We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Rabu, 19 Maret 2014

IMPORTANT THING



6th Class Review


Pertemuan minggu kali ini begitu menggembirakan. Akhirnya setelah lima pertemuan berlalu, tanda checklist pun kini ku dapatkan dalam buku passportku. Kini, ku buka kembali lembaran baru dan akan berusaha untuk meningkatkan kreatifitas dalam menulis. Pertemuan yang keenam dilaksanakan pada hari selasa, 11 Maret 2014 bertempat diruang 44 lantai 3 gedung PBI. Pada pertengahan pertemuan kali ini, saya akan berusaha untuk jauh lebih baik dari sebelumnya. Sadar akan hal bahwa menulis tidaklah semudah yang dikira, karena semakin tinggi pressure yang diberikan maka relevance akan semakin tinggi juga. Sejauh ini mahasiswa yang bertahan dalam kelas masih terbilang banyak, hanya beberapa mahasiswa yang telah resmi mengundurkan diri dari mata kuliah Writing.
Dalam kelas writing 4 ini Mr. Lala Bumela berusaha untuk menjadikan mahasiswanya sebagai kaum yang literate. Karena dengan menjadi kaum yang berliterasi kita akan memelihara sejarah kita. Sejarah itu bisa diabadikan dengan budaya berliterasi manusia. Melalui budaya literasi itulah peradaban manusia akan tetap terjaga, seperti arsip – arsip dan dokumentasi sejarah bangsa itu sendiri. Presiden pertama di Indonesia sendiri mengatakan dalam sebuah pidatonya “Jasmerah” singkatan dari jangan sekali – kali melupakan sejarah. Ungkapan dari pernyataan tersebut menyatakan bahwa pentingnya sebuah sejarah. Karena sejarah memegang peranan penting agar sebuah bangsa dapat mengambil pelajaran dari peristiwa masa lalu untuk menjadi sebuah pelajaran dikehidupan mendatang. Karena bangsa yang berhasil  membangun peradabannya adalah bangsa yang menghormati sejarahnya sendiri. Untuk mengabadikan sejarah itu sendiri kita harus menjadi kaum yang berliterasi.
Cara pandang sejarah seseorang mampu merekam pentingnya literasi. Sejarah sebagai ilmu tentu saja mempunyai metode sendiri yang harusnya digunakan oleh seseorang dalam menulis suatu peristiwa sejarah. Dengan begitu seseorang akan mampu merekonstruksi sebuah sejarah. Sejarah itu sendiri bersifat diakronik, bukan sinkronik. Sejarah yang diakronik berarti memanjang dalam waktu namun terbatas dalam ruang. Sejarah dikatakan diakronis karena berhubungan dengan waktu. Berbeda dengan ilmu yang bersifat sinkronis ialah kebalikan dari sifat sejarah yang diakronis, bersifat sinkronis yaitu meluas dalam ruang namun hanya terbatas dalam waktu. Dapat dikatakan bahwa dalam mengungkapkan sejarah butuh adanya suatu proses. Dalam sebuah penelitian, diakronis adalah data yang membutuhkan waktu yang lama untuk diungkapkan kebenarannya, sedangkan sinkronis adalah data yang dihasilkan tanpa waktu atau proses yang lama.
Sejarah penuh dengan dinamika dan pertentangan yang tak pernah usai seperti seperti zaman yang dialektis. Orang sering mengatakan bahwa sejarah adalah milik orang yang berkuasa, oleh karena itu penguasa mampu membuat dan menuliskan sejarah sesuai dengan kehendaknya. Seperti contohnya penemu Benua Amerika, Columbus, yang merekayasa sejarah dan membohongi dunia. Namun, kebenaran sejarah akan membuktikan kepada kita, bahwa kebenaran sejarah mau tidak mau akan terungkap juga meskipun sebelumnya selalu ditutup – tutupi atau disembunyikan dari masyarakat. Akan ada suara yang tak bisa dibungkam (dalam hal ini adalah artefak), yang tak bisa dihentikan, suara – suara itulah yang akan membuka kembali kebenaran sejarah yang telah ditutupi dan dimanipulasi. Dan artefak tersebut lah yang akan bisa membongkar semuanya, yang hanya akan mampu diungkapkan melalui kaum yang membudayakan kebudayaan literasi.
Memang harus diakui bahwa produk literasi itu sendiri baik berupa kertas (Koran, majalah dan buku), ataupun tanpa kertas (terdapat pada layar komputer) sudah merupakan kebutuhan sekunder masyarakat. Namun dalam hal ini buku, ataupun Koran bukanlah tempat untuk mewadahi literature itu sendiri. Mati atau hidupnya budaya literasi itu sendiri ditentukan oleh sandaran masyarakatnya sendiri. Sejarah telah mengabarkan itu dalam wujud manuskrip(seperti tulisan pada batu atau langit – langit gua) dari generasi ke generasi. Dengan kebudayaan berliterasi lah mampu merekam semua peristiwa atau kejadian – kejadian yang bisa memenuhi kebutuhan manusia banyak. Sesungguhnya banyak literatur yang berserakan, namun yang memungut itu semua tidaklah oleh semua orang. Itulah mengapa seperti terdapat karma dalam sebuah literasi, barang siapa yang tidak memanfaatkannya maka dia pun akan selalu berada dibelakang orang yang berliterasi.
Kebudayaan berliterasi merupakan kerja – kerja dari peradaban, yang dapat mengubah arah dan jalannya sebuah sejarah. Literasi adalah sebuah kebutuhan, karena mampu memuliakan diri kita sebagai manusia. Seperti contohnya wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW yang diawali dengan perintah membaca dari surat al – alaq, karena membaca merupakan kuncinya untuk menggapai pengetahuan. Dari ayat itu lah yang sekarang menjadi awal dari peradaban islam melalui literasi. Bisa dikatakan juga, sebenarnya kebudayaan literasi adalah sebuah kewajiban individual namun konsekuensinya akan diterima oleh diri kita sebagai manusia. Dari contoh diatas, mengingatkan akan pentingnya budaya literasi yang dapat membangun peradaban yang lebih baik.
Kebudayaan literasi dapat dijadikan sebagai satu – satunya jalan yang mampu untuk menjelajahi ruang dan waktu didunia ini. Hanya dengan kebudayaan literasi lah yang dapat melihat sejarah pada masa lalu. Kita tidak dapat melihat atau bahkan untuk sekedar mengintip melalui sebuah celah – celah kecil tanpa adanya kebudayaan literasi, maka hilanglah sejarah tersebut.
Dari setiap pertemuannya topic yang dibahas semakin menyulitkan mahasiswa sehingga membutuhkan kerja untuk berpikir yang sangat keras, sehingga pada saat menuliskan masih banyak mahasiswa yang tidak sesuai karena kebingungan sehingga tak jarang paragraph yang penting berada pada posisi akhir yang seharusnya berada diawal. Hal tersebut sangat disayangkan sekali karena seharusnya pembaca dapat mengambil bentuk persuasi dari penulis tersebut dan menunjukkan kepada orang lain bahwa tulisan kita sangat menarik. Namun apabila penulis meletakkan paragraph yang penting diakhir apabila pembacanya tidak sabaran maka pembaca akan segera meninggalkannya. Untuk itu akan lebih baik jika paragraph yang mengandung unsure kalimat yang penting (atau disebut thesis statement) diletakkan diawal paragraph. Tesis tersebut ialah ide utama yang berada pada suatu paragraph yng terdapat satu atau dua pernyataan yang mengungkapkan gagasan utama dari sebuah topic. Dengan adanya tesis tersebut, maka pembaca akan mengetahui garis besar dari topic itu sendiri dan pendapat penulis. Ketika kita menuliskan dalam bentuk persuasi kita harus bisa meyakinkan pembaca dengan sudut pandangnya, seperti contoh sejarah Christoper Columbus yang bethasil membuat semua orang percaya dengan sejarah yang diciptakannya. Bentuk persuasi sering disebut juga dengan academic argument. Tesis berfungsi sebagai ringkasan dari argument yang akan dibuat.

KESIMPULAN:
Dalam sejarah peradaban manusia, kemajuan suatu bangsa tidak bisa dibangun hanya dengan bermodalkan kekayaan alam yang melimpah, namun berawal dari peradaban buku dan pengusaan literasi masyarakatnya disetiap generasi. Sejarah dapat digunakan sebagai model bertindak di masa sekarang dan masa mendatang sebagai acuan untuk merencanakan sesuatu dimasa depan. Ilmu sejarah itu memanjang dalam waktu namun dalam ruang yang terbatas demikian adalah sifat dari sejarah.

CREATIVE PROCESS IN CLASS
                           Controvertion of America
In some article that I read, Christoper Columbus said that America is “the new world” when he gone t the Continent of America. But in the fact that I read in the Howard Zinn’s article the first person who came to the Continent of America is not Christoper Columbus. In other fact, muslim has ever come to the Continent of America before Columbus. But in the Zinn’s article he is not explain that muslim is the first person who ever came to the Continent of America, event before Columbus came to the Continent of Americamuslim has built civilization there. Some of the artefact that found is statementfrom Cherokee muslim that use clothest like a muslim, such as sorban and long dress like a muslimah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic