We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Selasa, 25 Maret 2014

Langkah-Langkah Menjadi Seorang Discoverer

Class Review 7

“We also need Ideology and Affordance to be a discoverer”

            Pertemuan Writing and Composition 4 kemarin pada tanggal 18 maret 2014 membahas lebih mendalam mengenai pentingnya peran ideologi terhadap sebuah teks dan semua hal tentang langkah-langkah menjadi seorang discoverer. Berikut di bawah ini adalah penjelasan dari kedua materi tersebut.

v All About Ideology

            Lehtonen dan Chaedar alwasilah berpendapat bahwa tidak ada teks yang sifatnya netral. Hal tersebut disebabkan karena semua penciptaan teks yang ada dibuat oleh orang yang berbeda-beda, dan itu berarti mereka berangkat dari background ideologi yang berbeda pula. Setiap individu tentunya memiliki karakteristik dan personality yang berbeda-beda, sehingga hal demikian yang mempengaruhi terlahirnya ideologi yang berbeda-beda pula. Lalu seperti apakah implementasi ideologi terhadap sebuah teks? Sebelum itu baiknya kita paham betul mengenai apa yang dimaksud dengan ideologi dan juga perannya secara general. Dengan itu kita akan lebih mudah memahami peran ideologi terhadap sebuah teks.

1. Pengertian Ideologi menurut para ahli

a. Pengertian Ideologi menurut Hegel
Dalam bukunya “An Introduction to Hegel, Freedom, Truth and Histoty” karangan Stephen Houlgate (2005), mensitir pendapat Hegel bahwa ideologi adalah produk kebudayaan dari suatu masyarakat. Dalam arti tertentu. ideologi merupakan manifestasi kenyataan sosial.

b. Pengertian Ideologi menurut Soerjanto Poespowardojo
Dalam bukunya yang berjudul “Filsafat ilmu Pengetahuan” (2000), disebutkan bahwa ideologi adalah konsep pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.

c. PengertianIdeologi menurut Dr. Alfian
Dalam bukunya yang berjudul “Pemikiran dan Perubahan Politik lndonesia” (1980), Dr. Alfian berpendapat bahwa ideologi adalah pandangan atau sistem bilateral yang menyeluruh dan mendalam mengenai cara yang sebaiknya yaitu secara moral dianggap benar dan adil serta mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.

d. Pengertian Ideologi menurut Padmo Wijayono
Dalam bukunya yang berjudul “Bunga Rampai Sejarah – Sosial – Ekonomi” (2005), beliau berpendapat bahwa ideologi adalah kesatuan yang bulat dan utuh dari ide-ide dasar.

e. Pengertian Ideologi menurut M. Sastrapratedja
Dalam tulisannya yang berjudul “ide-Ide Menerobos” (2003), Sastrapratedja memaknai tentang ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi sistem yang teratur.

            Dengan demikian, pengertian ideologi secara umum merupakan suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan, serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai aspek kehidupannya.

2. Peran Ideologi

            Peran ideologi tentunya memiliki signifikansi dengan ideolog yang mencipta ideologi itu. Dalam kaitan ini paling tidak ideolog sebagai orang berjasa dalam menyalurkan gagasan untuk masyarakat, bangsa dan negara tertentu. Ideolog adalah orang yang mampu untuk melihat keadaan kemarin, sekarang dan masa depan dengan jangkauan pemikirannya. Sebagaimana dikatakan David E. Apter bahwa ideolog “merupakan orang yang membuat intelektual dan moral melompat ke depan, melalui pengetahuannya yang superior, pandangannya harus berlaku”. (1987. hal:327-328).

            Ideologi mempunyai peranan urgen untuk kemajuan bangsa, karena melalui eksistensi ideologi, maka suatu bangsa akan memiliki motivasi tinggi dalam hidup dan kehidupannya, sehingga mampu mewujudkan cita-cita dan tujuannya. Apabila bangsa itu tidak mempunyai ideologi, maka bangsa tersebut dikatakan tidak memiliki tujuan yang jelas atau meskipun bangsa itu mempunyai tujuan, tetapi mereka tidak mau mencapainya. Secara ideal maka ideologi itu harus dinamis, terbuka dan tidak kaku (rigid) atau membelenggu hidup dan kehidupan masyarakat apalagi hanya dijadikan sebagai alat kekuasaan para penguasa.

3. Implementasi Ideologi di dalam teks

            Selanjutnya setelah memahami bahwa pengertian Ideologi yaitu merupakan kumpulan gagasan, ide, keyakinan, serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai aspek kehidupannya. Apabila bangsa itu tidak memiliki ideologi maka bangsa tersebut dikatakan tidak memiliki tujuan yang jelas atau meskipun bangsa itu mempunyai tujuan, tetapi mereka tidak mau mencapainya. Pada intinya ideologi merupakan pondasi yang digunakan agar dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa.

            Berikut ini ada beberapa contoh implementasi ideologi yang terjadi pada pada teks (artikel) yang dibuat oleh penulis yang berangkat dari ideologi yang berbeda-beda.

1.    Liverpool Permalukan MU di Kandang 3-0
2.    Kurang Apa Lagi, David Moyes ?

            Dalam kedua artikel di atas berisi teks yang bersifat tidak netral. Begini maksudnya. Dalam artikel pertama jelas terlihat bahwa penulis berangkat dari ideologi MU. Meskipun MU kalah tetap saja penulis akan tetap membuat teks yang ada seolah tidak menyudutkan MU. Sebaliknya, apabila penulis berangkat dari ideologi liverpool mungkin penulis akan menulis “Liver Pool Kalahkan MU di Kandang 3-0,” yang sifatnya akan menyudutkan MU. Selanjutnya dalam artikel kedua jelas terlihat bahwa penulis berasal dari ideologi David Moyes. Dalam artikel kedua itu sudah jelas dipaparkan bahwa Moyes adalah dalang dibalik kekalahan MU, namun tetap saja dalam judul di artikel tersebut penulis menulis judulnya seolah tidak menyudutkan Moyes.

v All About Discovery

            Dalam pembuatan critical review ini Pak Lala mengajarkan kami bahwa pada saat kita membuat suatu masterpiece hendaknya di dalam thesis statement-nya kita harus dapat membuat orang lain tertarik dan penasaran. Karena dengan itu para pembaca akan tertarik membaca tulisan kita. Seperti yang Pak Lala bilang bahwa teks yang ada tanpa pembaca ibarat teks itu seperti kuburan. Teks takkan memiliki nyawa tanpa memiliki pembaca. Maksudnya adalah tanpa pembaca teks yang ada takkan memiliki manfaat apapun. Teks adalah sebuah discovery, mengapa demikian? Karena orang yang dapat menciptakan teks adalah orang-orang penting saja. Seperti seorang poet, historian, dan linguist. Mereka adalah seorang discoverer, karena mereka berhasil menciptakan teks yang orang lain belum ketahui. Dengan kata lain mereka berhasil menemukan harta karun.

            Hal yang dilakukan oleh seorang discoverer adalah mencari hal-hal yang belum diketahui banyak orang. Dengan kata lain hal-hal itu sangat sulit untuk dilakukan. Oleh sebab itu hasil yang diperoleh dapat disebut sebagai sebuah harta karun (discovery), karena jarang sekali orang-orang yang dapat melakukannya. Contohnya dalam proses pembuatan critical review ini, kita sedang ditantang untuk dapat menciptakan teks yang berisi hal-hal yang belum diketahui banyak orang. Untuk itu kita mesti memahami Columbus dari sisi yang lain, sehingga orang dapat mempunyai pemahaman lain mengenai seorang Columbus ini. Hal itulah yang disebut discovery, mencoba mencari tahu segala sisi tentang Columbus, sehingga kita dapat menemukan sisi tentang Columbus yang orang lain belum ketahui. Hal itu dapat dilakukan dengan cara menolak asumsi yang nyata dan telah lama beredar tentang Columbus, kemudian mencari asumsi lain yang dapat mendukung sisi Columbus lain yang belum orang ketahui. Discovery tidak akan pernah putus dan berujung, maka dari itu observasi dan penelitian akan terus-menerus dilakukan.

            Selanjutnya persamaan antara poet, historian, dan linguist yakni mereka adalah orang-orang penting. Mereka orang yang mampu menemukan harta karun. Harta karun yang berupa menemukan sesuatu yang belum diketahui banyak orang.  Mereka mampu mengungkap apa-apa yang tersembunyi (rahasia). Mereka adalah seorang discoverer, karena mereka berhasil menemukan discovery. Kesimpulannya discovery adalah “Crush into pieces, crush the wall,”  mengungkap sesuatu yang rahasia, tersembunyi”

1. Modal Untuk Menjadi Seorang Discoverer

            Untuk dapat menemukan sesuatu yang belum diketahui banyak orang bukanlah suatu hal yang mudah, bahkan mungkin sangat sulit untuk dilakukan. Para discoverer mesti melakukan penelitian dan observasi berkali-kali. Pak lala bilang kita mesti memiliki sumber daya yang besar (affordance) untuk dapat menemukan discovery. Praktik literasi berupa writing dan reading merupakan aktivitas yang terus mengiringi langkah-langkah menjadi seorang discoverer. Dalam melakukan proses writing dan reading ini yang kita pertaruhkan adalah semogenesis. Semogenesis menurut Systemic Functional Grammar (SFL) by Michael Halliday adalah for making meaning and creating.

In my Conclusion:

            Dalam menghasilkan sebuah discovery kita mesti memiliki sumber daya yang besar (affordance). Affordance akan sangat berguna untuk dapat membuat making-meaning (semogenesis). Semogenesis terjadi pada saat proses praktik literasi yang berupa writing dan reading ini. Kedua praktik literasi itu akan dilakukan pada saat kita melakukan obervasi dan penelitian untuk dapat menemukan discovery. Dan ideologi berperan sebagai landasan pemikiran dan keyakinan yang akan mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai aspek kehidupannya, sehingga discovery yang kita miliki akan mempunyai ciri khas atau karakteristik tersendiri. Karena tentunya masing-masing orang berangkat dari ideologi yang berbeda-beda. Jadi kesimpulan akhirnya affordance dan ideologi juga termasuk di dalam langkah-langkah untuk dapat menjadi seorang discoverer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic