We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 10 Maret 2014

Kebudayaan Interaksi dalam Wacana Kelas


Class Review 4

            Pada tanggal 25 Februari 2014, kita masih berbicara tentang Classroom Discourse Religius Harmony. Di dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, banyak budaya-budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sangat pesat, sehingga akan sulit untuk merubah dari  budaya yang buruk menjadi budaya yang baik. Menurut Koentjaraningrat (1974), menyatakan bahwa kebudayaan terdiri atas tiga wujud:
1.       Wujud sebagai ideel dari kebudayaan
 Sifatnya abstrak tidak dapat diraba dan tempatnya ada dalam alam pikiran warga masyarakat, dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Kebudayaan ideel ini dapat kita sebut adat istiadat atau tata kelakuan.
2.      Wujud sebagai sistem sosial dari kebudayaan
Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan lain menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat istiadat atau tata kelakuan.
3.      Wujud sebagai kebudayaan fisik
yaitu berupa seluruh hasil fisik dan aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat.
Jadi untuk mengubah budaya yang sudah ada pada masyarakat Indonesia sebenarnya sangat susah karena budaya yang ada di Indonesia itu sangat bermacam-macam dan beraneka ragam, sangat tidak mungkin untuk mengubahnya. Perubahan nilai budaya seiring dengan perkembangan zaman dan wawasan yang semakin berkembang membuat kita harus lebih menjaga interaksi dalam wacana kerukunan sesama umat beragama karena kita tidak bisa memaksakan agama kepada seseorang yang sudah mempunyai agama.
            Menurut Mr. Lala terjadinya Classroom Discourse yaitu:
1.    Complicated
Mengapa Classroom Discourse dikatakan complicated? Karena didalam sebuah kelas terdapat struktur yang kompleks yang banyak sekali perbedaan didalamnya.
2.    Terjadinya di Intraction (Interaksi), seperti:
a.       Background
Setiap individu mempunyai latar belakang ekonomi, politik, suku, budaya dan sosial yang berbeda-beda.
b.      Communicative Strategies (Strategi Komunikatif)
Dalam proses belajar mengajar sangat penting adanya strategi komunikatif. Strategi belajar komunikatif, yaitu strategi belajar yang melibatkan kerjasama antara guru dan siswa. Bukan hanya itu, strategi belajar komunikatif adalah bagaimana pelajaran yang disampaikan guru benar-benar menjadi bahan pembicaraan/perbincangan (dalam kelas) baik dalam diskusi dan berdebat serta berperan sebagai topik pokok untuk di komunikasikan. Dalam strategi belajar komunikatif, siswa dan guru adalah sama, keduanya berperan sebagai komunikan (orang yang melakukan komunikasi). Guru memberikan  sebuah topik, kemudian menjelaskan inti dari pelajaran tersebut dan mengaitkan pelajaran itu dengan realita kehidupan, sehingga siswa mampu memahami secara nyata aktualisasi dari pelajaran tersebut. Agar terasa lebih terjalin hubungan antara guru dan siswa, kemampuan yang dimiliki seorang guru harus dicurahkan untuk memupuk rasa tanggung jawab diantara mereka agar nantinya apa yang mereka pelajari dan dapatkan bisa mereka pertanggung jawabkan. Dengan sistem belajar komunikatif suasana belajar yang nyaman, fleksibel, dan bijak akan dapat dicapai. Karena dengan menggunakan strategi ini, semua siswa dalam satu kelas akan merasa terlibat, baik ketika belajar secara individu ataupun kelompok. Dengan begitu, siswa akan merasa lebih dekat dengan guru, dan guru akan merasa lebih nyaman dengan mengetahui kelemahan siswanya. Banyak cara yang bisa dilakukan guru untuk membangun strategi ini, misalnya:
-Bercerita
Cerita tentang pengalaman pribadi yang menyenangkan akan mengundang gairah siswa untuk dapat berkomunikasi dengan guru dan siswa lainnya.
-Persentasi
Adalah sebuah bentuk tanggung jawab siswa dalam belajar. Apakah siswa tersebut benar-benar mengerti pelajaran atau tidak. Hasil belajar itu akan dipersentasikan kembali di depan kelas.
-Berdiskusi
Adalah alternatif bagaimana memecahkan permasalahan  itu dengan guru pembimbing sebagai pengawas berjalannya diskusi. Setelah kesepakatan tercapai, pemimpin kelompok diskusi menyerahkan hasil diskusi itu kepada guru pembimbing. Dengan begitu, akan timbul dalam diri mereka rasa tanggung jawab.
c.       Meaning-Making Practices
Meaning berhubungan dengan ideologi. Sedangkan Making Practices berhubungan dengan Values (Nilai).
3.    Talk
Interaksi itu berakhir dengan talk.

Kesimpulan:
            Dalam sebuah wacana kelas, setiap individu memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. Sehingga interaksi sangat penting untuk menunjang strategi belajar komunikatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic