We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 10 Maret 2014

MENGETAHUI CARA BELAJAR DAN MENULIS



CLASS REVIEW 5
NAME           : Yayah Fatchiyah
CLASS           : PBI-C




Dalam class review yang saya buat ini pertama yang akan saya tulis itu mngenaihawar zinn, yang telah saya pahami di dalam kelas bersama teman-teman saya. “This book changed my life” kalimat yang sering pembaca katakan ihwal buku yang dianggap sangat berpengaruh dalam hidupnya. Sama seperti halnya seperti apa yang saya rasakan pasca mencicipi tulisan Howard Zinn. Dalam kata-kata Zinn, setiap penekanan tertentu dalam penulisan setiap jengkal kalimatnya akan mendukung sebuah kepentingan. Bisa kepentingan politik, ekonomi, rasial ataupun nasional. Akan tetapi apa yang ingin disampaikan oleh Howard Zinn adalah seperti judulnya yaitu Speaking Truth to Power with Book. Arti dari Speaking Truth sendiri adalah  berbicara tentang kebenaran suatu keadaan yang sebenar-benarnya tanpa ada pembelokan cerita atau penyembunyian cerita. Apalagi dibelakangnya di dalangi oleh sebuah birokrasi demi suatu kepentingan. Juga tak perduli yang mendengarkan akan menyimak atau tidak, yang penting adalah menyampaikan. Bukan dengan menghujat atau menjustifikasi. Sebenarnya Speaking Truth to Power adalah sebuah frasa yang diciptakan oleh Quaker selama di pertengahan 1950-an. Ini adalah panggilan bagi Amerika Serikat untuk berdiri teguh melawan fasisme dan bentuk lain dari totalitarianisme, yang merupakan frase yang tampaknya membuat bingung hak politik. Berada dalam masyarakat yang melek sejarah dan berbasis literasi, seperti di benua Amerika. Mungkin tidak sulit untuk menjadikan buku sebagai sesuatu yang powerful bahkan hingga mengubah kesadaran orang-orang. Namun, bagaimanakah di negeri ini yang belum seutuhnya menjadikan buku sebagai sesuatu yang mempunyai kekuatan dalam hidupnya. Orang-orang masih sangat malas untuk membaca belum lagi untuk memahaminya, menganalisisnya, apalagi sampai pada mengkritisinya. Kata Zinn “book operate in many ways to change people’s consciousness” nampaknya ini belum bisa terlihat jelas di negeri kita. Inilah class review yang telah saya buat. Di dalam kelas pa Lala juga menjelaskan tentang class review kita yang kemarin dan mengomentari critical review pbi-c yang kemarin, sekarang saya telah membuat class review 5 selanjutnya. Dan ini lah membahasan saya yang telah saya tulis.
Selanjutnya dalam class review saya akan menjelaskan tentang Kelemahan terbesar dari tinjauan kritis pertama Anda meliputi sebagai berikut:
·         Terjebak dalam hal-hal sepele Tidak akrab dengan kata kunci yang disebut wacana kelas
·          Menceritakan fakta-fakta tentang konflik agama tanpa menunjukkan titik perusahaan pandang
Struktur generik tidak dibangun dengan baik
·         Pola Referensi yang hilang (satu hal yang bisa saya katakan): ada banyak ruang untuk perbaikan.
Isu kunci dalam Menulis Penelitian dan Pengajaran (Hyland 2002; 2009)? Berikut ini adalah sejumlah isu kunci yang mendominasi pemahaman saat penulisan: (! Mengeksplorasi lebih dalam review class)
  1. Context
  2. Literacy
  3. Culture
  4. Technology
  5. Genre
  6. Identity
 Ken Hyland membangun gambaran konseptual sampai menjelajahi sejumlah isu kunci yang mendominasi pemahaman menulis saat ini. Isu-isu ini, yang telah dipilih oleh Ken Hyland lebih luas dari berbagai kandidat, yaitu konteks, literasi, budaya, teknologi, genre dan identitas. Bersama-sama mereka memberitahu kita sesuatu tentang keadaan saat ini kita bermain di wilayah menulis penelitian dan pengajaran. Ken Hyland berharap dapat memberikan dasar untuk berpikir, mencerminkan dan membaca lebih lanjut pada subjek yang akan dibahas. Cara kita memahami tulisan dikembangkan melalui pemahaman yang semakin canggih dari konteks. Kami menyadari bahwa makna bukanlah sesuatu yang berada dikata-kata yang kita tulis dan kirim ke orang lain, tetapi diciptakan dalam interaksi antara penulis dan pembaca karena mereka memahami kata-kata ini dengan cara yang berbeda, masing-masing berusaha menebak. Sebagai hasilnya, analis,  dan guru sekarang mencoba untuk memperhitungkan pribadi, faktor-faktor kelembagaan, dan sosial yang mempengaruhi tindakan menulis. Biasanya, faktor-faktor kontekstual sebagian besar dipandang sebagai variabel 'obyektif' seperti kelas, gender atau ras, tapi sekarang cenderung dipandang sebagai apa para peserta melihat relevan.
2. literacy dan menulis
Menulis bersama dengan membaca adalah tindakan literasi: bagaimana kita benar-benar menggunakan bahasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Konsepsi modern literasi mendorong kita untuk melihat tulisan sebagai praktik sosial, bukan sebagai keterampilan abstrak yang dipisahkan dari orang-orang dan tempat-tempat di mana mereka menggunakan teks. Scribner dan Cole (1981 : 236 ) mengatakan: melek tidak hanya mengetahui cara membaca dan menulis naskah tertentu, tetapi menerapkan pengetahuan ini untuk tujuan tertentu yang digunakan dalam konteks tertentu.  Layak dipertimbangkan peran keaksaraan karena membantu kita untuk memahami bagaimana memandang hidup mereka melalui praktik rutin menulis dan membaca. Pandangan berbasis sekolah tradisional menganggap keaksaraan sebagai kemampuan belajar yang memfasilitasi berpikir logis, akses informasi, dan partisipasi dalam peran masyarakat modern. Pandangan ini melihat keaksaraan psikologis dan tekstual, sesuatu yang dapat diukur dan dinilai. Literasi dipandang sebagai satu keterampilan teknis bebas nilai yang meliput decoding dan encoding makna, memanipulasi alat tulis, mengamati bentuk - suara korespondensi ,dll, yang dipelajari melalui pendidikan formal. Menulis adalah pemberdayaan pribadi, tetapi juga didefinisikan dalam hal sebaliknya : stigma pribadi yang melekat pada buta huruf. anda mempunyai salah satunya atau tidak. Pandangan sosial dari literasi.
3. culture dalam menulis
Budaya secara umum dipahami sebagai historis yang ditransmisikan dan jaringan sistematis makna yang memungkinkan kita untuk memahami, mengembangkan dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keyakinan kita tentang dunia (Lantolf, 1999). Akibatnya, bahasa dan pembelajaran dikepungdengan oleh budaya (Kramsch, 1993). Hal ini sebagian karena nilai-nilai budaya kita tercermin dan dilakukan melalui bahasa, tetapi juga karena budaya tersedia bagi kita untuk diambil dengan cara tertentu untuk diberikan pengorganisiran persepsi dan harapan, termasuk yang kita gunakan untuk belajar dan berkomunikasi secara tertulis. Dalam menulis penelitian dan pengajaran, ini adalah wilayah retorika kontrastif.  Connor pada retorika kontrastif adalah area penelitian dalam akuisisi bahasa kedua yang mengidentifikasi masalah dalam komposisi yang dihadapi oleh bahasa kedua penulis dan , dengan mengacu pada strategi retoris dari bahasa pertama mencoba untuk menjelaskan, retorika kontrastif mempertahankan bahasa dan menulis adalah fenomena budaya. Sebagai konsekuensi langsung, masing-masing bahasa memiliki konvensi retorika unik itu (Connor, 1996 : 5 ).
 4. technology menulis
Teknologi dalam adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir. Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan dan merusak Bumi dan lingkungannya. Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnynya hanya menyangku permesinan, contoh lainnya adalah tantangan norma-norma tradisional.
5. Genre dalam menulis
Genre dalam menulis adalah Jika Anda menulis sebuah cerita hanya untuk diri anda sendiri (seperti catatan harian), maka Anda tidak perlu mengerti atau meributkan tentang genre. Tetapi jika anda hendak menjual hasil tulisan Anda kepada pihak tertentu, maka Anda harus memahami apa yang dimaksud dengan Genre. Genre berhubungan dengan pasar dari hasil tulisan Anda. Genre adalah perhatian tertentu di cerita yang diarahkan ke bidang spesifik tertentu. Masing-masing penerbit, majalah, atau koran tempat anda melempar tulisan mempunyai tipe-tipe genre tersendiri. Namun secara garis besar genre dibagi menjadi: Petualangan Aksi (action-adventures), Kriminal, Fantasi, Horror, Misteri/Detektif, Roman (romaunce), Fiksi Sain, dan Inspirasi. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan walaupun menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, tetapi dalam proses pembelajaran bahasa tidak mungkin dipisahkan dengan keterampilan berbahasa yang lain seperti mendengarkan, berbicara dan membaca. Keempat keterampilan berbahasa itu terdapat saling melengkapi. Sebagaimana dalam kurikulum 2004 (KBK) yang kemudian disempurnakan dengan kurikulum 2006 (KTSP) mata pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) disebutkan bahwa salah satu tujuan pengajaran bahasa Inggris adalah mengembangkan kemampuan dalam bahasa tersebut, dalam bentuk lisan dan tulis. Dalam menulis, unsur kebahasaan merupakan aspek penting yang perlu dicermati, disamping isi pesan yang diungkapkan, yang merupakan inti dari hakikatnya sebagai bentuk penggunaan bahasa yang aktif-produktif. Untuk membantu pembelajaran bahasa tentang bagaimana memahami dan menghasilkan teks baik lisan maupun tulis dalam beragam konteks dan beragam peruntukan, maka sangat diperlukan teori bahasa atau tatabahasa tentang bagaimana suatu teks bekerja. Dalam genre, bahasa dipandang sebagai sumber untuk membentuk makna. Tatabahasa diperlakukan sedemikian rupa untuk menggambarkan bahasa dan penggunaan yang sebenarnya dan berfokus pada teks dan konteksnya.
6, Identity dalam menulis
Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan metode resitasi pada pembelajaran keterampilan menulis surat pribadi bahasa Jerman tema Identitas Diri. Data diperoleh dari pedoman observasi, tes keterampilan menulis surat pribadi, dan angket siswa kelas XI Bahasa tahun ajaran 2011/ 2012. Data-datayang diperolehdalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan  metode deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode resitasimempermudah siswa dalam menulis surat pribadi dan memberikan suasana yang kondusif dalam perkembangan kreativitas siswa. Berdasarkan hasil nilai tes menulis diketahui bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah 83,3. Hal tersebut menunjukkan, bahwa siswa telah memahami materi pembelajaran dengan baik, karena standar ketuntasan minimal nilai pelajaran bahasa Jerman di SMA Negeri 7 Malang adalah 75. Kesulitan-kesulitan peneliti pada penelitian ini, adalah sebagai  berikut. (1) kesulitan dalam memilih tugas yang sesuai dengan perbedaan kemampuan siswa, (2) kesulitan dalam mengalokasikan waktu, karena metode ini terdiri dari beberapa fase pembelajaran, dan (3)  kesulitan dalam pemberian tugas dalam kelompok, karena peneliti harus mengontrol apakah hasil  pekerjaan diselesaikan oleh seluruh anggota kelompok atau beberapa orang saja. Menulis dan identitas Pengertian saat ini identitas melihatnya sebagai konsep plural, yang didefinisikan secara sosial dan dinegosiasikan melalui pilihan penulis buat dalam wacana mereka. Pilihan ini sebagian dibatasi oleh ideologi dominan kemahiran istimewa di masyarakat tertentu, dan sebagian terbuka untuk interpretasi penulis 'sebagai akibat dari pribadi dan sosial budaya
pengalaman. Identitas demikian mengacu penulis berbagai 'diri' mempekerjakan
dalam konteks yang berbeda, proses hubungan mereka dengan khusus
masyarakat, dan tanggapan mereka terhadap hubungan kekuasaan institusional
tertulis di dalamnya. Identitas
. Oleh karena itu identitas perlu dibedakan dari gagasan suara
dalam literatur ekspresif. Voice adalah ide yang kompleks dengan berbagai
makna dan konotasi, tapi pada dasarnya mengacu pada tanda tangan khas penulis, cap individu bahwa ia meninggalkan pada teks (Elbow, 1994). Menulis guru menghargai pernyataan ini otoritas pribadi dan sering menasihati penulis mahasiswa untuk 'menemukan unik mereka sendiri suara 'dan mencapai ekspresi diri dalam tulisan mereka. Dengan kata lain, ini Tampilan melihat identitas sebagai manifestasi dari diri pribadi, sangat individualistis Konsep berakar dalam budaya Barat arus utama dan sering bertentangan dengan norma-norma komunikatif siswa ESL dari budaya yang lebih kolektivis (Ramanathan dan Atkinson, 1999a).
Mungkin ini yang dapat saya sampaikan dalam class review yang dapat saya buat pada tanggal 08-maret-2014. Mungkin dalam tulisan atau pembuatan class review yang saya sampaikan masih banyak kekurangannya, ini saya masih belajar dalam menulis dan membuat class review ini. Dan yang terakhir saya akan menambahkan tugas saya yang telah say ketik di dalam kelas.
Howard Zinn (August 24, 1922 - January 27, 2010) is a historian, playwright, and activist. Zinn, a clear establishment of the Jewish Anti-Israel and Anti-Zionist. That is why we should not see the conflict as a conflict Palestinian and Israeli Arabs and Jews or Muslims and non-Muslim hostility. Almost the entire karya2 academic, interviews, writings or syarahannya criticize the U.S. and the American war industry base of U.S. imperialism since Vietnam, Panama, Granada, hinggalah Palestine to Afghanistan and Iraq. Howard Zinn has died at the age of 87 years.
Kesimpulan; jika sejarah adalah untuk menjadi kreatif, untuk mengantisipasi masa depan yang mungkin tanpa menyangkal masa lalu, seharusnya, saya percaya, menekankan kemungkinan-kemungkinan baru dengan mengungkapkan mereka episode tersembunyi masa lalu ketika, bahkan jika secara singkat berkedip, orang menunjukkan kemampuan mereka untuk melawan, untuk bergabung bersama-sama, kadang-kadang untuk menang. Saya mengandaikan, atau mungkin hanya berharap, bahwa masa depan kita dapat ditemukan di saat-saat buronan masa lalu tentang kasih sayang bukan di abad padat nya warfare.That, menjadi tumpul seperti yang saya bisa, adalah pendekatan saya untuk sejarah Amerika Serikat . Pembaca mungkin juga tahu bahwa sebelum terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic