We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 03 Maret 2014

HARTA YANG TERPENDAM (BUKU)



Critical review 4 :
Speaking Truth to Power With Books

            Semua mengenal apa itu buku, buku yang didalamnya terdapat beberapa lembar tulisan yang setiap kata dari tulisan tersebut menganduk makna.  Judul kedua dalam critical review ini sangat menarik, yaitu “speaking truth to power with books”.  Yang paling membuat saya tertarik yaitu buku bisa menguasai kita, yang sebelumnya tidak terfikirkan bahwa buku itu bisa merubah dan menguasai kita.
            Berbicara masalah buku, maka tidak lepas dari sudut pandang subjek dan objeknya. Subjek dalam hal ini adalah seorang penulis ataupun pengarang akan karya. Seseorang yang sedang menuangkan hasil ijtihad pikirannya dalam bentuk karya apapun akan menghasilkan sebuah ‘peradaban’. Entah itu peradaban buku, pers ataupun lainnya. Karena pengetahuan yang tersalurkan lewat karya akan menjadi pengetahuan yang hidup.  Hal ini akan menjadi mungkin manakala dari sudut objek atau masyarakat memaknai dan menganalisis apa yang ada didalamnya. Dan akan mudah terwujud jika segenap elemen masyarakat menyadari akan pentingnya sebuah buku.
Ukuran pentingnya sebuah pengetahuan tidaklah dipandang dari segi mewahnya karya seseorang. Meski banyak karya hanya berupa timbunan kertas yang amburadul, namun esensinya butir-butir elemen pengetahuan digunakan dalam landasan berfikir. Akan lebih baik jika suatu karya disajikan dalam bentuk yang ringan dan enak dikonsumsi khalayak ramai.  Buku dan pengetahuan adalah satu kesatuan. Patron client keduanya mampu menembus urat nadi pengetahuan yang ada. Pengetahuan pada umumnya dapat diperoleh lewat pengkajian secara serius kepada buku. Sebaliknya, buku mempunyai inovasi untuk memuat pengetahuan-pengetahuan baru yang masih tersembunyi. Antara keduanya terjadi ‘kesesuaian organik’ yang mencoba membuka wahana baru di jagad ilmu pengetahuan.
            Tidak heran keterampilan menulis itu penting, karena setiap kejadian yang kita alamiakanlebih utuh dan berkesanapabila dituangkan dalam sebuah tulisan dan dijadikan sebuah buku.  Untuk mencurahkan semua pengetahuan baik itu isi hati, tidak cukup apabila hanya sekedar lewat percakapan atau dibicarakan tidak dengan dituliskan.  Karena terkadang setiap kata yang keluar dari pembicara tidak semuanya dicerna oleh pendengar.  Berbedadengan menuangkannya didalam tulisan, maka kita bisa membacanyaberulang-ulang kali sampai kita benar-benar memahaminya.
            Pernyataan yang saya ungkapkan itu benar adanya, karena kita juga bisa merasakannya dan bahkan mengalaminya.  Ketika kita hendak membutuhkan sebuah bukti atau acuan, kita tidak bisa mengambil referensi atau bukti yang secara lisan, terlebih lagi apabila kita tidak mempunyai saksi yang terkait dengan referensi tersebut.  Maka dari itu sebuah tulisan bisa dijadikan bukti atau referensi oleh seseorang.  Contohnya, sebuah informasipun itu dalam bentuk tulisan atau teks, karena apabila dalam bentuk lisan bisa jadi dari satu ke yang lainnya akan berbeda isi dari informasi tersebut.
            Tapi, kita tidak boleh dengan mudahnya terpengaruh oleh sebuah buku atau tulisan.  Karena tidak semua buku merubah kita menjadi baik, tapi ada juga buku yang mengajarkan tidak baik.  Karena buku bisa mempengaruhi pemikiran kita.  Maka dari itu untuk seorang pendidik atau guru harus lebih pandai lagi dalam memilah milih buku utnuk disajikan kepada siswanya.  Terlebih apabila untuk seorang siswa sekolah dasar, karena sesuai dengan pengalaman saya waktu SD, siswa sekolah dasar akan mengangguk-ngangguk saja apabila diperintah oleh gurunya.  Terkait siswa sekolah dasar itu mereka belum mempunyai pemikiran kritis.  Jangan sampai seorang guru sekolah dasar memberikan sebuah buku atau bacaan yang tidak semestinya, karena itu akan berakibat fatal.
            Sebagaimana yang telah saya tangkap dalam fikiran saya tentang buku ini adalah, ini adalah cerita tentang Howard Zinn yang berpendapat tentang pentingnya sebuah buku.  Zinn juga mengatakan bahwa buku dapt merubah seseorang, ini terbukti ketika Ia sedang berada disebuah kantin universitas Hawaii, disamping ada seorang mahasiswa yang sedang membaca buku yang berjudul “The color Purple” oleh Alice Walker yang teernyata itu adalah seorang muridnya.  Kemudian Zinn bertanya tentang buku tersebutkepada mahasiswa yang berada disampinya itu, dan jawabannya adalah “Buku ini mengubah hidup saya”.  Maka dari situ lah beliau mengakui bahwa buku bisamelakukan itu, maksudnya mengubah hidup seseorang.  Dan jika buku mengubah hidup seseorang dengan mengubah kesadaran seseorang, itu akan memiliki efek pada seseorang, dalam satu dua atau cara lain, cepat atau lambat, dengan kita tidak bisa melacaknya, buku beroperasi dibanyak cara untuk mengubah kesadaran masyarakat.
            Sebuah contoh dari buku dapat mengubah seseorang yaitu, disaat kita membaca tentang buku sejarah Indonesia, itu benar-benar mempengaruhi kita diantaranya: kita harus mematuhi segala peraturan Negara, menghormati, menghargai, dan mentaati pancasila.  Membangun kembali semangat 45 karena termotivasi dari perjuangan para pahlawan.  Itu adalah wawasan yang bisa kita dapatkan dari sebuah buku.  Itu mungkin hanya tersirat dalam cerita atau sejarah, akan tetapi efeknya sang kuat. 
            Kini saya merasakan buku ini mempengaruhi saya, terlebih ketika saya membaca tentang seorang Columbus yang dikenal sebagai orang yang menemukan benua amerika, Columbus pahlawan, Columbus baik, dan sebagainya.  Akan tetapi semua itu dibantah oleh Howard Zinn yang katanya Columbus itu orang yang tamak mencari emas, munafik, dan bersedia untuk membunuh.  Sungguh itu mengejutkan saya, dan memaksa saya untuk mencari kebenaran tentang Columbus, apakah benar Columbus seorang pembunuh?.
            Dari sejak saya SD, baru sekarang ini saya mendengar berita tersebut.   Memang sebelumnya seorang dosen saya pun berkata demikian tentang Columbus, dan saya masih belum percaya tentang hal itu.  Setelah saya sebutkan memang benar sebuah informasi yang hanya lewat lisan itu kurang berbobot, karena biasanya seorang pendengar ingin ada sebuah bukti tulisan yang menyebutkannya.  Begitupun dengan adanya issue tentang Columbus. 
            Sebuah kebenaran harus diungkap dengan fakta, begitupun tentang Columbus yang katanya orang pertama yang menemukan benua Amerika.  Sebagaimana yang telah saya teliti dalam internet yaitu penemu Benua Amerika adalah para penjelajah Muslim, bukan Columbus.  Pernyataan ini didasarkan pada bukti-bukti yang dikemukakan oleh para navigator  atau penjelajah dari orang-orang Afrika.  Selama ini selalu dipersepsikan bahwa penemu Benua Amerika adalah Christopher Columbus pada 12 oktober 1492.  menurut versi lain, penelitian ulang yang dilakukan oleh beberapa peneliti Barat, atau penelitian dari sumber-sumber tertulis dari kalangan Muslim, ilmuan Muslim, ditemukan data baru bahwa Benua Amerika ditemukan oleh penjelajah Muslim 603 tahun sebelum Colombus menginjakkan kakinya di benua Amerika.  Literatur yang menerangkan bahwa penjelajah Muslim sudah datang ke Amerika sebelum Colombus, antara lain pakar sejarah dan geografer Abul Hassan Ali Ibnu al-Hussain al-Masudi (871-957M). Dalam bukunya Muruj Adh-Dhahabwa Maad al-Jawhar (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels/Hamparan Emas dan tambang Permata), Al-Masudi telah menuliskan bahwa Khaskhas Ibnu Sa’ied Ibn Aswad, seorang penjelajah Muslim dari Cordova, Spanyol, berhasil mencapai benua Amerika pada 889 M.  Dr Mroueh menunjukkan sejumlah fakta bahwa Muslimin dari Anadalusia dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Colombus.
            Pertama, dalam bukunya Saga America (New York, 1980), Dr Barry Fell, arkeolog dan ahli bahasa berkebangsaan Selandia Baru jebolan Harvard University menunjukan bukti-bukti detail bahwa berabad-abad sebelum Colombus, telah bermukim kaum Muslimin dari Afrika Utara dan Barat di benua Amerika. Tak heran jika bahasa masyarakat Indian Pima dan Algonquain memiliki beberapa kosakata yang berasal dari bahasa Arab.
            Kedua, dalam bukunya: Africa and the Discovery of America (1920), pakar sejarah dari Harvard University, Loe Weiner, menulis bahwa Colombus sendiri sebenarnya juga mengetahui kehadiran orang-orang Islam yang tersebar di Karibia, Amerika Utara, Tengah dan Selatan, termasuk Kanada. Tapi tak seperti Colombus yang ingin menguasai dan memperbudak penduduk asli Amerika, umat Islam datang untuk berdagang, berasimilasi dan melakukan pernikahan dengan orang-orang India suku Iroquis dan Algonquin. Colombus juga mengakui, dalam pelayaran antara gibara dan Pantai Kuba, 21 Oktober 1492, ia melihat masjid berdiri di atas bukit dengan indahnya. Saat ini, reruntuhan masjid-masjid itu telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.
            Ketiga, John Boyd Thacher dalam bukunya Christopher Colombus yang terbit di New York, 1950, menunjukkan Colombus telah menulis bahwa pada hari Senin, 21 Oktober 1492, ketika sedang berlayar di dekat Cibara, bagian tenggara pantai Kuba, ia menyaksikan masjid di atas puncak bukit yang indah. Sementara itu, dalam rangkaian penelitian antropologis, para antropolog dan arkeolog memang menemukan reruntuhan beberapa masjid dan menaranya serta ayat-ayat al-Qur’an di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.
Keempat, Clyde Ahmad Winters dalam bukunya Islam in Early North and South America, yang diterbitkan Al-Ittihad, Juli 1977, halaman 60 menyebutkan, para antropolog yang melakukan penelitian telah menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah Mississipi dan Arizona. Prasasti itu menerangkan bahwa imigran Muslim pertama tersebut juga membawa gajah dari Afrika.
            Bukti lainnya adalah, Columbus sendiri mengetahui bahwa orang-orang Carib (Karibia) adalah pengikut Nabi Muhammad. Dia faham bahwa orang-orang Islam telah berada di sana terutama orang-orang dari Pantai Barat Afrika. Mereka mendiami Karibia, Amerika Utara dan Selatan. Namun tidak seperti Columbus yang ingin menguasai dan memperbudak rakyat Amerika. Orang-Orang Islam datang untuk berdagang dan bahkan beberapa menikahi orang-orang pribumi.
Lebih lanjut Columbus mengakui pada 21 Oktober 1492 dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba melihat sebuah masjid (berdiri di atas bukit dengan indahnya menurut sumber tulisan lain). Sampai saat ini sisa-sisa reruntuhan masjid telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.
Dan tahukah anda? Dua orang nahkoda kapal yang dipimpin oleh Columbus yaitu kapten kapal Pinta dan Nina adalah orang-orang muslim yaitu dua bersaudara Martin Alonso Pinzon dan Vicente Yanex Pinzon yang masih keluarga dari Sultan Maroko Abuzayan Muhammad III (1362). [THACHER,JOHN BOYD: Christopher Columbus, New York 1950]
Dan mengapa hanya Columbus saja yang sampai saat ini dikenal sebagai penemu benua Amerika? Karena saat terjadi pengusiran kaum Yahudi dari Spanyol sebanyak 300.000 orang Yahudi oleh raja Ferdinand seorang Kristen yang taat, membuat orang-orang Yahudi menggalang dana untuk pelayaran Columbus dan berita ‘penemuan benua Amerika’ dikirim pertama kali oleh Christopher Columbus kepada kawan-kawannya orang Yahudi di Spanyol..!
Pelayaran Columbus ini nampaknya haus publikasi dan diperlukan untuk menciptakan legenda sesuai dengan ‘pesan sponsor’ Yahudi sang penyandang dana. Kisah selanjutnya kita tahu bahwa media massa dan publikasi dikuasai oleh orang-orang Yahudi yang bahkan dibenci oleh orang-orang seperti Henry Ford si raja mobil Amerika itu.
Dan juga tahukah anda? sebenarnya laksamana Zheng He atau yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama laksamana Cheng Ho adalah juga penemu benua Amerika pertama, sekitar 70 tahun sebelum Columbus?
Bahkan menurutnya, Zheng He ‘mengalahkan’ Columbus dengan rentang waktu sekitar 70 tahun. Apa yang dikemukakan Menzies tentu membuat kehebohan lantaran masyarakat dunia selama ini mengetahui bahwa Columbus-lah si penemu benua Amerika pada sekitar abad ke-15. Pernyataan Menzies ini dikuatkan dengan sejumlah bukti sejarah.
Maka tampak ada ketidak-jujuran dalam menuliskan fakta sejarah tentang penemuan benua Amerika. Penyelewengan sejarah oleh orang-orang Yahudi yang terjadi sejak pertama kali mereka bersama-sama orang Eropa menjejakkan kaki ke benua Amerika.  Sungguh menyebalkan, selama bertahun-tahun kita dibutakan oleh semaraknya berita bahwa Columbus adalah orang pertama yang menemukan Benua Amerika.  Dari sejak SD pertanyaan tentang siapa penemu Benua Amerika itu sering ada setiap ujian pada pelajaran sejarah, dan jawabannya pun tetapcolumbus tidak ada yang lain.  Maka dari itu saya merasa terkejut dengan berita ini.
Mengingat, bahwa buku dapat merubah seseorang.  Kini tulisan Howard Zinn telah merubah pandangan saya tentang Columbus, karena memang adanya bukti terkait issue Columbus si pembunuh.  Namun, apakah benar Columbus itu seorang pembunuh?.  Sebaiknya mari kita mencari fakta dan buktinya.
Ternyata dan ternyata Columbus adalah Columbus adalah penjahat kemanusiaan.  Puluhan juta suku asli Indian musnah olehnya.  Dua peneliti dari Universitas California, Sherburne dan Woodrow, di tahun 1492 jumlah orang Arawak 8 juta jiwa, tahun 1496 Columbus datang. Di tahun 1508-1518, dari 8 juta tinggal tersisa 100.000 orang Arawak.  Bahkan di tahun 1514, orang Arawak dewasa tinggal 22.000.
Peneliti lain, Cook dan Borah menulis angka 27.800 (1514). “Dalam jangka waktu 20 tahun, Columbus telah membantai 90% bangsa Arawak, yang pada awalnya berjumlah 8 juta jadi tinggal 28.000-an orang.”
Selama kurang seabad Columbus di benua baru, sekitar 95 juta orang telah dibunuh secara kejam. Saat Columbus tiba di Amerika, ada 30 juta orang penduduk pribumi. Namun beberapa tahun kemudian jumlahnya menyusut tinggal 2 juta.
Dalam buku berjudul “The conquest of Paradise: Christopher Colombus and the Columbian Legacy” (1991), Kirkpatrick Sale menyatakan, “Ini lebih dari suatu pembantaian biasa, ini satu pembunuhan besar-besaran, yang menghabisi lebih dari 99% penduduk, pemusnahan satu generasi.”
Pemusnahan suku Indian di Amerika ini bukan hanya dilakukan dengan pengejaran dan pembantaian, tapi juga dengan ‘senjata biologi’ bernama virus cacar. Sejumlah selimut bekas pasien cacar yang tentu saja telah terpapar virusnya, dibawa Columbus dan dipakai untuk menyelimuti orang-orang Indian yang sakit. Bukannya sembuh, banyak orang Indian yang mati dan wabah cacar dengan cepat membunuh puluhan ribu orang-orang Indian lainnya. Hal yang sama dilakukan Hernando Cortez tatkala merebut Meksiko yang saat pertama menjejakkan kaki di negeri itu pada Februari 1519, jumlah penduduk aslinya ada sekitar 25 juta jiwa, tetapi pada 1605 jumlah itu tinggal 1 juta jiwa saja.
Betapa mengerikan bukan? Seorang sosok Columbus yang kita ketahui adalah seorang penemu besar, pahlawan, dan shaleh, ternyata semuanya bohong.  Betapa menyebalkan kita telah dibutakan dengan buku yang menuliskan bahwa Columbus adalah seorang penemu besar Benua Amerika.  Ternyata dan ternyata semuanya bulshit!.
Terkait mengenai teks oppa Howard Zinn, sebelumnya saya tidak mengerti tentang teks tersebut disaat saya membaca dua paragraph dari tulisan beliau.  Karena pada bagian paragraph pertama beliau bercerita tentang dirinya.  Akan tetapi setelahmembaca paragraph berikutnya, saya mulai memahami  maksud dari teks tersebut.  Dalam tulisannya, beliau bukanlah terlahir dari keluarga yang berlatar belakang pintar yang memiliki perpustakaan. Akan tetapi dia menjadi seorang yang sadar sosial dan seorang aktivis.  Beliau menjadi seperti itu karena bermula dari kgemarannya dalam membaca dan mengoleksi berbagai buku-buku.  Didalamnya beliau menyebutkan bahwa wawasan berasal dari buku-buku.  Tidak hanya itu, beliau juga menyebutkan bahwa buku dapat mengubah seseorang, dengan begitu buku juga dapat mngubah dunia.  Kini, terbesit pertanyaan didalam benak saya yaitu apabila kalangan masyarakat indonesia kurang gemar dalam membaca buku, apakah mereka tidak bisa merubah diri mereka dan bahkan merubah dunia?.
Untuk jawabannya adalah ya, karena apabila kita kurang gemar dalam membaca buku berarti menurunnya keinginan untuk menambah pengetahuan lewat jendela dunia berupa bacaan sebagai sumber informasi.  Kurangnya kegemaran membaca di kalangan siswa terjadi karena siswa terbiasa dicekoki oleh informasi instan yang biasa diperoleh dari siaran TV dan media elektronik lainnya. Disamping itu, remaja menganggap membaca adalah hal yang membosankan. Padahal dengan membaca cakrawala intelektual kita bisa terbuka dan menjadikan kita lebih tanggap akan lingkungan sekitar.
Mengingat pentingnya membaca dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi para pelajar, maka tingginya minat baca bagi para pelajar, wajib dipupuk karena membaca amat menentukan bagi prestasi seorang pelajar. Bagaimana prestasi belajar siswa akan tinggi jika para siswa enggan membaca  baik buku–buku yang berhubungan denganpelajaran ataupun buku–buku lainnya yang menunjang?.
Buku adalah harta terpendam yang dapat mencerdaskan bangsa, bagaimana bangsa kita bisa cerdas jika setiap pelajarnya enggan untuk membacanya. Tinggi rendahnya minat baca suatu bangsa amat menentukan kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia sangat menentukan perkembangan suatu bangsa.
o   Apa yang menyebabkan munculnya masalah kurang membaca ?
·         Karena membaca bukan budaya masyarakat Indonesia. Kita lebih terbiasa mendengar orang tua ataupun kakek nenek kita bercerita dan mendongeng ketimbang membaca buku cerita.
·         Pengaruh budaya dengar, tonton, dan media elektronik yang berkembang pesat. Anak tidak dibiasakannya mengisi waktu luang dengan membaca buku, sebaliknya tahan berlama-lama nonton televisi. Ada yang mengatakan bahwa budaya baca di Indonesia yang memprihatinkan ini karena kita langsung meloncat dari budaya lisan ke gambar (televisi dan film). Sedangkan negara-negara barat dimulai dari budaya bicara, baca, baru ke gambar.
·         Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat pelajar atau mahasiswa harus membaca buku, mencari, dan menentukan informasi lebih dari sumber yang diajarkan di sekolah.
·         Kurang tersedianya buku-buku yang berkualitas dengan harga yang terjangkau juga menjadi faktor penyebab rendahnya minat baca. Hal itu diperparah minimnya perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau. Juga kurang memadainya koleksi, fasilitas, dan pelayanan yang ada. Termasuk, tidak meratanya penerbitan dan distribusi buku ke berbagai daerah.
Rendahnya minat baca dari hasil penelitian Writingsdy, (2007) bahwa:”...bagaimana kondisi minat baca di Indonesia?...”.  sebuah pertanyaan di atas dengan berat hati kita katakan, minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Itu terlihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2006. Bahwa:”... masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Orang lebih memilih menonton TV (85,9%) dan/atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%)...”.. ini salah satu contoh rencahnya minat membaca.
            Dari semuanya kita dapat mengambil kesimpulan yaitu : sebuah keterampilan membaca dan menulis adalah sesuatu yang sangat penting.  Kita sering mendengar kalimat ’Buku adalah Sebagai Jendela Dunia’.  Memang benar, buku adalah jendela dunia, karena dengan membaca buku kita mendapat wawasan yang baru.  Tidak hanya itu buku juga dapat merubah seseorang, bahkan dunia.  Akan tetapi, tidak semua buku memiliki efek yang kuat.  Seperti halnya buku yang menuliskan Columbus sebagai penemu besar. Maka dari itu kita harus pandai memilih buku yang benar-benar dapat merubah kita dalam kebaikan tidak dalam kesesatan.  Buku adalah harta terpendam yang dapat mencerdaskan bangsa.   Maka dari itu bagaimana Negara indonesia bisa maju, apabila kemampuan membaca bukunya masih minim.  Karena buku adalah factor untuk meningkatkan bahkan menurunkan kualitas seseorang bahkan bangsa. 




References
http://ksatriapena.wordpress.com/2012/10/16/mengungkap-kebiadaban-columbus/






           

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic