Malam
ini hujan turun membasahi bumi. Inilah saat dimana saya menulis dengan ditemani
secangkir mocca float yang dapat sedikit menghilangkan penat ini. Semakin berat
tantangan yang kini saya dan teman-teman hadapi. Tugas kali ini benar-benar
membuat saya bingung. Tak tau entah akan memulai dari mana tinta ini menulis. Menulis
critical review 1000 kata dengan bahasa Inggris. Itulah tugas kami di minggu
ini. Kemauan, semangat, dan kerja keras merupakan senjata kali ini. Senjata yang
akan menghantarkan kami pada gerbang kesuksesan.
Sangat
luar biasa sekali, mata kuliah “Writing and Composition 4” kini telah memasuki
pertemuan keenam. Mata kuliah ini dimulai pada hari Selasa, tanggal 11 Februari
2014. Tepatnya pukul 10.50 di ruang 44 Gedung PBI. Seperti pertemuan biasanya,
mata kuliah ini dibimbing oleh dosen yang sangat luar biasa sekali, yaitu Mr.
Lala Bumela, M. Pd.
Pertemuan
keenam ini merupakan pertemuan dimana Mr. Lala hanya memeriksa tugas “Class
Review” kami. Diteruskan dengan mengetik selama 25 menit tentang Howard Zinn
dan Columbus. Yeah, tugas itulah yang kini harus kami garap sebanyak 1000 kata
dalam bahasa Inggris. Kami harus membuat critical review tentang Howard Zinn
dan Cristopher Columbus. Inilah hasil tulisan saya di kelas:
Howard Zinn is
historian of American. He is writer also. In the his writing, he tell about
Cristopher Columbus. He said that Columbus is not the first person that find
America continental and the fact that Columbus is the first person that find
america very weak. When I read about Columbus history and the fact about
Columbus, I found that the first person that find America continental is Ceng
Ho (Gavin Menzies said that). Ceng Ho is sailor from China.
My own comment :
I think my writing is
so what ? because I am not detail tell about Columbus.
Rini’s comment: so what
? I think is still need evidence that Zheng Ho is the
first person that found the America’s continental.
Itulah
hasil tulisan saya yang mana masih banyak kekurangan dan saya harus memperbaikinya
lagi dan lagi.
Masuk
pada pembahasan materi, yang mana telah dijelaskan oleh Mr. Lala Bumela, M. Pd.
Inilah kutipan dari power point Mr. Lala Bumela, M. Pd : Katanya, tugas mereka
yang tercerahkan--kaum literat--adalah meneroka ceruk ceruk 'baru' tempat
pengetahuan dan keterampilan yang mereka pungut, kumpulkan dan kuasai dalam
perjalanan hidupnya sebagai bagian sederhana dari cinta mereka pada pengetahuan
dan pemberi pengetahuan. Mereka yang hanya baru tahu teori ini dan itu dari
'suara-suara penuh kuasa' di bidang yang mereka geluti, belumlah dapat
dikatakan yang tercerahkan--literat; mereka baru pada fase awal; peniru.
Meniru adalah bagian penting dari menemukan lalu
menciptakan, dari memahami affordance dan meaning
potential tanda tanda yang terserak, yang dibaca dengan teori ini dan itu. Yang
berbahaya adalah ketika kita merasa sudah mendesiminasi, pun meneroka
padang-padang baru tempat segala teori yang dipahami digunakan, padahal kita
baru sampai pada tahap meniru. Lalu kita dengan pongahnya mengatakan 'ini salah
itu tak benar", tanpa dasar yang 'tak bergetar' pada mereka yang berada di
titik awal menjadi peniru. Kita merasa bahwa hapal saja teori ini dan itu,
telah membuat kita menjadi bagian dari "Rejim kebenaran tak terbantahkan".
Begitu banyak yang harus dipelajari, dipahami lalu dimaknai; lebih banyak dari
alasan menjadi sombong sebab apa yang baru kita sedikit ketahui.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa kaum literat adalah mereka yang mampu baca-tulis,
mereka yang meniru namun dapat menemukan dan menciptakan karya mereka sendiri.
Dari proses meniru kita harus mampu menemukan dan juga menciptakan. Janganlah
sombong terhadap apa yang kita peroleh dari hasil meniru. Karena itu masih
tahap awal. Kaum literat adalah mereka yang cinta akan pengetahuan dan mampu
baca-tulis.
Berikut
penjelasan tentang emulate (meniru) – discover (menemukan) – create
(menciptakan). Dalam menulis, kita akan meniru tulisan orang lain, yaitu melakukan sesuatu seperti yang
diperbuat orang lain, mencontoh, dan meneladan. Dari proses meniru itulah,
tulisan kita akan menghasilkan discover. Menemukan adalah mendapatkan sesuatu yang
belum ada sebelumnya. Menulis dengan gaya kita sendiri. Dari segi bahasa juga
bahas kita sendiri. Dari proses menemukan itulah kita akan mampu menciptakan.
Menciptakan tulisan kita. Menciptakana adalah menmbuat sesuatu yang baru. Yang
mana kita mampu untuk menghasikan sesuatu yang baru. Kita juga harus
membiasakan diri bahwa membaca itu nikmat, bawa menulis itu nikmat dan sharing
tulisan kita itu nikmat.
Sesuatu itu harus dipelajari,
dipahami, dan dimaknai. Kita harus tau bagaimana kita memaknai tulisan kita sendiri.
Cara kita memaknai tulisan kita itu seperti apa dan pelajaran terpenting apa
yang kita tahu dan kita pahami dari tulisan yang telah kita buat. Seperti
contohnya kita membaca artikel Howard Zinn tentang fakta-fakta Chistopher
Columbus. kita harus mampu memaknai bahwa pelajaran terpenting apa yang kita
tahu tentang Howard Zinn dan Columbus.
Masuk kepada pembahasan tentang
ideology dan values (nilai) menurut Fowler. Fowler (1996: 10): "Seperti
linguis kritis sejarawan
bertujuan untuk memahami nilai-nilai
yang mendukung formasi
sosial, ekonomi, dan
politik, dan diakronis, perubahan nilai dan perubahan dalam formasi. Diakronis disini adalah sesuatu yang berubah
dengan waktu yang lama. Fowler (1996: 12):
"Ideologi ini tentu saja baik media dan alat proses sejarah." Jika kita
membicarakan tentang sejarah, maka kita akan berbicara tentang values.
Berikut
ini pengertian Ideologi menurut wikipedia. Ideologi
adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy
pada akhir abad ke-18
untuk mendefinisikan "sains
tentang ide". Ideologi dapat dianggap
sebagai visi yang
komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu secara umum (lihat Ideologi
dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi
politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh
anggota masyarakat. Tujuan utama di balik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran
abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah
publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap
pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai
sistem berpikir yang eksplisit. (definisi ideologi
Marxisme).
Kata
Ideologi pertama sekali diperkenalkan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy
pada tahun 1796.
Kata ini berasal dari bahasa Prancis
idéologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu
kepada gagasan dan logie yang mengacu kepada logos, kata dalam
bahasa Yunani
untuk menjelaskan logika dan rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam
pengertian etimologisnya,
sebagai "ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau
gagasan".
Selain
definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:
- Gunawan Setiardjo :
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah
yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam
kehidupan.
Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu. 2 april
2004
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5 mei 2004
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh
penguasa. 1 agustus 2006
- Thomas H:
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar
dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. 23 oktober 2004
- Francis Bacon:
Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. 5 januari
2007
- Karl Marx:
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan
bersama dalam masyarakat. 1 mei 2005
- Napoleon:
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya. 22 desember
2003
Ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar,
pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas
pemikiran pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi
jawaban atas pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau ke mana alam, manusia dan
kehidupan ini yang dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan kehidupan
setelahnya? 24 april 2007
- Dr. Hafidh Shaleh:
Ideologi adalah sebuah
pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang
meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran
tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan
ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya
ke seluruh dunia. 12 november 2008
- Taqiyuddin An-Nabhani:
Mabda’ adalah suatu aqidah
aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang
menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada
sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada
sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda’ adalah suatu ide
dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua
bagian yaitu, fikrah dan thariqah. 17 juli 2005
Secara garis
besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi (mabda’) adalah pemikiran yang mencakup
konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk
merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran
tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan
metode untuk menyebarkannya.
Apa
itu value? Kata
value yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi nilai, berasal dari bahasa Latin valare
atau bahasa Perancis Kuno valoir (Enyclopedia of Real Esate
Terms, 2002). Terdapat perbedaan pendapat di antara para pakar, dan
perbedaan cara pandang mereka itu berimplikasi pada perumusan definisi nilai.
Nilai atau value termasuk salah satu bidang kajian dalam filsafat.
Istilah nilai dalam filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda
abstrak yang artinya keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness),
dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau
melakukan penilaian.
Dictionary of sosciology and Related sciences mengemukakan, definisi nilai adalah
kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia,
sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok.
Pada dasarnya nilai merupakan sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu
obyek, bukan obyek itu sendiri. Sesuatu yang mengandung nilai berarti ada sifat
atau kualitas yang melekat pada sesuatu tersebut. Dengan demikian, nilai itu
sebenarnya adalah suatu kenyataan yang tersembunyi di balik kenyataan-kenyataan
lainnya. Adanya nilai karena adanya kenyataan-kenyataan lain sebagai pembawa
nilai (wastranger).
Yvon Ambriose mengaitkan nilai dengan kebudayaan
dan menganggap nilai merupakan inti dari kebudayaan tersebut. Nilai
merupakan realitas abstrak, dirasakan dalam pribadi masing-massing sebagai
prinsip dan pedoman dalam hidup. Nilai merupakan suatu daya dorong dalam
kehidupan seseorang baik pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu nilai
berperan penting dalam proses perubahan sosial. Sedangkan Sidi Gazalba
mengartikan nilai dengan sesuatu yang bersifat abstrak dan ideal. Nilai bukan
benda kongkrit, bukan fakta, tidak hanya soal penghayatan yang dikehendaki dan
tidak dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi. Nilai itu terletak antara
hubungan subyek penilai dengan obyek.
Masih
tentang ideologi dan value. Ideologi itu penghantarnnya bahasa. Instrumennya
juga bahasa. Dalam tulisan yang kita tulis kita punya ideologi masing-masing.
Ideology is omnipresent in every single text (ideologi itu ada di mana-mana
dalam setiap teks). Sedangkan value, jika kita membicarakan tentang sejarah,
maka kita akan berbicara tentang value.
Dibawah
ini merupakan kata-kata penting yang harus diingat dari para penulis :
·
Menurut Fowler Ideologi
adalah mana-mana di setiap teks tunggal (lisan, tertulis,
audio, visual atau kombinasi dari semua itu) (Fowler
1996).
·
Produksi teks tidak pernah netral! (Fairclough
1989; 1992; 1995;
2000; Lehtonen 2000)
·
Literasi TIDAK PERNAH netral (Alwasilah
2001; 2012). Oleh karena itu, membaca dan menulis selalu termotivasi secara
ideologis.
Berikut
ini, masuk pada pembahasan tentang menulis di perguruan tinggi dan juga
kaitannya dengan “Thesis Statement”.
Menulis di perguruan tinggi sering
mengambil bentuk persuasi-meyakinkan orang lain bahwa kita memiliki menarik,
sudut pandang logika pada subjek yang kita pelajari. Persuasi adalah
keterampilan kita dalam berlatih secara teratur dalam kehidupan sehari-hari. Di
perguruan tinggi, tugas kursus sering meminta kita untuk membuat kasus
persuasif secara tertulis.
Dalam thesis statement, kita akan
diminta untuk meyakinkan pembaca tentang sudut pandang kita dalam tulisan.
Bentuk persuasi, sering disebut argumen akademis, mengikuti pola diprediksi
secara tertulis. Setelah pengenalan singkat dari topik kita, kita harus
menyatakan sudut pandang kita pada topik secara langsung dan sering dalam satu
kalimat. Kalimat ini adalah pernyataan tesis, dan berfungsi sebagai ringkasan
dari argumen yang akan kita buat di sisa kertas kita.
Tesis
esai adalah ide
utamanya. Pernyataan tesis dari esai adalah pernyataan satu atau
dua kalimat yang mengungkapkan
gagasan utama ini. Pernyataan tesis mengidentifikasi
topik penulis dan
pendapat penulis memiliki
sekitar topik itu.
Fungsi thesis statement, diantaranya :
Pernyataan
tesis melakukan dua fungsi:
·
Penulis menciptakan tesis untuk
fokus subjek esai.
·
Kehadiran pernyataan tesis yang
baik membantu pemahaman pembaca.
Apa
itu thesis statement? Thesis Statement adalah:
·
Memberitahu pembaca bagaimana kita
akan menafsirkan pentingnya materi pelajaran yang sedang dibahas.
·
adalah peta jalan untuk kertas,
dengan kata lain, ia memberitahu pembaca apa yang diharapkan dari sisa kertas.
·
langsung menjawab pertanyaan
diminta dari kita. Tesis merupakan interpretasi dari pertanyaan atau subjek,
bukan subjek itu sendiri. Subyek, atau topik, dari sebuah esai mungkin Perang
Dunia II atau Moby Dick, tesis maka harus menawarkan cara untuk memahami perang
atau novel.
·
Membuat klaim bahwa orang lain
mungkin membantah.
·
Biasanya satu kalimat di suatu tempat
di paragraf pertama kita yang menyajikan argumen kepada pembaca. Sisa kertas,
tubuh esai, mengumpulkan dan mengatur bukti yang akan membujuk pembaca dalam
logika penafsiran kita.
Pengingat
penting lainnya :
·
Tesis adalah hasil dari proses
berpikir yang panjang.
·
Sebelum kita mengembangkan argumen
tentang topik apa saja, kita harus mengumpulkan dan mengatur bukti, mencari
kemungkinan hubungan antara fakta yang diketahui (seperti kontras mengejutkan
atau kesamaan), dan berpikir tentang pentingnya hubungan ini.
Self
Assessment Procedure
Apakah tesis saya
lulus "So What?" Test? Jika pembaca respon pertama adalah, "So
What?" Maka kita perlu menjelaskan, untuk menjalin hubungan, atau
menghubungkan ke masalah yang lebih besar.
Apakah esai saya
mendukung tesis saya secara khusus dan tanpa berkeliaran? Jika tesis kita dan
tubuh esai kita tampaknya tidak pergi bersama-sama, salah satu dari mereka
harus berubah. Untuk mengubah tesis kita bekerja untuk mencerminkan hal-hal
yang sudah tahu dalam rangka penulisan makalah kita. Ingat, selalu menilai dan
merevisi tulisan kita yang diperlukan.
Apakah tesis saya
lulus "bagaimana dan mengapa?" Test? Jika pembaca respon pertama
adalah "bagaimana?" Atau "mengapa?" Tesis kita mungkin
terlalu terbuka dan kurang bimbingan bagi pembaca. Lihat apa yang dapat kita tambahkan
untuk memberikan pembaca tlebih baik pada posisi kita benar dari awal.
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap orang memiliki ideologi
masing-masing dalam setiap tulisannya dan value berhubungan erat dengan
sejarah. Jika kita membicarakan tentang sejarah, maka kita akan membiacarakan
tentang value. Serta, dalam menulis di perguruan tinggi, kita harus bisa
meyakinkan orang lain bahwa tulisan kita menarik dan thesis statement kita itu
mnarik dan penting. Sangat penting sekali sebuah thesis statement dalam tulisan
kita, karena itulah yang menjadi pokok pembahasan dalam tulisan yang kita buat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic