We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 10 Maret 2014

CLASS REVIEW 5


Hilang
Author : Ema Wilianti Dewi

In some ways it is harder to rewrite than to write; one is constrained by the frame of the original yet there are things which need changing, others to delete, and more to discuss

-          Ken Hyland, 2009
          Minggu lalu sunyi datang pada hidup saya. Hiruk pikuk perkuliahan lenyap sejenak. Aneh, semua terasa aneh saat saya harus pasrah terhadap keadaan untuk terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit. Tubuh ini ringkih seakan tak dapat menerima apapun untuk menjadi suplemen. Hilang, semua hilang. Kesenangan saat kuliah, kepeningan saat kuliah, dan kerumitan dalam kuliah hilang sejenak tapi saya rindu semua itu.
            Class review ke lima saya tulis dengan sumber yang sangat terbatas semoga dapat memenuhi ekspektasi Mr. Lala Bumela sebagai dosen mata kuliah ini. Pada kesempatan ini, saya akan mencoba membahas habis tentang enam komponen kunci yang mendominasi dalam menulis. Enam hal ini terdapat dalam buku “Writing Research and Teachingyang di tulis oleh Ken Hyland yang terbit pada tahun 2009. Walaupun aka nada kesulitan dalam menulis sesuatu yang telah ditulis, seperti titah Hyland bahwa untuk menulis ulang itu akan lebih sulit dari pada pertama menulis.
            Menulis erat hubungannya dengan teks, penulis, dan pembaca. Di dalam menulis, Hylan menerapkan tiga pendekatan di dalamnya. Menulis berarti berfokus kepada hasil tulisannya, hasil tulisan ini berdasarkan struktur tulisan yang benar atau tidak. Penulis harus cerdas menempatkan teks yang telah dibuat menjadi lebih ekspresif. Keekspresifan tulisan didapat dari proses seorang penulis mengolah tulisannya. Pendekatan yang terkahir adalah peran pembaca yang dapat mengubah teksnya bergerak kepada dimensi social.
            Sebelum beranjak membahas tentang enam komponen kunci yang mendominasi dalam tulisan yang adalah context, literacy, culture, technology, genre, dan identity, alangkah baiknya bila kita memahami teks itu sendiri. Di dalam bukunya, Hyland mengatakan bahwa teks bisa berwujud sebagai berbagai fungsi.
Pertama, teks sebagai objek. Teks adalah objek otonom yang dapat dianalisis dan dijelaskan secara independen dari konteks tertentu, penulis, atau pembaca. Teks memiliki struktur. Teks adalah sebuah oengaturan yang tertib antara kata-kata, klausa, dan kalimat. Dengan mengikuti aturan-aturan tata bahasa, penulis dapat mengkodekan penuh representasi semantik yang dimaksudkan.
Kedua, teks sebagai wacana. Wacana mengacu pada bahasa dalam sebuah aksi dan dengan tujuan dan fungsi bentuk-bentuk bahasa yang melayani dalam komunikasi. Penulis memiliki tujuan dan niat tertentu dalam menulis, hubungan untuknya atau pembacanya, dan informasi tertentu untuk disampaikan olehnya. Bentuk-bentuk teks adalah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan dan niat penulis. Teks sebagai wacana menuntut penulis untuk benar-benar menjadikan teks sebagai alat komunikasi yang berfungsi sempurna.
Pembahasan tentang teks kita cukupkan terlebih dahulu, sekarang saatnya beranjak kepada pembahasan utama kita yaitu tentang enam komponen kunci yang paling mendominasi dalam tulisan.
1.      Context
Sebuah tulisan dikembangkan melalui pemahaman yang semakin canggih dari konteks. Konteks bukan situasi sosial yang mempengaruhi (atau dipengaruhi oleh) wacana, tetapi cara penulis mendefinisikan situasi.
Konteks demikian bukan semacam kondisi 'obyektif' atau penyebab langsung, melainkan konstruksi subjektif yang dirancang dan secara kontinyu diperbarui dalam interaksi oleh penulis sebagai anggota kelompok dan masyarakat. Van Dijk (2008: viii)
Cutting (2002: 3) menyatakan bahwa ada tiga aspek utama konteks penafsiran ini:
a)      konteks situasional: apa yang masyarakat tahu tentang apa yang dapat mereka lihat disekitar mereka.
b)      latar belakang konteks pengetahuan: apa yang masyarakat tahu tentang dunia, apa yang mereka tahu tentang aspek kehidupan, dan apa yang mereka tahu tentang satu sama lain.
c)       co-tekstual konteks: apa yang masyarakat tahu tentang apa yang mereka miliki dan telah katakan.

Halliday memiliki pandangan yang berbeda tentang konteks. Menurut Halliday, konteks dalam teks dibagi menjadi tiga yaitu field, tenor, dan mode. Field mengacu pada apa yang terjadi, jenis aksi sosial, atau apa yang dibahas dalam teks. Tenor mengacu pada siapa yang mengambil peran dan hubungan peserta(pembaca). Sedangkan yang terakhir yaitu mode. Mode mengacu pada bagian bahasa yang diputar dan digunakan dan bagaimana informasi terstruktur. Halliday (1985). Dengan kata lain, seorang penulis harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi yang sedang terjadi atau yang dipahami oleh pembaca ataupun penerima.

2.      Literacy
Menulis bersama dengan membaca, adalah sebuah bentuk tindakan keaksaraan(literasi) : bagaimana kita benar-benar menggunakan bahasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Konsepsi modern keaksaraan atau literasi mendorong kita untuk melihat tulisan sebagai praktik sosial, bukan sebagai keterampilan abstrak yang dipisahkan dari orang-orang dan tempat-tempat di mana mereka menggunakan teks.
Scribner and Cole (1981: 236) put it: ‘literacy is not simply knowing how to read and write a particular script but applying this knowledge for specific purposes in specific contexts of use.’ Hal ini (literasi) layak dipertimbangkan karena membantu kita untuk memahami bagaimana orang membuat hidup mereka menjadi sangat masuk akal melalui praktik rutin menulis dan membaca.
3.      Culture
Gagasan bahwa pengalaman penulis dari praktik keaksaraan atau praktik literasi yang berbeda akan mempengaruhi pilihan linguistik mereka yang menunjukkan bahwa guru harus mempertimbangkan bagian yang yang dimainkan budaya dalam kegiatan menulis siswa.
Budaya secara umum dipahami sebagai historis yang ditransmisikan dan jaringan sistematis makna yang memungkinkan kita untuk memahami, mengembangkan
dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keyakinan
kita tentang dunia (Lantolf, 1999).
4.      Technology
Untuk menjadi orang yang literat pada hari ini berarti harus memiliki kontrol atas berbagai media cetak dan media elektronik. Banyak yang terakhir memiliki dampak yang besar pada cara kita menulis, genre yang kita buat, identitas pengarang yang kita asumsikan, bentuk produk jadi sebuah tulisan, dan cara kita terlibat dengan pembaca.
Mungkin yang paling  jelas dan sekarang sangat akrab dengan kita adalah fitur penulisan berbasis komputer. Fitur ini adalah fasilitas yang dirancang oleh alat elektronik yang membantu kita untuk menulis dan secara dramatis mengubah kebiasaan tulisan kita. Fitur pengolah kata yang memungkinkan kita untuk memotong dan menyisipkan, menghapus dan menyalin, memeriksa ejaan dan tata bahasa, mengimpor gambar dan mengubah setiap aspek format yang berarti merubah  teks-teks kita sekarang menjadi lebih idah.

5.      Genre
Genre adalah istilah yang biasa di sebut untuk mengelompokkan teks bersama-sama, mewakili bagaimana penggunaan bahasa penulis untuk menulis sesuatu. Setiap genre memiliki jumlah fitur yang membuatnya berbeda dengan genre lain. Masing-masing genre teks memiliki tujuan tertentu, struktur keseluruhan, fitur linguistic tertentu, dan budaya tertentu. Bagi banyak orang itu adalah intuitif, konsep yang menarik akan membantu  kita untuk mengatur akal sehat kita mengkategorikan teks dan situasi di mana mereka terjadi.
Ada keuntungan-keuntungan yang didapat saat penulis menulis karyanya berbasis genre. Berikut adalah keuntungan yang akan didapat :
Explicit >>> memperjelas apa yang harus dipelajari untuk memfasilitasi penguasaan keterampilan menulis.
Systematic >>> Menyediakan kerangka kerja yang koheren untuk fokus pada bahasa dan konteks secara bersamaan.
Needs-based >>> Memastikan bahwa tujuan program dan konten berasal dari kebutuhan pembaca.
Supportive >>> Memberikan guru peran sentral dalam perancah belajar dan kreativitas siswa.
Empowering >>> Menyediakan akses ke pola dan kemungkinan variasi dalam teks.
Critical >>> Memberikan penulis sumber daya untuk memahami dan memperoleh tantangan di sebuah wacana.
Consciousness Raising >>> Meningkatkan kesadaran untuk menulis.

6.      Identity
            Penelitian terbaru telah menekankan hubungan dekat antara menulis dan identitas seorang penulis. Dalam arti luas, identitas mengacu pada 'cara orang-orang menampilkan siapa mereka satu sama lain '(Benwell dan Stokoe, 2006: 6). Identitas seorang penulis terlihat jelas pada gaya bahasa tulisannya. Penulis tidak dapat bersembunyi di balik tulisannya, karena identitas setiap penulis pasti akan terlihat ke ranah publik.
            Terlihat jelas bahwa setiap komponen kunci ini sangat berperan penting dalam sebuh tulisan dan penulis harus benar-benar menguasai semuanya. Bila salah satu komponen kunci ini hilang, sebuah teks akan kehilangan cita rasanya sebagai tulisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic