We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Selasa, 04 Maret 2014

Third Class Review BEFORE BEING A GOOD LITERATURE



Banyak orang mengatakan bahwa jaman sekarang adalah jaman edan, jaman penuh perubahan, jaman serba instant, jaman penuh informasi, jaman kesuksesan teknologi. Semuanya terangkum dalam satu jaman, yaitu jaman modern. Pada jaman modernisasi ini semuanya serba mudah kita dapatkan, nikmati dan rasakan apa yang kita inginkan.
Dulu, orang mengatakan sangat sulit mendengarkan radio, tapi sekarang malah dianggap kuno. Dulu, orang sulit menonton TV, tapi sekarang malah dianggap tak bearti. Keberadaan barang tersier mengalami turun jabatan menjadi skunder, barang skunder mengalami kemunduran menjadi premier, dan barang premier sudah tak bernyawa lagi. Inilah potret perkembangan modern yang sedang kita rassakan ini. Kemudian, apakah ada jaman lagi setelah jaman modern ini? Innilah tantangan kita sebagai generasi bangsa. Wallahu a’lam bishoab.
Ditegah era informasi ini, dunia tulis menulis telah menjadi bagiaan yang tak terpisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Di era seperti ini dunia tidak lagi mengandalkan komunikasi verbal yang lambat, tidak efektif, dan efisien. Komunikasi dan pertukaran informasi dalam bentuk tulisan jauh lebih efektif, efisien, dan akurat.
Dengan menulis, orang akan bisa menyuarakan aspirasinya, berupa ide, gagasan, laporan peristiwa, persoalan, keadaan ekonomi, social, budaya, dan politik secara lugas, objektif, transparan, dan argumentative, serat berdimensi social. Jika tulisan tersebut dimuat diharian jawa pos misalnya, maka masyarakat Indonesia mulai dari Jawa Timur sampai Aceh, Irian Jaya, Kalimantan, Sulawesi, dan Seluruh daerah yang ada dalam jaringan Jawa Pos Group akan membaca, menyimak, dan merenugkan ide yang dilontarkannya. Apalagi dengan bantuan internet, semua tulisan akan dengan mudah dibaca masyarakat dunia.
Nothing but literacy engineering. Inilah sebah judul yang dijadikan sebagai pengantar menuju pembelajaran pada pertemuan ketiga ini. Sebagai  pembangkit rasa penasaran kita maka pemateri telah menyajikan sebuah kalimat yang sangat memotivasi kita dalam belajar. Yaitu ‘ Education is not the filling of pail, but the lightening of a fire’. Maksudnya adalah era informs ini, dunia pendidikan bukanlah dikiaskan sebagai seseorang yang seang mengisi ember dengan air, tau sesuatu. Akan tetapi pendidikan pada era ini adalah bagaiman kita mampu meyalakan bara api sehingga ketika ada orang yang melihat akan meras kepanasan dan pastinya akan berfikir bagaimana kita melawan bara api tersebut.
Pemikiran seperti ini sangat cocok dengan keadaan yang kita rasakan sekarang ini. Banyak orang mengatakan bahwa dunia semakin panas dikarenakan Global Warming yang diakibatkan oleh terus kelangsungannya pembngunan gedung-gedung berkaca pencakar langit dan meluasnya penebangan hutan yang dijadikan sebagai lahan cocok tanam baru. Tetapi menurut saya bukanlah seperti itu, bumi yang semakin panas yang sesungguhnya adalah semakin sengitnya orang-orang dalam berkompetisi memajukan pemikirannya. Maka dari itu perang yang terbesar di dunia adalah perang ideology atau perang dingin. Bukan lagi secara fisik dikatakan sebagai yag terkuat, yang dapat dilihat dengan jelas adalah Korea Utara. Dengan literasi yang tinggi, maka mereka dengan sangat mudah menciptakan Nuklir yang sampai saat ini sangat ditakuti oleh banyak negara di dunia.
Kenyataan seperti itu berbanding dengan apa yang dikatakan oleh Michael Barber bahwa standar kelas dunia pada abad ke-22 ini akan menuntut setiap orang untuk ahli dalam Literasi, ahli numeral, mendapatkan informasi dengan baik, mampu belajar dan berkembang terus-menerus, dan mampu berperan sebagai warga masyarakat yang demokratis.
Kemudian, merujuk pada pertemuan sebelumnya bahwa akademik writing terdiri dari beberapa komponen, yaitu: penggunaan kata formal, penggunaan bahasa yang kritis, penggunaan struktur grammatical yang baik, dan penggunaan system yang tepat. Kemudian, academic writing tersebut menjadi 9 elemen, yaitu:
1.      kohesi (pembentukan sebauh teks dari setiap kalimat dan penerapannya yang terpadu, dalam artian antara kalimat satu dengan yang lainnya harus terpadu antara paragrapnya)
2.      Clarity (mengandung makna dan mampu membari kejelasan bagi para pembaca. Kejelasan dalam penjelasan dalam Academic Writing ini snagat diwajibkan bag para penulis karena dalam penilaian dari sisi tujuannya penulisan academic writing ini ditujukan bagi para pembaca yang kelak akan dijadikan bahan referensi).
3.      Logical Order (kegiatan menulis merupakan sebua aktualisasi diri dari ilmu pengetahuan melalui tilsan. Maka dari itu dalam penulisannya harus menggunakan urutan-urutan yang logis, supaya menjadi sebuah karya yang dapat dinikmati keindahannya. Kegiatan ini lebih mengarah pada penggalian informasi yang cenderung bergerak dari umum ke khusus).
4.      Consistency (konsistensi mengarah pada keragaman gaya penulisan biar tidak terlihat flat dan kurang ada sense yang dibangun).
5.      Unity (sederhananya, kesatuan yangmengarah pada pengecualian informasi yang tidak secara langsung berhubungan dengan topic yang sedang didiskusikan dalam sebuah paragraph tertentu).
6.      Completeness (informasi yang tidak penting harus dihilangkan, penulis memiliki sebuah maksud untuk mengembangkan informasi penting pada topic tertentu. Contoh, dalam definisi cacar air, pembaca akan mengharapkan bahwa cacar air adalah penyakit utama anak-anak yang ditandai dengan adanya bintik-bintik merah).
7.      Conciseness (pemilihan kata yang baik sehingga tidak menimbulkan kesan pemborosan kata. Disini uga menganurkan penulis untuk mengarah pada suatu suatu permassalahan yang sedang ditulis).
8.      Variety (penggunaan kata yang beragam sehingga pembaca mampu dengan mudah menambahkan bumbu pada teks tersebut).
9.      Formality (menggunakan bahasa formal dengan pemilihan kosakata yang canggih dan terstruktur penggunaan grammatical-nya. Dan juga menghindari penggunaan kata ‘saya’ karena dalam penulisan academic writing ini bersifat pasif).
Dengan demikian, penulisan academic writing ini dikatakan sebagai sebuah karya yang menuntu para penulis untuk mempertimbangkan hal-hal yang telah dijelaskan diatas agar tercipta suatu karya yang indah dan mampu member manfaat yang luar biasa bagi para pembacanya serta mampu mengubah keadaan suatu bangsa yang mampu bersaing lebih lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic