Pagi hari yang cerah itu dengan suasana yang bising, writing class
berjalan dengan lancar. Hari itu tanggal
04-03-2014, semuanya telahmempersiapkan peralatan perang angkatan militer
writing, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Lala Bumela atas instruksinya
peralatan perang yang dibawa yaitu netbook/laptop beserta dengan kabel-kabel
yang bertujuan untuk mempertahankan daya senjata. Pagi itu Pak Lala membahas mengenai blog
bahwa orang-orang yang telah di komentari oleh beliau adalah blog yang sudah dibaca. Komentarnya pun ada yang spicy dan ada yang
sweety, sesuai denancita rasa yang telah disajikan. Jumlah ketetapan posting pada hari itu yaitu
berkisar tujuh-delapan postingan(harusnya), namun ada beberapa orang yang
kurang memenuhi kriteria. Sedangkan Pak
Lala (04-03-2014) mengatakan bahwa jumlah postingan yang harus ada yaitu
7-8. Paspor untuk mengikuti kegiatan
militer kali ini yaitu harus posting sebuah tulisan dahulu jika tidak maka
tidak ada surat ijin untuk mengikuti kegiatan militer ini.
Selain membahas blog, beliau juga membahas tentang kelas kami. Dimulai dari suasana kelas militer kami yaitu
sangatlah panas, beda halnya dengan angkatan kelas militer tetangga. Maksudnya yaitu kurangnya kekompakan,
solusinya adalah harus diadakan benteng pertahanan dan kerja tim yang sangat
kompak. Namun menurut saya hal tersebut
butuhlah proses yang panjang untuk menumbuhkan rasa kekompakkan, karena butuh
kesadaran masing-masing dalam hal ini.
Menurut Pak Lala (04-03-2014), IAIN saat ini masih belum
berjaya dan sedang melakukan evolusi perubahan menuju lebih baik lagi. Salah satu caranya yaitu peningkatan kwalitas
yang lebih baik lagi baik itu dari dosennya sendiri maupun dari
mahasiswanya. Maka dari itu, dibutuhkannya
kekompakkan kerja sama antara dosen dan mahasiswanya itu sendiri. Kiat dari Pak Lala dalam hal ini yaitu untuk
mahasiswanya sendiri yaitu ada dalam pertemuan yang ke tujuh menulis 500 kata
dalam bahasa Inggris di critical review, dan pertemuan selanjutnya bertambah
menjadi 1000 kata. Itulah sekiranya kiat
sukses beliau untuk memajukan IAIN Cirebon menjadi UIN Cirebon, sedangkan di
pertemuan ke delapan yaitu waktunya break bagi kami, untuk menghirup udara
segar yaitu diantaranya team kami bebas dari tugas class review, critical
review, chapter review dan blog.
Kelemahan kami dalam menulis critical review yaitu :
1.
Belum
menuliskan body paragraph maka akan di tandai dengan ignorance jika yang
sudah memenuhi kriteria maka akan diberi tanda I’m not happy. Kedua tanda tersebut adalah kriteria dari “Fussy”
reader, tapi jika tanda itu masih I’m not happy maka hal tersebut masih
dalam hal wajar dan di maafkan.
Sedangkan tanda dari ignorance maka tidak akan dimaafkan. Maksud dari body paragraph yaitu
mendiskusikan dan mengevaluasi kekuatan, kelemahan dan keistimmewaan yang
penting yang ada di teks. Diskusi nya
harus berdasarkan dalam kriteria spesifik dan memasukkan referensi yang lain
untuk mendukungnya (Writing 4 Syllabus:03022014)
2.
Membahas
hal-hal yang tidak penting, seperti keluar dari jalur aturan mainnya. Ibaratnya seperti pengendara motor yang tau
akan peraturan lalu lintas, bahwa lampu merah adalah tanda untuk berhenti namun
bagi kita untuk hal demikian sering diterobos.
Peraturan dalam akademik writing ini sudah jelas bahwa didalamnya itu
mencakup introduction, summary, main body paragraph (critic), conclusion (syllabus
writing 4: 322014) hal demikian di
dukung oleh (Academic writing :1-2) mengenai peraturan critical review bahwa
peraturannya adalah introduction(terdapat pembukaan), main body paragraph(critic),
conclusion and refernce.
3.
Tidak
menggunakan kata kunci classroom discourse.
Kata kuncinya yaitu:
a)
What
is the main area under review discussion?
b)
Where
does the writer’s data and evidencce come from?
c)
What
are the main issues raised by the writer?
d)
What
are the major interpretation made by the author in terms of the issues raised?
e)
Is
the text balanced? Fair? Based?
f)
How
can you summarize all of the above points?
g)
How
well doesall this relate to other litreature on the topic? Your own experience?
Dalam 3rd match
(8) tidak menggunakan tipe dari audience adalah target penulis dalam artikelnya
central claim argumennya, evidence to back up
the point, penulis membuat beberapa claim tidak memback upnya dengan
evidence. Kata kunci yang dipakai
menurut Pak Lala (the fifth match:3) di dominasi oleh pemahaman zaman dari writing
yaitu:
a)
Konteks
b)
Literacy
c)
Technology
d)
Genre
e)
Identity
f)
Culture
Menurut Nystrand et. Al., (1993:299) kata
kunci issues dalam writing yaitu dalam sebuah model interaktive sosial, artinya
adalah menciptakan melalui keunikan konfigurasi dan interaksi dari perbedaan
pembaca dan penulis membawa ke teks. Bakhtin
(1986) menguutip dalam Hyland (2002) menulis menggambarkan jejak
dari sosial yang di gunakan karena berhubungan dan membariskan dengan teks yang
lain atas yang mana menulis di bangun dan yang mana antisipasi menulis. Hal yang di kemukakan oleh Bakhtin(1986) mengutip
dari Hyland (2002) adalah kata kuncinya.
4.
Tidak
menceritakan fakta dalam konflik agama, jika hanya menceritakan konflik di
Ambon (2010) dan di Sambas(2008) itu adalah hal yang wajar karena hanya terjadi
satu kali sedangkan palestia dan israel itu berkali – kali.
5.
Generic
structure tidak bagus untuk di bangun.
6.
Pola
referensi nya hilang. Seperti contohnya:
o Alwasilah A
Chaedar. 2012. pokok rekayasa litearasi.Bandung:PT kiblat buku utama
7.
Saran
dari pak lala yaitu “there are many room for improvement” (slide: 5th
match). Hilangnya ke enam poin dari
critical review yaitu bisa jadi karena faktor pengaruh lingkungan dan ruangan
seperti halnya yang sudah di kemukakan oleh Budi Hermawan yaitu Berkariblah
dengan sepi, sebab dalam sepi ada [momen] penemuan dari apa yang dalam riuh
gelisah dicari. Dalam sepi ada berhenti dari menerima ramainya stimulus yang
memborbardir indera kita. Stimulus yang harus dipilah dan dipilih satu satu
untuk ditafakuri, lalu dimaknai, dan dijadikan berguna bagi kita. Bila tidak
mereka hanya dengungan yang bising di kepala saja tak mengendap menjadi sesuatu
yang mengizinkan kita memahami dunia di sekitar kita [sedikit] lebih baik.
Berkariblah dengan sepi, sejak dalam sepi kita menemukan diri yang luput dari penglihatan dan kesadaran ketika beredar dalam ramai; dalam sepi kita dapat melihat pendaran diri yang diserakkan gaduh, mendekat, lalu merapat, membentuk bayang jelas untuk dilihat tanpa harus memuaskan keinginan yang lain.
Berkariblah dengan sepi karena dalam sepi berlalu lalang inspirasi yang tak kita mengerti, atau tak dapat kita tangkapi ketika kita sibuk berjalan dalam hingar yang pekak.
Berkariblah dalam sepi sebab dalam sepi suara hati lebih nyaring terdengar jernih.
Berkariblah dengan sepi, sejak dalam sepi kita menemukan diri yang luput dari penglihatan dan kesadaran ketika beredar dalam ramai; dalam sepi kita dapat melihat pendaran diri yang diserakkan gaduh, mendekat, lalu merapat, membentuk bayang jelas untuk dilihat tanpa harus memuaskan keinginan yang lain.
Berkariblah dengan sepi karena dalam sepi berlalu lalang inspirasi yang tak kita mengerti, atau tak dapat kita tangkapi ketika kita sibuk berjalan dalam hingar yang pekak.
Berkariblah dalam sepi sebab dalam sepi suara hati lebih nyaring terdengar jernih.
Nilai tertinggi dalam critical review itu
ditentukan oleh kesinambungannya sebuah
konteks yang ia buat, hal demikian di ungkapkan oleh Mr. Lala seusai class
writing. Howard zinn menurut Pak Lala
yaitu seorang kristiani yang mampu dan berani mengungkap fakta-fakta dunia,
contohnya Colombus, yang mana dia itu sangat lah kejam sehingga ia menderita
penyakit spilis. Howard zinn itu lahir
di New York, tahun 1922 tanggal 24 Agustus dan ia adalah seorang Yahudi. Dr. Zinn kemudian
menjadi dosen pembantu dalam bidang ilmu politik Universitas Boston pada tahun
1964 dan menjadi dosen penuh pada tahun 1966.
Keterlibatan Dr.Zinn dalam gerakan anti-perang mendorong ia menerbitkan
dua bukunya: "Vietnam: The Logic of Withdrawal" (Vietnam, Logika
Menghentikan Perang) (1967) dan "Disobedience and Democracy"
(Ketidakpatuhan dan demokrasi) (1968). Sebelumnya, ia juga menerbitkan
"LaGuardia in Congress" (LaGuardia dalam Kongres) (1959), yang
mendapatkan penghargaan American Historical Association's Albert J. Beveridge
Prize; "SNCC: The New Abolitionists" (SNCC: Gerakan penghapusan
perbudakan Baru) (1964); "The Southern Mystique" (Mistik Selatan)
(1964); dan "New Deal Thought" (Pemikiran Gagasan Baru) (1966). Pada
hari terakhirnya di Univesitas Boston, ia berhenti mengajar 30 menit sebelum
waktunya, dan bergegas bergabung dengan pemogokan dan menyerukan apada 500
mahasiwa untuk menghadiri diskusi yang diselenggarakan dalam pemogokan
tersebut. 100 orang mahasiswa menghadirinya. (Boston
Globe, 27 Januari, 2010) http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=8260&type=9#.UxLY6Ps5Wdc
Dalam hal ni
untuk meyakinkan si pembaca seperti Pak Lala sangatlah tidak mudah untuk
membujuk beliau dan meyakinkannya, karena beliau ini termasuk kriteria pembaca
yang sangat rewel. Maka dari itu
tantangan untuk kami yaitu harus membuatkan suatu resep makanan yang cita
rasanya itu luar biasa, dan harus menarik.
Kesimpulannya yaitu kami sangat membutuhkan nutrisi yang lebih dalam
menghadapi academic writing ini. Selain
itu dalam hal ini dibubuhkan sumber referensi seperti Rymes (2008:252), jiika
hal itu tidak di temukan maka yang dibubuhi dalam log book yaitu paraf dan
tanda tanya saja. Bahkan jika tidak ada
sama sekali maka keduanya pun tidak akan berhasil untuk di dapatk
Pendidikan literasi dalam beberapa contoh dan yuridikasinya Luke
and freebody (1997) contoh sumber
model dari praktek literasi yangmana
diambil penghitungan dari kerba ragaman dari praktek literasi. Kunci konsep dari analisis critical teks
yaitu dari discourse, menurut James Gee (1991) teori pendidikan menunjuk untuk pendidikan
adalah sekumpulan masyarakat menerima perkumpulan antara jalan dengan
menggunakan bahasa, berfikir dan bertindak bahwa dapat menjadi digunakan untuk
mengidentifikasi sebagai seorang anggota dari sekumpulan masyarakat penuh
dengan arti kelompok atau jaringan kerja sosial(1991,p3).
ELEMEN – ELEMEN
DISCOURSE YAITU :
1)
Penggunaan
bahasa
2)
Tindakan
menyelenggarakan, tindakan dan interaksi
3)
Pemikiran,
penilaian dan kepercayaan.
KESIMPULAN
Jadi intinya pagi itu membahas mengenai aturan main di blog, kelas,
revolusi IAIN menjadi UIN Cirebon, kelemahan kami dalam critical review, alasan
nilai tertinggi di critical review, progress menulis bahasa inggris tentang
Howard zinn sebanyak 500 kata tetapi yang berhasil di capai yaitu 264 kata,
ilmu kultural, bahasa sebagai praktek sosial dan teks.
Hari
itu adalah progress kelas dengan menulis sebuah kalimat sebanyak 500 kata dalam
bahasa Inggris namun saya hanya sanggup menulis 264 kata tidak kurang dan tidak
lebih. Formatnya yaitu jangan hiraukan
masalah grammar, tapi menurutsaya grammar dalam hal menulis itu sangatlah
dibutuhkan seperti misalnya saja dalam kalimat “i was slept” maka artinya pun
akan berbeda, yang seharusnya “dia telah tidur” namun dari kata bahas Inggris
yang demikian itu sangat lah fatal kesalahannya. Progress kelas yang telah saya buat yaitu :
Howard zinn, was born in New york at 1922 on august 24th. When his family is do not care about
book. Because his family never buy a
book, for Howard Zinn. But sometime,
howard zinn find a book in a street.
Then he read a book, his parent know that Howard Zinn love a book. So, his parents buy a book for Howard Zinn. His parent buy many kind of book, such as politic, economic etc.
Howard zinn, said that a book is something like jewelry in which
can change world. Because from book also
can change our attitude, such as from we do not know something become we know
it. For example why I should respect to
the other. Howard zinn also said about
the fact in the world, such as the fact about colombus. That colombus is one of people ever visit in
some place but he”colombus” find new country.
Overthere, he is become an arrogant person. He, make monkey bussiness with all of
women. Then finally he got spilis
diseas, and he killed by someone with cruel.
Howard zinn, not only discuse about the fact in the world. He also discuse about writing and reading,
that book can change our mind. We do not
afraid when we write something about the fact.
But, we should be brave in writing the fact.
He has thought, why I should respect to the other? But, I think we do not have thinking about
why I should respect to the other?
Because there is in holly such as respect to our parents.
Yang harus di persiapkan dalam critical review yaitu :
1)
Sejarah
Amerika
2)
Mengenai
Colombus
3)
Howard
zinn
4)
Perspektif
mengenai antropologi, sosiologi dan sejarah.
Menurut Bakhtin (1986) selanjutnya
berpendapat bahwa setiap ucapan itu
membuktikan kesalahan, menegaskan, menambahkan, mempercayakan dalam hal
lainnya, mengisyaratkan kepada mereka untuk mengetahui dan bagaimana mengambil
mereka dalam perhitungan (ibid:91).
Menuurut Hyland(2002) gaya sastra adalah menghormati sebagai
bagian dari pengulangan dan perlambang situasi sosial daripada fakta-fakta,
dengan menulis akan melatih pengahakiman dan kreativitas dalam merespon
keadaan.
Menurut Bakhtin’s
notion intertekstuality adalah dari
sosial intertekstuality bahwa discourse adalah selalu relasi untuk discourse
yang lainnya keduanya sebagai pengganti waktu yang lebih. Dalam koneksi ini teks dan pengganti teks
kedalam sebuah jaringan kerja dari teks sebelumnya. Dan menyediakan sebuah sistem dan pilihan
untuk pembuatan makna yang tersedia dalam sebuah kultur, konvensi menghasilkan
dalam kepastian jalan keluar interpretasi dan membuat yang lainnya lebih
menyukai dan ini membantu oenjelasan bagaimana si penulis mengenai teori yang mengulang
tentang fakta-fakta pilinhan ketika mngunggah.
Menurut Intercultural
Language Tachig and Learning In Practice
(2007), introduction to critical literacy adalah komponen awal
pengenalan kerangka teori dan kunci konsep berhubungan critical literacy approach,
identifikasi bahasa dan komunikasi sebagai sosial dan cultural practice dan
menghubungkan dengan zamannya pedagogis agenda dari multiliterat, critical
enquiry-based learning dan pendidikan untuk kompetensi interkultural.
Didalam bahasa untuk melakukan komunikasi itu merupakan reflective
practice. Secara tradisional yang di
tuju adalah fokus dasar dalam bahasa sebagai grammatical system sebagai several
interconnected system dalam fakta(fonology, lexical, syntatic) dan program yang
telah dibentuk di sekeliling memperoleh kompetensi dalam various system
yangmana kultur itu ditemani datangnya tradisi untuk belajar bahasa, esensi
versi, dan fakta, artefak praktek, sejarah, literatur, makanan, musik,
perjalanan, dan ritual.
Kognitif proses adalah sesuatu yang terjadi disamping individual
bead yangmana involves input, proses, sorting, klasifikasi, internalising and
eventually –outputing. Proses yang
signifikan dalam bahasa penentuan dalam belajar mempunyai konsolidasi sebuah
teori yang kuat untuk memikirkan tentang bahasa sebagai proses kognitif,
membantu kita untuk memahami tentang variable pembelajaran, gaya belajar dan
panggung pemahaman.
Sekarang ini kita pindah ke fokus dalam bahasa sebagai interaksi
sosial sebagai sesuatu yang terjadi antara orang-orang berbagai proses dari
membuat makna. Seperti yang telah di
argumenkan oleh Halliday, datangnya bahasa-bahasa yang pertama terjadi melalui
seluruh proses yang penting dari sosialisasi kedalam dunia kita. Dari pembelajaran bagaimana untuk pemaknaan
itu selalu terbuat dalam konteks yang spesifik.
Penuh dengan arti situasi sosial dan interaksi.
Interaksi sosial di hitung dari bahasa dan bahasa tambahan
mengambil cara kita dari beberapa dugaan bahasa sebagai sistem pesan yang
netral-sebuah saluran yang mana menetapkan transmisi arti dari pengirim untuk
penerima. Bahasa adalah ketentuan yang
luar biasa. Ketika kita berbicara,
menulis, ata umenggunakan mode yang lain dari komunikasi pilihan ketetapan aneh
secara acak. Kita mengkonstruksikan
pesan kita menurut tujuan kita memaksa kita dan kemungkinan, peran kita dan
hubungan. Ini adalah makna ketika kita berbicara tentang bahasa sebagai
praktek sosial.
Teks adalah manfaatnya ada dalam area sini, pokok untuk pendekatan
critical literacy berfikir tentang semua bahasa, semua komunikasi, semua
interaksi, pesan atau pembuatan makna sebagai teks. Beberapa dari kamu akan mengasosiasikan “teks”
hanya dengan menulis teks tapi dalam sosiolinguistik “bahasa itu sebagai
praktek sosial” model dari Tv, penambahan untuk video clip, editor surat
kabar. Dalam diagram dibawah ini adalah
bentuk simple dari visual representasi bagaimana kaitan dengan teks dalam
posisi dari model bahasa sebagai praktek sosial:
Pendidikan literasi dalam beberapa contoh dan yuridikasinya Luke
and freebody (1997) contoh sumber
model dari praktek literasi yangmana
diambil penghitungan dari kerba ragaman dari praktek literasi. Kunci konsep dari analisis critical teks
yaitu dari discourse, menurut James Gee (1991) teori pendidikan menunjuk untuk pendidikan
adalah sekumpulan masyarakat menerima perkumpulan antara jalan dengan
menggunakan bahasa, berfikir dan bertindak bahwa dapat menjadi digunakan untuk
mengidentifikasi sebagai seorang anggota dari sekumpulan masyarakat penuh
dengan arti kelompok atau jaringan kerja sosial(1991,p3).
ELEMEN – ELEMEN
DISCOURSE YAITU :
1)
Penggunaan
bahasa
2)
Tindakan
menyelenggarakan, tindakan dan interaksi
3)
Pemikiran,
penilaian dan kepercayaan.
KESIMPULAN
Jadi intinya pagi itu membahas mengenai aturan main di blog, kelas,
revolusi IAIN menjadi UIN Cirebon, kelemahan kami dalam critical review, alasan
nilai tertinggi di critical review, progress menulis bahasa inggris tentang
Howard zinn sebanyak 500 kata tetapi yang berhasil di capai yaitu 264 kata,
ilmu kultural, bahasa sebagai praktek sosial dan teks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic