7th
Class Review
Come
back to Crucial Match. Pada pertemuan kali ini Mr. Lala mengawali pembelajaran
di kelas dengan menyuguhkan dua judul wacana berita yang berbeda yakni, Liverpool Permalukan MU di Kandang 3-0 dan juga sebuah judul
yang bertuliskan, Kurang Apa Lagi, David Moyes? Dengan sebuah
gambar yang disajikan begitu pas dengan judul wacana tersebut.
Menurut Mr. Lala Bumela, tulisan yang menggugah
ialah yang memiliki sumber daya yang besar. Beliau juga berpesan agar dalam
pembuatan judul tidak boleh sembarangan, dan meskipun apa yang kita tulis itu
begitu panjang jika tidak mendapatkan respons dari pembaca maka tulisan kita
dikatakan affordances.
Judul merupakan bagian terpenting, baik untuk
sebuah artikel, karya tulis, ataupun buku. Judul adalah bacaan pertama sebelum kita membaca isi sebuah tulisan.
Sebagai penulis, membuat judul memang lebih sulit daripada membuat isi cerita,
dan terkadang membuat penulis merasa sedang mempertaruhkan nyawanya pada judul.
Judul menjadi salah satu daya tarik tersendiri dari sebuah
tulisan atau berita. Itulah sebabnya, penulis tidak bisa membuat judul
sembarangan. Pada prinsipnya, penulis akan berusaha menarik pembaca dengan
beberapa gaya judul agar mau membaca sebuah tulisan.
Emosi pembaca merupakan bagian terpenting yang perlu diusik agar dia
tergugah untuk membaca apa yang kita tulis. Judul harus bisa menciptakan respon
emosional pembaca, sehingga dia mau segera melanjutkan bacaannya. Ada baiknya jika kita
sering melakukan latihan menulis judul, dengan begitu kita akan mengetahui
celah yang sulit dan celah yang mudah. Latihan menulis judul dapat dengan
memberi twist pada frasa/ungkapan/peribahasa agar terasa segar
dan membuat penasaran. Syarat judul yang baik
yaitu yang mudah diingat, catchy, dan membuat penasaran. Atau bisa
dengan meminta masukan writing-buddy agar mendapatkan judul
yang sesuai dengan yang diinginkan.
Dalam membuat tulisan
harus memperhatikan pernyataan tesis (thesis statement). Thesis dikembangkan dari satu atau lebih gagasan pokok (controlling
idea). Thesis adalah bentuk spefisik dari gagasan pokok, yaitu klaim utama
atau klaim keseluruhan untuk menyatakan kepercayaan yang ingin dipertahankan. Thesis merupakan gagasan pokok yang membatasi atau memprediksi
jenis-jenis informasi yang kemungkinan dapat dikembangkan lebih jauh. Tetapi,
berbeda dengan gagasan pokok, tesis menambahkan elemen lain: sebuah
interpretasi atau penilaian berkenaan dengan informasi yang didiskusikan,
sebuah penilaian yang mungkin tidak akan selalu disetujui semua orang.
Jadi, disamping membatasi dan memprediksi informasi yang mungkin akan
berkembang, membuat kalimat tesis berarti membuat pernyataan tentang topik atau
pokok gagasan yang akan anda dukung (sebagai penulis) dengan memberikan
bukti-bukti ‘kebenaran’ dari pernyataan.
Menurut Cynthia A Boardman, 2008: 66, thesis
statement adalah kalimat yang sangat penting dalam sebuah essay karena
di dalamnya terdapat main idea untuk keseluruhan essay. Kemudian supporting
idea atau supporting statement adalah kalimat yang mendukung topic sentences,
sedangkan yang mendukung thesis statement pada sebuah essay biasa disebut
dengan body paragraph yang terdiri dari beberapa paragraph.
Bagian-bagian
dari thesis statement menurut Cynthia A Boardman, 2008: 67 yaitu thesis
statement mempunyai dua bagian atau terdiri dari dua topic dan controlling
idea. Topic adalah object di dalam
sebuah essay atau hal-hal yang dibahas atau berkenaan dengan essay. Sedangkan controlling idea adalah kata sifat
bentuknya. Ada juga di dalam thesis statement menurut Cynthia A Boardman, 2008:
68 yaitu predictor. Predictor adalah fungsi sentences yang dapat memberitahukan kepada pembaca
seberapa banyak body paragraph yang terdapat pada essay tersebut.
Menurut
Cynthia A Boardman, 2008: 68 thesis statement mempunyai karakteristik yaitu:
1.
Thesis statement harus merupakan kalimat pernyataan, bukan kalimat
pertanyaan.
2.
Thesis statement merupakan opini dari penulis.
3.
Thesis statement harus menampilkan controlling idea.
4.
Thesis statement harus memiliki satu controlling idea.
Di dalam thesis
statement sering digunakan kalimat atau kata preposition, berikut adalah
kalimat preposition yang sering kita jumpai:
1.
Chronology (after, before, during, prior to, since, until)
2.
Location (above, behind, below, in front of, next to, on
top of, to the left of, to the right of, under)
3.
Causation (because, due to)
4.
Contrast (different from, in contrast to, instead of)
5.
Unexpected result (despite, in spite of)
6.
Direct contrast (unlike)
7.
Similarity (like, similar to)
8.
Addition (in addition to)
Thesis dalam paper
argumentatif harus menyatakan secara jelas posisi yang [akan] anda dukung dalam
perdebatan tentang isu tertentu. Yang pokok dalam paper
bukanlah apa pendapat yang dipertahankan dan apa bentuk pandangan mahasiswa, melainkan bagaimana mahasiswa menjelaskan dan mempertahankan pandangannya;
bagaimana ia melihat dan
mempertimbangkan pandangan yang berbeda; sejauhmana ia memberikan penilaian terhadap keunggulan dan
kelemahan alasan, dan bagaimana memberikan dukungan terhadap klaim yang
dibuat. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika ternyata mahasiswa tidak sampai
pada pandangan yang ‘benar’; yang penting adalah bagaimana cara anda sampai
pada pandangan tersebut. Baik dan buruknya sebuah paper bisa diukur dari
sejumlah item atau variable seperti kebaharuan gagasan (novelty of ideas), kekuatan argumen (strenght of arguments), organisasi tulisan (organization of writing), dan kerapian laporan (sloppiness).
Dalam pertemuan kali ini Mr. Lala juga memperkenalkan
seorang penulis buku yang bernama Milan Kundera
in L’Art duroman:1986. Milan Kundera
merupakan seorang penulis dalam bidang kesusastraan. Milan banyak menulis
novel-novel, dan bisa kita sebut Milan sebagai seorang literat sama halnya
dengan sejarawan bahwa baik penulis karya sastra maupun sejarah masing-masing
penulis memiliki ideologi dan sudut pandang penulis akan menghasilkan sebuah
nilai (Value). Menurut
Fowler (1996: 10): “Like
the historian critical linguist aims to understand the values which underpin
social, economic, and political formations, and diachronically, changes in
values and changes in formaitons.” Menulis
terkait dengan pemahaman terhadap nilai-nilai dan perubahan bentuknya, baik
yang terkait sosial, ekonomi, maupun politik.
Tujuan pembelajaran sastra adalah untuk
membentuk sikap kritis dan kreatif serta kepekaan terhadap fenomena kehidupan
di lingkungan sosial budaya maupun alam sekitar. Sastra dapat menumbuhkan
kehalusan budi pekerti, menguatkan karakter bangsa, dan meningkatkan minat baca. Kita tengok keadaan bangsa kita. Siswa cenderung suka
membaca novel remaja yang penuh percintaan yang menurut saya tidak mengandung
nilai-nilai luhur. Padahal sastra dapat memberikan pencerahan yang berupa
tuntunan yang akan dianut oleh pembacanya. Novel remaja yang ringan dan gaul
bahasanya juga tidak memperkaya kosakata pembacanya. Novel remaja juga terlalu
sederhana alurnya sehingga tidak memberikan pelajaran kehidupan.
Taufik Ismail dalam esainya di
majalah sastra Horison mengatakan, ”Jika remaja kita nanti egois, angkuh, ambisius, mudah putus asa,
dan tidak mempunyai kepekaan sosial, jangan salahkan pendidikan tapi koreksi
dulu bacaannya dan lingkungan pergaulannya.”. Begitu besar sebuah tulisan itu dapat
mempengaruhi seseorang, sehingga dalam Quote nya Milan berkata: “Jika
ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya; maka
pastilah bangsa itu akan musnah.”― Milan Kundera
Dalam
proses belajar tentunya membutuhkan dan menghasilkan sesuatu yang baru. Sebagai
seorang mahasiswa dan dalam tahap menjadi penulis baru, kita memiliki beberapa
tugas yakni ”Discover” dalam hal Poet (penyair-kesusastraan), Historian
(sejarawan), maupun linguistic. Kemudian, kita harus mampu memecahkan serta
mengungkap mengenai rahasia tersembunyi di balik tembok (crush the wall).
Howard Zinn merupakan ”the crushing the wall”,
dan kita harus menolak asumsi-asumsi lama yang beredar bahwa ”Colombus is a hero”. Dalam Class Review kali ini
kita mencoba untuk mengkritisi teks yang telah ditulis oleh Howard Zinn. Dalam
bukunya Howard Zinn bermaksud menggugurkan bahwa Colombus bukanlah seorang pahlawan. Dengan Ideologi yang
diyakininya dalam menulis sejarah, Howard Zinn masih kurang dan sering
melewatkan fakta-fakta yang terkait atas klaim nya.
Howard Zinn mengungkap kebohongan tersembunyi di balik sebuah nama
Christoper Colombus. Howard Zinn menyibak asumsi-asumsi lama dan menggugurkan
Colombus bahwa ia bukanlah seorang pahlawan melainkan seorang penjajah, bahkan
pembunuh besar. Setelah beratus-ratus tahun kebohongan atas Colombus ini di
sembunyikan akhirnya di temukanlah artefak
atau bukti sejarah. Artefak ini seperti tulisan kaligrafi Arab yang
menunjukkan bahwa pada masa sebelum ekspedisi Colombus, seorang muslim telah
menginjakkan kaki sebelum kedatangan Colombus. Namun, dalam artikel nya, Zinn
tidak menyebutkan kebenaran penemu benua Amerika yang tidak lain adalah seorang
muslim yakni Laksamana Cheng Ho. Artikel Howard Zinn di pandang berat sebelah
karena dalam artikelnya, Zinn menolak mentah-mentah Colombus sebagai penemu
benua Amerika namun Zinn enggan menyebutkan tokoh sebenarnya yang lebih dulu
menemukan benua tersebut sebelum ekspedisi Colombus. Hal ini karena background
dari Zinn adalah seorang Yahudi, sehingga dia enggan mengakui bahwa muslim lah
yang pertama kali menginjakkan kaki sebelum Colombus.
Ternyata banyak sekali fakta-fakta
yang unik yang belum sepenuhnya kita diketahui. Apa alasannya Colombus pergi ke India? Salah satu alasan utama ialah mengenai
finansial karena teknologi dan rempah-rempah di India pada saat itu sangat
berlimpah. Colombus berlayar ke India untuk mencari rempah-rempah, karena India
terkenal akan kelimpahan remmpah-rempahnya. Akan tetapi ia bertemu dengan
masyarakat yang dipandang peradabannya sangat rendah. Tetapi dibalik penilai
Columbus, ternyata dia salah menilai masyarakat India sebenarnya sangat baik dalam hal ilmu dan teknologinya. Kemudian,
Colombus mengajak bekerjasama dengan penduduk sekitar. Kerjasama itu dilakukan
dalam berbagai bidang salah satunya yakni teknologi. Namun konon katanya
masyarakat merasa tidak nyaman bekerja bersama Colombus maka timbulah
perselisihan diantara mereka. Peperangan pun terjadi, bangsa Amerika kemudian
menjelma menjadi Eropa baru. Dari sinilah Colombus ingin menguasai teknologi
dan rempah-rempah yangdimiliki India pada waktu itu.
Alasan lain yang
melatarbelakangi pelayaran yang dilakukan oleh Columbus untuk mencari Benua
Asia atau lebih tepatnya lagi India. India pada tahun 300 SM memiliki dua kota
yang terbilang sangat maju yakni kota Harappa dan Mohenjo Daro. Teknologi
berkembang pesat di sana dan senjata nuklir telah ada pada masa itu di India sana
pada tahun 300 SM. Dewasa ini kita mengetahui
bahwa senjata nuklir pertama kali dibuat oleh Einstain dan digunakan pertama
kali ketika terjadi perang dunia II untuk menghancurkan kota Hiroshima dan
Nagasaki. Bukti bahwa India memiliki teknologi yang sangat maju dan mempunyai
senjata nuklir pada masa yang terbilang kuno, yakni tahun 300 SM
bisa dilihat dari kisah Mahabarata dari India kuno yang dipenuhi seksripsi
misterius yang terdengar seperti ledakan atom. Kisah Mahabrata
merupakan bukti tidak langsung bahwa pada masa itu di India telah ada senjata
nuklir.
Dari pemaparan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa, pembentukan sikap kritis dan
kreatif serta kepekaan terhadap fenomena kehidupan di lingkungan sosial budaya
maupun alam sekitar menjadi modal yang sangat penting dalam mempelajari ilmu
sastra, maupun sejarah. Hal inilah yang dapat saya tarik dalam hubungannya
dengan literasi. Sastra dapat memberikan pencerahan yang berupa tuntunan yang
akan dianut oleh pembacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic