Hilang
Author
: Ema Wilianti Dewi
In some ways it is harder to rewrite
than to write; one is constrained by the frame of the original yet there are things
which need changing, others to delete, and more to discuss
-
Ken
Hyland, 2009
Minggu
lalu sunyi datang pada hidup saya. Hiruk pikuk perkuliahan lenyap sejenak.
Aneh, semua terasa aneh saat saya harus pasrah terhadap keadaan untuk terbaring
lemah di tempat tidur rumah sakit. Tubuh ini ringkih seakan tak dapat menerima
apapun untuk menjadi suplemen. Hilang, semua hilang. Kesenangan saat kuliah,
kepeningan saat kuliah, dan kerumitan dalam kuliah hilang sejenak tapi saya
rindu semua itu.
Class review ke lima saya tulis
dengan sumber yang sangat terbatas semoga dapat memenuhi ekspektasi Mr. Lala
Bumela sebagai dosen mata kuliah ini. Pada kesempatan ini, saya akan mencoba
membahas habis tentang enam komponen kunci yang mendominasi dalam menulis. Enam
hal ini terdapat dalam buku “Writing Research and Teaching” yang di tulis oleh Ken Hyland yang terbit pada tahun
2009. Walaupun aka nada kesulitan dalam menulis sesuatu yang telah ditulis,
seperti titah Hyland bahwa untuk menulis ulang itu akan lebih sulit dari pada
pertama menulis.
Menulis
erat hubungannya dengan teks, penulis, dan pembaca. Di dalam menulis, Hylan
menerapkan tiga pendekatan di dalamnya. Menulis berarti berfokus kepada hasil
tulisannya, hasil tulisan ini berdasarkan struktur tulisan yang benar atau
tidak. Penulis harus cerdas menempatkan teks yang telah dibuat menjadi lebih
ekspresif. Keekspresifan tulisan didapat dari proses seorang penulis mengolah
tulisannya. Pendekatan yang terkahir adalah peran pembaca yang dapat mengubah
teksnya bergerak kepada dimensi social.
Sebelum
beranjak membahas tentang enam komponen kunci yang mendominasi dalam tulisan
yang adalah context, literacy, culture,
technology, genre, dan identity, alangkah
baiknya bila kita memahami teks itu sendiri. Di dalam bukunya, Hyland
mengatakan bahwa teks bisa berwujud sebagai berbagai fungsi.
Pertama, teks sebagai objek. Teks adalah objek
otonom yang dapat dianalisis dan dijelaskan secara independen dari konteks
tertentu, penulis, atau pembaca. Teks memiliki struktur. Teks adalah sebuah
oengaturan yang tertib antara kata-kata, klausa, dan kalimat. Dengan mengikuti
aturan-aturan tata bahasa, penulis dapat mengkodekan penuh representasi
semantik yang dimaksudkan.
Kedua, teks sebagai wacana. Wacana mengacu pada bahasa dalam
sebuah aksi dan dengan tujuan dan fungsi
bentuk-bentuk bahasa yang melayani dalam komunikasi.
Penulis memiliki tujuan dan niat tertentu dalam menulis, hubungan untuknya atau
pembacanya, dan informasi tertentu untuk disampaikan olehnya. Bentuk-bentuk
teks adalah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan dan niat penulis. Teks sebagai wacana menuntut penulis untuk benar-benar menjadikan
teks sebagai alat komunikasi yang berfungsi sempurna.
Pembahasan tentang teks kita cukupkan
terlebih dahulu, sekarang saatnya beranjak kepada pembahasan utama kita yaitu
tentang enam komponen kunci yang paling mendominasi dalam tulisan.
1.
Context
Sebuah
tulisan dikembangkan melalui pemahaman yang semakin canggih dari konteks. Konteks bukan situasi
sosial yang mempengaruhi (atau dipengaruhi oleh) wacana, tetapi cara penulis mendefinisikan
situasi.
Konteks demikian bukan
semacam kondisi 'obyektif' atau penyebab langsung, melainkan konstruksi
subjektif yang dirancang dan
secara kontinyu diperbarui dalam interaksi oleh penulis sebagai
anggota kelompok dan masyarakat.
Van
Dijk (2008: viii)
Cutting (2002: 3)
menyatakan bahwa ada tiga aspek utama
konteks penafsiran ini:
a) konteks situasional:
apa
yang masyarakat
tahu tentang
apa yang dapat mereka lihat disekitar mereka.
b) latar belakang konteks pengetahuan:
apa yang masyarakat tahu tentang dunia, apa yang mereka tahu tentang aspek kehidupan, dan apa yang mereka tahu tentang satu sama lain.
c) co-tekstual konteks: apa
yang masyarakat tahu tentang apa yang mereka miliki dan telah katakan.
Halliday
memiliki pandangan yang berbeda tentang konteks. Menurut Halliday, konteks
dalam teks dibagi menjadi tiga yaitu field, tenor, dan mode. Field mengacu pada
apa yang terjadi, jenis aksi sosial, atau apa yang dibahas dalam teks. Tenor
mengacu pada siapa yang mengambil peran dan hubungan peserta(pembaca).
Sedangkan yang terakhir yaitu mode. Mode mengacu pada bagian bahasa yang
diputar dan digunakan dan bagaimana informasi terstruktur. Halliday (1985).
Dengan kata lain, seorang penulis harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan
situasi yang sedang terjadi atau yang dipahami oleh pembaca ataupun penerima.
2.
Literacy
Menulis bersama dengan membaca,
adalah sebuah bentuk tindakan keaksaraan(literasi)
: bagaimana
kita benar-benar menggunakan bahasa
dalam kehidupan kita sehari-hari.
Konsepsi modern keaksaraan
atau
literasi mendorong
kita untuk
melihat tulisan sebagai praktik
sosial, bukan sebagai keterampilan abstrak
yang dipisahkan dari orang-orang dan tempat-tempat di mana mereka menggunakan teks.
Scribner and Cole
(1981: 236) put it: ‘literacy is not simply knowing how to read and write a
particular script but applying this knowledge for specific purposes in specific
contexts of use.’ Hal ini
(literasi) layak
dipertimbangkan karena membantu kita untuk memahami bagaimana orang membuat hidup mereka menjadi sangat masuk akal melalui praktik rutin menulis dan
membaca.
3.
Culture
Gagasan bahwa pengalaman penulis
dari praktik keaksaraan
atau praktik literasi yang berbeda akan mempengaruhi pilihan linguistik mereka yang
menunjukkan bahwa
guru harus mempertimbangkan bagian yang yang dimainkan budaya dalam kegiatan menulis siswa.
Budaya secara umum dipahami sebagai historis yang
ditransmisikan dan jaringan sistematis
makna yang memungkinkan kita untuk memahami, mengembangkan
dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keyakinan kita tentang dunia (Lantolf, 1999).
dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keyakinan kita tentang dunia (Lantolf, 1999).
4.
Technology
Untuk menjadi orang yang literat pada hari ini
berarti harus memiliki
kontrol atas berbagai media
cetak dan media elektronik.
Banyak yang terakhir memiliki dampak yang besar pada cara kita menulis, genre yang kita buat,
identitas
pengarang yang kita asumsikan, bentuk produk
jadi sebuah
tulisan, dan cara kita terlibat dengan pembaca.
Mungkin yang paling jelas dan
sekarang sangat akrab dengan kita adalah fitur penulisan berbasis komputer.
Fitur ini adalah fasilitas
yang dirancang oleh alat elektronik yang membantu kita untuk menulis dan secara dramatis mengubah kebiasaan tulisan kita.
Fitur pengolah kata yang memungkinkan
kita untuk memotong dan menyisipkan, menghapus dan menyalin, memeriksa ejaan dan tata bahasa, mengimpor
gambar dan mengubah setiap aspek format yang
berarti merubah teks-teks kita
sekarang menjadi lebih idah.
5.
Genre
Genre
adalah istilah yang biasa di sebut untuk mengelompokkan teks bersama-sama,
mewakili bagaimana penggunaan bahasa penulis untuk menulis sesuatu. Setiap
genre memiliki jumlah fitur yang membuatnya berbeda dengan genre lain. Masing-masing
genre teks memiliki tujuan tertentu, struktur keseluruhan, fitur linguistic
tertentu, dan budaya tertentu. Bagi banyak orang itu adalah intuitif,
konsep yang
menarik akan
membantu kita untuk mengatur
akal sehat kita mengkategorikan
teks dan situasi di
mana mereka terjadi.
Ada
keuntungan-keuntungan yang didapat saat penulis menulis karyanya berbasis
genre. Berikut adalah keuntungan yang akan didapat :
Explicit >>> memperjelas apa yang harus
dipelajari untuk
memfasilitasi penguasaan keterampilan menulis.
Systematic >>> Menyediakan kerangka kerja yang koheren untuk fokus pada bahasa dan konteks
secara bersamaan.
Needs-based
>>> Memastikan
bahwa tujuan
program dan konten berasal dari kebutuhan pembaca.
Supportive
>>> Memberikan guru peran sentral dalam perancah belajar dan kreativitas siswa.
Empowering >>> Menyediakan akses ke pola dan
kemungkinan variasi dalam teks.
Critical >>> Memberikan penulis sumber daya untuk memahami dan
memperoleh tantangan di
sebuah wacana.
Consciousness Raising >>> Meningkatkan kesadaran
untuk menulis.
6.
Identity
Penelitian terbaru telah menekankan hubungan
dekat antara menulis dan
identitas seorang penulis. Dalam
arti luas, identitas mengacu pada 'cara
orang-orang menampilkan siapa
mereka satu sama lain '(Benwell dan Stokoe,
2006: 6). Identitas
seorang penulis terlihat jelas pada gaya bahasa tulisannya. Penulis tidak dapat
bersembunyi di balik tulisannya, karena identitas setiap penulis pasti akan
terlihat ke ranah publik.
Terlihat jelas bahwa setiap komponen
kunci ini sangat berperan penting dalam sebuh tulisan dan penulis harus
benar-benar menguasai semuanya. Bila salah satu komponen kunci ini hilang,
sebuah teks akan kehilangan cita rasanya sebagai tulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic