Pagi hari yang cerah itu seperti biasanya tanggal 25 Februari 2014 pada
jam yang sama, ruang yang sama mata kuliah yang sama yaitu writing class. Mr. Lala masuk ke kelas dengan semangat
sambil membawa peralatan perang yang lengkap.
Tidak kalah saing dengan Pak Lala, saya pun persiapkan semuanya. Mulai dari buku – buku seperti log book,
semua lembar photo copy mata kuliah writing dan tidak tertinggal juga yaitu
buku asli dari Pak Chaedar Al-wasilah”Pokoknya Rekayasa Literasi.” Pagi itu dimulai dengan mengkroscek absen,
say “Yes”. Setelah itu, langsung
mempersiapkan laptop ke infokus membuka slide “4th match”.
Blog yang hampir mendekati sempurna kali ini
yaitu Sandi Pranuji, karena pembahasannya itu sedikit lagi ke titik classroom
discourse. Mengapa hanya Sandi yang
seperti itu ? karena, dari keseluruhan
yang ada di kelas PBI-C itu belum menerangkan tentang classroom discourse. Peraturannya yaitu harus ada mutuality and
mutualrespect, baru nantinya boleh ke religious Harmony. Kami ini hanya abaru berada di posisi reader
saja, belum sampai ke posisi qualified reader.
Pintar itu adalah efek samping, sedangkan proses nya yaitu mencernanyaa
menjadi qualified reader.
Didalam segala sesuatu kejernihan hati itu
harus, maka dalam writing class pun harus berhati jernih. Mengapa demikian? Karena, menulis itu adalah sebagai meditasi
yang mana efek sampingnya itu adalah mendapatkan ide yang cemerlang. Sehingga tulisan yang di buat itu menjadi
best seller”jika diperjualbelikan” atau “reward” dan bisa jadi tulisan yang
dibuat menjadi “punishment”. Lebih baik
agi jika hendak akan menulis berwudhu terlebih dahulu, sholat, mengaji dan
ritual ibadah yang lainnya. Seperti yang
di ungkapkan oleh K.H Asep dalam seminar bedah buku, berkata bahwa dalam setiap
perbuatan itu harus dimulai dengan melibatkan allah. Jika hati kami sebagai penulis tidak jernih,
maka tulisan pun akan riuh.
Peralatan yanag harus dibawa untuk minggu
depan yaitu netbook, laptop, terminal dan charger. Kami pun harus bisa mengkondisikan kelas
untuk pertemuan yang selanjutnya, dengan keadaan setiap orang membawa netbook
masing-masing atau laptop yang mempunyai daya tahan batrai selama satu
jam. Bukan hanya itu saja, kami juga harus
working hard untuk endurance seperti di kelas itu akan terlihat secara langsung
letak ke progressannya dalam hal critical review yang mempunyai cita rasa yang
kuat dengan menggunakan Bahasa Inggris sebanyak 500 kata. Tentu bukan hal yang mudah bukan? Wajar saja, karena ini adalah pertemuan yang
ke empat dan keadaan pun mulai memanas.
Pertemuan yang pertama, diberikan tugasnya di kerjakan di rumah
masing-masing dan tugas yang selanjutnya di kerjakan di kelas.
Menurut Pak Lala, kelas itu adalah sacred site
atau situs yang suci. Mengapa demikian? Karena, di kelas itu adalah memiliki
interaksi komunikasi yang berbeda. Bukan
hanya itu saja, dikelas juga memiliki modal yang berbeda dan background yang
berbeda. Di kelas itu sangat
complicated, yang menajdikan complicated adalah interaksi yang muncul di
talk. Maka dari itu central klaim harus
di bina di dalam kelas, supaya tidak menyebabkan konflik yang mana konflik itu
uncul di talk.
Yang sangat crusial dalam education yaitu ideologi,
value (norma) dan law. Dalam dunia
pendidikan pasti ia akan mempunyai ideologi yang tentunya ia juga memiliki
values, jika ia tidak memiliki values
dapat dipastikan bahwa ia adalah bukan orang yang mengenyam
pendidikan. Berawal dari communication
strategies dan talk maka lahirlah toleransi dan disiplin. Bisa di lihat dari orang-orang “siapa sajakah
orang-orang yang di dalam kelas tersebut?”
yaitu orang-orang yang berpendidikan.
Penyebab
dari diverse di mulai dari dalam kelas, dan critical review harus memiliki mind
map. Orang yang memiliki diverse dan
mind map maka ia akan berkembang dengan sendirinya, jika ia ada dalam
kelas. Jenis apa sajakah yang harus di
kembanngkan di dalam kelas? Yang harus
dikembangkan di dalam kelas yaitu mutuality dan mutualrespect. Jadi, IP itu harus balance dengan toleransi. Mengapa demikian? Ip itu hanyalah sebuah nilai dalam prestasi
yang telah di capainya, percuma saja jika ia pintar namun ia tidak memiliki
toleransi dengan sesama teman saja sudah tidak memiliki toleransi bagaimana
nanti jika ia sudah berkecimpung di masyarakat yang meiliki multikultural?
Bagaimana dengan minoritas islam? Apa yang akan di lakukan oleh KEMENAG? Di
indonesia kristenisasi itu sudah menjamur, contoh real secara pastinyayaitu
dosen kami yang bernama Mr. Wahid di
daerah perumahan beliau semua tetangganya yaitu islam. Tetapi dengan taktik mereka”kristen” maka
seluruh keluarganya itu menjadi kristen.
Tetangga dari Mr. Wahid kini istri dan anak-anaknya itu berubah agama
menjadi kristen, dan di baptis selamanya menjadi kristen. Kini, hanya keluarga kecil beliau lah yang
islam di daerah perum tersebut. Salah
satu negara besar yang ada di dunia itu salah satunya yaitu Singapura, memiliki
undang – undang yang tegas dan ketat mengenai keagamaan. Bunyi nya yaitu di haramkan bagi seseorang
untuk mengajak yang lain untuk memeluk agama yang disembahnya, orang tersebut
akan dikenakan denda atau sangsi yang berat terhadap pelanggaran agama
tersebut. Ini merupakan pembahasan dari
classroom discourse.
Berikut adalahkutipan
dari dunia maya mengenaiprogram jangka panjang kristenisasi di Indonesia pada
tanggal 30 Desember 2011 pukul 22:35. Dari majalah crescent Internasional terbitan
Toronto – Canada edisi ke 16-30 November 1988, hal. 5. Bahwasannya keputusan dewan gereja Indonesia
di Jakarta 1979 mengenai program kristenisasi diatur hampir di seluruh dunia
terutama di negara-negara Muslim. Dunia
ini hanya akan damai jika seluruh dunia berhasil di kristenkan. Inilah yang menjadi tujuan dari kita umat
kristen untuk bersatu membuat orang-orang islam menjadi kristen. Usaha untuk
mengkristenkan orang muslim di Indonesia di dukung oleh negara-negara yang kuat
seperti Amerika, Inggris, dan lain-lain. Kita kaum kristen akan dengan amat
mudah mendapatkan dana, setiap saat dari
Amerika. Program kritenisasi ini adalah
tugas kita yang suci dan kita harus berhasil dalam melaksanakannya. Dan lagi, penting untuk diketahui dan
disadari bahwa agar mencapai sukse dalam usaha kristenisasi, yang terpenting
bagi kaum kristen adalah bersatu. Kita
kaum kristen di Indonesia selalu di cintai, di berkati, dan di lindungi oleh
Yesus. Konsep-konsep, tujuan dan
kegiatan kristen di Indonesia.
Mengurangi jumlah umat islam di seluruh indonesia. Sesuai dengan data statistik kaum kristen di
indonesia berjumlah tujuh juta. Rencana
kita populasi kaum kristen harus sama dengan jumlah umat islam dalam waktu 50
tahun. Untuk mencapai tujuan tersebut
gereja-gereja Indonesia harus memberikan instruksi kepada kaum kristen sebagai
berikut:
1.
Mengadakan program keluarga berencana, yaitu dengan
motto “dua anak cukup”.
2.
Propaganda
pembatasan kelahiran dan keluarga berencana bagi orang muslim harus sangat
intensif di lakukan dan di dorong dengan berbagai cara.
3.
Keinginan
orang kristen untuk mempunyai anak banyak harus dibantu dan bagi mereka yang
miskin harus diberi fasilitas baik secara materil maupun moril.
4.
Perintahkan
kepada dokter dan perawat secara cepat dan khusus pasien kristen.
5.
Masyarakat
kristen harus menyediakan rumah sakit yang banyak untuk mencapai tujuan ini.
6.
Gereja
secara ketat melarang penguasa tanah kristen untuk menyewakan atau menjual
banguna-bangunan, rumah-rumah, toko-toko, kepada orang islam.
Permintaan - permintaan kita harus dibuat sebaik mungkin
di dalam pemerintahaan itu sendiri:
1)
Pemerintah
harus bersedia mengakui status Bishop sebagai petugas protokol negara dan
bishop harus mempunyai hak untuk di dengar oleh penguasa.
2)
Semua
menteri yang penting harus diangkat berdasarkan mandat dari orang-orang
kristen.
3)
ABRI
harus selalu dimanuver untuk selalu bermsuhan dari keadaan yang demikian.
4)
Pemuda
kristen sebanyak mungkin harus masuk ke profesi militer.
5)
75%
kepala dari departemen – departemen yang ada di pemerintahan harus disusun oleh
pejabat ex militer yang beragama kristen.
6)
75%
orang yang menentukan prinsip tertinggi, semua orang kristen di pemerintahan
baik mentri, gubernur atau yang umum prajurit rendahan harus menurut perintah
bishop.
7)
Orang
kristen harus mempunyai radio transmitter nasional sebagai miliknya untuk senjata propaganda
yang ampuh.
8)
Di
daerah – dareah dimana muslim merupakan mayoritas, harus ada orang kristen yang
diangkat secara konstan untuk mengevaluasi kelemahan-kelemahan orang islam.
Adapun tentang kebenaran isi
informasi tersebut, tentu kami serahkan sepenuhnya kepada para pembaca untuk
membandngkannya dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat. Bagaimana pun juga kami berterimakasih atas
tanggapan anda.
Kesalahan negara Indonesia adalah guru-guru
yang tidak saling mengeal satu sama lainnya, bukan hanya itu dalam mengawali
pembelajarannya saja guru-guru tidak mengenalkan silabus dan kurikulum yang
akan di pelajari. Selain itu guru-guru
juga tidak saling kenal mengenal dengan siswa pada hari pertama mulai
pembelajaran. Disiplin itu memang tiada
teorinya, namun untuk mengajarkan hal kedisiplinan harus dimulai dari guru
tersebut sendiri yaitu guru tidak boleh datang terlambat untuk mengawali
pembelajaran. Jika guru tersebut
terlambat dalam hal kecilnya melakukan kegiatan belajar mengajar, maka siswanya
pun akan mengalami hal yang sama yaitu menyepelekan waktu.
Berkariblah dengan
sepi, sebab dalam sepi ada [momen] penemuan dari apa yang dalam riuh gelisah
dicari. Dalam sepi ada berhenti dari
menerima ramainya stimulus yang memborbardir indera kita Stimulus yang harus dipilah dan dipilih satu
satu untuk ditafakuri, lalu dimaknai, dan dijadikan berguna bagi kita. Bila tidak mereka hanya dengungan yang bising
di kepala saja tak mengendap menjadi sesuatu yang mengizinkan kita memahami dunia
di sekitar kita(sedikit) lebih baik.
Berkariblah dengan
sepi, sejak dalam sepi kita menemukan diri yang luput dari penglihatan dan
kesadaran ketika beredar dalam ramai.
Dalam sepi kita dapat melihat peredaran diri yang diserakkan gaduh,
mendekat, lalu merapat, membentuk bayang yang jelas untuk dilihat tanpa harus
memuaskan keinginan yang lain(Budi Hermawan).
Maksud dari petikkan
kalimat diatas adalah kita hrus menjernihkan hati dalam kesepian dan
kesunyian. Jika menginginkan ide yang
brilian maka haruslah berteman dengan kesunyian, bukan hanya itu saja jika
ingin masuk mata pelajaran dalam hal ulangan dan ujian maka bertemanlah dengan
kesunyian dan kesepian. Salah satu cara
menjernihkan hati yaitu dengan cara mendekatkan diri dengan Allah Swt.
Berfikir bahwa kamu
adalah sebagai seorang guru mendapati keuntungan dari kembali menguji. Contohnya adalah dari pembicaraan kelas,
memikirkan kembali dari interaksi yang ada dalam kelas dan kembali di panggil
sebuah momen itu yang membuat kamu tidak nyaman atau berindikasi beberapa
tegangan dasar. Apakah kamu berfikir
karena kegelisahan dan ketegangan?
MENGANALISIS
CLASSROOM DISCOURSE
Buku ini bertujuan
untuk menyediakan guru dengan peralatan untuk menganalisis talk dalam kelas
mereka yaitu ada empat alasan sebagai berikut:
ü
Proses
dari melakukan analisis classroom discourse dapat membantu dalam interinsik dan
kekal damai dalam praktek dari mengajar dan itu kehidupan umum menegaskan
potensi.
ü
Ketika
guru menganalisis discourse dalam akademik kelas mereka mengimprovisasi
prestasi.
KRITIK ANALISIS CLASSROOM DISCOURSE
Definisi dari classroom discourse, adalah
sebelum memulai bekerja dalam analisis dari kepunyaan kita, bagaimanapun itu
akan menjadi penggunaan untuk dapat bekerja.
Definisi secara luas yaitu belajar dan bagaimana bahasa dalam
penggunaannya adalah afeksi dari konteks yang digunakan.
Definisi dari discourse
adalah penggunaan dalam bahasa. Pasti
ini menggangu, bahasa adalah selalu dalam penggunaanya. Jadi kenapa hanya disebut sebagai bahasa? Karena di percayai bahwa tidak hanya komponen
kebutuhan bahasa.
Pengorganisasian buku
a.
Summary
dari chapter
b.
Source
example
c.
Kesimpulan
Dimensi identitas discourse
1)
Sosial konteks
DALAM
PENGGUNAAN BAHASA affect Konteks Sosial
|
Language form
|
Conteks in use
|
function
|
How are you?
|
a.
Teacher
addresing a student entering the classroom
|
a.
Greeting
|
|
||
|
||
b.
The
conselor addresing a student in her office..
|
|
|
b.
Question
|
||
Dude
|
a.
Talking
about a picture in a book :”train dude”
|
a) Description of picture
|
|
b.
Reading a card off while playing the phonic
game TM :”dude”
|
b)
Display
of sounding out ability
|
|
2)
Konteks
interaksi
LANGUAGE
IN USE affect
INTERAKSI KONTEKS
|
Adjacency pair
type
|
example
|
Greeting
|
Teacher : good morning!
|
Students :
good morning!
|
|
Question /
answer
|
Teacher : is
today Friday?
|
|
Students
: yes!
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic