We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 10 Maret 2014

Class review 5
Jas Merah

          “Jangan sekali-kali melupakan sejarah!” (Jas Merah). Demikian isi pidato terakhir kenegaraan Bung Karno. Kita sadar bahwa sejarah jadi lebih penting diingat saat hidup tak bertaut dengan suasana genting antara menentukan pilihan hidup merdeka atau pasrah menerima penjajahan.
          Berbicara tentang sejarah, tentu ini ada hubungannnya dengan mata kuliah writing minggua lalu tepatnya pada Selasa, 4 Maret 2014. Kita tentu masih ingat benar apa yang menjadi pokok bahasan, ya. apalagi kalau bukan tentang Howard Zinn. Howard Zinn adalah seorang sejarawan Amerika, penulis, dramawan, dan aktivis sosial. Dia adalah seorang profesor ilmu politik di Boston University selama 24 tahun dan mengajar sejarah di Spelman College selama 7 tahun. Zinn juga menulis lebih dari 20 buku, termasuk bukunya yang berjudul “A People's History of the United States”. Zinn menulis secara ekstensif tentang hak-hak sipil dan gerakan anti-perang, dan sejarah tenaga kerja Amerika Serikat.
A People’s History of the United States telah diterbitkan pertama kali di tahun 1980 hanya terjual empat ribu kopi, kini telah terjual habis hampir mencapai dua juta kopi dan dicetak ulang lima kali.  Yang menarik dari buku Zinn tentu saja adalah keberaniannya untuk mengungkap sisi gelap sejarah benua Amerika. Mereka yang terpinggirkan dalam politik menarasikan sejarah. Sasaran tembaknya tak tanggung tanggung adalah Christoper Colombus dan para sejarahwan yang menulis versi lugu dari kedatangan para kolonis. Di dalamnya termasuk sejarahwan Harvard, Samuel Elliot Morison.
Sejarah menyebutkan bahwa Benua Amerika pertama kali ditemukan oleh Christopher Columbus. Hal yang telah menjadi pengetahuan umum semua anak manusia di bumi ini. Namun berbagai literatur dan bukti buktifisik berupa prasasti, manuscript dan kabar berita lainnya menyebutkan lain. Bukan Colombuslah penemu benua Amerika karena tujuh puluh tahun sebelum Columbus menjejakkan kaki di Amerika, daratan yang disangkanya India, Laksamana Muslim dari China bernama CengHo (ZhengHe) telah mendarat di Amerika. Bahkan berabad sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari Spanyol dan Afrika Barat telah membuat kampung-kampung di Amerika  dan berasimilasi secara damai dengan penduduk lokal di sana. Dengan kata lain, penemu Amerika bukanlah Columbus.
          Ada banyak kebohongan yang sangat mencengangkan ketika para penulis dan peneliti sejarah menguak sejarah Christopher Columbus. Rasa penasaran ini berdasar pada kenyataan, bahwa setiap tahun ada satu hari khusus yang disebut “Columbus Day” sebagai peringatan atas jasanya sebagai penemu Benua Amerika. Benarkah?
          Fakta-fakta kontradiktif seputar Colombus antara lain:
Alasan mengapa Colombus pergi berlayar adalah karena Colombus memperkosa putri salah satu bangsawan Spanyol yang masih berusia 13 tahun. Pengadilan tidak bisa memutuskan ia harus di hukum mati. Akhirnya Columbus mendarat pertama kali di Benua Biru Amerika,  ia masih mengira inilah tanah India. Saat itu para penduduk asli menyambut Columbus dengan gembira. Namun, sebaliknya apa yang ditulis Columbus dalam jurnalnya?
“Mereka membawakam kami burung beo, bola kapas dan tombak dan banyak hal lainnya sebagai hadiah.  Mereka rela memperdagangkan segala yang mereka miliki … Mereka tidak memanggul senjata, padahal saya menunjukkan pedang. Mereka tidak memiliki besi. Tombak mereka terbuat dari tebu … Mereka akan dengan mudah kami taklukan menjadi budak…. Dengan lima puluh orang saja, kita bisa menundukkan mereka semua dan membuat mereka melakukan apapun yang kita inginkan.” Columbus juga menulis, “Saya percaya, bahwa mereka akan dengan mudah menjadi orang Kristen buatan, karena sepertinya mereka tidak beragama.”

         Dalam catatan hariannya, Columbus mengakui, bahwa saat ia tiba di Hindia (ia saat itu masih percaya telah menemukan India, bukan Amerika), ia menyiksa penduduk pribumi, menggantung, mencambuknya, hanya demi satu informasi penting : “Dimana ada Emas?“ Helen Ellerbe, dalam “The Dark Side of Christian History” (hal. 86-88), menggambarkan keberingasan Columbus. Selain menyiksa, ia juga sering memperkosa perempuan-perempuan pribumi, lalu mencambuk mereka demi kesenangan belaka.
Koloni yang di bawa Columbus pada pelayaran berikutnya (1496), di klaim bertanggungjawab atas kematian 34 juta penduduk asli Amerika. Pandemi sifilis melanda Eropa tak lama setelah Columbus kembali, dan itu mengubah jalannya sejarah. Awalnya sangat mematikan, penyakit yang menyeramkan dan banyak kematian pada saat itu. Setelah mengetahui fakta kebohongan yang sangat mencengangkan atas kekejaman luar biasa yang telah dirinya lakukan. Dia adalah seorang pembunuh , pemerkosa , dan seseorang yang secara aktif berpartisipasi dalam genosida yang akhirnya menyebabkan kematian dari 20 juta masyarakat adat di Indian di Haiti.
Zinn merupakan salah satu contoh seseorang yang memiliki literasi yang tinggi. Keberanian dan pengetahuan zinn  yang berani menulis tentang Colombus yang kontradiktif dengan pemahaman masyarakat saat ini dalam bentuk teks. Sebagai artefak, teks telah dihasilkan melalui bantuan dari berbagai teknologi. Bentuk-bentuk materi teks mencerminkan sifat tersebut. Teknologi awal yang bertujuan untuk memproduksi ditulis teks yang terhubung ke kapak dan pisau, dengan tanda-tanda yang terukir di kayu atau batu alat seperti itu tidak baik untuk menghasilkan teks padaskala besar, baik dari segi panjang atau dalam jumlah. Penggunaan bulu dan perkamen dalam waktu menciptakan jenis baru dari artefak (gulungan panjang), serta gaya penulisan yang berbeda. Semua naskah memiliki sejarah produksi mereka sendiri. Orang-orang tertentu memiliki diproduksi mereka di bawah prasyarat historis dan material tertentu. Ini prasyarat mencapai dari bahasa yang digunakan untuk genre, diasumsikan pembaca, saluran distribusi teks dan hal-hal seperti lainnya (Lehtonan,2000:73)
Wacana tentang Zinn ini sebelumya merupakan tugas untuk setiap mahasiswa dimana dalam tugas ini kita diharuskan untuk membuat critical review. Pada tugas yang telah disubmit pada minggu lalu tentu tak lepas dari kekurangan. Mr. Lala bumela menjelaskan bahwa beberapa kekurangan kami terletak pada kesalahan stuktur critical review, tidak familiar dengan topik yang disajiakan, dan kurangnya refferensi. Pemahaman tentang context, literacy, culture, technilogy, genre dan identity perlu diperdalam lagi guna menghindari kesalahan yang sama dalam penulisan critical review. Berikut ini membahasannya:
Writing and Context
Kita memahami bahwa tulisan dikembangkan melalui pemahaman yang semakin canggih dari context. Kita menyadari bahwa makna bukanlah sesuatu yang berada di kata-kata yang kita tulis dan kirim ke orang lain, tetapi diciptakan dalam interaksi antara penulis dan pembaca karena mereka memahami kata-kata ini dengan cara yang berbeda, masing-masing berusaha menebak niat yang lain. Sebagai Akibatnya, analis dan guru sekarang mencoba untuk memperhitungkan pribadi, faktor-faktor kelembagaan, dan sosial yang mempengaruhi tindakan menulis. Secara tradisional, faktor-faktor contexttual sebagian besar dipandang sebagai obyektif' variabel seperti kelas, gender atau ras tapi sekarang cenderung dipandang sebagai apa para peserta melihat relevan. Jadi, surat pribadi misalnya mungkin berarti sesuatu yang berbeda untuk penulis dan penerima dari pembaca kasual (Hyland, 2009:45). Van Dijk (2008) berpendapat context bukan situasi sosial yang mempengaruhi (atau dipengaruhi oleh) wacana, tetapi cara peserta mendefinisikan situasi seperti itu. context demikian bukan semacam kondisi 'obyektif' atau penyebab langsung, melainkan (inter) konstruksi subjektif dirancang dan ongoingly diperbarui dalam interaksi oleh peserta sebagai anggota kelompok dan masyarakat. Jika semua orang dalam situasi sosial yang sama akan berbicara dengan cara yang sama. Context adalah peserta konstruksi.
          Context sebagai sekelompok variabel statis yang mengelilingi penggunaan bahasa, kita harus melihatnya sebagai sosial, interaktif berkelanjutan dan terikat waktu (Duranti dan Goodwin, 1992). Context yang jarang dianalisis dalam dirinya sendiri dan biasanya diambil untuk diberikan atau didefinisikan agak impresionistis. Setelah semua, mengingat semua situasi di mana kita bisa membaca atau menulis, context mungkin intuitif meliputi segala sesuatu. Cutting (2002:3) menyatakan bahwa ada tiga aspek utama context penafsiran ini :
1.   context situasional : apa yang masyarakat tahu tentang apa yang dapat mereka lihat di sekitar mereka.
2.    latar belakang context pengetahuan : apa masyarakat ketahui tentang dunia,
apa yang mereka tahu tentang aspek kehidupan, dan apa yang mereka tahu tentang satu sama lain
3.    co-tekstual context : apa yang masyarakat tahu tentang apa yang mereka miliki telah katakan.
          Analis lebih berorientasi pada bahasa memahami context yang berbeda cara dan mulai dengan teks, melihat sifat-sifat situasi sosial sebagai sistematis dikodekan dalam wacana. Lebih dari pendekatan lain bahasa, Linguistik Fungsional Sistemik telah berusaha untuk menunjukkan bagaimana context meninggalkan jejak mereka pada pola penggunaan bahasa. Halliday mengembangkan analisis context berdasarkan gagasan bahwa teks adalah hasil dari pilihan bahasa penulis dalam context situasi tertentu (Malinowski, 1949). Artinya, bahasa bervariasi sesuai dengan situasi dimana ia digunakan, sehingga jika kita meneliti teks kita dapat membuat dugaan tentang situasi, atau jika kita berada dalam tertentu Situasi kita membuat pilihan linguistik tertentu berdasarkan yang situasi. Context situasi adalah situasi langsung dimana penggunaan bahasa terjadi dan bahasa bervariasi dalam context tersebut bervariasi dengan konfigurasi field, tenor dan modus. (Hyland,2009:46)
Field: Mengacu pada apa yang terjadi, jenis aksi sosial, atau apa yang teks adalah tentang (topik bersama dengan bentuk-bentuk yang diharapkan secara sosial dan pola biasanya digunakan untuk mengekspresikan).
Tenor: Mengacu pada siapa yang mengambil bagian, peran dan hubungan
peserta (status dan kekuasaan mereka misalnya yang pengaruh dengan keterlibatan, formalitas dan kesopanan).
Mode: Mengacu pada apa bagian bahasa diputar, apa yang peserta mengharapkan untuk mereka (apakah lisan atau tertulis, bagaimana informasi terstruktur, dan sebagainya).

Literacy and expertise
Menulis dan membaca adalah tindakan literasi dimana kita benar-benar menggunakan bahasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Konsepsi modern literasi mendorong kita untuk melihat tulisan sebagai praktik sosial, bukan sebagai keterampilan abstrak dipisahkan dari orang-orang dan tempat-tempat di mana mereka menggunakan teks. Scribner dan Cole (1981: 236) mengatakan literasi tidak hanya mengetahui cara membaca dan menulis naskah tertentu, tetapi menerapkan pengetahuan ini untuk tujuan tertentu dalam konteks tertentu digunakan. Literasi dipandang sebagai satu set diskrit, keterampilan teknis bebas nilai yang meliputi decoding dan encoding makna, memanipulasi alat tulis, mengamati bentuk-suara korespondensi, dll, yang dipelajari melalui pendidikan formal (Hyland,2009:48).
Pandangan sosial literasi
  1. Literasi adalah kegiatan sosial dan jauh lebih baik dijelaskan dalam hal orang praktik literasi 
  2.  Orang-orang memiliki kemahiran yang berbeda yang berhubungan dengan berbagai domain kehidupan 
  3. Praktik literasi masyarakat terletak dalam hubungan sosial yang lebih luas, sehingga perlu untuk menggambarkan pengaturan peristiwa literasi.
  4. Praktik literasi berpola oleh lembaga-lembaga sosial dan kekuasaan hubungan, dan beberapa kemahiran yang lebih dominan, terlihat dan berpengaruh daripada yang lain.
  5. Literasi didasarkan pada sistem simbol sebagai cara untuk mewakili dunia kepada orang lain dan diri kita sendiri. 
  6. Sikap dan nilai-nilai yang berkaitan dengan panduan literasi tindakan kita untuk komunikasi. 
  7. Sejarah kehidupan kita mengandung banyak peristiwa literasi dari mana kita belajar dan yang memberikan kontribusi hingga saat ini. 
  8. Sebuah peristiwa literasi juga memiliki sejarah sosial yang membantu menciptakan arus praktek (Barton,2007:34-35)

Barton dan Hamilton (1998: 6) mendefinisikan praktik literasi sebagai cara umum budaya memanfaatkan bahasa tertulis yang orang menarik di kehidupan mereka. Oleh karena itu menekankan sentralitas context, seperti dibahas dalam bagian sebelumnya dan menunjukkan bagaimana kegiatan membaca dan menulis terkait dengan struktur sosial di mana mereka tertanam dan yang mereka membantu membentuk.
Literasi dan kekuasaan
Tidak semua praktek literasi adalah sama. Negara memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mendefinisikan literasi, buta aksara label, mengatur masuk ke kelompok-kelompok tertentu, dan membatasi akses ke pengetahuan. Pertanyaan akses dan produksi dari teks dihargai adalah pusat dari pengertian kekuasaan dan kontrol dalam yang modern masyarakat. Arti dari praktek literasi dominan dibangun dalam konteks yang memiliki kekuatan yang cukup besar dalam masyarakat kita, seperti pendidikan dan hukum. Lembaga lembaga pengendalian tegak dan mendukung khususnya praktek bergengsi dan kemudian mempertahankan kesenjangan sosial melalui pengecualian dari mereka. Lainnya, lebih sehari-hari, tindakan menulis, sebaliknya, kurang didukung dan kurang berpengaruh (Hyland,2009:51).
Pandangan literasi  kemudian memiliki implikasi untuk pengertian keahlian dan kompetensi menulis. Kita tidak bisa lagi menganggap 'penulis yang baik' sebagai seseorang yang memiliki kontrol atas mekanisme tata bahasa, sintaksis dan tanda baca, seperti dalam pandangan otonom penulisan juga tidak seseorang yang mampu meniru menyusun ahli dan pengetahuan - transformasi praktek dengan pengerjaan ulang ide ide mereka selama menulis, seperti dalam model proses. Sebaliknya, konsepsi modern literasi mendefinisikan seorang penulis ahli sebagai salah satu yang telah mencapai pengetahuan lokal yang memungkinkan dia untuk menulis sebagai anggota komunitas wacana (Carter,1990:226).

Writing and Culture
Gagasan pengalaman penulis dari praktik literasi yang berbeda masyarakat  akan mempengaruhi pilihan linguistik mereka menunjukkan bahwa guru harus mempertimbangkan bagian yang yang dimainkan budaya dalam menulis siswa. Budaya secara umum dipahami sebagai historis ditransmisikan dan jaringan sistematis makna yang memungkinkan kita untuk memahami, mengembangkan dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keyakinan kita tentang dunia (Lantolf,1999). Akibatnya, bahasa dan pembelajaran adalah dikepung dengan budaya (Kramsch, 1993). Hal ini sebagian karena nilai-nilai budaya kita tercermin dalam dan dilakukan melalui bahasa, tetapi juga karena budaya membuat tersedia bagi kita dengan cara tertentu diambil-untuk-diberikan mengorganisir kita persepsi dan harapan, termasuk yang kita gunakan untuk belajar dan berkomunikasi secara tertulis. Dalam menulis penelitian dan pengajaran ini adalah wilayah retorika kontrastif (Hyland,2009:55).
Hinds (1987:143) mengemukakan bahwa dalam bahasa seperti Inggris. Orang terutama bertanggung jawab untuk komunikasi yang efektif adalah penulis, tetapi dalam bahasa Jepang itu adalah pembaca. Demikian pula, Clyne (1987) berpendapat bahwa sementara budaya bahasa Inggris mengisi penulis dengan kejelasan, Teks Jerman menempatkan tanggung jawab pada pembaca untuk menggali makna. Ini mungkin membantu menjelaskan mengapa bahasa Inggris berisi sinyal metadiscourse lebih segmen teks label (untuk menyimpulkan, dalam ringkasan) untuk melihat teks (di sini kita akan mendiskusikan) dan secara eksplisit struktur diskusi. Fitur-fitur ini membantu pembaca melalui teks (Hyland, 2005), tetapi mereka signifikansi mungkin tidak selalu jelas bagi penulis L2 dari lebih budaya reader (Crismore et al,1993).
          Sebuah perspektif komparatif juga membantu kita untuk melihat bahwa tulisan kita sendiri praktek adalah produk dari faktor sejarah dan budaya ketimbang sebagai norma dari mana pola lain hanyalah penyimpangan. Tujuannya instruksi penulisan L2 tidak pernah, dengan kata lain, adalah untuk mengubah perilaku penulis bahasa kedua dengan mendorong mereka untuk mengadopsi pola retoris dari penutur asli. Sebuah titik yang dibuat tegas dalam
gagasan imperialisme linguistic (Hyland,2009:56).

Writing and technology
Untuk menjadi orang yang berrliterasi hari ini berarti memiliki kontrol atas berbagai media cetak dan media elektronik. Banyak yang terakhir memiliki dampak yang besar pada cara kita menulis, genre kita buat, identitas pengarang kita asumsikan, bentuk produk jadi kita, dan cara kita terlibat dengan pembaca (Hyland,2009:58).
Pengaruh teknologi elektronik pada menulis  
  • Mengubah menciptakan, mengedit, proofreading dan format proses 
  • Kombinasikan teks tertulis dengan media visual dan audio lebih mudah
  •  Mendorong menulis non-linear dan proses membaca melalui hypertext Link 
  • Tantangan pemikiran tradisional tentang kepenulisan, wewenang
  •  Mengizinkan penulis mengakses informasi lebih lanjut dan untuk menghubungkan informasi dengan cara yang baru
  •  Mengubah hubungan antara penulis dan pembaca sebagai pembaca bisa sering menulis kembali
  •  Memperluas berbagai genre dan peluang
  •  Blur tradisional lisan dan tertulis perbedaan saluran
  •  Memperkenalkan kemungkinan untuk membangun dan memproyeksikan sosial baru identitas 
  • Memfasilitasi masuk ke komunitas wacana baru on-line
  •  Meningkatkan marginalisasi penulis yang terisolasi dari baru menulis teknologi
  •  Penawaran menulis guru tantangan dan peluang untuk kelas baru praktek

Mungkin yang paling jelas dan sekarang sangat akrab adalah fitur penulisan berbasis komputer adalah cara teks elektronik memfasilitasi menulis, secara dramatis mengubah kebiasaan tulisan kita. Biasa pengolah kata fitur yang memungkinkan kita untuk memotong dan menyisipkan, menghapus dan menyalin, memeriksa ejaan dan tata bahasa, gambar impor dan mengubah setiap aspek format berarti bahwa teks-teks kita sekarang lagi, cantik dan lebih berat direvisi. Perubahan yang signifikan sama hasil dari cara media elektronik memungkinkan kita untuk mengintegrasikan gambar dengan mode lainnya makna relatif mudah. Teknologi elektronik, pada kenyataannya mempercepat pertumbuhan suatu preferensi untuk gambar di atas teks dalam banyak domain sehingga kemampuan untuk baik memahami dan bahkan menghasilkan teks multimodal semakin menjadi kebutuhan praktik literasi di ilmiah, pendidikan, bisnis, media dan pengaturan lainnya. Menulis sekarang berarti 'perakitan teks dan gambar 'dalam desain visual yang baru, dan penulis sering perlu untuk memahami cara tertentu mengkonfigurasi dunia yang menawarkan modus yang berbeda (Hyland,2009:59).

          Writing and genre
Genre merupakan jenis komunikatif tindakan yang berarti bahwa untuk berpartisipasi dalam acara sosial individu harus terbiasa dengan genre yang mereka hadapi di sana. karena ini, genre menjadi salah satu konsep yang paling penting dalam bahasa pendidikan saat ini. Ini adalah adat, namun, untuk mengidentifikasi tiga pendekatan
genre (Hyon,1996; Johns,2002).
A.   Tampilan Fungsional Sistemik
Dalam model Fungsional Sistemik Genre dipandang sebagai berorientasi pada tujuan proses sosial (Martin, 1992:505), menekankan karakter tujuan dan berurutan dengan genre berbeda dan mencerminkan kepedulian Halliday dengan bahasa cara yang sistematis terkait dengan konteks. Genre adalah proses sosial karena anggota suatu budaya berinteraksi untuk mencapai mereka, berorientasi tujuan karena mereka telah berevolusi untuk mencapai hal-hal, dan dipentaskan karena makna dibuat dalam langkah-langkah dan biasanya membutuhkan penulis lebih dari satu langkah untuk mencapai tujuan mereka. Ketika serangkaian teks berbagi tujuan yang sama, mereka sering akan berbagi struktur yang sama, dan dengan demikian mereka milik Genre yang sama.
B.   Bahasa Inggris untuk Keperluan Khusus (ESP)
Orientasi ini mengikuti SFL dalam penekanan yang diberikannya kepada sifat formal dan komunikatif tujuan genre, tetapi berbeda dalam mengadopsi jauh lebih sempit konsep genre. Alih-alih melihat genre sebagai sumber daya yang tersedia di budaya yang lebih luas, ia menganggap mereka sebagai milik wacana tertentu masyarakat. Pada masyarakat wacana dan genre, wacana masyarakat berkembang konvensi dan tradisi mereka sendiri untuk seperti kegiatan lisan beragam seperti menjalankan pertemuan, menghasilkan laporan, dan mempublikasikan kegiatan mereka. Kelas-kelas berulang komunikatif peristiwa adalah genre yang mengatur kehidupan verbal. Genre ini menghubungkan masa lalu dan masa kini, sehingga kekuatan keseimbangan tradisi dan inovasi. Mereka menyusun peran individu dalam kerangka yang lebih luas, dan lebih lanjut membantu orang-orang dengan aktualisasi komunikatif mereka rencana dan tujuan Sengkedan (1998: 20).
C.   Retorika Baru
Konsep ini melihat genre lebih fleksibel dan kurang siaran dan hiburan untuk mengajar. Penekanan yang lebih besar kepada diberikan cara-cara yang bergenre berkembang dan pameran variasi, dan inisial menyebabkan pemahaman yang jauh lebih sementara bahasa dari konsep (freedman dan medway, 1994). Retorika baru negara berfokus kurang pada bentuk bergenre daripada tindakan bentuk inisial digunakan untuk menyelesaikan, dan sehingga cenderung menggunakan alat-alat penelitian kualitatif yang mengeksplorasi hubungan antara teks dan konteks mereka daripada orang yang menggambarkan mereka konvensi retoris (miller, 1984).

Writing and Identity
Penelitian terbaru telah menekankan hubungan dekat antara menulis dan identitas seorang penulis. Dalam arti luas, identitas mengacu pada cara-cara orang menampilkan siapa mereka satu sama lain (Benwell dan Stokoe, 2006: 6). Identity dibangun oleh kedua teks dimana kita terlibat dalam dan pilihan bahasa yang kita buat, sehingga bergerak identitas dari pribadi ke ranah publik, dan dari proses tersembunyi kognisi konstruksi sosial dan dinamis dalam wacana. Dengan kata lain, pandangan ini pertanyaan apakah ada adalah mutlak, tidak berubah diri bersembunyi di balik wacana dan menunjukkan bahwa identitas adalah kinerja. Kita melakukan pekerjaan dengan membangun identitas diri sebagai anggota kredibel dari kelompok sosial tertentu, sehingga identitas itu adalah sesuatu yang kita lakukan, bukan sesuatu yang kita miliki. Hampir segala sesuatu yang kita katakan atau tulis pada kenyataannya mengatakan sesuatu tentang kita dan jenis hubungan yang kita inginkan untuk membangun dengan orang lain
Pengertian saat ini identitas adalah konsep plural, yang didefinisikan secara sosial dan dinegosiasikan melalui pilihan penulis buat dalam wacana mereka. Pilihan ini sebagian dibatasi oleh ideologi dominan kemahiran istimewa di masyarakat tertentu, dan sebagian terbuka untuk interpretasi penulis 'sebagai akibat dari pribadi dan sosial budaya pengalaman. Identitas demikian mengacu penulis berbagai diri mempekerjakan dalam konteks yang berbeda, proses hubungan mereka dengan khusus masyarakat, dan tanggapan mereka terhadap hubungan kekuasaan institusional tertulis di dalamnya (Hyland,2009:70).
**
          Selanjutnya, pada proses pembelajaran kita diminta untuk membuat tulisan secara spontan di dalam kelas (Free Writing). Tentu saja ini bukahlah perkara mudah mengingat proses menulis merupakan proses berpikir yang panjang yang dipengaruhi oleh waktu dan tempat saat proses menulis. Berikut ini adalah hasil tulisan saya saat proses pembelajaran.
We know about colombus. Every body knows that colombus is a discover America. Every body also thinks positive when he heard about that name. he is a good person and so many good things in his life. Perhaps some people make colombus as the one of hero in this world.    
Howar zinn gives a expectable provement about colombus. Howard zin wrote in his book that colombus is the killer, he is thief, and many else about his badnees. Zinn opened the world eyes about colombus. Now day, every people colombos is the discover America and some people think colombus is a hero. After zinn wrote the book about the real fact about colombus, some expert disagree with him. Of course it make so many problem. In the other hand those expert agree about his point.
The real history about colombus has opened by Zinn. One by one facts about colombus known by all people in this world. People perhaps ask how is the true?
          Dari pembahasa di atas kita dapat simpulkan bahwa sejarah merupakan sesuatu yang tak boleh kita lupakan kerena sejarah merupakan guru terbaik kita dalam kehidupan saat ini. Tentu saja kita diharuskan untuk belajar dari sejarah. Lehtonen berpendapat bahwa semua naskah memiliki sejarah produksi mereka sendiri. Orang-orang tertentu memiliki diproduksi mereka di bawah prasyarat historis dan material tertentu. Dari hasil pembelajaran minggu lalu, agaknya mahasiswa harus lebih mendalami pemahaman tentang context, literacy, culture, technology, genre dan identity agar dapat meningkatkan kemampuan menulis.




         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic