We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 10 Maret 2014

MEMPERDALAM CRITICAL REVIEW


jadi teks itu adalah sebagai pusat dalam melakukan interaksi dan komunikasi sosial.


       Pagi hari yang cerah itu dengan suasana yang bising, writing class berjalan dengan lancar.  Hari itu tanggal 04-03-2014, semuanya telahmempersiapkan peralatan perang angkatan militer writing, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Lala Bumela atas instruksinya peralatan perang yang dibawa yaitu netbook/laptop beserta dengan kabel-kabel yang bertujuan untuk mempertahankan daya senjata.  Pagi itu Pak Lala membahas mengenai blog bahwa orang-orang yang telah di komentari oleh beliau adalah blog yang sudah dibaca.  Komentarnya pun ada yang spicy dan ada yang sweety, sesuai denancita rasa yang telah disajikan.  Jumlah ketetapan posting pada hari itu yaitu berkisar tujuh-delapan postingan(harusnya), namun ada beberapa orang yang kurang memenuhi kriteria.  Sedangkan Pak Lala (04-03-2014) mengatakan bahwa jumlah postingan yang harus ada yaitu 7-8.  Paspor untuk mengikuti kegiatan militer kali ini yaitu harus posting sebuah tulisan dahulu jika tidak maka tidak ada surat ijin untuk mengikuti kegiatan militer ini.
Selain membahas blog, beliau juga membahas tentang kelas kami.  Dimulai dari suasana kelas militer kami yaitu sangatlah panas, beda halnya dengan angkatan kelas militer tetangga.  Maksudnya yaitu kurangnya kekompakan, solusinya adalah harus diadakan benteng pertahanan dan kerja tim yang sangat kompak.  Namun menurut saya hal tersebut butuhlah proses yang panjang untuk menumbuhkan rasa kekompakkan, karena butuh kesadaran masing-masing dalam hal ini.
Menurut Pak Lala (04-03-2014), IAIN saat ini masih belum berjaya dan sedang melakukan evolusi perubahan menuju lebih baik lagi.  Salah satu caranya yaitu peningkatan kwalitas yang lebih baik lagi baik itu dari dosennya sendiri maupun dari mahasiswanya.  Maka dari itu, dibutuhkannya kekompakkan kerja sama antara dosen dan mahasiswanya itu sendiri.   Kiat dari Pak Lala dalam hal ini yaitu untuk mahasiswanya sendiri yaitu ada dalam pertemuan yang ke tujuh menulis 500 kata dalam bahasa Inggris di critical review, dan pertemuan selanjutnya bertambah menjadi 1000 kata.  Itulah sekiranya kiat sukses beliau untuk memajukan IAIN Cirebon menjadi UIN Cirebon, sedangkan di pertemuan ke delapan yaitu waktunya break bagi kami, untuk menghirup udara segar yaitu diantaranya team kami bebas dari tugas class review, critical review, chapter review dan blog.


                                 Kelemahan kami dalam menulis critical review yaitu :
1.             Belum menuliskan body paragraph maka akan di tandai dengan ignorance jika yang sudah memenuhi kriteria maka akan diberi tanda I’m not happy.  Kedua tanda tersebut adalah kriteria dari “Fussy” reader, tapi jika tanda itu masih I’m not happy maka hal tersebut masih dalam hal wajar dan di maafkan.  Sedangkan tanda dari ignorance  maka tidak akan dimaafkan.  Maksud dari body paragraph yaitu mendiskusikan dan mengevaluasi kekuatan, kelemahan dan keistimmewaan yang penting yang ada di teks.  Diskusi nya harus berdasarkan dalam kriteria spesifik dan memasukkan referensi yang lain untuk mendukungnya (Writing 4 Syllabus:03022014)
2.      Membahas hal-hal yang tidak penting, seperti keluar dari jalur aturan mainnya.  Ibaratnya seperti pengendara motor yang tau akan peraturan lalu lintas, bahwa lampu merah adalah tanda untuk berhenti namun bagi kita untuk hal demikian sering diterobos.  Peraturan dalam akademik writing ini sudah jelas bahwa didalamnya itu mencakup introduction, summary, main body paragraph (critic), conclusion (syllabus writing 4: 322014)  hal demikian di dukung oleh (Academic writing :1-2)  mengenai peraturan critical review bahwa peraturannya adalah introduction(terdapat pembukaan), main body paragraph(critic), conclusion and refernce.
3.      Tidak menggunakan kata kunci classroom discourse.  Kata kuncinya yaitu:
a)      What is the main area under review discussion?
b)      Where does the writer’s data and evidencce come from?
c)      What are the main issues raised by the writer?
d)      What are the major interpretation made by the author in terms of the issues raised?
e)      Is the text balanced? Fair? Based?
f)       How can you summarize all of the above points?
g)      How well doesall this relate to other litreature on the topic? Your own experience?



 Dalam 3rd match (8) tidak menggunakan tipe dari audience adalah target penulis dalam artikelnya central claim argumennya, evidence to back up  the point, penulis membuat beberapa claim tidak memback upnya dengan evidence.  Kata kunci yang dipakai menurut Pak Lala (the fifth match:3)  di dominasi oleh pemahaman zaman dari writing yaitu:
a)      Konteks
b)      Literacy
c)      Technology
d)      Genre
e)      Identity
f)        Culture
 Menurut Nystrand et. Al., (1993:299) kata kunci issues dalam writing yaitu dalam sebuah model interaktive sosial, artinya adalah menciptakan melalui keunikan konfigurasi dan interaksi dari perbedaan pembaca dan penulis membawa ke teks.  Bakhtin (1986) menguutip dalam Hyland (2002) menulis menggambarkan jejak dari sosial yang di gunakan karena berhubungan dan membariskan dengan teks yang lain atas yang mana menulis di bangun dan yang mana antisipasi menulis.  Hal yang di kemukakan oleh Bakhtin(1986) mengutip dari Hyland (2002) adalah kata kuncinya.
4.  Tidak menceritakan fakta dalam konflik agama, jika hanya menceritakan konflik di Ambon (2010) dan di Sambas(2008) itu adalah hal yang wajar karena hanya terjadi satu kali sedangkan palestia dan israel itu berkali – kali.
5.      Generic structure tidak bagus untuk di bangun.
6.      Pola referensi nya hilang.  Seperti contohnya:
o   Alwasilah A Chaedar. 2012. pokok rekayasa litearasi.Bandung:PT kiblat buku utama
7.      Saran dari pak lala yaitu “there are many room for improvement” (slide: 5th match).  Hilangnya ke enam poin dari critical review yaitu bisa jadi karena faktor pengaruh lingkungan dan ruangan seperti halnya yang sudah di kemukakan oleh Budi Hermawan yaitu Berkariblah dengan sepi, sebab dalam sepi ada [momen] penemuan dari apa yang dalam riuh gelisah dicari. Dalam sepi ada berhenti dari menerima ramainya stimulus yang memborbardir indera kita. Stimulus yang harus dipilah dan dipilih satu satu untuk ditafakuri, lalu dimaknai, dan dijadikan berguna bagi kita. Bila tidak mereka hanya dengungan yang bising di kepala saja tak mengendap menjadi sesuatu yang mengizinkan kita memahami dunia di sekitar kita [sedikit] lebih baik.
Berkariblah dengan sepi, sejak dalam sepi kita menemukan diri yang luput dari penglihatan dan kesadaran ketika beredar dalam ramai; dalam sepi kita dapat melihat pendaran diri yang diserakkan gaduh, mendekat, lalu merapat, membentuk bayang jelas untuk dilihat tanpa harus memuaskan keinginan yang lain.
Berkariblah dengan sepi karena dalam sepi berlalu lalang inspirasi yang tak kita mengerti, atau tak dapat kita tangkapi ketika kita sibuk berjalan dalam hingar yang pekak.
Berkariblah dalam sepi sebab dalam sepi suara hati lebih nyaring terdengar jernih.
  Nilai tertinggi dalam critical review itu ditentukan oleh kesinambungannya  sebuah konteks yang ia buat, hal demikian di ungkapkan oleh Mr. Lala seusai class writing.  Howard zinn menurut Pak Lala yaitu seorang kristiani yang mampu dan berani mengungkap fakta-fakta dunia, contohnya Colombus, yang mana dia itu sangat lah kejam sehingga ia menderita penyakit spilis.  Howard zinn itu lahir di New York, tahun 1922 tanggal 24 Agustus dan ia adalah seorang Yahudi.  Dr. Zinn kemudian menjadi dosen pembantu dalam bidang ilmu politik Universitas Boston pada tahun 1964 dan menjadi dosen penuh pada tahun 1966.  Keterlibatan Dr.Zinn dalam gerakan anti-perang mendorong ia menerbitkan dua bukunya: "Vietnam: The Logic of Withdrawal" (Vietnam, Logika Menghentikan Perang) (1967) dan "Disobedience and Democracy" (Ketidakpatuhan dan demokrasi) (1968). Sebelumnya, ia juga menerbitkan "LaGuardia in Congress" (LaGuardia dalam Kongres) (1959), yang mendapatkan penghargaan American Historical Association's Albert J. Beveridge Prize; "SNCC: The New Abolitionists" (SNCC: Gerakan penghapusan perbudakan Baru) (1964); "The Southern Mystique" (Mistik Selatan) (1964); dan "New Deal Thought" (Pemikiran Gagasan Baru) (1966). Pada hari terakhirnya di Univesitas Boston, ia berhenti mengajar 30 menit sebelum waktunya, dan bergegas bergabung dengan pemogokan dan menyerukan apada 500 mahasiwa untuk menghadiri diskusi yang diselenggarakan dalam pemogokan tersebut. 100 orang mahasiswa menghadirinya.  (Boston Globe, 27 Januari, 2010) http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=8260&type=9#.UxLY6Ps5Wdc
Dalam hal ni untuk meyakinkan si pembaca seperti Pak Lala sangatlah tidak mudah untuk membujuk beliau dan meyakinkannya, karena beliau ini termasuk kriteria pembaca yang sangat rewel.  Maka dari itu tantangan untuk kami yaitu harus membuatkan suatu resep makanan yang cita rasanya itu luar biasa, dan harus menarik.  Kesimpulannya yaitu kami sangat membutuhkan nutrisi yang lebih dalam menghadapi academic writing ini.  Selain itu dalam hal ini dibubuhkan sumber referensi seperti Rymes (2008:252), jiika hal itu tidak di temukan maka yang dibubuhi dalam log book yaitu paraf dan tanda tanya saja.  Bahkan jika tidak ada sama sekali maka keduanya pun tidak akan berhasil untuk di dapatk
Pendidikan literasi dalam beberapa contoh dan yuridikasinya Luke and freebody  (1997) contoh sumber model dari praktek literasi  yangmana diambil penghitungan dari kerba ragaman dari praktek literasi.  Kunci konsep dari analisis critical teks yaitu dari discourse, menurut James Gee (1991)  teori pendidikan menunjuk untuk pendidikan adalah sekumpulan masyarakat menerima perkumpulan antara jalan dengan menggunakan bahasa, berfikir dan bertindak bahwa dapat menjadi digunakan untuk mengidentifikasi sebagai seorang anggota dari sekumpulan masyarakat penuh dengan arti kelompok atau jaringan kerja sosial(1991,p3).
ELEMEN – ELEMEN DISCOURSE YAITU :
1)      Penggunaan bahasa
2)      Tindakan menyelenggarakan, tindakan dan interaksi
3)      Pemikiran, penilaian dan kepercayaan.
KESIMPULAN
Jadi intinya pagi itu membahas mengenai aturan main di blog, kelas, revolusi IAIN menjadi UIN Cirebon, kelemahan kami dalam critical review, alasan nilai tertinggi di critical review, progress menulis bahasa inggris tentang Howard zinn sebanyak 500 kata tetapi yang berhasil di capai yaitu 264 kata, ilmu kultural, bahasa sebagai praktek sosial dan teks.
Hari itu adalah progress kelas dengan menulis sebuah kalimat sebanyak 500 kata dalam bahasa Inggris namun saya hanya sanggup menulis 264 kata tidak kurang dan tidak lebih.  Formatnya yaitu jangan hiraukan masalah grammar, tapi menurutsaya grammar dalam hal menulis itu sangatlah dibutuhkan seperti misalnya saja dalam kalimat “i was slept” maka artinya pun akan berbeda, yang seharusnya “dia telah tidur” namun dari kata bahas Inggris yang demikian itu sangat lah fatal kesalahannya.  Progress kelas yang telah saya buat yaitu :





 
   About howard zinn
Howard zinn, was born in New york at 1922 on  august 24th.  When his family is do not care about book.  Because his family never buy a book, for Howard Zinn.  But sometime, howard zinn find a book in a street.  Then he read a book, his parent know that Howard Zinn love a book.  So, his parents buy a book for Howard Zinn.  His parent buy  many kind of book, such as politic, economic etc.
Howard zinn, said that a book is something like jewelry in which can change world.  Because from book also can change our attitude, such as from we do not know something become we know it.  For example why I should respect to the other.  Howard zinn also said about the fact in the world, such as the fact about colombus.  That colombus is one of people ever visit in some place but he”colombus” find new country.  Overthere, he is become an arrogant person.  He, make monkey bussiness with all of women.  Then finally he got spilis diseas, and he killed by someone with cruel.
Howard zinn, not only discuse about  the fact in the world.  He also discuse about writing and reading, that book can change our mind.  We do not afraid when we write something about the fact.  But, we should be brave in writing the fact. 
He has thought, why I should respect to the other?  But, I think we do not have thinking about why I should respect to the other?  Because there is in holly such as respect to our parents.  
Yang harus di persiapkan dalam critical review yaitu :
1)      Sejarah Amerika
2)      Mengenai Colombus
3)      Howard zinn
4)      Perspektif mengenai antropologi, sosiologi dan sejarah.
  Menurut Bakhtin (1986) selanjutnya berpendapat bahwa  setiap ucapan itu membuktikan kesalahan, menegaskan, menambahkan, mempercayakan dalam hal lainnya, mengisyaratkan kepada mereka untuk mengetahui dan bagaimana mengambil mereka dalam perhitungan (ibid:91).  Menuurut Hyland(2002) gaya sastra adalah menghormati sebagai bagian dari pengulangan dan perlambang situasi sosial daripada fakta-fakta, dengan menulis akan melatih pengahakiman dan kreativitas dalam merespon keadaan.
 Menurut Bakhtin’s notion  intertekstuality adalah dari sosial intertekstuality bahwa discourse adalah selalu relasi untuk discourse yang lainnya keduanya sebagai pengganti waktu yang lebih.  Dalam koneksi ini teks dan pengganti teks kedalam sebuah jaringan kerja dari teks sebelumnya.  Dan menyediakan sebuah sistem dan pilihan untuk pembuatan makna yang tersedia dalam sebuah kultur, konvensi menghasilkan dalam kepastian jalan keluar interpretasi dan membuat yang lainnya lebih menyukai dan ini membantu oenjelasan bagaimana si penulis mengenai teori yang mengulang tentang fakta-fakta pilinhan ketika mngunggah.
Menurut Intercultural  Language Tachig and Learning In Practice  (2007), introduction to critical literacy adalah komponen awal pengenalan kerangka teori dan kunci konsep berhubungan critical literacy approach, identifikasi bahasa dan komunikasi sebagai sosial dan cultural practice dan menghubungkan dengan zamannya pedagogis agenda dari multiliterat, critical enquiry-based learning dan pendidikan untuk kompetensi interkultural.
Didalam bahasa untuk melakukan komunikasi itu merupakan reflective practice.  Secara tradisional yang di tuju adalah fokus dasar dalam bahasa sebagai grammatical system sebagai several interconnected system dalam fakta(fonology, lexical, syntatic) dan program yang telah dibentuk di sekeliling memperoleh kompetensi dalam various system yangmana kultur itu ditemani datangnya tradisi untuk belajar bahasa, esensi versi, dan fakta, artefak praktek, sejarah, literatur, makanan, musik, perjalanan, dan ritual.
Kognitif proses adalah sesuatu yang terjadi disamping individual bead yangmana involves input, proses, sorting, klasifikasi, internalising and eventually –outputing.  Proses yang signifikan dalam bahasa penentuan dalam belajar mempunyai konsolidasi sebuah teori yang kuat untuk memikirkan tentang bahasa sebagai proses kognitif, membantu kita untuk memahami tentang variable pembelajaran, gaya belajar dan panggung pemahaman.
Sekarang ini kita pindah ke fokus dalam bahasa sebagai interaksi sosial sebagai sesuatu yang terjadi antara orang-orang berbagai proses dari membuat makna.  Seperti yang telah di argumenkan oleh Halliday, datangnya bahasa-bahasa yang pertama terjadi melalui seluruh proses yang penting dari sosialisasi kedalam dunia kita.  Dari pembelajaran bagaimana untuk pemaknaan itu selalu terbuat dalam konteks yang spesifik.  Penuh dengan arti situasi sosial dan interaksi.
Interaksi sosial di hitung dari bahasa dan bahasa tambahan mengambil cara kita dari beberapa dugaan bahasa sebagai sistem pesan yang netral-sebuah saluran yang mana menetapkan transmisi arti dari pengirim untuk penerima.  Bahasa adalah ketentuan yang luar biasa.  Ketika kita berbicara, menulis, ata umenggunakan mode yang lain dari komunikasi pilihan ketetapan aneh secara acak.  Kita mengkonstruksikan pesan kita menurut tujuan kita memaksa kita dan kemungkinan, peran kita dan hubungan. Ini adalah makna ketika kita berbicara tentang bahasa sebagai praktek sosial.
Teks adalah manfaatnya ada dalam area sini, pokok untuk pendekatan critical literacy berfikir tentang semua bahasa, semua komunikasi, semua interaksi, pesan atau pembuatan makna sebagai teks.  Beberapa dari kamu akan mengasosiasikan “teks” hanya dengan menulis teks tapi dalam sosiolinguistik “bahasa itu sebagai praktek sosial” model dari Tv, penambahan untuk video clip, editor surat kabar.  Dalam diagram dibawah ini adalah bentuk simple dari visual representasi bagaimana kaitan dengan teks dalam posisi dari model bahasa sebagai praktek sosial:




Pendidikan literasi dalam beberapa contoh dan yuridikasinya Luke and freebody  (1997) contoh sumber model dari praktek literasi  yangmana diambil penghitungan dari kerba ragaman dari praktek literasi.  Kunci konsep dari analisis critical teks yaitu dari discourse, menurut James Gee (1991)  teori pendidikan menunjuk untuk pendidikan adalah sekumpulan masyarakat menerima perkumpulan antara jalan dengan menggunakan bahasa, berfikir dan bertindak bahwa dapat menjadi digunakan untuk mengidentifikasi sebagai seorang anggota dari sekumpulan masyarakat penuh dengan arti kelompok atau jaringan kerja sosial(1991,p3).
ELEMEN – ELEMEN DISCOURSE YAITU :
1)      Penggunaan bahasa
2)      Tindakan menyelenggarakan, tindakan dan interaksi
3)      Pemikiran, penilaian dan kepercayaan.


KESIMPULAN
Jadi intinya pagi itu membahas mengenai aturan main di blog, kelas, revolusi IAIN menjadi UIN Cirebon, kelemahan kami dalam critical review, alasan nilai tertinggi di critical review, progress menulis bahasa inggris tentang Howard zinn sebanyak 500 kata tetapi yang berhasil di capai yaitu 264 kata, ilmu kultural, bahasa sebagai praktek sosial dan teks.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic