga jika kita meneliti teks kita dapat membuat dugaan tentang situasi, atau jika kita berada dalam tertentu Situasi kita membuat pilihan linguistik tertentu
berdasarkan yang situasi. Context situasi adalah situasi langsung dimana penggunaan bahasa terjadi dan bahasa bervariasi dalam context tersebut bervariasi dengan konfigurasi field, tenor dan modus. (Hyland,2009:46)
Field: Mengacu pada apa yang terjadi, jenis aksi sosial, atau apa yang teks adalah tentang (topik bersama
dengan bentuk-bentuk yang diharapkan secara sosial dan pola biasanya digunakan untuk
mengekspresikan).
Tenor: Mengacu pada siapa yang mengambil bagian, peran dan hubungan
peserta (status dan kekuasaan mereka misalnya yang pengaruh dengan keterlibatan, formalitas dan kesopanan).
peserta (status dan kekuasaan mereka misalnya yang pengaruh dengan keterlibatan, formalitas dan kesopanan).
Mode: Mengacu pada apa bagian bahasa diputar, apa yang peserta mengharapkan untuk
mereka (apakah
lisan atau
tertulis, bagaimana informasi terstruktur, dan sebagainya).
Literacy and expertise
Menulis dan membaca adalah tindakan literasi dimana kita benar-benar
menggunakan bahasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Konsepsi modern literasi
mendorong kita untuk melihat tulisan sebagai praktik sosial, bukan sebagai
keterampilan abstrak dipisahkan dari orang-orang dan tempat-tempat di mana
mereka menggunakan teks. Scribner dan Cole (1981: 236) mengatakan literasi
tidak hanya mengetahui cara membaca dan menulis naskah tertentu, tetapi
menerapkan pengetahuan ini untuk tujuan tertentu dalam konteks tertentu
digunakan. Literasi dipandang sebagai satu set diskrit, keterampilan
teknis bebas nilai yang meliputi decoding dan encoding makna, memanipulasi alat tulis, mengamati bentuk-suara korespondensi, dll, yang dipelajari melalui pendidikan
formal (Hyland,2009:48).
Pandangan sosial literasi
- Literasi adalah kegiatan sosial dan jauh lebih baik dijelaskan dalam hal orang praktik literasi
- Orang-orang memiliki kemahiran yang berbeda yang berhubungan dengan berbagai domain kehidupan
- Praktik literasi masyarakat terletak dalam hubungan sosial yang lebih luas, sehingga perlu untuk menggambarkan pengaturan peristiwa literasi.
- Praktik literasi berpola oleh lembaga-lembaga sosial dan kekuasaan hubungan, dan beberapa kemahiran yang lebih dominan, terlihat dan berpengaruh daripada yang lain.
- Literasi didasarkan pada sistem simbol sebagai cara untuk mewakili dunia kepada orang lain dan diri kita sendiri.
- Sikap dan nilai-nilai yang berkaitan dengan panduan literasi tindakan kita untuk komunikasi.
- Sejarah kehidupan kita mengandung banyak peristiwa literasi dari mana kita belajar dan yang memberikan kontribusi hingga saat ini.
- Sebuah peristiwa literasi juga memiliki sejarah sosial yang membantu menciptakan arus praktek (Barton,2007:34-35)
Barton dan Hamilton (1998: 6) mendefinisikan praktik literasi sebagai cara umum
budaya memanfaatkan bahasa tertulis yang orang menarik di kehidupan mereka.
Oleh karena itu menekankan sentralitas context, seperti dibahas dalam bagian
sebelumnya dan menunjukkan bagaimana kegiatan membaca dan menulis terkait
dengan struktur sosial di mana mereka tertanam dan yang mereka membantu
membentuk.
Literasi dan kekuasaan
Tidak semua praktek literasi adalah sama. Negara memiliki kekuatan yang
sangat besar untuk mendefinisikan literasi, buta aksara label, mengatur masuk ke kelompok-kelompok tertentu, dan membatasi akses ke pengetahuan. Pertanyaan akses dan produksi dari teks dihargai adalah pusat dari pengertian kekuasaan dan kontrol dalam yang modern masyarakat. Arti
dari praktek literasi dominan dibangun dalam konteks yang memiliki kekuatan yang
cukup besar dalam masyarakat
kita, seperti pendidikan dan hukum. Lembaga lembaga pengendalian tegak dan mendukung khususnya praktek bergengsi dan kemudian
mempertahankan kesenjangan sosial melalui pengecualian
dari mereka. Lainnya, lebih
sehari-hari, tindakan menulis,
sebaliknya, kurang didukung dan kurang berpengaruh
(Hyland,2009:51).
Pandangan
literasi kemudian memiliki implikasi
untuk pengertian keahlian dan kompetensi menulis. Kita tidak bisa lagi menganggap
'penulis yang baik' sebagai seseorang yang memiliki kontrol atas mekanisme tata
bahasa, sintaksis dan tanda baca, seperti dalam pandangan otonom penulisan juga
tidak seseorang yang mampu meniru menyusun ahli dan
pengetahuan - transformasi praktek dengan pengerjaan ulang ide ide mereka
selama menulis, seperti dalam model proses. Sebaliknya, konsepsi modern
literasi mendefinisikan seorang penulis ahli sebagai salah satu yang telah mencapai pengetahuan lokal yang memungkinkan dia
untuk menulis sebagai anggota komunitas wacana
(Carter,1990:226).
Writing and Culture
Gagasan
pengalaman penulis dari praktik literasi yang berbeda masyarakat akan mempengaruhi pilihan linguistik mereka
menunjukkan bahwa guru harus mempertimbangkan bagian yang yang dimainkan budaya
dalam menulis siswa. Budaya secara umum dipahami sebagai historis
ditransmisikan dan jaringan sistematis makna yang memungkinkan kita untuk
memahami, mengembangkan dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keyakinan kita
tentang dunia (Lantolf,1999). Akibatnya, bahasa dan pembelajaran
adalah dikepung dengan budaya (Kramsch, 1993). Hal ini sebagian karena
nilai-nilai budaya kita tercermin dalam dan dilakukan melalui bahasa, tetapi
juga karena budaya membuat tersedia bagi kita dengan cara tertentu
diambil-untuk-diberikan mengorganisir kita persepsi dan harapan, termasuk yang
kita gunakan untuk belajar dan berkomunikasi secara tertulis. Dalam menulis penelitian dan pengajaran ini adalah wilayah
retorika kontrastif (Hyland,2009:55).
Hinds (1987:143)
mengemukakan bahwa dalam bahasa seperti Inggris. Orang terutama bertanggung jawab untuk komunikasi yang
efektif adalah penulis, tetapi dalam bahasa Jepang
itu adalah pembaca. Demikian pula, Clyne (1987) berpendapat
bahwa sementara budaya bahasa Inggris mengisi penulis dengan kejelasan, Teks Jerman menempatkan tanggung jawab pada pembaca untuk
menggali makna. Ini mungkin membantu menjelaskan
mengapa bahasa Inggris berisi sinyal metadiscourse lebih segmen teks label (untuk menyimpulkan, dalam ringkasan) untuk
melihat teks (di sini kita akan mendiskusikan) dan
secara eksplisit struktur diskusi. Fitur-fitur ini membantu pembaca melalui
teks (Hyland, 2005), tetapi mereka signifikansi
mungkin tidak selalu jelas bagi penulis L2 dari lebih budaya reader (Crismore et al,1993).
Sebuah perspektif komparatif juga membantu kita untuk melihat
bahwa tulisan kita sendiri praktek adalah produk dari faktor sejarah dan budaya ketimbang sebagai norma dari mana pola lain hanyalah penyimpangan. Tujuannya instruksi penulisan L2 tidak pernah, dengan kata lain, adalah untuk mengubah perilaku penulis bahasa kedua dengan mendorong
mereka untuk mengadopsi pola retoris dari penutur asli. Sebuah titik yang dibuat tegas dalam
gagasan imperialisme linguistic (Hyland,2009:56).
gagasan imperialisme linguistic (Hyland,2009:56).
Writing and technology
Untuk menjadi orang yang berrliterasi hari ini berarti memiliki kontrol
atas berbagai media cetak dan media elektronik. Banyak yang terakhir
memiliki dampak yang besar pada cara kita menulis, genre kita buat, identitas
pengarang kita asumsikan, bentuk produk jadi kita, dan cara kita terlibat dengan
pembaca (Hyland,2009:58).
Pengaruh teknologi elektronik pada menulis
- Mengubah menciptakan, mengedit, proofreading dan format proses
- Kombinasikan teks tertulis dengan media visual dan audio lebih mudah
- Mendorong menulis non-linear dan proses membaca melalui hypertext Link
- Tantangan pemikiran tradisional tentang kepenulisan, wewenang
- Mengizinkan penulis mengakses informasi lebih lanjut dan untuk menghubungkan informasi dengan cara yang baru
- Mengubah hubungan antara penulis dan pembaca sebagai pembaca bisa sering menulis kembali
- Memperluas berbagai genre dan peluang
- Blur tradisional lisan dan tertulis perbedaan saluran
- Memperkenalkan kemungkinan untuk membangun dan memproyeksikan sosial baru identitas
- Memfasilitasi masuk ke komunitas wacana baru on-line
- Meningkatkan marginalisasi penulis yang terisolasi dari baru menulis teknologi
- Penawaran menulis guru tantangan dan peluang untuk kelas baru praktek
Mungkin
yang paling jelas dan sekarang sangat akrab adalah fitur penulisan berbasis
komputer adalah cara teks elektronik memfasilitasi menulis, secara dramatis
mengubah kebiasaan tulisan kita. Biasa pengolah kata fitur yang memungkinkan
kita untuk memotong dan menyisipkan, menghapus dan menyalin, memeriksa
ejaan dan tata bahasa, gambar impor dan mengubah
setiap aspek format berarti bahwa teks-teks kita sekarang lagi, cantik dan
lebih berat direvisi. Perubahan yang signifikan sama hasil dari cara media
elektronik memungkinkan kita untuk mengintegrasikan gambar dengan mode lainnya
makna relatif mudah. Teknologi
elektronik, pada kenyataannya mempercepat pertumbuhan suatu preferensi untuk
gambar di atas teks dalam banyak domain sehingga kemampuan untuk baik memahami
dan bahkan menghasilkan teks multimodal semakin menjadi kebutuhan praktik
literasi di ilmiah, pendidikan, bisnis, media dan pengaturan lainnya. Menulis sekarang berarti 'perakitan teks dan gambar
'dalam desain visual yang baru, dan penulis sering perlu untuk memahami cara
tertentu mengkonfigurasi dunia yang menawarkan modus yang berbeda (Hyland,2009:59).
Writing and genre
Genre merupakan
jenis komunikatif tindakan yang berarti bahwa untuk
berpartisipasi dalam acara sosial individu harus terbiasa dengan genre yang mereka hadapi di sana. karena ini, genre
menjadi salah satu konsep
yang paling penting dalam bahasa pendidikan saat ini. Ini adalah adat, namun,
untuk mengidentifikasi tiga pendekatan
genre (Hyon,1996; Johns,2002).
genre (Hyon,1996; Johns,2002).
A.
Tampilan Fungsional Sistemik
Dalam model Fungsional Sistemik Genre dipandang sebagai berorientasi pada
tujuan proses sosial (Martin, 1992:505), menekankan karakter tujuan dan
berurutan dengan genre berbeda dan mencerminkan kepedulian Halliday dengan bahasa cara yang sistematis
terkait dengan konteks. Genre adalah proses sosial karena anggota suatu budaya
berinteraksi untuk mencapai mereka, berorientasi tujuan karena mereka telah
berevolusi untuk mencapai hal-hal, dan dipentaskan karena makna dibuat dalam
langkah-langkah dan biasanya membutuhkan penulis lebih dari satu langkah untuk mencapai tujuan mereka. Ketika serangkaian teks berbagi tujuan yang sama,
mereka sering akan berbagi struktur yang sama, dan dengan demikian mereka milik
Genre yang sama.
B.
Bahasa Inggris untuk Keperluan Khusus (ESP)
Orientasi
ini mengikuti SFL dalam penekanan yang diberikannya kepada sifat formal dan
komunikatif tujuan genre, tetapi berbeda dalam mengadopsi jauh lebih sempit konsep genre. Alih-alih melihat genre sebagai sumber daya yang
tersedia di budaya yang lebih luas, ia menganggap mereka sebagai milik
wacana tertentu masyarakat. Pada masyarakat wacana dan genre, wacana masyarakat
berkembang konvensi dan tradisi mereka sendiri untuk seperti kegiatan lisan
beragam seperti menjalankan pertemuan, menghasilkan laporan, dan
mempublikasikan kegiatan mereka. Kelas-kelas berulang komunikatif peristiwa adalah genre yang mengatur kehidupan verbal.
Genre ini menghubungkan masa lalu dan
masa kini, sehingga kekuatan keseimbangan tradisi dan inovasi. Mereka menyusun
peran individu dalam kerangka yang lebih luas, dan lebih lanjut membantu
orang-orang dengan aktualisasi komunikatif mereka rencana dan tujuan
Sengkedan (1998: 20).
C.
Retorika Baru
Konsep ini melihat genre lebih fleksibel dan kurang siaran dan hiburan untuk mengajar. Penekanan yang lebih besar kepada diberikan cara-cara
yang bergenre berkembang dan pameran variasi, dan inisial menyebabkan pemahaman yang jauh lebih sementara bahasa dari konsep (freedman dan medway, 1994). Retorika baru negara berfokus kurang pada bentuk bergenre daripada tindakan bentuk inisial digunakan untuk menyelesaikan, dan sehingga cenderung menggunakan alat-alat penelitian kualitatif yang mengeksplorasi hubungan antara teks dan konteks mereka daripada orang yang menggambarkan mereka konvensi retoris (miller, 1984).
Writing and
Identity
Penelitian
terbaru telah menekankan hubungan dekat antara menulis dan identitas seorang
penulis. Dalam arti luas, identitas mengacu pada cara-cara orang menampilkan
siapa mereka satu sama lain (Benwell dan Stokoe, 2006: 6). Identity dibangun oleh kedua teks dimana kita terlibat dalam dan pilihan bahasa yang
kita buat, sehingga bergerak identitas dari pribadi ke ranah publik, dan dari
proses tersembunyi kognisi konstruksi sosial dan dinamis dalam wacana. Dengan
kata lain, pandangan ini pertanyaan apakah ada adalah mutlak, tidak berubah
diri bersembunyi di balik wacana dan menunjukkan bahwa identitas adalah kinerja. Kita melakukan pekerjaan dengan
membangun identitas diri sebagai anggota kredibel dari kelompok sosial
tertentu, sehingga identitas itu adalah sesuatu yang kita lakukan, bukan
sesuatu yang kita miliki. Hampir segala sesuatu yang kita katakan atau
tulis pada kenyataannya mengatakan sesuatu
tentang kita dan jenis hubungan yang kita inginkan untuk membangun
dengan orang lain
Pengertian saat ini identitas adalah konsep plural, yang didefinisikan secara
sosial dan dinegosiasikan melalui pilihan penulis buat dalam wacana mereka. Pilihan ini sebagian dibatasi oleh ideologi dominan kemahiran istimewa di masyarakat tertentu, dan sebagian terbuka untuk interpretasi penulis 'sebagai akibat dari pribadi
dan sosial budaya pengalaman. Identitas demikian mengacu penulis berbagai diri
mempekerjakan dalam konteks yang
berbeda, proses hubungan mereka dengan khusus masyarakat, dan tanggapan
mereka terhadap hubungan kekuasaan institusional tertulis di dalamnya (Hyland,2009:70).
**
Selanjutnya, pada proses
pembelajaran kita diminta untuk membuat tulisan secara spontan di dalam kelas
(Free Writing). Tentu saja ini bukahlah perkara mudah mengingat proses menulis
merupakan proses berpikir yang panjang yang dipengaruhi oleh waktu dan tempat
saat proses menulis. Berikut ini adalah hasil tulisan saya saat proses
pembelajaran.
We know about colombus. Every body knows that colombus is a
discover America. Every body also thinks positive when he heard about that
name. he is a good person and so many good things in his life. Perhaps some
people make colombus as the one of hero in this world.
Howar zinn gives a expectable provement about colombus. Howard zin wrote in his book
that colombus is the killer, he is thief, and many else about his badnees. Zinn
opened the world eyes about colombus. Now day, every people colombos is the
discover America and some people think colombus is a hero. After zinn wrote the
book about the real fact about colombus, some expert disagree with him. Of
course it make so many problem. In the other hand those expert agree about his
point.
The real history about colombus has opened by Zinn. One by one
facts about colombus known by all people in this world. People perhaps ask how
is the true?
Dari pembahasa di atas kita dapat
simpulkan bahwa sejarah merupakan sesuatu yang tak boleh kita lupakan kerena sejarah
merupakan guru terbaik kita dalam kehidupan saat ini. Tentu saja kita
diharuskan untuk belajar dari sejarah. Lehtonen berpendapat bahwa semua naskah memiliki sejarah produksi mereka sendiri. Orang-orang tertentu memiliki diproduksi mereka
di bawah prasyarat historis dan material tertentu. Dari hasil pembelajaran minggu lalu, agaknya mahasiswa
harus lebih mendalami pemahaman tentang context, literacy, culture, technology,
genre dan identity agar dapat meningkatkan kemampuan menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic