Banyak orang mengatakan bahwa jaman sekarang adalah jaman edan,
jaman penuh perubahan, jaman serba instant, jaman penuh informasi, jaman
kesuksesan teknologi. Semuanya terangkum dalam satu jaman, yaitu jaman modern. Pada
jaman modernisasi ini semuanya serba mudah kita dapatkan, nikmati dan rasakan
apa yang kita inginkan.
Dulu, orang mengatakan sangat sulit mendengarkan radio, tapi
sekarang malah dianggap kuno. Dulu, orang sulit menonton TV, tapi sekarang
malah dianggap tak bearti. Keberadaan barang tersier mengalami turun jabatan
menjadi skunder, barang skunder mengalami kemunduran menjadi premier, dan
barang premier sudah tak bernyawa lagi. Inilah potret perkembangan modern yang
sedang kita rassakan ini. Kemudian, apakah ada jaman lagi setelah jaman modern
ini? Innilah tantangan kita sebagai generasi bangsa. Wallahu a’lam bishoab.
Ditegah era informasi ini, dunia tulis menulis telah menjadi bagiaan
yang tak terpisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Di era seperti ini dunia
tidak lagi mengandalkan komunikasi verbal yang lambat, tidak efektif, dan
efisien. Komunikasi dan pertukaran informasi dalam bentuk tulisan jauh lebih
efektif, efisien, dan akurat.
Dengan menulis, orang akan bisa menyuarakan aspirasinya, berupa
ide, gagasan, laporan peristiwa, persoalan, keadaan ekonomi, social, budaya,
dan politik secara lugas, objektif, transparan, dan argumentative, serat
berdimensi social. Jika tulisan tersebut dimuat diharian jawa pos misalnya,
maka masyarakat Indonesia mulai dari Jawa Timur sampai Aceh, Irian Jaya,
Kalimantan, Sulawesi, dan Seluruh daerah yang ada dalam jaringan Jawa Pos Group
akan membaca, menyimak, dan merenugkan ide yang dilontarkannya. Apalagi dengan
bantuan internet, semua tulisan akan dengan mudah dibaca masyarakat dunia.
Nothing but literacy engineering. Inilah
sebah judul yang dijadikan sebagai pengantar menuju pembelajaran pada pertemuan
ketiga ini. Sebagai pembangkit rasa
penasaran kita maka pemateri telah menyajikan sebuah kalimat yang sangat
memotivasi kita dalam belajar. Yaitu ‘ Education is not the filling of pail,
but the lightening of a fire’. Maksudnya adalah era informs ini, dunia
pendidikan bukanlah dikiaskan sebagai seseorang yang seang mengisi ember dengan
air, tau sesuatu. Akan tetapi pendidikan pada era ini adalah bagaiman kita
mampu meyalakan bara api sehingga ketika ada orang yang melihat akan meras
kepanasan dan pastinya akan berfikir bagaimana kita melawan bara api tersebut.
Pemikiran seperti ini sangat cocok dengan keadaan yang kita rasakan
sekarang ini. Banyak orang mengatakan bahwa dunia semakin panas dikarenakan Global
Warming yang diakibatkan oleh terus kelangsungannya pembngunan gedung-gedung
berkaca pencakar langit dan meluasnya penebangan hutan yang dijadikan sebagai
lahan cocok tanam baru. Tetapi menurut saya bukanlah seperti itu, bumi yang
semakin panas yang sesungguhnya adalah semakin sengitnya orang-orang dalam
berkompetisi memajukan pemikirannya. Maka dari itu perang yang terbesar di
dunia adalah perang ideology atau perang dingin. Bukan lagi secara fisik
dikatakan sebagai yag terkuat, yang dapat dilihat dengan jelas adalah Korea
Utara. Dengan literasi yang tinggi, maka mereka dengan sangat mudah menciptakan
Nuklir yang sampai saat ini sangat ditakuti oleh banyak negara di dunia.
Kenyataan seperti itu berbanding dengan apa yang dikatakan oleh
Michael Barber bahwa standar kelas dunia pada abad ke-22 ini akan menuntut
setiap orang untuk ahli dalam Literasi, ahli numeral, mendapatkan informasi
dengan baik, mampu belajar dan berkembang terus-menerus, dan mampu berperan
sebagai warga masyarakat yang demokratis.
Kemudian, merujuk pada pertemuan sebelumnya bahwa akademik writing
terdiri dari beberapa komponen, yaitu: penggunaan kata formal, penggunaan
bahasa yang kritis, penggunaan struktur grammatical yang baik, dan penggunaan system
yang tepat. Kemudian, academic writing tersebut menjadi 9 elemen, yaitu:
1.
kohesi
(pembentukan sebauh teks dari setiap kalimat dan penerapannya yang terpadu,
dalam artian antara kalimat satu dengan yang lainnya harus terpadu antara
paragrapnya)
2.
Clarity
(mengandung makna dan mampu membari kejelasan bagi para pembaca. Kejelasan
dalam penjelasan dalam Academic Writing ini snagat diwajibkan bag para penulis
karena dalam penilaian dari sisi tujuannya penulisan academic writing ini
ditujukan bagi para pembaca yang kelak akan dijadikan bahan referensi).
3.
Logical
Order (kegiatan menulis merupakan sebua aktualisasi diri dari ilmu pengetahuan
melalui tilsan. Maka dari itu dalam penulisannya harus menggunakan
urutan-urutan yang logis, supaya menjadi sebuah karya yang dapat dinikmati
keindahannya. Kegiatan ini lebih mengarah pada penggalian informasi yang
cenderung bergerak dari umum ke khusus).
4.
Consistency
(konsistensi mengarah pada keragaman gaya penulisan biar tidak terlihat flat
dan kurang ada sense yang dibangun).
5.
Unity
(sederhananya, kesatuan yangmengarah pada pengecualian informasi yang tidak
secara langsung berhubungan dengan topic yang sedang didiskusikan dalam sebuah paragraph
tertentu).
6.
Completeness
(informasi yang tidak penting harus dihilangkan, penulis memiliki sebuah maksud
untuk mengembangkan informasi penting pada topic tertentu. Contoh, dalam
definisi cacar air, pembaca akan mengharapkan bahwa cacar air adalah penyakit
utama anak-anak yang ditandai dengan adanya bintik-bintik merah).
7.
Conciseness
(pemilihan kata yang baik sehingga tidak menimbulkan kesan pemborosan kata. Disini
uga menganurkan penulis untuk mengarah pada suatu suatu permassalahan yang
sedang ditulis).
8.
Variety
(penggunaan kata yang beragam sehingga pembaca mampu dengan mudah menambahkan
bumbu pada teks tersebut).
9.
Formality
(menggunakan bahasa formal dengan pemilihan kosakata yang canggih dan
terstruktur penggunaan grammatical-nya. Dan juga menghindari penggunaan kata ‘saya’
karena dalam penulisan academic writing ini bersifat pasif).
Dengan demikian, penulisan academic writing ini dikatakan sebagai
sebuah karya yang menuntu para penulis untuk mempertimbangkan hal-hal yang
telah dijelaskan diatas agar tercipta suatu karya yang indah dan mampu member manfaat
yang luar biasa bagi para pembacanya serta mampu mengubah keadaan suatu bangsa
yang mampu bersaing lebih lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic